Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN GINJAL POLIKISTIK

Disusun oleh :
Kelompok 7
Rosmawati
Sariyana miati
Sanawia

INSTITUTE KESEHATAN DAN BISNIS SITTI FATIMAH


MAMUJU PRODI S1 KEPERAWATAN TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah “ASKEP GINJAL POLIKISTIK”
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi mahasiswa STIKES SITI FATIMAH MAMUJU khususnya dan
pembaca umumnya.

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................4
C. TUJUAN........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN GINJAL POLIKISTIK.........................................................6
B. ETIOLOGI GINJAL POLIKISTIK...............................................................7
C. PATHWAYS GINJAL POLIKISTIK ...........................................................8
D. KOMPLIKASI GINJAL POLIKISTIK.........................................................9
E. MANIFESTASI KLINIS POLIKISTIK........................................................9
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG GINJAL POLIKISTIK.............................10
G. PENATALAKSANAAN GINJAL POLIKISTIK.........................................12
H. ASUHAN KEPERAWATAN GINJAL POLIKISTIK .................................13
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN..............................................................................................17
B. SARAN..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit ginjal polikistik atau Polycystic kidney disease (PKD)
adalah gangguan ginjal di mana kelompok kista berkembang terutama
dalam ginjal. Kista adalah kantung bulat non-kanker yang mengandung air
seperti cairan.  Penyakit ginjal polikistik tidak terbatas pada ginjal,
meskipun ginjal biasanya adalah organ yang paling parah terkena
dampaknya.
Sebuah komplikasi umum dari penyakit ginjal polikistik adalah
tekanan darah tinggi. Gagal ginjal merupakan masalah umum untuk orang
dengan penyakit ginjal polikistik. Penyakit ginjal polikistik sangat
bervariasi dalam status keparahannya, dan beberapa komplikasi yang dapat
dicegah. Perubahan gaya hidup dan perawatan medis dapat membantu
mengurangi kerusakan ginjal Anda dari komplikasi, seperti tekanan darah
tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ginjal polikistik?
2. Bagaimana etiologi ginjal polikistik?
3. Apa pathways ginjal polikistik?
4. Apa saja komplikasi dari ginjal polikistik?
5. Apa manifestasi klinik ginjal polikistik?
6. Apa saja pemeriksaaan penunjang ginjal polikistik?
7. Bagaimana penatalaksanaan ginjal polikistik?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ginjal polikistik.
2. Untuk mengetahui etiologi ginjal polikistik.
3. Untuk mengetahui pathways ginjal polikistik.
4. Untuk mengetahui komplikasi ginal polikistik.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinik ginjal polikistik.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang ginjal polikistik.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan ginjal polikistik.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Ginjal Polikistik

5
Polikistik berasal dari dua kata poly yang berarti banyak dan Cystic yang
berarti rongga tertutup abnormal,dilapisi epitel yang mengandung cairan atau
bahan semisolid, jika digabungkan polikistik berarti banyak kista. Jadi
polikistik ginjal adalah banyaknya kistik pada ginjal yang tersebar di kedua
ginjal baik dikorteks maupun di medulla, kista-kista tersebut dapat dalam
bentuk multiple, bilateral dan berekspansi yang lambat laun mengganggu dan
menghancurkan perenkim ginjal normal akibat penekanan. Ginjal dapat
membesar (kadang-kadang sebesar sepatu bola) dan terisi oleh cairan jernih
atau hemoragik.
Penyakit ginjal polikistik dibagi menjadi dua bentuk yaitu:
1. Ginjal Polikistik Resesif Autosomal ( Autosomal Resesif Polycystic
Kidney/ARPKD)
Ginjal polikistik resesif autosomal juga dikenal sebagai penyakit
polikistik infantile, gangguan autosom resesif yang jarang ini mungkin
tidak terdeteksi sampai sesudah masa bayi.
2. Ginjal Pilokistik Dominan Autosomal (Autosomal Dominant Polycystic
Kidney/ADPKD)
Merupakan penyakit multisistemik dan progresif yang dikarakteristikkan
dengan formasi dan pembesaran kista renal di ginjal dan organ lainnya
(pancreas, limfa). Ginjal polikista dominan autosomal adalah penyakit
ginjal genetik yang paling sering ditemukan. Kelainan ini dapat
didiagnosa melalui biopsy ginjal.

6
Keduanya merupakan kelainan herediter autosomal, yaitu pada
dewasa merupakan autosomal dominan, sedangkan pada anak-anak
merupakam autosomal dominan, sedangkan pada anak-anak merupakan
autosomal resesif. Ini ditandai dengan kerusakan kedua ginjal, dengan
adanya filtrasi kista-kista berbagai ukuran ke dalam parenkim ginjal,
sehingga fungsi ginjal semakin menurun.

B. Etiologi Ginjal Polikistik


1. Ginjal Polikistik Resesif Autosomal (Autosomal Resesif Polycystic
Kidney/ARPKD)
Disebabkan oleh mutasi suatu gen yang belum teridentifikasi pada
kromosom 6p. Manifestasi serius biasanya sudah ada sejak lahir, dan bayi
cepat meninggal akibat gagal ginjal. Ginjal terlihat ada banyak kista kecil
dikorteks dan medulla, sehingga ginjal tampak seperti spons.
2. Ginjal Polikistik Dominan Autosomal (Autosomal Dominant Polycystic
Kidney/ADPDKD)
Diperkirakan karena kegagalan fusi antara glomerulus dan tubulus
sehingga terjadi pengumpulan cairan pada saluran buntu tersebut. Kista
yang semakin besar akan menekan parenkim ginjal sehingga terjadi iskemi
dan secara perlahan fungsi ginjal akan menurun. Hipertensi dapat terjadi
karena iskemia jaringan ginjal yang menyebabkan peningkatan renninh
angiotensin.

C. Pathways Ginjal Polikistik

7
D. Komplikasi Ginjal Polikistik
Pielonefritis merupakan komplikasi yang sering ditemukan dan
penyebabnya tidak begitu jelas. Infeksi sekunder pada kista dapat memberi
keluhan nyeri pinggang yang hebat. Pada ginjal polikista dominan autosomal

8
kista yang semakin besar akan menekan parenkim ginjal sehingga terjadi
iskemia dan secara perlahan fungsi ginjal akan menurun. Hipertensi dapat
terjadi karena iskemia jaringan ginjal yang menyebabkan peningkatan renin
angiotensin.

E. Manifestasi Klinis Ginjal Polikistik


Penyakit ginjal polikistik pada dewasa atau penyakit ginjal polikistik
dominan autosomal tidak menimbulkan gejala hingga dekade keempat. saat
dimana ginjal telah cukup membesar, Gejala yang ditimbulkan adalah :
1. Nyeri
Yang dirasakan tumpul didaerah lumbal namun kadang-kadang juga
dirasakan nyeri yang sangat hebat, ini merupakan tanda terjadinya iritasi di
daerah peritoneal yang diakibatkan oleh kista yang rupture. Jika nyeri
yang dirasakan terjadi secara konstan maka itua adalah tanda dari
pembesaran satu atau lebih kista.
2. Hematuria
Gejala selanjutnya yang terjaddi pada polikistik. Gross Hematuria terjadi
ketika kista yang rupture masuk kedalam pelvis ginjal. Hematuria
mikroskopi lebih sering terjadi dibanding gross hematuria dan merupakan
peringatan terhadap kemungkinan adanya masalah ginjal yang tidak
terdapat tanda dan gejala.
3. Infeksi saluran kemih
4. Hipertensi
Ditemukan dengan derajat yang berbeda pada 75% pasien, hipertensi
merupakan penyulit karena efek buruknya terhadap ginjal yang sudah
kritis.
5. Pembesaran ginjal
Pembesaran pada pasien ADPKD ginjal ini merupakan hasil dari
penyebaran kista pada ginjal yang akan disertai dengan penurunan fungsi

9
ginjal, semakin cepat terjadinya pembesaran ginjal maka semakin cepat
terjadinya gagal ginjal.
6. Aneurisma pembuluh darah otak
Pada penyakit ginjal polikistik dominan autosomal (ADPKD) terdapat
kista pada organ-organ lain seperti : hati dan pancreas.

F. Pemeriksaan Penunjang Ginjal Polikistik


1. Ultrasonografi Ginjal

Ultrasonografi ginjal merupakan suatu teknik pemeriksaan non invasive


yang memiliki tujuan untuk mengetahui ukuran dari ginjal dan kista.
Selain itu juga dapat terlihat gambaran dari cairan yang terdapat dalam
cavitas karena pantulan yang ditimbulkan oleh cairan yang mengisi kista
akan memberi tampilan berupa struktur yang padat.

2. MRI

10
Magnetic resonance imaging (MRI) lebih sensitive dan dapat
mengidentifikasi kista ginjal yang memiliki ukuran diameter 3mm. MRI
dilakukan untuk melakukan screening pada pasien polikistik ginjal
autosomal dominan (ADPKD) yang anggota keluarganya memiliki
riwayat aneurisma atau stroke.
3. Computed tomography (CT)

Senssitifitasnya sama dengan MRI tetapi CT menggunakan media kontras.


4. Biopsi
Biopsy ginjal tidak dilakukan secara rutin dan dilakukan jika diagnosis
tidak dapat ditegakkan dengan pencitraan yang telah dilakukan. 

G. Penatalaksanaan Ginjal Polikistik

11
Penatalaksanaan kasus ini adalah konservatif, dengan evaluasi rutin
menggunakan USG. Apabila kista sedemikian besar, sehingga menimbulkan
rasa nyeri atau muncul obstruksi, dapat dilakukan tindakan bedah. Sementara
ada kepustakaan yang menyatakan bahwa Kista Ginjal yang besar merupakan
indikasi operasi, karena beberapa kista yang demikian cenderung mengandung
keganasan. Tindakan bedah yang dapat dilakukan pada kista adalah aspirasi
percutan.
1. Bedah terbuka
a. Eksisi
b. Eksisi dengan cauterisasi segmen yang menempel ke parenkim.
c. Drainase dengan eksisi seluruh segmen eksternal kista.
d. Heminefrektomi
2. Laparoskopi
Pada tindakan aspirasi percutan harus diingat bahwa kista merupakan
suatu kantung tertutup dan avaskuler, sehingga teknik aspirasi harus betul-
betul steril, dan perlu pemberian antibiotik profilaksis. Karena apabila ada
kuman yang masuk dapat menimbulkan abses. Seringkali kista muncul lagi
setelah dilakukan aspirasi, meskipun ukurannya tidak sebesar awalnya.

H. ASUHAN KEPERAWATAN EFISEMA

12
1. Pengkajian
a. Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengeluh kencing berwarna
seperti cucian daging, bengkak pada seluruh tubuh. Tidak nafsu
makan.
b. Pengkajian fisik
c. Pengkajian Perpola :
a) Pernafasan
Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada,
penggunaan otot bantu napas, auskultasi terdengar rales dan
krekels , pasien mengeluh sesak, frekuensi napas meningkat.
Kelebihan beban sirkulasi dapat menyebabkan pembesaran
jantung (Dispnea, ortopnea dan pasien terlihat lemah), anemia dan
hipertensi yang juga disebabkan oleh spasme pembuluh darah.
b) Sirkulasi
Dalam perawatan klien perlu istirahat karena adanya kelainan
jantung dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan
mobilisasi duduk dimulai bila tekanan darah sudah normal selama
1 minggu. Hipertensi yang menetap dapat menyebabkan gagal
jantung. Hipertensi ensefalopati merupakan gejala serebrum
karena hipertensi dengan gejala penglihatan kabur, pusing,
muntah, dan kejang-kejang.
c) Pola nutrisi dan metabolic.
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi
natrium dan air, edema pada seluruh tubuh. Pasien mudah
mengalami infeksi karena adanya depresi sistem imun. Adanya
mual dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak
adekuat sehingga menyebabkan terjadinya penurunan berat badan.
Selain itu berat badan dapat  meningkat karena adanya edema.
Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.

d) Pola eliminasi.

13
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada
glomerulus menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat
diekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada
tubulus yang mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria
sampai anuria, hematuria.
e) Pola Aktifitas dan latihan :
ada pasien dengan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
karena telah terjadi anemia.
f) Pola tidur dan istirahat :
Pasien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena
adanya uremia. keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan
kehilangan tonus.
g) Integritas kulit
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan
rasa gatal.
h) Kognitif & perseptual
Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati
hipertensi. Hipertermi ditemukan bila ada infeksi karena
inumnitas yang menurun.
i) Persepsi diri :
Pasien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah, edema
dan perawatan lama.

2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

14
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Pola nafas tidak Setelah dilakukan askep ..... jam Monitor Pernafasan:
1. Monitor
efektif b.d pola nafas klien menunjukkan
irama, kedalaman dan
hiperventilasi, ventilasi yg adekuat dg kriteria : frekuensi pernafasan.
2. Perhatikan
penurunan 1.  Tidak ada
pergerakan dada.
energi, dispnea 3. Auskultasi
bunyi nafas
kelemahan 2. Kedalama
4. Monitor
n nafas normal peningkatan
ketidakmampuan
3. Tidak ada
istirahat, kecemasan
retraksi dada / penggunaan dan sesak nafas.
Pengelolaan Jalan Nafas
otot bantuan pernafasan
1. Atur posisi tidur klien
untuk maksimalkan
ventilasi
2. Monitor status
pernafasan dan
oksigenasi sesuai
kebutuha
3. Auskultasi bunyi nafas
·      
2. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Urinary elimination
eliminasi urin keperawatan selama…x 24 jam management
berhubungan eliminasi urin klien dalam 1. monitor pengeluaran
rentang normal dengan urinary urin termasuk
penurunan
elimination kriteria hasil : frekuensi, warna,
filtrasi
1. Frekuensi eliminasi urin volume, dan senyawa
dalam rentang normal yang terkandung
2. tidak ada bengkak dan didalamnya
memerah pada saluran 2. monitor tanda dan
kemih gejala adanya retensi
3. tidak ada sekret/cairan urin
nanah keluar dari saluran 3. catat waktu
kencing pengeluaran urin
4. urin tidak mengandung terakhir
protein glukosa ataupun 4. ajarkan pasien untuk
keton minum secara lancar

15
yaitu 8 gelas sehari
5. anjurkan klien untuk
mengenali adanya ISK
yang berkelanjutan.

BAB III
PENUTUP

16
A. KESIMPULAN
Penyakit kista polikistik merupakan kelainan genetic yang
ditandai dengan adanya banyak kista di ginal. Ginjal merupakan suatu
organ yang memiliki fungsi salah satunya menyaring darah terhadap zat-
zat yang tidak dibutuhkan dalam tubuh yang kemudian menadi suatu
produk yang disebut urine. Padasaat kista mulai berkembang dan
membesar pada ginjal maka akn terjadi peggantian struktur normal ginjal
yang berakibat pada penurunan fungsi ginjal dan pada akhirnya akan
menyebabkan gagal ginjal. Ginjal polikistik dapat juga menyebabkan kista
pada organ-organ lain seperti hati dan pancreas serta masalah pada
pembuluh darah otak dan jantung.

B. SARAN
Segala kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk memperbaiki
makalah kami dalam penyelesaian tugas. Untuk itu kami membutuhkan
kritik dan saran yang membangun.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sjamsuhidajat,R dan Wim de jong.Buku ajar ilmu bedah.Jakarta : EGC


http://www.irwanashari.com/751/penyakit-ginjal-polikistik-polycystic-kidney-
disease.html
http://kesehatan.kabarkongo.com/2010/12/penyakit-ginjal-polikistik.html
http://mahasiswakedokteranonline.wordpress.com/2011/06/09/polikistikginja/
Advertisements
http://www.kumpulantentangkesehatan.co.id/2013/03/penyakit-ginjal-
polycystic.html
http://docslide.net/documents/polikistik-kidney.html

18

Anda mungkin juga menyukai