Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH GAGAL GINJALA KRONIS

RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA

Oleh :
PPK 2017

UNIT PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA

RUMAHA SAKIT HARAPAN BUNDA

Jl. Lintas Sumatera, Seputih Jaya

Lampung Tengah
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara global terdapat 200 kasus gangguan ginjal per sejuta
penduduk. 8 juta di antara jumlah populasi yang mengalami gangguan
ginjal berada dalam tahap gagal ginjal kronis. Penelitian sebelumnya
mengatakan terdapat hubungan antara mengalami gagal ginjal dengan
timbulnya gangguan psikiatri pada pasien ( Cohen et al., 2004 ). Kondisi
ini bisa terjadi pada kasus gagal ginjal akut maupun yang kronis.
Penyakit apapun yang berlangsung dalam kehidupan manusia
dipersepsikan sebagai suatu penderitaan dan mempengaruhi kondisi
psikologis dan sosial orang yang mengalaminya. Akan tetapi petugas
kesehatan sering kali cenderung memisahkan aspek biologis dari aspek
psikososial yang dialami pasien (Leung, 2002).
Aspek psikososial menjadi penting diperhatikan karena perjalanan
penyakit yang kronis dan sering membuat pasien tidak ada harapan. Pasien
sering mengalami ketakutan, frustasi dan timbul perasaan marah dalam
dirinya. (Harvey S, 2007).
Penelitian oleh para profesional di bidang penyakit ginjal
menemukan bahwa lingkungan psikososial tempat pasien gagal ginjal
tinggal mempengaruhi perjalanan penyakit dan kondisi fisik pasien
(Leung, 2002).

B. RUMUSAN MASALAH

Apakah yang dimaksud gagal ginjal kronis?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini diharapkan pembaca
mampu mengidentifikasi apakah yang dimaksud dengan gagal ginjal
kronis.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penurunan faal ginjal
yang menahun yang umumnya tidak riversibel dan cukup lanjut. (Burner,
2002).
Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan
fungsi ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999 : 626)
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir ( ESRD )
merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia ( retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah ). ( Brunner & Suddarth, 2002: 1448 )
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang
progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. ( Price, 1992 :
812 )

B. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN


Ginjal terdiri beberapa bagian, yang diantaranya sebagai berikut :
1. Renal Capsule (Fibrous Capsule), Tiap ginjal dibungkus oleh suatu
membran transparan yang berserat yang disebut renal capsule.
2. Cortex merupakan lapisan pembungkus ginjal, merupakan jaringan
yang kuat yang melindungi lapisan dalam ginjal.
3. Medulla berada dibawah Cortex. Bagian ini merupakan area yang berisi
8 sampai 18 bagian berbentuk kerucut yang disebut piramid, yang
terbentuk hampir semuanya dari ikatan saluran berukuran mikroskopis.
4. Pelvis renalis berada di tengah tiap ginjal sebagai saluran tempat urin
mengalir dari ginjal ke kandung kemih.
5. Vena Renal dan Arteri Renal Dua dari pembuluh darah penting, vena
renal dan arteri renal. Dua pembuluh ini merupakan percabangan dari

3
aorta abdominal (bagian abdominal dari arteri utama yang berasal dari
jantung) dan masuk kedalam ginjal melalui bagian cekung ginjal.
6. Nephrons merupakan unit fungsional dari ginjal dalam menjalankan
fungsi ini.
7. Glomerulus adalah filter utama dari nefron dan terletak dalam
Bowman's capsule.
8. Henle's Loop, merupakan bagian dari tubulus renal yang kemudian
menjadi sangat sempit yang menjulur jauh kebawah kapsul Bowman
dan kemudian naik lagi keatas membentuk huruf U.
9. Renal Collecting Tubule (Tubulus Pengumpul) Disebut juga Pembuluh
Bellini, suatu pembuluh kecil sempit yang panjang dalam ginjal yang
mengumpulkan dan mengangkut urin dari nefron.
10. Kapsula bowman Merupakan suatu invaginasi dari tubulus
proksimal, terdapat ruang yang mengandung urine antara rumbai
kapiler dan kapsula bowman, dan ruang yang mengandung ini dikenal
dengan nama ruang bowman atau ruang kapsular.

4
C. ETIOLOGI
Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit
vaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli), penyakit kolagen
(luris sutemik), agen nefrotik (amino glikosida), penyakit endokrin
(diabetes). (Doenges, 1999:626) Penyebab GGK menurut Price, 1992 :
817, dibagi menjadi delapan kelas, antara lain :
1. Infeksi misalnya pielonefritis kronik
2. Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
3. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
4. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus
sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
5. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik, asidosis tubulus ginjal
6. Penyakit metabolik misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme,
amiloidosis
7. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati
timbale
8. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas : kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal.
Saluran kemih bagian bawah : hipertropi prostat, striktur uretra,
anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.

D. PATOLOGI
Gagal ginjal kronis diakibatkan oleh hilangnya nefron fungsionil
karena rusaknya glomerular dan atau tugular. Kondisi ini merupakan
penyakit multisistim yang mempengaruhi SSP, jantung, traktus GI, otot,
tulang dan darah.
Berbagai manisfestasi terjadi pada tingkat fungsi ginjal yang
berbeda bagi setiap pasien tapi cenderung semakin nyata apabila kecepatan
filtrasi glomelurus turun sampai < 15-20 mL/menit ( BUN >100-120
mg/dL).

5
Banyak manifestasi insufisiensi ginjal diakibatkan oleh BUN dan
mungkin juga karena terakumulasinya produk-produk akhir metabolik
yang tak terukur lainnya.

E. TANDA DAN GEJALA


1. Hematologik
Anemia normokrom, gangguan fungsi trombosit, trombositopenia,
gangguan lekosit.

2. Gastrointestinal
Anoreksia, nausea, vomiting, fektor uremicum, hiccup, gastritis erosiva.

3. Syaraf dan otot


Miopati, ensefalopati metabolik, burning feet syndrome, restless leg
syndrome.

4. Kulit
Berwarna pucat, gatal-gatal dengan eksoriasi, echymosis, urea frost,
bekas garukan karena gatal.
5. Kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada dan sesak nafas, gangguan irama jantung, edema.

6. Endokrin
Gangguan toleransi glukosa, gangguan metabolisme lemak, gangguan
seksual, libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki, gangguan
metabolisme vitamin D.

F. KOMPLIKASI
1 Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik,
katabolisme dan masukan diit berlebih.
2 Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk sampah
uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3 Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem
renin-angiotensin-aldosteron.

6
4 Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah
merah.
5 Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum rendah, metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar
aluminium.
6 Asidosis metabolic, Osteodistropi ginjal
7 Sepsis, Neuropati perifer, Hiperuremia

G. PENATALAKSANAAN
1. Tentukan dan tatalaksana terhadap penyebab.
2. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam.
3. Diet tinggi kalori rendah protein.
4. Kendalikan hipertensi.
5. Jaga keseimbangan eletrolit.
6. Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang akibat GGK.
7. Modifikasi terapi obat sesuai dengan keadaan ginjal.
8. Deteksi dini terhadap komplikasi dan berikan terapi.
9. Persiapkan program hemodialisis.
10. Transplantasi ginjal

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada CKD dapat


dilakukan cara sebagai berikut :

1. Pemeriksaan laboratorium
Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan
sistem dan membantu menetapkan etiologi.
2. Pemeriksaan USG
Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk
mengetahui beberapa pembesaran ginjal.
3. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia dan gangguan elektrolit.

7
I. PENCEGAHAN
Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat
lumrah dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang membawa
kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian yang sangat
mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap peningkatan
kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah dan pemeriksaan
urinalisis. Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah
individu yang menjadi insufisiensi sampai menjadi kegagalan ginjal.
Perawatan ditujukan kepada pengobatan masalah medis dengan sempurna
dan mengawasi status kesehatan orang pada waktu mengalami stress
(infeksi, kehamilan). ( Barbara C Long, 2001 ).

8
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD)
merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2002:1448)
Penyebab GGK menurut Price, 1992 : 817, dibagi menjadi delapan
kelas, antara lain :
1. Infeksi misalnya pielonefritis kronik
2. Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
3. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
4. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus
sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
5. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik, asidosis tubulus ginjal
6. Penyakit metabolik misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme,
amiloidosis
7. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati
timbale
8. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas : kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal.
Saluran kemih bagian bawah : hipertropi prostat, striktur uretra,
anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.

9
DAFTAR PUSTAKA

Brunner& Sudarth, 2002, Edisi VIII, Vol. 2. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Alih bahasa Agung Waluyo. Jakarta: EGC
Corwin, J, E, 2001. Buku Saku Patofisiologi. Alih bahasa Brahm Pendit.
Jakarta: EGC
Carpenito, L,J. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi
Keperawatan, Alih bahasa Ester, M. Jakarta: EGC
Doengoes E. Mrylynn, dkk.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta:
EGC
Nursalam, 2001. Proses& Dokumentasi Keperawata Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika
Suyono, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Jakarta : FK

10

Anda mungkin juga menyukai