Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIS

OLEH :

ILMU KEPERAWATAN

STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2017/2018


Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
nikmat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronik”. Makalah ini
kami susun agar pembaca dapat memahami tentang Gagal Ginjal Kronik dan
semoga makalah ini dapat memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada
pembaca.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk
membangun makalah ini lebih baik lagi.Demikian yang dapat kami
sampaikan,semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Yogyakarta, 20 Maret 2017

Penyusun
Daftar Isi
Halaman Judul

Kata Pengantar.................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1. Definisi Gagal Ginjal Kronis …………………………………


2.2. Etiologi Gagal Ginjal Kronis …………………………………
2.3. Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Kronis …………………….
2.4. Tanda dan Gejala Gagal Ginjal Kronis……………………….
2.5. Patofisiologi Gagal Ginjal Kronis……………………………..
2.6. Komplikasi Gagal Ginjal Kronis ……………………………..
2.7. Pemeriksaan Penunjang Gagal Ginjal Kronis ………………..
2.8. Penatalaksanan Gagal Ginjal Kronis …………………………

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIS

3.1. Pengkajian ……………………………………………………


3.2. Analisa Data…………………………………………………..
3.3. Diagnosa Keperawatan ………………………………………
BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting dalam


mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur
keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit dan asam basa dengan cara menyaring
darah yang melalui ginjal, reabsorbsi selektif air, elektrolit dan non-elektrolit,
serta m engekskresi kelebihannya sebagai kemih.Fungsi primer ginjal adalah
mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstra sel dalam batas-batas
normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol oleh filtrasi
glomerulus, reabsorbsi dan sekresi tubulus.Ginjal dilalui oleh sekitar 1.200 ml
darah per menit, suatu volume yang sama dengan 20 sampai 25 persen curah
jantung (5.000 ml per menit). Lebih 90% darah yang masuk ke ginjal berada pada
korteks, sedangkan sisanya dialirkan ke medulla.
Di negara maju, penyakit kronik tidak menular (cronic non-communicable
diseases) terutama penyakit kardiovaskuler, hipertensi, diabetes melitus, dan
penyakit ginjal kronik, sudah menggantikan penyakit menular (communicable
diseases) sebagai masalah kesehatan masyarakat utama.
Gangguan fungsi ginjal dapat menggambarkan kondisi sistem vaskuler sehingga
dapat membantu upaya pencegahan penyakit lebih dini sebelum pasien
mengalami komplikasi yang lebih parah seperti stroke, penyakit jantung koroner,
gagal ginjal, dan penyakit pembuluh darah perifer.Pada penyakit ginjal kronik
terjadi penurunan fungsi ginjal yang memerlukan terapi pengganti yang
membutuhkan biaya yang mahal. Penyakit ginjal kronik biasanya desertai
berbagai komplikasi seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit saluran napas,
penyakit saluran cerna, kelainan di tulang dan otot serta anemia.
Selama ini, pengelolaan penyakit ginjal kronik lebih mengutamakan diagnosis dan
pengobatan terhadap penyakit ginjal spesifik yang merupakan penyebab penyakit
ginjal kronik serta dialisis atau transplantasi ginjal jika sudah terjadi gagal ginjal.
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa komplikasi penyakit ginjal kronik, tidak
bergantung pada etiologi, dapat dicegah atau dihambat jika dilakukan penanganan
secara dini. Oleh karena itu, upaya yang harus dilaksanakan adalah diagnosis dini
dan pencegahan yang efektif terhadap penyakit ginjal kronik, dan hal ini
dimungkinkan karena berbagai faktor risiko untuk penyakit ginjal kronik dapat
dikendalikan.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan gagal ginjal kronik?


2. Bagaimana etiologi gagal ginjal kronik? 3
3. Bagaimana Patofisiologi GGK ?
4. Apa tanda dan gejalanya GGK?
5. .Bagaimana pemeriksaan penunjang GGK?
6. .Bagaimana Manifestasi Klinis GGK?

C.TUJUAN PENULIS

1. Mengetahui apa itu gagal ginjal kronis ?


2. Mengetahui apa Tanda dan gejala GGK ?
3. Mengetahui bagaimana patofisologis GGK ?
4. Mengetahui bagaimana pemeriksaan penunjang GGK?
5. Mengetahui manefestasi Klinis GGK?
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Gagal Ginjal Kronis

Gagal ginjal kronik adalah destruksi struktur ginjal yang progesif dan terus
menerus(patofisiologi corwin,490)
Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir(ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progesif ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit,menyebabkan uremia(KMB:2,1448)
Gagal ginjal kronik(GGK) adalah ketidakmampuan ginjal untuk
mempertahankan keseimbangan dan integritas tubuh yang muncul secara bertahap
sebelum terjun ke fase penurunan faal ginjal terakhir.

B. Etiologi

1. Glomerulonefritis kronis
2. Hipertensi
3. kencing manis (diabetes melitus)
4. batu ginjal
5. infeksi kronis saluran air kencing (virus TBC)
6. Makanan, minuman dan obat-obatan (Nefron Toksik)
7. Obesitas
8. rokok
C. Manifestasi Klinis

Menurut Suhardjono (2001), manifestasi klinik yang muncul pada pasien dengan
gagal ginjal kronik yaitu:

1.Gangguan pada sistem gastrointestina

 Anoreksia, nausea, dan vomitus yang berhubungan dengan gangguan


metaboslime protein dalam usus.
 Mulut bau amonia disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur.
 Cegukan (hiccup)

2. Gastritis erosif, ulkus peptik, dan kolitis uremik.

 Sistem Integumen
Kulit berwarna pucat akibat anemia. Gatal dengan ekskoriasi
akibat toksin uremik.
Ekimosis akibat gangguan hematologis
Urea frost akibat kristalisasi urea
Bekas-bekas garukan karena gatal
 Kulit kering bersisik
 Kuku tipis dan rapuh
 Rambut tipis dan kasarb. Sistem Hematologi
Anemia
Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia
Gangguan fungsi leukosit.

3. Sistem saraf dan otot

 Restles leg syndrome


 Burning feet syndrome
 Ensefalopati metabolic
 Miopati
4. Sistem Kardiovaskuler

 Hipertensi
 Akibat penimbunan cairan dan garam.
 Nyeri dada dan sesak nafas
 Gangguan irama jantung
 Edema akibat penimbunan cairan.

5. Sistem Endokrin

 Gangguan seksual: libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki.


 Gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin, dan gangguan sekresi
insulin.
 Gangguan metabolisme lemak.
 Gangguan metabolisme vitamin D.

D.Tanda dan Gejala

. 1.Gejala Klinik Gagal Ginjal Kronik

Pada gagal ginjal kronis, gejala-gejalanya berkembang secara perlahan. Pada


awalnya tidak ada gejala sama sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui
dari pemeriksaan laboratorium.Pada gagal ginjal kronis ringan sampai sedang,
gejalanya ringan meskipun terdapat peningkatan urea dalam darah. Pada stadium
ini terdapat nokturia dan hipertensi. Sejalan dengan perkembangan penyakit,
maka lama kelamaan akan terjadi peningkatan kadar ureum darah semakin tinggi.

2.Tanda-Tanda Gagal Ginjal Kronik:

letih, mudah lelah, sulitkonsentrasi,nafsumakanturun, mual muntah, cegukan,


tungkai lemah, parastesi, keramotot-otot, insomia, nokturai, oliguria,sesaknafas,
sembab, batuk, nyeri perikardial,malnutrisi, penurunan berat badan letih.

Pada stadium yang sudah sangat lanjut, penderita bisa menderita ulkus dan
perdarahan saluran pencernaan. Kulitnya berwarna kuning kecoklatan dan kadang
konsentrasi urea sangat tinggi sehingga terkristalisasi dari keringat dan
membentuk serbuk putih di kulit (bekuan uremik). Beberapa penderita merasakan
gatal di seluruh tubuh.

E. Patofisiologi Gagal Ginjal Kronis

Kegagalan ginjal ini bisa terjadi karena serangan penyakit dengan stadium
yang berbeda-beda
Stadium I
Penurunan cadangan ginjal.
Selama stadium ini kreatinine serum dan kadar BUN normal dan pasien
asimtomatik. Homeostsis terpelihara. Tidak ada keluhan. Cadangan ginjal residu
40 % dari normal.
Stadium II
Insufisiensi Ginjal
Penurunan kemampuan memelihara homeotasis, Azotemia ringan, anemi. Tidak
mampu memekatkan urine dan menyimpan air, Fungsi ginjal residu 15-40 % dari
normal, GFR menurun menjadi 20 ml/menit. (normal : 100-120 ml/menit). Lebih
dari 75 % jaringan yang berfungsi telah rusak (GFR besarnya 25% dari normal),
kadar BUN meningkat, kreatinine serum meningkat melebihi kadar normal. Dan
gejala yang timbul nokturia dan poliuria (akibat kegagalan pemekatan urine)
Stadium III
Payah ginjal stadium akhir
Kerusakan massa nefron sekitar 90% (nilai GFR 10% dari normal). BUN
meningkat, klieren kreatinin 5- 10 ml/menit. Pasien oliguria. Gejala lebih parah
karena ginjal tak sanggup lagi mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit
dalam tubuh. Azotemia dan anemia lebih berat, Nokturia, Gangguan cairan dan
elektrolit, kesulitan dalam beraktivitas.
Stadium IV

Tidak terjadi homeotasis, Keluhan pada semua sistem, Fungsi ginjal residu kurang
dari 5 % dari normal.
F. Komplikasi Gagal Ginjal Kronik

1. Kelebihan Cairan

Jika seseorang dengan fungsi ginjal ygang baik minum 2-3 liter air dalam
sehari ,memang baik untuk ginjalnya .Tetapi jika seseorang dalam kondisi
memilki gejala penyakit ginjal minum 5-6 liter dalam sehari,hal tersebut bisa
berbahaya .Karena bisa menyebabkan kadar garam di dalam tubuh berkurang,
dan bisa membuat orang lemah atau bahkan kejang-kejang .Seseorang dengan
penyakit ginjal kronis, memiliki dengan pembuangan cairan yang ada di dalam
tubuhnya .sehingga ketika ia minum air dalam jumlah yang banyak ,tidak semua
air ia minum dan malah menumpuk pembuluh darah, dan membuat jantung
menjadi bekerja lebih keras.

2. Hiperkalamia

Komplikasi ini merupakan keadaan di mana kalium yang ada di dalam


darah seseorang tinggi. Kalium yg tinggi ini akan membuat jantung bekerja
dengan tidak sempurna , sehingga menyebabkan gangguan pada jantung yg bisa
berujung pada kematian mendadak. Sumber kalium bisa di dapatkan dari buah-
buahan dan juga sayuran .sehingga dokter menyarankan untuk tidak
mengkomsumsi buah-buahan dalam jumlah banyak.

3.Hipertensi

Hipertensi bisa membuat seseorang terkena penyakit ginjal, tetapi penyakit


ginjal kronis juga bisa menyebabkan hipertensi .Karena gangguan glomerelur,
seseorang bisa mengalami hipertensi,di sebabkan karena terlalu banyak cairan
atau tekanan darah yang naik.
4.Anemia

Anemia di sebabkan oleh karena kurangnya hormon eriktrosit,sehingga


kemampuan sumsum tulang untuk membentuk darah juga akan berkurang.

5.Gangguan mineral dan tulang

Penyakit ginjal kronik yang sudah lama di biarkan bisa menggangu


mineral dan juga tulang. Asupan kalsium yang kurang,bisa menyebabkan tulang
menjadi mudah patah. Orang dengan penyakit ginjal kronis,memiliki tulang yang
tidak kuat dan mudah patah,karena gangguan tulang yang di alaminya

6.Disfungsi seksual

Untuk seseorang yang berusia muda dan memiliki penyakit ginjal


kronis, sering terutama pria, terkadang sering merasakan cepat lelah saat
melakukan hubungan intim.

7.Dislipidemia

Gangguan kolesterol teryata juga bisa menggangu.pada orang dengan


gangguan ginjal kronik bisa mengalami kolesterol tinggi

8.Metabolik Asidosis

Salah satu fungsi ginjal adalah mengatur elektrolit ,cairan dan juga asam
basa di dalam darah. Jika fungsi tersebut terggangu maka darah akan asam dan PH
akan darah turun.Jika pH darah turun ,maka akan membuat pembuluh darah
melebar dan juga kontraksi jantung menjadi terggangu .

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan fisik diagnosis

Gambaran klinik mempunyai spectrum klinik luas dan melibatkan banyak dan
tergantung dari derajat penurunan faal ginjal dan lebih makin nyata bila pasien
sudah terjun ke fase terminal dari gagal ginjal terminal (GGT) dengan melibatkan
banyak organ seperti system hemopoiesis, saluran cerna yang lebih berat, saluran
nafas, mata, kulit, selaput serosa (pluritis dan perikarditis), system kardiovaskuler,
danneuropsikatri.
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik harus dapat mengungkapkan etiologi GGK
yang dapat dikoreksi maupun yang tidak dapat dikoreksi. Semua factor etiologi
yang mungkin dapat dikoreksi biasanya sulit terungkap pada anamnesis dan
pemeriksaan fisik diagnosis tetapi informasi ini sangat penting sebagai panduan
pengejaran diagnosis dengan memakai sarana penunjang laboratorium dan
pemeriksaan yang lebih spesifik.

2. Pemeriksaan Laboratorium

Untuk menentukan ada tidaknya kegawatan, menentukan derajat GGK,


menentukan gangguan sistem, dan membantu menetapkan etiologi. Blood ureum
nitrogen (BUN)/kreatinin meningkat, kalium meningkat, magnesium meningkat,
kalsium menurun, protein menurun. Tujuan pemeriksaan laboratorium yaitu:
(1) memastikan dan menentukan derajat penurunan faal ginjal LFG
(2) identifikasi etiologi
(3) menentukan perjalanan penyakit termasuk semua factor pemburuk faal ginjal
yang sifatnya terbalikan (reversible).

Beberapa pemeriksaan penunjang diagnosis :

a. Foto polos perut


b. USG
c. Nefrotomogram
d. Pielografi retrograde
e. Pielografi antegrade
f. Micturatingcysto urography (MCU)

Sebagian besar pasien GGK harus menjalani program terapi simtomatik untuk
mencegah atau mengurangi populasi gagal ginjal terminal (GGT).Banyak faktor
perlu dikendalikan untuk mencegah/memperlambat progresivitas penurunan faal
ginjal (LFG).
SH.Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronis

a. Pada penurunan cadangan ginjal dan insufiensi ginjal, tujuan penatalaksanaan


adalah memperlambat kerusakan nefron lebih lanjut, terutama dengan restriksi
protein dan obat-obat antihipertensi.
b. Pada penyakit gagal-ginjal, terapi berupa transfusi darah, dialisis atau
transplantasi ginjal.
c. Pada gagal ginjal, terapi ditujukan untuk mengoreksi ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit.
d. Deteksi dini dan terapi infeksi
e. Penurunan cadangan dan infensius ginjal untuk memperlambat keruskan
nefron lebih lanjut terutama dengan retriksi protein
f. Diet tinggi kalori dan rendah protein (20-4- gr/ hari) diit tinggi kalori
menghilangkan gejala onoreksi dan nausea dari uremia. Menyebabkan
penurunan ureum dan perbaikan gejala
g. Obat-obatan anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikan fosfat, suplemen
kalsium, kalsium furosemid
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa Gagal ginjal kronik


merupakan gangguan fungsi renal yang progesif ireversibel dimana kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit,menyebabkan uremia

Penyebab gagal ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis dapat
dibagi dalam 2 kelompok,yaitu:
1. Penyakit parenkim ginjal
Penyakit ginjal primer : Glomerulonefritis, Mielonefritis, Ginjal polikistik,
Tbc ginjal
Penyakit ginjal sekunder : Nefritis lupus, Nefropati, Amilordosis ginjal,
Poliarteritis nodasa, Sclerosis sistemik progresif, Gout, Dm.
2. Penyakit ginjal obstruktif : pembesaran prostat,Batu saluran kemih, Refluks
ureter,
Secara garis besar penyebab gagal ginjal dapat dikategorikan Infeksi yang
berulang dan nefron yang memburuk Obstruksi saluran kemih, Destruksi
pembuluh darah akibat diabetes dan hipertensi yang lama

DAFTAR PUSTAKA

 Brunner & suddarth,2001,keperawatan medical bedah,vol 2, EGC,Jakarta


 Elizabeth j.corwin,patofisiologi,EGC,jakarta
 Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2006. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 4. Balai Penerbitan Dep. IPP.
FKUI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai