Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KESEHATAN WANITA

DENGAN KASUS DIARE

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK II

1. AYU ASTIKA SARI


2. SASGITA
3. CAHYANTI FIRDAUS

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS ST.FATIMAH MAMUJU

PRODI S1 KEPERAWATAN

T.A 2021/2022
ASKEP Diare

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih merupakan
masalah masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada anak di negara berkembang.
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal
atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya
(Mansjoer Arief dkk, 1999)
Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu penduduk
setahunnya. Dengan uapaya yang sekaranag telah dilaksanakan, angka kematian di
RS dapat ditekan menjadi kurang dari 3%. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan
ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya. Sebagian besar
antara 70-80% dari penderita adalah anak dibawah umur 5 tahun (kurang lebih 40 juta
kejadian). Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh kedalam dehidrasi dan apabila
tidak segera ditanggulangi dengan benar akan berakibat buruk. Untuk itu saya tertarik
membuat Asuhan Keperawatan Kepada Ny.’’S’’ umur 23 tahun dengan Gastroenteritis
di Balai Pengobatan “AS SYIFA” Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan
Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah
pada Ny.”S” dengan Gastroenteritis atau diare.
1.2.2 Tujuan khusus
1)      Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh
pasien Ny.”S”.
2)      Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.

BAB II

2.1 Pengertian
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal
atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya
(Mansjoer Arief dkk, 1999)
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen
(Whaley dan wang’s, 1995)
2.2 Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
a) Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab
utama diare meliputi :
1)      Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas
2)      Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus,
Astrovirus, dll
3)      Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba
histoticia, trimonas hominis), Jamur (candida albacus)
Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut
(OMA), Bronco pneumonia, dan sebagainya.
b) Faktor Malabsorbsi
1)      Malabsorbsi karbohidrat
2)      Malabsorbsi Lema
c) Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.

2.3 Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.
1)      Gangguan asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
mengakibatkan tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan
akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.
2)      Gangguan sekresi
Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul
diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3)      Gangguan motilitas usus
Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan menyebabkan bakteri
tumbuh berlebihan, sehingga timbul diare juga.

2.4 Penggolongan Diare


2.4.1 Diare Akut
Adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa
jam sampai 7 atau 14 hari.
a)      Penularan
1) Transmisi orang keorang melalui aerosolisasi
2) Tangan yang terkontaminasi (clostridium diffale)
b)      Penyebab
1) Faktor penyebab yang mempengaruhi adalah penetrasi yang merusak sel mukosa
2) Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme
c)      Manifestasi klinis
Pasien sering mengalami muntah, nyeri perut akibat diare akibat infeksi dan
menyebabkan pasien merasa haus, lidah kering, turgor kulit menurun karena
kekurangan cairan.
2.4.2 Diare Kronik
Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan 2 minggu
bagi bayi dan anak.

2.5 Patofisiologi
Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus gangguan
proses mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa akan mempengaruhi
pertukaran air dan elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.
2.6 Komplikasi
Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi sebagai berikut :
a) Dehidrasi
b) Renjatan hipofolomi
c) Hipokalemi
d) Hipoglikemi
e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
f) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)
2.7 Pengobatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja
dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa
atau karbohidrat lain (gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya).
1) Obat anti sekres
a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg
b) Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr
2) Obat spasmolitik
Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi
diare akut lagi.
3) Antibiotik
Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera,
diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat penyakipenyerta
seperti : OMA, faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 : 149)

2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Medik
Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian makanan)
dan obat-obatan.
Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan
keadaan umum.
1) Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa
cairan yang berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera
pada anak diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-60
mEg/1 formula lengkap sering disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara yang
dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya air gula dan garam (NaCL dan sukrosa)
atau air tajin yang diberi garam dan gula.
2) Cairan parental
Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung
pada berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai
umur dan berat badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)
3.1 PENGKAJIAN
   

MRS : 09 juni 2021 Jam : 18.00 WIB


No Ruangan :5
Pengkajian tanggal : 09 juni 2021 Jam : 16.00 WIB

A.Identitas Pasien
Nama pasien : Ny.” S “
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 23 Tahun
Alamat : Ds.Waru kulon pucuk
Agama : islam
Pekerjaa : Swasta
Suku bangsa : Jawa
Diagnosa medic : Gastroenteritis
Yang bertanggung jawab
Nama : Tn. “ F “
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. Waru Kulon Pucuk
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Hub. Dengan pasien : Ayah

B. Riwayat Kesehatan
I. Keluhan Utama
Saat MRS : Demam, diare, disertai muntah
Saat pengkajian : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas, demam,
disertai muntah.
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna kuning
kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu dibawa ke Balai
Pengobatan AS SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.
III. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali
warna kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit diare
seperti yang di alami klien.
V. Riwayat Sosial
Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat
penduduknya dan ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.

C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : klien lemah, panas, muntah dan diare
Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR 22x/mnt
Pemeriksaan Head to toe
a.           Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala
bersih.
b.           Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata
cowong.
c.           Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
d.          Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
ada polip.
e.           Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad serumen.
f.            Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan
vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.
g.      Dada
Inspeksi : dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada simetris,
tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi : paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas
tambahan.
h.      Perut
Inspeksi : simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt
Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik
Perkusi : Hipertimpan,perut kembung
     Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada
nyeri gerak.
     Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal
kemerahan
    Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.
     Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada
odem.

D. Pengkajian Fungsional Gordon


1.      Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang
sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
2.      Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Ny. “ S “ tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok, tapi sebelum sakit diare
mau menghabiskan 1 porsi makan.
Minum : Ny. “ S “ minumnya tidak terlalu banyak.
3.      Pola Eliminasi
BAK :5x/hari
BAB :5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir
4.      Pola aktifitas dan latihan
Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan
5.      Pola istirahat tidur
Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur
6.      Pola persepsi sensoris dan kognitif
Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya
7.      Pola hubungan dengan orang lain
Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya
8.      Pola reproduksi / seksual
Klien berjenis kelamin perempuan, tidak mengalami gangguan genetalia
9.      Pola persepsi diri dan konsep diri
Klien ingin sembuh dengan cepat
10.  Pola mekanisme koping
Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan
11.  Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh Allah
SWT.

Therapy :
1.      Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
2.      Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik
3.      Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus
4.      Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.

3.2 ANALISA DATA

Nama pasien : Ny. “S” No. Ruangan :5


Umur : 23 tahun
Data Masalah keperawatan Etiologi
DS : klien mengatan Gangguan Output yang berlebihan
berak kuning kehijauan keseimbangan cairan
bercampur lendir
DO : Turgor kulit
menurun, mulut kering,
malas makan
DS : Pasien mengatakan Gangguan rasa Hiperperistaltik
bahwa mengalami perut nyaman (nyeri)
kembung
DO : setelah dilakukan
perkusi diketahui klien
distensi, klien tampak
menahan kesakitan.
Peristaltik : 40x/ menit
Skala nyeri :
P : sebelum dan sesudah
BAB
Q : nyeri seperti teremas
R : pada regio
epigastrium
S : skala nyeri 5
T : sering
DS : klien mengatakan Gangguan pola Infeksi bakteri
bahwa klien BAB berkali- eliminasi BAB
kali
DO :klien tampak lemas,
mata cowong.

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN


 

1.      Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan


2.      Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d hiperperistaltik
3.      Gangguan eliminasi BAB : diare b/d infeksi bakteri
3.4 INTERVENSI
 

No
. Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah Dilakukan 1.        pantau tanda kekurangan1.      Menentukan intervensi
Tindakan cairan selanjutnya
Keperawatan 2x24 2.        observasi/catat hasil 2.      Mengetahui keseimbangan
Jam dengan Tujuan : intake output cairan cairan
volume cairan dan 3.        anjurkan klien untuk 3.      Mengurangi kehilangan
elektrolit dalam tubuh banyak minum cairan
seimbang (kurangnya
4.        jelaskan pada ibu tanda 4.      Meningkatkan partisipasi
cairan dan elektrolit kekurangan cairan dalam perawatan
terpenuhi) 5.        berikan terapi sesuai 5.      mengganti cairan yang
Dengan KH : advis : keluar dan mengatasi diare
        Turgor kulit cepat         Infus RL 15 tpm
kembali.
        Mata kembali
normal
        Membran mukosa
basah
        Intake output
seimbang
2 Setelah dilakukan 1.      Teliti keluhan nyeri, cacat1.      Identifikasi karakteristik nyeri
tindakan intensitasnya (dengan & factor yang berhubungan
keperawatan 2x24 skala0-10). merupakan suatu hal yang
jam dengan Tujuan :2.      Anjurkan klien untuk amat penting untuk memilih
rasa nyaman menghindari allergen intervensi yang cocok &
terpenuhi, klien 3.      Lakukan kompres hangat untuk mengevaluasi ke
terbebas dari distensi pada daerah perut efektifan dari terapi yang
abdomen dengan 4.      Kolaborasi diberikan.
KH :         Berikan obat sesuai 2.      Mengurangi bertambah
        Klien tidak indikasi beratnya penyakit.
menyeringai         Steroid oral, IV, & inhalasi3.      Dengan kompres hangat,
kesakitan.         Analgesik : injeksi distensi abdomen akan
        Klien novalgin 3x1 amp mengalami relaksasi, pada
mengungkapkan (500mg/ml) kasus peradangan
verbal (-)         Antasida dan ulkus : akut/peritonitis akan
        Wajah rileks injeksi ulsikur 3x1 amp menyebabkan penyebaran
        Skala nyeri 0-3 (200mg/ 2ml) infeksi.
4.      Kortikosteroid untuk
mencegah reaksi alergi.
5.      Analgesik untuk mengurangi
nyeri.
3 Setelah Dilakukan 1.      Mengobservasi TTV 1.      kehilangan cairan yang aktif
Tindakan 2.      Jelaskan pada pasien secar terus menerus akan
Keperawatan 2x24 tentang penyebab dari mempengaruhi TTV
Jam dengan Tujuan : diarenya 2        Klien dapat mengetahui
Konsistensi BAB 3.      Pantau leukosit setiap hari penyebab dari diarenya.
lembek, frekwensi 1 4.      Kaji pola eliminasi klien 3        Berguna untuk mengetahui
kali perhari dengan setiap hari penyembuhan infeksi
KH : 5.      Kolaborasi 4        Untuk mengetahui
        Tanda vital dalam -       Konsul ahli gizi untuk konsistensi dan frekuensi
batas normal (N: 120- memberikan diet sesuai BAB
60 x/mnt, S; 36-37,50 kebutuhan klien. 5        Metode makan dan
c, RR : < 40 x/mnt ) -       Antibiotik: cefotaxime 3x1 kebutuhan kalori didasarkan
        Leukosit : 4000 – amp (500mg/ml) pada kebutuhan.
11.000
        Hitung jenis
leukosit : 1-3/2-6/50-
70/20-80/2-8

Anda mungkin juga menyukai