Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FARMAKOLOGI II
“GAGAL GINJAL KRONIK”

DOSEN PENGAMPU :
FADHLIYAH MALIK, S. Farm., M. Farm., Apt

OLEH KELOMPOK II :
NUR ALAN UBAID (O1A1 19 107)
NUR FAHMI AZZAHRA (O1A1 19 110)
NURUL ALIAH FADHILLAH (O1A1 19 113)
RUNI HARIYANI (O1A1 19 123)
AMALIAH DEWI ONZITAR (O1A1 19 142)
BULAN DWI SEPTIANI (O1A1 19 146)
CITRA PEBRIYANTI (O1A1 19 148)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
karunia dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gagal Ginjal
Kronik” mata kuliah Farmakologi II dengan baik walapun masih banyak kekurangan di
dalamnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Selaku dosen mata kuliah Farmakologi II yakni Ibu Fadhliyah
Malik, S. Farm., M. Farm., Apt yang telah memberikan kepercayaan dalam menyelesaikan
tugas ini. Penulis sangat berharap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan kita, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang sudah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis berharap isi dari makalah ini bisa dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri ataupun
bagi orang yang membacanya.

Kendari, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A. Definisi Gagal Ginjal Kronik......................................................................... 3
B. Etiologi Gagal Ginjal Kronik......................................................................... 3
C. Patofisiologi Gagal Ginjal Kronik................................................................. 4
D. Tata Pelaksanaan Terapi Gagal Ginjal Kronik............................................... 5
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 7
A. Kesimpulan.................................................................................................... 7
B. Saran............................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga komposisi darah dengan
mencegah menumpuknya limbah dan mengendalikan keseimbangan cairan dalam
tubuh, menjaga level elektrolit seperti sodium, potasium dan fosfat tetap stabil, serta
memproduksi hormon dan enzim yang membantu dalam mengendalikan tekanan
darah, membuat sel darah merah dan menjaga tulang tetap kuat (Kemenkes RI, 2017).
Penyakit ginjal merupakan salah satu isu kesehatan dunia dengan beban
pembiayaan yang tinggi. Ditemukannya urium pada darah merupakan salah satu tanda
dan gejala dari penyakit gangguan pada ginjal. Uremia merupakan akibat dari ketidak
mampuan tubuh untuk menjaga metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit
yang dikarenakan adanya gangguan pada fungsi ginjal yang bersifat progresif dan
irreversible. Insiden penyakit gagal ginjal meningkat setiap tahun dan menjadi
masalah kesehatan utama pada seluruh dunia, terjadinya penyaki gagal ginjal
merupakam resiko kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah serta meningkatkan
angka kesakitan dan kematian (Wiliyanarti dan Muhith, 2019).
Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat global
dengan prevalens dan insidens gagal ginjal yang meningkat, prognosis yang buruk
dan biaya yang tinggi. Prevalensi PGK meningkat seiring meningkatnya jumlah
penduduk usia lanjut dan kejadian penyakit diabetes melitus serta hipertensi. Sekitar 1
dari 10 populasi global mengalami PGK pada stadium tertentu. Hasil systematic
review dan metaanalysis yang dilakukan oleh Hill et al, 2016, mendapatkan prevalensi
global PGK sebesar 13,4%. Menurut hasil Global Burden of Disease tahun 2010,
PGK merupakan penyebab kematian peringkat ke-27 di dunia tahun 1990 dan
meningkat menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010. Sedangkan di Indonesia, perawatan
penyakit ginjal merupakan ranking kedua pembiayaan terbesar dari BPJS kesehatan
setelah penyakit jantung (Kemenkes RI, 2017).
Penyakit ginjal kronis awalnya tidak menunjukkan tanda dan gejala namun dapat
berjalan progresif menjadi gagal ginjal. Penyakit ginjal bisa dicegah dan
ditanggulangi dan kemungkinan untuk mendapatkan terapi yang efektif akan lebih
besar jika diketahui lebih awal (Kemenkes RI, 2017). Dalam makalah ini akan
dibahas definisi gagal ginjal kronik secara spesifik, etiologi gagal ginjal kronik,

1
patofisiologi gagal ginjal kronik dan tata pelaksanaan terapi terhadap gagal ginjal
kronik.

B. Rumusan Masalah
1. Definisi gagal ginjal kronik?
2. Etiologi gagal ginjal kronik?
3. Patofisiologi gagal ginjal kronik?
4. Tata pelaksanaan terapi gagal ginjal kronik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi gagal ginjal kronik.
2. Untul mengetahui etiologi gagal ginjal kronik.
3. Untuk mengetahui patofisiologi gagal ginjal kronik.
4. Untuk mengetahui tata pelaksanaan terapi gagal ginjal kronik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal Kronik (GGK) adalah hilangnya fungsi ginjal yang terjadi selama
beberapa bulan hingga menahun yang berlangsung progresif dan irreversible.
Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan retensi
urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Kerusakan ginjal ini mengakibatkan
masalah pada kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja
terganggu, tubuh jadi mudah lelah dan lemas sehingga kualitas hidup pasien menurun.
Berdasarkan data dalam Riskesdas (2013), Prevalensi gagal ginjal kronik
(sekarang disebut PGK) di Indonesia pada pasien usia 15 tahun ke atas di Indonesia
yang di data berdasarkan jumlah kasus yang di diagnosis dokter adalah sebesar 0,2%.
Prevalensi gagal ginjal kronik meningkat seiring bertambahnya usia, didapatkan
meningkat tajam pada kelompok umur 25-44 tahun (0,3%), diikuti umur 45-54 tahun
(0,4%), umur 55-74 tahun (0,5%), dan tertinggi pada kelompok umur ≥ 75 tahun
(0,6%). Prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%).

B. Etiologi Gagal Ginjal Kronik


1. Faktor kerentanan:
- Gagal ginjal kronik rentan terhadap seseorang lanjut usia.
- Gagal ginjal kronik yang diturunkan dari keluarga.
- Inflamasi sistemik dan dislipidemia.
- Gaya hidup yang tidak sehat.

3
2. Faktor inisiasi:
- Diabetes melitus.
- Hipertensi.
- Penyakit autoimun.
- Penyakit ginjal polikistik.
- Infeksi saluran kemih.
- Obstruksi saluran kemih bagian bawah.
3. Faktor resiko lanjutan:
Faktor resiko lanjutan yaitu terkait dengan kerusakan ginjal pada tahap
lanjutan. Hal ini terbukti dengan peningkatan laju penurunan fungsi ginjal. Faktor
resiko lanjutan:
- Proteinuria.
- Hipertensi.
- Diabetes melitus.
- Hiperlidemia.
- Obesitas.
- Merekok.

C. Patofisiologi Gagal Ginjal Kronik


Berikut patofisiologi pada gagal ginjal kronik:

4
D. Tata Pelaksanaan Terapi Gagal Ginjal Kronik
1. Terapi konservatif
Tujuan dari terapi konservatif adalah mencegah memburuknya faal ginjal secara
progresif, meringankan keluhan-keluhan akibat akumulasi toksin azotemia,
memperbaiki metabolisme secara optimal dan memelihara keseimbangan cairan
dan elektrolit.
a. Peranan diet
Terapi diet rendah protein (DRP) menguntungkan untuk mencegah atau
mengurangi toksin azotemia, tetapi untuk jangka lama dapat merugikan
terutama gangguan keseimbangan negatif nitrogen.
b. Kebutuhan jumlah kalori
Kebutuhan iumlah kalori (sumber energi) untuk GGK harus adekuat dengan
tujuan utama yaitu mempertahankan keseimbangan positil nitrogen,
memelihara status nutrisi dan memelihara status gizi.
c. Kebutuhan cairan
Bila ureum serum > '150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat supaya jumlah
diuresis mencapai 2 liter Per hari.
d. Kebutuhan elektrolit dan mineral
Kebutuhan iumlah mineral dan elektrolit bersifat individual tergantung dari
LFG dan penyakit ginjal dasar (underlying renal disease).
2. Terapi simptomatik
a. Asidosis metabolik
Asidosis metabolilk harus dikoreksi karena meningkatkan serum kalium
(hiperkalemia).
b. Anemia
Transfusi darah misalnya Paked Red Cel/ (PRC) merupakan salah satu pilihan
terapi alternatif, murah, dan efektif. Terapi pemberian transfusi darah harus
hati-hati karena dapat menyebabkan kematian mendadak.
c. Keluhan gastrointestinal
Anoreksi, cegukan, mual dan muntah, merupakan keluhan yang sering
dijumpai pada GGK. Keluhan gastrointestinal ini merupakan keluhan utama
(chief complaint) dari GGK. Keluhan gastrointestinalyang lain adalah ulserasi
mukosa mulai dari mulut sampai anus. Tindakan yang harus dilakukan yaitu
program terapi dialisis adekuat dan obat-obatan simtomatik.

5
d. Kelainan neuromuscular
Beberapa terapi pilihan yang dapat dilakukan yaitu terapi hemodialisis reguler
yang adekuat, medikamentosa atau operasi subtotal paratiroidektomi.
3. Terapi pengganti ginjal, dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5, yaitu
pada LFG kurang dari 15 ml/menit. Terapi tersebut dapat berupa hemodialisis,
dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini, gagal ginjal Kronik (GGK) adalah
hilangnya fungsi ginjal yang terjadi selama beberapa bulan hingga menahun yang
berlangsung progresif dan irreversible. Penyakit ginjal bisa dicegah dan ditanggulangi
dan kemungkinan untuk mendapatkan terapi yang efektif akan lebih besar jika
diketahui lebih awal.

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan dalam makalah ini, mengenai gagal ginjal
kronik (GGK) yang telah penulis bahas bahwa peningkatan kesadaran akan
pentingnya ginjal bagi kesehatan secara menyeluruh dengan menjaga pola hidup dapat
menjadi awal yang baik untuk mencegah penyakit ginjal.

7
DAFTAR PUSTAKA

Aisara S., Syaiful A., dan Mefri Y., 2018, Gambaran Klinis Penderita Penyakit Ginjal Kronik
yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang, Jurnal Kesehatan
Andalas, Vol. 7 (1).

Dipiro J. T., Robert L. T., Gary C. Y., Gary R. M., Barbara G. W., dan Michael L. P., 2008,
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach Seventh Edition, New York: The Mc
Graw Hill Medical.

Husna, C., 2010. Gagal Ginjal Kronis dan Penanganannya. Jurnal keperawatan, Vol. 3 (2).

Kemenkes RI, 2017, Situasi Penyakit Ginjal Kronis, Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI.

Wiliyanarti P. F., dan Muhith A., 2019, Life Experience of Chronic Kidney Diseases
Undergoing Hemodialysis Therapy, Nurseline Journal, Vol. 4 (1): 2541-464X.

Anda mungkin juga menyukai