Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

GASTROENTERITIS
Pembimbing : dr. Nur Ramadhan, Sp. A, M. Biomed
Oleh : Hafizh Al-Amanah (2131210077)
Muhammad Sholihuddin (2131210078)

RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN


CLERKSHIP FK UNISMA
2017
Latar Belakang

 Gastroenteritis adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus yang ditandai
dengan buang air besar lembek atau cair (diare), dapat bercampur darah atau lender
dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam. Biasanya disertai dengan muntah,
demam, rasa tidak nyaman di perut, peningkatan suhu tubuh dan penurunan nafsu
makan (Pengurus Besar IDI, 2014).
 Indonesia mencatat angka kejadian gastroenteritis yaitu sekitar 120-130 kejadian per 1000
penduduk. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), WHO
menyebutkan angka penderita gastroenteritis tetap tinggi, terutama di negara
berkembang.
 Pada umumnya gastroenteritis akut di Indonesia disebabkan oleh masalah kebersihan
lingkungan, kebersihan makanan, dan juga infeksi mikroorganisme (bakteri, virus, dan
jamur) (Diastyrini, 2009).
 Tujuan
 Tujuan Umum
Mampu mendiagnosa dan melakukan penatalaksanaan penyakit gastroenteritis
akut.
 Tujuan Khusus
Mengetahui dasar penegakan diagnosa serta rencana penatalaksanaan penyakit
gastroenteritis akut.
 Manfaat
Diharapkan laporan kasus ini dapat bermanfaat sebagai sarana ilmu pengetahuan
medis dan dapat dijadikan sebagai bahan literatur tentang gambaran penyakit
gastroenteritis akut.
Identitas Pasien

 Nama : An. P
 Jenis kelamin : Perempuan
 Usia : 6 tahun
 Agama : Islam
 Anak ke :-
 Alamat : Malang
 Tgl. Masuk RS : Rabu, 22 November 2017
 No. RM : 440116
Anamnesa

Keluhan Utama
• Panas 5 hari yang lalu

Keluhan Tambahan
• Muntah warna keruh kehitaman
• BAB cair 2 hari
• pusing
Riwayat penyakit sekarang
• panas 5 hari yang lalu. Panas dirasakan terus menerus dan sedikit reda
dengan istirahat. Pasien juga mengeluhkan muntah warna kehitaman dan
BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi feses cair, tidak ada lendir
maupun darah dalam feses sejak 2 hari yang lalu.
Riwayat penyakit dahulu
• Tidak ada data

Riwayat penyakit keluarga


• Tidak ada data

Riwayat kebiasaan
• Suka jajan disekolah.
Riwayat sosial ekonomi
• Menengah kebawah.

Riwayat pengobatan
• Diberi obat dari puskesmas

Riwayat alergi
• Tidak ada data
KU :
Tampak
lemah
Kesadaran
BB : 18 kg : Compos
mentis

Pemeriksa
TD : an fisik Nadi :
(tidak 120x/me
ada nit
data)

RR:
Suhu:
38,3oC (tidak ada
data)
Kepala :
Pemeriksaan Fisik • Tidak didapatkan data

Mata :
• Tidak didapatkan data

Hidung :
• Tidak didapatkan
data

Mulut : Telinga :
• Tidak
• Tidak didapatkan data
didapatka
n data
Leher :
• Tidak
didapatkan
data
Thorax
• Tidak ada data

Abdomen
• Bising usus (+)
Ekstremitas Atas :

• Tidak ada data

Ekstremitas Bawah :

• Tidak ada data


Pemeriksaan Penunjang
yang Sudah Dilakukan

•Eritrosit : dBN
•Hb : dBN
•Trombosit : dBN
Darah •Leukosit : dBN
lengkap -Hitung Jenis
•Eosinofil : 0,3% (0-5)
•Basofil : 0,4% (0-1)
•Neutrofil : 77,3% (30-50)
•Limfosit : 13% (22-45)
•Monosit : 8,8% (0-7)
Resume

 An. P usia 6 tahun dibawa kedua orang tuanya ke RS dengan keluhan panas 5 hari yang
lalu. Panas dirasakan terus menerus dan sedikit reda dengan istirahat. Pasien juga
mengeluhkan muntah warna kehitaman dan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan
konsistensi feses cair, tidak ada lendir maupun darah dalam feses sejak 2 hari yang lalu.
An. P sudah dibawa ke puskesmas terdekat, lalu diberikan obat (ibu tidak tahu namanya)
namun keluhan dirasa tidak membaik. Suka jajan disekolah
 Pemeriksaan Fisik : Keadaan Umum: Agak Lemah, GCS: 456, tekanan darah tidak ada
data, suhu: 38,3oC, nadi: 120x/menit, BB: 18 kg. Pem.Penunjang : Pemeriksaan darah
lengkap (DL), Feses lengkap (FL), dan Tes widal.
Diagnosa Banding

Diagnosis
Gastroenteritis Akut
Kerja

Dengue
Hemorrhagic Fever

Typhoid Fever
Pemeriksaan Penunjang yang
disarankan

Pemeriksaan feses lengkap


Tes widal
Penatalaksanaan

• Medikamentosa : Cefotaxim 3x600 mg, Infus KAEN 3B 1000/24


jam : 4 tpm, Ranitidin IV 2x10 mg, Ondonsetron IV 3x2 mg,
Sanmol syr 4x7,5 ml, Zink syr 1x5 ml
• Non-Medikamentosa
Perbanyak minum air putih
Ibu harus membawa kembali anaknya ke dokter, apabila:
Deman
Diare cair semakin sering
Ada darah atau lendir pada tinja
Muntah terus-menerus
Terdapat tanda-tanda dehidrasi sedang/berat
Tinjauan Pustaka

Diagnosa Gastroenteritis
Definisi

 Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan


usus halus yang di tandai dengan muntah-muntah dan diare yang
berakibat kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi
dan gejala keseimbangan elektrolit (Cecyly, Betz.2002).
Etiologi
 Faktor infeksi  Faktor malabsorbsi:
 Infeksi internal : infeksi saluran  Malabsorbsi karbohidrat : disakarida
pencernaan makanan yang (intoleransi laktosa, maltosa, dan
merupakan penyebab utama sukrosa), mosiosakarida (intoleransi
gastroenteritis pada anak, meliputi glukosa, fruktosa, dan galatosa).
infeksi internal sebagai berikut:
 Malabsorbsi lemak
 Infeksi bakteri : vibrio, ecoly,
 Malabsorbsi protein
salmonella shigella, capylabactor,
versinia aoromonas dan sebagainya.  Faktor makanan
 Infeksi virus : entero virus ( v.echo,  Makanan basi, beracun dan alergi
coxsacria, poliomyelitis) terhadap makanan.
 Infeksi parasit : cacing ( ascaris, tricuris,  Faktor psikologis
oxyuris, srongyloidis, protozoa, jamur).  Rasa takut dan cemas (jarang tetapi
 infeksi parenteral : infeksi di luar alat dapat terjadi pada anak yang lebih
pencernaan, seperti : OMA, tonsilitis, besar) (Mansjoer arief, 2000)
bronkopneumonia, dan lainnya.
Patofisiologi
Berdasarkan Hasan (2005), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:
 Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air
dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare tidak karena peningkatan isi rongga usus.
 Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat di serap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi
rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
 Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
Manifestasi klinis

 Konsistensi feces cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin sering


 Muntah (umumnya tidak lama)
 Demam (mungkin ada, mungkin tidak)
 Kram abdomen, tenesmus
 Membrane mukosa kering
 Fontanel cekung (bayi)
 Berat badan menurun
 Malaise (Cecyly, Betz.2002)
Komplikasi

 Dehidrasi
 Renyatan Hiporomelik
 Kejang
 Bakterikimia
 Malnutrisi
 Hipoglikimia
 Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
Dari komplikasi Gastroenteritis, tingkat dehidrasi
dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

 Dehidrasi ringan
 Kehilangan cairan 2 – 5% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
 Dehidrasi sedang
 Kehilangan 5 – 8% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara
serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
 Dehidrasi berat
 Kehilangan cairan 8 – 10% dari BB dengan gambaran klinik seperti tanda
dihidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai
koma, otot kaku sampai sianosis.
Diagnosa Gastroenteritis

Dapat dilakukan secara klinis seperti


 Pada anamnesis didapatkan Malaise, Diare lunak sampai dengan cair, Anoreksia,
mual, muntah, Perut mulas sampai dengan nyeri (nyeri pada kuadran kanan bawah,
abdomen tengah bawah), Haus, kencing menurun, Nadi mkeningkat, tekanan darah
turun dan respirasi rate turun cepat.
 Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum seperti Lemah, gelisah, Penurunan
lemak/masa otot, penurunan tonus, Penurunan turgor, pucat, mata cekung, Nyeri
tekan abdomen, Urine kurang dari normal, Hipertermi, Hipoksia/Cyanosis,
kering,Peristaltik usus lebih dari normal.
 Diagnosa juga dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan
penunjang laboratorium seperti;
 Darah lengkap didaptkan Hematokrit meningkat, leukosit menurun
 Feses didaptkan Bakteri atau parasit
 Elektrolit didapatkan Natrium dan Kalium menurun
 Urinalisa didapatkan Urin pekat, BJ meningkat
 Analisa Gas Darah didapatkan Asidosis metabolik (bila sudah
kekurangan cairan)
Penatalaksanaan

Pemberian cairan pada pasien diare tergantung  Dehidrasi Ringan


derajat dehidrasinya dan keadaan umum. 1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian
 Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang 125 ml / kg BB / oral.
cairan yang di berikan peroral berupa cairan  Dehidrasi sedang
yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan
1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral
glukosa untuk diare akut.
kemudian 125 ml / kg BB / hari.
Cairan Parenteral
 Dehidrasi berat
 Pemberian cairan infus tergantung tersedianya 1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes /
cairan setempat. Pada umumnya cairan kg BB / menit (inperset 1 ml : 20 tetes), 16 jam
Ringer Laktat (RL) di berikan tergantung nerikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.
berat/ringan dehidrasi, yang di perhitungkan
dengan kehilangan cairan sesuai dengan
umur dan berat badannya.
Obat- obatan

Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa
 Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30 mg. Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB
/ hari.
 Obat simtomatik,
• Sanmol syr 4x7,5 ml, unruk meredakan panasnya
• Zink syr 1x5 ml
 Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas. Bila penyebabnya
kolera, diberikan tetrasiklin 25–50 mg/kgBB/hari. Bisa juga pemberian Cefotaxim 3x600 mg ...
Daftar Pustaka

 Pengurus Besar IDI, 2014. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. Edisi II. Hal 112.
 Pujiarto, P.S. 2015. Gastroenteritis Akut pada Anak. Inhealth Gazette.
 Diastyrini, F. 2009. Pola Penyakit Diare. Di akses dari http://www.dutamasyarakat.com
pada 23 November 2017 pukul 23.00 WIB.
 Cecily L.B. and Linda A.G. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. edisi 5. Jakarta : EGC
 Marcellus S.K., Daldiono. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Materi Gastroenteritis (Diare Akut).
Jakarta : Interna Publishing.
 Price and Wilson 1995. Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Buku 1. Edisi
4. EGC. Jakarta
 Soeparman dan Waspadji. 1990. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi Ke-3. BP FKUI. Jakarta.
 Suriadi dan Yuliani, R. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak. CV sagung Seto. Jakarta.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai