Anda di halaman 1dari 12

PORTOFOLIO KASUS

DIARE AKUT NON DISENTRI DENGAN DEHIDRASI


RINGAN SEDANG
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menjalani

Program Internsip Dokter Indonesia

Oleh:
dr. Cahaya Putri Lestari

Pendamping:
dr. Nur Ihsani Dewi

RSUD SEJIRAN SETASON


MUNTOK – BANGKA BARAT
2019
No. ID dan Nama Peserta : dr. Cahaya Putri Lestari
No. ID Nama Wahana : RSUD Sejiran Setason
Topik : Diare Akut Non Disentri dengan Dehidrasi Ringan-Sedang
Tanggal ( Kasus) : 29 Agustus 2019
Nama Pasien : An. M No. RM : 01.00.**
Tanggal Presentasi : 20/11/2019 Pendamping : dr. Nur Ihsani Dewi
Tempat presentasi : RSUD Sejiran Setason
Obyek Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Anak perempuan, 1 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan BAB encer,
dialami 9 jam yang lalu frekuensi 10 kali, sebanyak setengah gelas air mineral sekali BAB,
konsistensi cair dengan ampas (+) minimal, berwarna coklat kekuningan, berbau busuk,
lendir (-), darah (-). Riwayat muntah (+) frekuensi 5 kali, isi makanan dan cairan sebanyak
seperempat sampai setengah gelas air mineral sekali muntah, BAK lancar. Makanan yang
diberikan hanya mpASI dan ASI (+). Demam (-) Kejang (-) Batuk (-) Pilek (-). Pasien rewel
seharian dan nampak haus saat diberikan minum.
Tujuan : menegakkan diagnosis dan mengobati penyakit diare dehidrasi ringan-sedang
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
Bahasan: Pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan E-mail Pos
Membahas: diskusi

Data Pasien Nama : An. M No.Registrasi : 01.00.**


Nama Klinik RSUD Sejiran Setason
Data Utama Bahan Diskusi
1. Anak perempuan, 1 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan BAB encer, dialami 9
jam yang lalu frekuensi 10 kali, sebanyak setengah gelas air mineral sekali BAB,
konsistensi cair dengan ampas (+) minimal, berwarna coklat kekuningan, berbau busuk,
lendir (-), darah (-). Riwayat muntah (+) frekuensi 5 kali, isi makanan dan cairan
sebanyak seperempat sampai setengah gelas air mineral sekali muntah, BAK lancar.
Makanan yang diberikan hanya mpASI dan ASI (+). Demam (-) Kejang (-) Batuk (-)

2
Pilek (-). Pasien rewel seharian dan nampak Haus saat diberikan minum.
2. Riwayat pengobatan : Belum mendapatkan pengobatan
3. Riwayat kesehatan/penyakit : pasien belum pernah menderita penyakit serupa
sebelumnya
4. Riwayat keluarga : -
5. Riwayat pekerjaan : -
6. Lain-lain : -
Daftar Pustaka :

a. Kliegman RM, Stanton BF, Geme JW, Schor NF, Behrman RE, editors. Nelson
textbook of pediatrics. 21 ed. Philadelphia; Elsevier Inc: 2019.
b. Garna H. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak edisi 5. Bandung :
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD, 2014.
c. World Health Organization. Diarrhoeal disease: WHO; 2017 [cited 2019 14.
November]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/diarrhoeal-disease (2 Mei 2017)
Hasil Pembelajaran :
1. Menegakkan diagnosis diare dehidrasi ringan-sedang
2. Mengetahui penanganan diare dehidrasi ringan-sedang

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:


1. Subyektif :
Anak perempuan, 1 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan BAB encer, dialami 9
jam yang lalu frekuensi 10 kali, sebanyak setengah gelas air mineral sekali BAB,
konsistensi cair dengan ampas (+) minimal, berwarna coklat kekuningan, berbau
busuk, lendir (-), darah (-). Riwayat muntah (+) frekuensi 5 kali, isi makanan dan
cairan sebanyak seperempat sampai setengah gelas air mineral sekali muntah, BAK
lancar. Makanan yang diberikan hanya mpASI dan ASI (+). Demam (-) Kejang (-)
Batuk (-) Pilek (-). Pasien rewel seharian dan nampak haus saat diberikan minum.

2. Obyektif :
a. Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh :
Status Present : SS/GC/CM; BB = 12,5 kg; TB = 79 cm; IMT = 20.03 kg/m2 (Normal)

3
N : 120x/mnt P : 26x/mnt
S : 36,6 C SaO2 : 98%
Keadaan umum : Pasien baik.
Mata : Cekung (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterus (-)
Mulut : sianosis (-), Kering (+)
Dada : Vesikuler, Rh-/-, Wh -/-
Jantung : dalam batas normal
Abdomen : peristaltic (+) kesan meningkat, turgor normal
Ekstremitas : dalam batas normal

b. Pemeriksaan penunjang
 Darah rutin :
- Leukosit : 11.400 mm3
- Eritrosit : 4,29 x 106 mm3
- Hb : 11,9 g/dl
- Ht : 35,5%
- Trombosit : 209.000 mm3
 Elektrolit :
- Natrium : 141 mmol/L
- Kalium : 4,0 mmol/L
- Klorida : 99 mmol/L
3. Assesment :
A. DEFINISI
Gastroenteritis Akut merupakan sekumpulan kasus diare terinfeksi yang
dimanifestasikan dengan diare dan muntah yang dapat juga disertai gejala sistemik
seperti nyeri perut dan demam1. Diare akut adalah buang air besar (BAB) dengan
konsistensi yang lebih lunak atau cair yang terjadi dengan frekuensi ≥3× dalam 24
jam dan berlangsung dalam waktu <14 hr2. Diare didefiniskan sebagai buang air besar
cair 3x atau lebih dalam sehari (atau lebih dari biasanya pada individu normal)3.

B. ETIOLOGI2
Infeksi
Bakteri: E. coli, Shigella, Salmonella, Vibrio, Yersinia, Campylobacter
Virus: rotavirus, Norwalk virus, Adenovirus

4
Parasit: Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Cryptosporidium
parvum
Alergi: protein air susu sapi
Intoleransi: karbohidrat
Malabsorpsi: karbohidrat, lemak, protein
Keracunan makanan
Zat kimia beracun
Toksin mikroorganisme: Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus
Imunodefisiensi

C. KLASIFIKASI DAN PATOFISIOLOGI


Terdapat beberapa pembagian diare:
1. Berdasarkan lamanya diare1:
a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
b. Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan kehilangan berat
badan atau berat badan tidak bertambah (failure to thrive) selama masa diare tersebut.
2. Berdasarkan patomekanismenya, diare akut dibedakan menjadi 3
macam yaitu2:
1. Diare sekretorik
Diare sekretorik adalah diare yang terjadi akibat aktifnya enzim adenil siklase yang
akan mengubah adenosine triphosphate (ATP) menjadi cyclic adenosine
monophosphate (cAMP). Akumulasi cAMP intraselular menyebabkan sekresi aktif air,
ion klorida,
natrium, kalium, dan bikarbonat ke dalam lumen usus. Adenil siklase ini diaktifkan
oleh toksin yang dihasilkan dari mikroorganisme, antara lain Vibrio cholera,
Enterotoxigenic Eschericia coli (ETEC), Shigella, Clostridium, Salmonella, dan
Campylobacter
2. Diare invasif
Diare invasif adalah diare yang terjadi akibat invasi mikroorganisme ke dalam mukosa
usus sehingga terjadi kerusakan mukosa usus. Diare invasif disebabkan oleh virus
(rotavirus), bakteri (Shigella, Salmonella, Campylobacter, Entero invasive Eschericia
coli/EIEC, dan Yersinia), atau parasit (Amoeba).
Diare invasive terdapat dalam 2 bentuk, yaitu:
a. Diare non-dysentriform berupa diare yang tidak berdarah, biasanya

5
disebabkan
oleh rotavirus Pada diare yang disebabkan oleh rotavirus, sesudah masuk ke dalam
saluran cerna, virus akan berkembang biak dan masuk ke dalam apikal usus halus
menyebabkan kerusakan pada bagian apikal dari vili yang selanjutnya diganti oleh
bagian
kripta yang belum matang (imatur, berbentuk kuboid atau gepeng). Sel yang masih
imatur ini tidak dapat berfungsi normal karena tidak dapat menghasilkan enzim
laktase. Diare
yang disebabkan rotavirus paling sering terjadi pada anak usia <2 th berupa diare cair,
muntah, disertai batuk pilek
b. Diare dysentriform berupa diare berdarah yang biasanya disebabkan oleh
bakteri Shigella, Salmonella, dan EIEC. Pada diare karena Shigella sesudah bakteri
melewati barier asam lambung, selanjutnya masuk ke dalam usus halus dan
berkembang biakserta mengeluarkan enterotoksin. Enterotoksin ini merangsang enzim
adenil siklase mengubah ATP menjadi cAMP sehingga terjadi diare sekretorik. Bakteri
ini akan sampai di kolon karena peristaltik usus dan melakukan invasi membentuk
mikroulkus yang disertai dengan serbuan sel-sel radang PMN dan menimbulkan BAB
yang berlendir dan berdarah
3. Diare osmotik
Diare osmotik adalah diare yang disebabkan oleh tekanan osmotic yang tinggi di
dalam lumen usus sehingga menarik cairan dari intraselular ke dalam lumen usus yang
menimbulkan watery diarrhea. Diare osmotik paling sering disebabkan oleh
malabsorpsi
karbohidrat. Laktosa akan diubah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase,
kemudian diabsorbsi di dalam usus halus. Apabila terjadi defisiensi enzim laktase
maka akumulasi laktosa pada lumen usus akan menimbulkan osmotic pressure yang
tinggi sehingga terjadi diare

D. MANIFESTASI KLINIS1,2

Manifestasi klinis dari GEA/Diare Akut adalah menilai dehidrasi terlebih dahulu
dengan prediksi terbaik untuk dehidrasi dalah CRT>2 detik, turgor kulit, hiperapneu
(nafas dalam dan cepat kearah asidosis), Mukosa kering, Air mata tidak ada,
perawakan umum (termasuk aktivitas dan rasa haus). Takikardi, penurunan kesadara,
dan ekstremitas dingin dengan atau tanpa hipotensi menunjukan dehidrasi berat.

6
a. Viral Diarrhea : gejala biasanya dimulai dengan muntah diikuti dengan pasase usus
sering konsistensi cair tanpa darah, terdapat demam pada 50% kasus. Pada
pemeriksaan feses ditemukan mucus 20% kasus dan sedikit leukosit. Complete
Resolution dari gejala biasanya muncul dalam 7 hari.
b. Bacterial Diarrhea : Terdapat demam >40°C, BAB berdarah, nyeri perut, tidak ada
muntah sebelum onset diare, dan frekuensi BAB >10x perhari. Walaupun demam
dan BAB berdarah jarang muncul pada bacterial enteritits, bila ada maka terdapat
probabilitas tinggi etiologinya bakteri.
c. Protozoal Diarrhea : biasanya diare lama 2 minggu atau lebih, namun self-limited

7
pada host yang sehat. Umumnya, durasi dan keparahan diare tergantung dari status
imun dan nutrisi host. Etiologi protozoa harus dicurigai bila ada diare lama yang
dikarakteristikan dengan episode terkadang-banyak diare dengan mual, nyeri perut,
perut kembung. Feses biasanya encer namun berminyak dan berbau busuk karena
malabsorpsi lemak. Terkadang diare dapat berubah menjadi konstipasi. Sebagai
contoh disentri amuba dikarakteristikan dengan diare mucoid dan berdarah yang
banyak dan menyebabkan dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit dengan
cepat.

E. DIAGNOSIS

1. Anamnesis
Hal-hal yang perlu ditanyakan pada anamnesis: 2
Lama diare, frekuensi, volume, konsistensi feses, warna, bau, ada atau tidak ada
lendir maupun darah.
Bila disertai dengan muntah: volume dan frekuensi.
Jumlah atau frekuensi buang air kecil
Makanan dan minuman yang diberikan selama diare
Gejala lain seperti panas badan, kejang atau penyakit lain yang menyertai seperti
batuk, pilek, dan campak
Tindakan yang sudah dilakukan: pemberian oralit, riwayat pengobatan
sebelumnya, dan riwayat imunisasi
2. Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan fisis meliputi BB dan tanda vital. Pemeriksaan ditujukan pada
tanda-tanda utama dehidrasi. Pernapasan cepat dan dalam menunjukkan keadaan
asidosis metabolik. Bising usus. Daerah perianal dapat ditemukan ruam perianal2

3. Pemeriksaan Penunjang
Feses rutin, makroskopik (warna, konsistensi, darah, lendir, nanah), dan
mikroskopik (eritrosit, leukosit, telur cacing, ameba, lemak). Pada dehidrasi berat,
perlu pemeriksaan laboratorium lebih lengkap seperti darah rutin, elektrolit, dan
analisis gas darah2

F. PENATALAKSANAAN
Tatalaksana diare dilakukan secara komprehensif terdiri atas: 2

8
Rehidrasi dengan menggunakan oralit atau i.v.
Zinc diberikan selama 10–14 hr berturut-turut meskipun anak sudah sembuh dari diare.
Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF sudah menganjurkan pemberian zinc pada anak
diare dengan dosis sebagai berikut: untuk bayi usia <6 bl diberikan dosis 10 mg/hr, dan
usia ≥6 bl
diberikan 20 mg/hr selama 10–14 hr.
ASI dan makanan lain tetap diteruskan
Antibiotik selektif
Nasihat atau penyuluhan kepada orangtua

Probiotik
Probiotik sudah dibuktikan melalui penelitian efektif untuk pencegahan dan pengobatan
terhadap bermacam kelainan gastrointestinal. Sediaan probiotik berbentuk bubuk kering
(free-dried powder). Setiap dosis mengandung bakteri sebanyak 1010–11 colony forming unit
(CFU). Lactobacillus GG diberikan 2×/hr selama 5 hr untuk tambahan pengobatan diare pada
anak2

a. Diare tanpa dehidrasi (rencana terapi A)


Penderita diare tanpa dehidrasi harus segera diberikan cairan untuk mencegah dehidrasi.
Pengobatan dilakukan di rumah oleh keluarga penderita. Jumlah cairan yang diberikan
setiap habis BAB yaitu:
Anak usia <2 th : 50–100 mL
Anak usia 2–10 th: 100–200 mL
Anak >10 th atau dewasa: sebanyak yang diinginkan
Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai diare berhenti. ASI dan makanan yang biasa
dimakan harus tetap diberikan2.

9
Penderita perlu dibawa kembali ke fasilitas kesehatan bila ditemukan:
 Diare bertambah cair
 Muntah-muntah
 Panas badan
 Anak tampak kehausan
 Anak tidak mau makan atau minum
 Diare berdarah2

10
3. Plan :
Diagnosis : pasien masuk dengan diare akut non disentri dengan dehidrasi ringan-

11
sedang karena dari hasil anamnesis didapatkan BAB encer sejak 9 jam yang lalu dan
frekuensinya sebanyak 10x dan muntah 5x. disimpulkan dehidrasi ringan-sedang
karena dari pemeriksaan fisik didapatkan anak Gelisah rewel, nampak kehausan bila
diberi minum dan terdapat mukosa kering. Penanganan yang dilakukan :
- Observasi 3 jam dengan pemberian cairan Oralit 75cc dalam 3 jam pertama PO
- Inj.Ondansentron 1.3mg IV observasi vomitus
- Oralit 8 bungkus
- Probiotik 3x2sch PO
- Zinc Syr 20mg/5ml 1x1cth
- Edukasi
Pendidikan
Kita menjelaskan terapi, prognosis dan komplikasi yang kemungkinan terjadi pada
penyakit ini.
Konsultasi
Dijelaskan adanya indikasi rawat inap dan konsultasi dengan dokter spesialis anak
untuk penanganan lebih lanjut.
Rujukan
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit
dengan sarana dan prasaran yang lebih memadai

Muntok, 20 November 2019

Peserta Pendamping

dr. Cahaya Putri Lestari dr. Nur Ihsani Dewi

12

Anda mungkin juga menyukai