Anda di halaman 1dari 44

PENGARUH DIIT TERHADAP PENURUNAN KADAR

GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN


DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH
PUSKESMAS SUSUKAN BANJARNEGARA

Oleh:

IMAM SETIYO AJI


(1440118060)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KEPERAWATAN YAKPERMAS BANYUMAS
TAHUN 2023

Politeknik Yakpermas Banyumas


i
PENGARUH DIIT TERHADAP PENURUNAN KADAR
GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN
DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH
PUSKESMAS SUSUKAN BANJARNEGARA

PROPOSAL
STUDI KASUS
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk
Menyelesaikan Program Ahli Madya Keperawatan

Oleh:

IMAM SETIYO AJI


(1440118060)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KEPERAWATAN YAKPERMAS BANYUMAS
TAHUN 2023

Politeknik Yakpermas Banyumas


ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Imam Setiyo Aji

Nim : 1440118060

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Institusi : Politeknik Yakpermas Banyumas

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal Karya Tulis Ilmiah yang saya
tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut.

Banymas, ……., Februari 2023

Pembuat Pernyataan

Imam Setiyo Aji

Politeknik Yakpermas Banyumas


iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Imam Setiyo Aji NIM 1440118060 dengan
judul “Pengaruh diit terhadap penurunan kadar glukosa darah sewaktu pada pasien
diabetes mellitus tipe 2 di wilayah Puskesmas Susukan Banjarnegara” telah
diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Banyumas,…..Februsri 2023

Pembimbing utama Pembimbing pendamping

Ns. Sudiarto, S.kep, M.kep Ns. Fida dyah, S.kep, M.kep

……… ……….

NIDN NIDN 0609098303

Politeknik Yakpermas Banyumas


iv
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Imam Setiyo Aji NIM 1440118060 dengan
judul “Pengaruh pemberian diit terhadap penurunan kadar glukosa darah pada
pasien diabetes mellitus di wilayah Puskesmas Susukan Banjarnegara” telah
dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal ……………….

Dewan Penguji
Ketua Penguji
Eko Julianto,A.kep.,S,Pd.,M.Kes.,CCWC (…………………………..)
NIDN
Penguji Anggota I
Ns. Sudiarto, S.kep, M.kep (………………………….)

NIDN
Penguji ANggota II
Ns. Fida dyah, S.kep, M.kep (………………………….)
NIDN 0609098303

Menegtahui
Direktur Politeknik Yakpermas Banyumas
Eko Julianto, A.Kep.,S,Pd.,M.Kes.,CCWC
NIDN

Politeknik Yakpermas Banyumas


v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karuniannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Diit Terhadap Penurunan
Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah
Puskesmas Susukan Banjarnegara” adapun tujuan dari penyusunan proposal
Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Ahli Madya Keperawatan Politeknik Yakpermas
Banyumas.

Dengan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis, maka
penulis membutuhkan peran serta dari pihak lain dalam proses penyelesaian
proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Eko Julianto, A.Kep.,S,Pd.,M.Kes.,CCWC Selaku Direktur Politeknik


Yakpermas Banyumas.
2. Ns. Sudiarto, M.Kep Selaku Pembimbing I.
3. Ns. Fida Dyah, M.Kep Selaku Pembimbing ll.
4. Orangtua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan kasih
sayangnya.
5. Sahabat serta teman – teman angkatan 2020 yang telah memberikan
dukungan dan motivasinya.

Semoga bantuan serta budi baik yang telah diberikan kepada penulis, mendapat
balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Besar harapan penulis agar proposal Karya
Tulis Ilmiah akhir ini dapat bermanfaat.

Banyumas, Februari 2023

Imam Setiyo Aji

Politeknik Yakpermas Banyumas


vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN …………………………………… ii
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………. iii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….... vi
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………….... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 5
C. Tujuan Studi Kasus ……………………………………………………… 5
D. Manfaat Studi Kasus …………………………………………………….. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………7
A. Diabetes Mellitus ………………………………………………………… 7
B. Takaran Piring Diabetes (Diabetic plate method)………………………….24
C. Gula Darah Sewaktu (GDS) ……………………………………………… 25
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………..28
A. Desan Studi Kasus ………………………………………………………... 28
B. Subyek Studi Kasus ………………………………………………………. 28
C. Focus Studi ……………………………………………………………….. 29
D. Definisi Operasional Fokus Studi ………………………………………... 29
E. Instrumen Studi Kasus …………………………………………………… 30
F. Metode Pengumpulan Data ………………………………………………. 29
G. Lokasi dan Studi Kasus …………………………………………………... 32
H. Analisa data………………………………………………………………..32
I. Etika studi kasus…………………………………………………………...33
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 35
LAMPIRAN

Politeknik Yakpermas Banyumas


vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diabetes telah menjadi penyakit mematikan mengingat komplikasi yang


terjadi pada mata, jantung, ginjal, saraf dan kemungkinan amputasi yang terjadi.
Diabetes telah menjadi penyakit mematikan ke-4 di dunia dan angka
kejadiannya terus melonjak dalam beberapa tahun terakhir. International
Diabetes Federation (IDF) memperkirakan sekitar 463 juta orang berusia 20-79
tahun di seluruh dunia mengidap diabetes pada 2019, laporan ini menunjukan
kenaikan dari tahun 2012 sebesar 371 orang. America Diabetes Association
(ADA) memperkirakan pada tahun 2025 jumlah penderita diabetes akan
mencapai 350 juta orang, ternyata sudah jauh terlampaui. Indonesia menempati
peringkat ker 7 sebagai penyandang diabetes tetinggi di dunia yaitu sebesar 10,7
juta orang (IDF 2021). Hasil riskesdas pada tahun 2018 menunjukan angka
penderita DM sebesar 8,5%, hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan pada
hasil Riskerdas 2013 6,9%. Di jawa tengah prevalensi penderita DM sekitar
2,1% atau 67,977 jiwa menderita DM. Kabupaten dengan persentase pelayanan
kesehatan penderita DM tertinggi adalah di Purbalingga, Pati, Semarang,
Sukoharjo, Kudus, Wonosobo, Karanganyar, Jepara, Tegal dan Kota Magelang.
Sedangkan di Banjarnegara sekitar 1,05% atau 1794 orang menderita Diabetes
mellitus. Di kecamatan susukan sendiri terjadi sebanyak 994 orang dan
diantaranya 697 orang yang tercatat di Puskesmas Susukan 1 sebagai penderita
Diabetes mellitus (Riskerdas 2018).

Diabetes mellitus adalah penyakit kronis serius yang terjadi ketika pankreas
tidak dapat menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau
glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
Diabetes mellitus merupakan masalah serius dalam kesehatab masyarakat, dan

Politeknik Yakpermas Banyumas


1
salah satu dari empat prioritas penyakit tidak menular yang menjadi perhatian
dunia (WHO, 2016). Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai
dengan hiperglikemia akibat kerusakan sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya. Hiperglikemia kronis pada diabetes mellitus diakitkan dengan
kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan berbagai organ , terutama
mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah ( ADA, 2018). Diabetes
mellitus merupakan penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkan (Kemenkes RI, 2019). Menurut Desita
(2019) Diabetes mellitus dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu Diabetes mellitus
tipe 1 atau insulin, Diabetes tipe 2 atau non insulin, Diabetes gestsional dan tipe
diabetes lainnya karena penyakit pankreas, autoimun, defek genetik kerja
insulin.

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang sering terjadi pada Orang


dewasa, lansia, atau bahkan anak-anak. Pada orang yang terkena Diabetes tidak
dapat di sembuhkan namun dapat dikontrol, seperti melakukan diet, olahraga,
edukasi dan obat-obatan. Diabetes mellitus ditandai dengan meningkatnya
kadar glukosa darah dalam tubuh melebihi batas normal atau hiperglikemia.
Pada orang yang mengalami Diabetes Mellitus, pankreas dapat sama sekali tidak
bisa memproduksi insulin atau kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap
insulin menurun serta tubuh tidak mampu untuk melakukan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein. Maka klien dengan Diabetes mellitus di
anjurkan melakukan diet yang benar dan mengontrol asupan makanannya untuk
dapat mempertahankan kadar glukosa darah yang seimbang dan mencegah
komplikasi (Andra saferi &Yessi ).

Organisasi Internasional Diabetes Federation (IDF) memperkirakan


sedikitnya terdapat 436 juta orang pada usia 20-70 tahun di dunia menderita
Diabetes Melitus (DM) tipe 2 pada tahun 2019 atau setara dengan angka
prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama. Jika
diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan prevalensi DM

Politeknik Yakpermas Banyumas


2
di tahun 2019 yaitu 9% pada perempuan dan 9,65% pada lakilaki (Kemenkes
RI, 2018). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2020 Indonesia
telah menduduki posisi kelima pengidap DM tipe 2 sebanyak 20,47 juta
penduduk.

Adapun tanda dan gejala seseorang menderita DM tipe 2 seperti sering


buang air kecil, haus, banyak minum dan sering merasa lelah juga disertai
dengan pusing dan keringat dingin dan juga penglihatan berkurang karena
perubahan cairan pada lensa (PERKENI, 2015). DM tipe 2 merupakan suatu
penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia, masalah keperawatan yang
muncul diantaranya yaitu defisit nutrisi, deficit pengetahuan, ketidakstabilan
kadar glukosa darah. Masih ada beberapa pasien belum mengetahui bahkan
tidak tahu makanan untuk mengendalikan kadar glukosa normal (PERKENI,
2015 dan PPNI, 2016).

Gaya hidup masyarakat saat ini yang cenderung serba instan, menjadi faktor
pemicu dan dihubungkan dengan timbulnya berbagai penyakit, salah satu
penyakit yang dimaksud diabetes melitus (Haqiqi & Sentana, 2019). Gaya hidup
dengan pola makan tinggi lemak, garam, dan gula mengakibatkan masyarakat
cenderung mengkonsumsi makanan secara berlebihan. Selain itu pola makan
yang serba instan saat ini memang sangat digemari sebagian masyarakat, seperti
gorengan jenis makanan murah serta mudah di dapat karena banyak dijual
dipinggir jalan, sehingga mengakibatkan peningkatan kadar gula darah tinggi
(Widayanti et al., 2017). Diet merupakan salah satu penatalaksanaan bagi orang
Diabetes Mellitus, klien diharapkan dapat menjaga kadar gula darah serta
mencegah terjadinya komplikasi penyakit lain. Orang yang menderita penyakit
Diabetes Mellitus biasa memiliki keluhan seperti sering buang air kecil, sering
haus, sering lapar, luka yang tak kunjung sembuh dan keluhan lain. Diabetes
mellitus jika tidak ditangani akan menyebabkan komplikasi, seperti hipertensi,
stroke, gagal ginjal, gangguan saraf (neuropati), ulkus, Vaskulopati (gangguan
aliran darah).

Politeknik Yakpermas Banyumas


3
Agar mendapatkan kualitas hidup meningkat, penderita Diabetes mellitus
diharapkan mendapat edukasi, terapi nutrisi medis (TNM) , latihan jasmani,
terapi farmakologis (PERKENI 2015). Dengan melakukan pengobatan yang
benar, diit Diabetes mellitus yang benar dengan 3J (jumlah, jenis, jam), olahraga
yang cukup, pendkes, serta pemantauan kadar glukosa darah sewaktu secara
rutin diharapkan pasien dapat menjaga kadar gula yang stabil. Kadar glukosa
darah setiap hari bervariasi, kadar gula dar,ah akan meningkat setelah makan
lalu kembali normal dalam waktu 2 jam. Seseorang mengalami diabetes jika
Gula darah sewaktu (GDS) melebihi 200mg/dl dengan keluhan klasik poliuri,
polifagi, polidipsi dan penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya. Gula
darah puasa (GDP) melebihi 126 mg/dl, setelah tes toleransi glukosa oral
(TTGO) melebihi 200mg/dl (Infodatin,2020). Bagi penderita diabetes agar
kadar gula darah lebih stabil, perlu pengaturan pola makan sehat, makanan yang
diperbolehkan, makanan yang dianjurkan, makanan yang dibatasi, Makanan
seperti nasi merah, kentang, ubi dan roti dianjurkan bagi penderita Diabetes
mellitusM, makanan yang dibatasi seperti kopi, teh manis, gorengan, junk food,
kue manis, telor asin dan makanan dengan pengawet (Dr. Hans tandra, 2013).

American Diabetes Association merekomendasikan diit bagi penderita


Diabetes Mellitus yaitu Medical nutricion therapy (MNT). Dalam terapi
direncanakan apa yang dimakan, kapan waktunya, seberapa banyak yang bisa
dimakan serta bagaimana menyiapakn hidangan yang cocok. Keberhasilan
suatu pengobatan atau terapi dipengaruhi oleh kualitas pelayanan, sikap dan
keterampilan petugas. Sikap dan gaya hidup pasien beserta keluarganya, dan
dipengaruhi juga kepatuhan pasien terhadap program pengobatan. Hasil
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pasien yang patuh terhadap diit
Diabetes mellitus sebanyak 65,7%, sedangkan pasien yang tidak patuh 34,3%
(Gustina, Suratun & Heryati 2014). Hasil terapi tidak akan optimal tanpa
adanya kesadaran dari pasien, bahkan dapat menyebabkan kegagalan terapi,
serta dapat pula menimbulkan komplikasi yang sangat merugikan dan pada
akhirnya dapat berakibat fatal (Setiawan, 2014).

Politeknik Yakpermas Banyumas


4
Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 seharusnya menerapkan pola makan yang
seimbang untuk menyesuaikan kebutuhan tubuh melalui pola makan yang sehat
serta mematuhi diet Diabetes mellitus tipe 2 (Lathifah, 2017). Beberapa
komplikasi yang dialami pasien Diabetes Mellitus tipe 2 meliputi, stroke, gagal
ginjal kronis, neuropatik, diabetik, gangguan penglihatan, nyeri dada dan
disertai dengan mual (diaforesis), gangguan saluran cerna, disfungsi kandung
kemih dan juga komplikasi nonvaskuler pada rongga mulut (Hayati, 2015).
Salah satu cara mencegah komplikasi Diabetes Mellitus tipe 2 bisa dengan
memberikan pengetahuan pada penderita. Berdasarkan penelitian (Ranitia,
2020) bahwa terdapat pengaruh yang besar bahwa dengan diberikan pendidikan
kesehatan tentang diet Diabetes Mellitus tipe 2 mampu meningkatkan
pengetahuan dalam mengetahui diet yang benar.

Dari latar belakang di atas maka saya tertarik utuk menyusun proposal
Karya Tulis Ilmiah dengan tema Pengaruh pemberian diit pada pasien DM tipe
2 terhadap penurunan glukosa darah sewaktu (GDS) di wilayah puskesmas
susukan Banjarnegara.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka munculah rumusan masalah proposal Karya
tulis ilmiah ini yaitu “Bagaimana pengaruh diit terrhadap terhadap penurunan
kadar Glukosa Darah Sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di wilayah
puskesmas susukan Banjarnegara?”

C. Tujuan studi kasus

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang hendak di capai


dalam proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengaruh diit
terhadap penurunan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2.

D. Manfaat studi kasus

Penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi manfaat ke semua
pihak

Politeknik Yakpermas Banyumas


5
1. Bagi masyarakat

Dapat memberi informasi tentang penyakit Diabetes mellitus serta


mengedukasi masyarakat tentang pola diit yang harus di jalani bagi orang
dengan diagnosa Diabetes Mellitus.

2. Bagi Institusi

Di harapkan penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi


bacaan/referensi bagi mahasiswa keperawatan dan semua orang untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.

3. Bagi Penulis

Dapat bertambahnya ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan dapat


mengetahui pengaruh diit pagi klien dengan diabetes mellitus

4. Bagi Ilmu Keperawatan

Sebagai bahan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di


bidang ilmu keperawatan, dan berkembangnya ilmu keperawatan modern, bagi
pasien diabetes mellitus.

Politeknik Yakpermas Banyumas


6
BAB II

TINAJUAN PUSTAKA

A. Diabetes Mellitus

1. Definisi

Diabetes mellitus adalah penyakit kronis serius yang terjadi ketika pankreas
tidak dapat menghasilkan cukup insulin ( hormon yang mengatur gula darah,
atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
Diabetes mellitus merupakan masala serius dalam kesehetan masyarakat, dan
salah satu dari empat prioritas penyakit tidak menular yang menjadi perhatian
dunia (WHO, 2016).

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang diatndai dengan


hiperglikemia akibat kerusakan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
Hieperglikemia kronis pada diabetes mellitus dikaitkan dengan kerusakan
jangka panjang, disfungsi dan kegagalan berbagai organ, terutama ginjal, mata,
saraf, jantung dan pembuluh darah (American Diabetes Association (ADA),
2018).

Politeknik Yakpermas Banyumas


7
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau keduanya (PERKENI 2021).

2. Anatomi fisiologi

Pankreas merupakan kalenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam


tubuh baik hewan maupun manusia. Pankreas adalah organ memanjang yang
ditemukan disebelah bagian pertaman dari usus kecil (Meivy 2017).

Menurut Tarwoto, 2012 Pankreas adalah organ pipih yang terletak


dibelakang lambung dalam abdomen , panjangnya stekitar 20-25 cm, tebal +2,5
cm dengan berat kira-kira 80 gram, terbentang dari atas sampai ke lengkungan
besar dari abdomen dan dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum. Struktur
pankreas ini lunak dan berlobus, yang tersusun atas :

1. Kepala pankreas yaitu bagian yang paling lebar , terletak di sebelah kanan
rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum yang praktis
melingkarinya
2. Badan pankreas yaitu bagian pertama pada organ ini, letaknya di belakang
lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama.
3. Ekor pankreas yaitu bagian yang runcing yang terletak di sebelah kiri dan
berdekatan/menyenturnkreas teri dan limpa.

Pankreas terletak melintang di bagian atas abdomen di belakang gaster di


dalam ruang retroperinoeal. Di sebelah kiri ekor pankreas mencapai hilus limpa
di arah cranio dorsal dan bagian atas kiri kaput pankreas dihubungkan dengan
corpus pankreas oleh leher pankreas adalah bagian pankreas yang lebarnya
biasanya tidak lebih dari 4cm, arteri dan vena mesenterika superior berada
dileher pankreas bagian kiri bawah kaput pankreas ini disebut processus
uncinatus panckreas (Hendra, 2018). Pankreas memiliki dua saluran utama yang
menyalurkan sekresinya ke dalam duodenum, antar lain :

1. Duktus wirsung atau duktus pankreatikus, duktus ini dimulai dari ekor
/kauda pankreas dan berjalan sepanjang kalenjar, menerima banyak cabang

Politeknik Yakpermas Banyumas


8
pada perjalanannya. Duktus ini yang bersatu dengan duktus koledukus,
kemudian masuk ke dalam duodenum melalui sphincter oddi.
2. Duktus santorini atau duktus pankreatikus asesori, duktus ini bermuara
sedikit di atas duktus pankreatikus pada duodenum.

Aliran darah yang memperdarahi pankreas adalah arteria lienalis dan arteria
pankreas tikoduodenalis superipr dan inferior.Sedangkan pengaturan persarafan
berasal dari serabut-serabut saraf simpatis dan parasimpatis saraf vagus (Siregar,
2021). Selain itu, pembuluh darah baliknya melalui vena gastro duodenalis,
vena gastrica sinistra dan vena portae hepatica (Triyani, 2019).

Kelenjar pankreas tersusun atas dua jaringan utama yaitu asinus yang
mengekskresikan pencernaan ke dalam duodenum dan Pulau Langerhans, yang
tidak mempunyai alat untuk mengeluarkan getahnya namun sebaliknya
mengekresikan insulin dan glucagon langsung ke dalam darah. Pulau
Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pankreas tersebar di
seluruh seluruh pankreas dengan berat hanya 1-3% dari berat total pankreas.
Pankreas manusia mempunyai 1-2 juta Pulau Langerhans. Pulau Langerhans
berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau berbeda. Setiap pulau
Langerhans hanya berdiameter 0-3 mm dan tersusun mengelilingi pembuluh
darah kapiler ( Pujianti, 2020 & Bandura, et all., 2016 dalam Asna, 2019).

Gambar 2.1 pankreas

Setiadi (2013)

Politeknik Yakpermas Banyumas


9
3. Klasifikasi Diabetes mellitus

Diabetes mellitus dibagi menjadi 4 macam (Desita, 2019) :

a. DM tpe 1 / Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)

Diabetes mellitus tipe 1 terjadi karena kerusakan sel-sel pankreas yang


memproduksi insulin. Kebanyakan penderita DM tipe 1 ini sudah terdiagnosis
sejak usia muda. Umumnya pada saat mereka belum mencapai usia 30 tahun,
karenanya diabetes mellitus sering disebut dengan diabetes yang bermula pada
usia muda (IDF, 2015)

b. DM tipe 2/ Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)

Diabetes mellitus tipe 2 sering terjadi pada usia lebih dari 30 tahun.
Sekitar 90% dari diabetes mellitus di dunia sebagai penderita DM tipe 2, yang
sebagian besar karena obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. Gejalanya mirip
DM tipe 1 namun sering kurang ditandai akibatnya, penyakit ini dapat
terdiagnosis beberapa tahun setelah onset dan sesekali komplikasi sudah
muncul (WHO, 2015).

c. Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes mellitus gestasional adalah diabetes mellitus yang didiagnosis


selama kehamilan (ADA,2015). Perempuan dengan DM yang berkembang
selama masa kehamilan dan menjadi salah satu faktor risiko berkembangnya
diabetes mellitus pada ibu setelah melahirkan. Bayi yang dilahirkan cenderung
akan mengalami obesitas serta berpeluang mengalami penyakit DM pada usia
dewasa (sari, 2018).

d. Tipe Diabetes Lainnya

Diabetes tipe ini terjadi karena penyebab lain, misalnya pada defek genetik
fungsi sel-sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
penyakit metabolik endokrin lain, iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun
dan kenaikan genetik lain ( ADA, 2015).

Politeknik Yakpermas Banyumas


10
4. Etiologi

Etiologi penyebab terjadinya diabetes mellitus berdasarkan klasifikasi


menurut WHO (Infodatin, 2018) :

a. DM tipe 1 ( IDDM)
1) Faktor genetik/Herediter

Faktor herediter menyebabkan timbulnya DM melalui kerantanan sel-sel


beta terhadap penghancuran oleh virus atau mempermudah perkembangan
antobodi autoimun melawan sel-sel beta, jadi mengarah pada penghancuran
sel-sel beta.

2) Faktor Infeksi/Virus

Penyebabnya berupa infeksi virus coxakie dan gondogen yang


merupakan pemicu yang menentukan proses autoimun pada individu yang
peka secara genetik.

a. DM tipe II (NIDDM)

Terjadi paling sering pada orang dewasa, di mana terjadi obesitas pada
individu yang dapat menurunkan jumlah reseptor insulin dari dalam sel
target insulin di seluruh tubuh. Jadi membuat insulin yang tersedia kurang
efektif dalam meningkatkan efek metabolism.

b. DM Malnutrisi
1. Fibrio calcuolus pancreatic (FCPD)

Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah


protein sehingga klasifikasi pankreas melalui proses mekanik (fibrosis)
atau toksik yang menyebabkan sel-sel beta menjadi rusak.

2. Protein defisiensi pancreatic Diabetes mellitus (PDPD)


Karena kekurangan protein yang kronis menyebabkan hipofungsi sel
beta pada pankreas.

Politeknik Yakpermas Banyumas


11
5. Patofisiologis

Menurut Williams & Hopper (2015) jaringan tubuh dan sel-sel yang
menyusunya menggunakan glukosa sebagai energi. Glukosa adalah gula
sederhana yang disediakan pada makanan yang dikonsumsi oleh manusia.
Ketika karbohidrat masuk kedalam tubuh, maka akan dicerna menjadi gula,
termasuk glukosa, yang kemudian diserap ke dalam aliran darah. Karbohidrat
mengandung sebagian besar glukosa yang diperlukan oleh tubuh, lemak dan
protein secara tidak langsung dapat memberikan glukosa dalam jumlah yang
lebih kecil.

Glukosa hanya dapat masuk ke dalam sel dengan bantuan insulin, yaitu
hormon yang di produksi oleh sel beta di Pulau-pulau Langerhans pankreas.
Saat insulin masuk dan kontak dengan membrane sel, insulin bergabung dengan
reseptor yang memungkinkan aktivasi transporter glukosa khusus di selaput.
Dengan membantu glukosa memasuki sel-sel tubuh, insulin akan menurunkan
kadar glukosa dalam darah. Insulin juga membantu tubuh menyimpan kelebihan
glukosa di hepar/hati dalam bentuk glikogen. Hormon lain yaitu glukagon,
diproduksi oleh alfa sel di Pulau Langerhans. Glukagon meningkatkan darah
glukosa bila diperlukan dengan melepaskan glukosa yang di simpan dari hati
dan otot. Insulin dan glukagon bekerja sama untuk menjaga glukosa darah pada
tingkat yang konstan (Williams & Hopper, 2015).

Diabetes mellitus terjadi akibat kekurangan produksi insulin oleh sel beta di
pankreas, atau dari ketidakmampuan sel-sel tubuh untuk menggunakan insulin.
Ketika glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel tubuh dan tetap dalam aliran
darah, maka akan mengakibatkan terjadinya hiperglikemia. Sekresi glukagon
abnormal mungkin juga berperan dalam diabetes mellitus tipe 2 (Williams &
Hopper, 2015).

6. Manifestasi klinis

Peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia mengarah kepada


manifestasi klinis umum yang berhubungan dengan DM. Pada DM tipe 1, onset

Politeknik Yakpermas Banyumas


12
manifestasi klinis mungkin tidak kentara dengan kemungkinan situasi yang
mengancam hidup yang biasanya terjadi, missal ketoasidosis diabetikum. Pada
DM tipe 2, onset manifestasi klinis mungkin berkembang secara bertahap yang
mungkin klien rasakan atau tanpa manifestasi klinis selama beberapa tahun
(Black, J.M & Hawks, J.H, 2014).

Manifestasi diabetes mellitus dimulai dengan pengingkatan frekuensi buang


air kecil (Poliuri), peningkatan rasa haus dan minum (polidipsi), dan karena
penyakit berkembang terjadi penurunan berat badan meskipun ada peningkatan
makan dan lapar (Polifagia) ( Black, J.M & Hawks, J.H.,2014).

Manifestasi klinis Dasar patofisiologis

Poliri (sering BAK) Air tidak diserap kembali oleh tubulus


ginjal sekunder untuk aktifitas osmotik
glukosa, mengarah kepada kehilangan
air, glukosa dan elektrolit.
Polidipsi (Haus Berlebihan) Dehidrasi sekunder terhadap poliuri
menyebabkan haus
Polifagi (lapar berlebihan) Kelaparan sekunder terhadap
katabolisme jaringan menyebabkan
rasa lapar
Penurunan berat badan Kehilngan awal sekunder terhadap
penipisan simpanan air, glukosa dan
trigliserid ; kehilangan kronis sekunder
terhadap penurunan masa otot karena
asam amino dialihkan untuk
membentuk glukosa dan keton
Pandangan kabur berulang Sekunder terhadapp paparan kronis
retina dan lensa mata terhadap cairan
hyperosmolar
Ketonuria Ketika glukosa tidak dapat digunakan
untuk energy oleh sel tergantung
insulin, asam lemak digunakan untuk
energy; asam lemak akan dipecah
menjadi keton dalam darah dan
diekskresikan oleh ginjal . Pada DM
tipe 2, insulin cukup untuk menekan
berlebihan penggunaan asam lemak
tetapi tidak cukup untuk penggunaan

Politeknik Yakpermas Banyumas


13
glukosa.

Lemah dan letih, pusing Penurunan isi plasma mengarah pada


postural hipertensi, kehilangan kalium
dan katabolisme protein berkontribusi
terhadap keemahan
Sering Asimtomatik Tubuh dapat beradaptasi terhadap
peningkatan pelan-pelan kadar glukosa
darah sampai tingkat lebih besar
dibandingkan peningkatan yang cepat

7. Diagnosis

Penegakan diagnosis diabetes mellitus dilakukan dengan pengukuran


glukosa darah. Pemeriksaan gula darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan
secara enzimatik dengan menggunakan bahan plasma dengan menggunakan
bahan plasma darah vena (Infodatin).

Kriteria diagnosis diabetes mellitus meliputi 4 hal, yaitu :

a. Pemeriksaan glukosa plasma puasa .lebih dari 126mg/dl. Puasa adalah


kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam
b. Pemeriksaan glukosa plasma lebih dari 200mg/dl 2 jam setelah tes toleransi
glukosa oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
c. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu 200mg/dl dengan keluhan klasik
(poliuri, polifagi, polidipsi dab penurunan BB yang tidak ada sebabnya).
d. Pemeriksaan HbA1c lebih dari 6,5% dengan menggunakan metode yang
terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin standardization Program
(NGSP).

Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal maupun kriteria


DM maka digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang terdiri dari
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) dan Glukosa Darah Puasa Terganggu
(GDPT). GDPT terjadi ketika hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara
100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2 jam <140 mg/dl. TGT

Politeknik Yakpermas Banyumas


14
terpenuhi juka hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 jam setelah TTGO antara
140-199 mg/dl dan glukosa plasma puasa <100 mg/dl (Infodatin, 2020).

HbA1c (%) GDP (mg/dl) Glukosa Plasma 2


jam (mg/dl)
Diabetes
Prediabetes 5,7-6,4 100-125 140-199
Normal <5,7 < 100 <140
Sumber: Konsensus pengelolaan dan pencegahan DM Tipe-2 di Indonesia 2015
dalam infodatin, 2020.

8. Komplikasi

Menurut Dwinanjar, 2018, komplikasi dibagi menjadi akut dan kronis ;

a. Komplikasi akut
1) Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah kadar glukosa darah yang rendah, yang terjadi


apabila glukosa darah turun di bawah 50-60 mg/dl terjadi karena peurunan
insulin yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlau sedikit.

2) Ketoasidosis (DKA)

Ketoasidosis terjadi dimana tidak adanya insulin atau insulin tidak cukup,
karena

a. Dehidrasi
b. Kehilangan elektrolit
c. Asidosis
3) Hiperglikemik Hiperosmoler Nonketotik (HHNK)

adalah keadaan yang di dominasioleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia


dan disertai perubahan tingkat kesadaran. Keadaan hiperglikemia pasien
menyebabkan diuresis osmotik sehingga terjadi kehilangan cairan dan
elektrolit.

b. Komplikasi kronis

Politeknik Yakpermas Banyumas


15
1) Makrovaskuler atau penyakit pembuluh darah besar lebih sering di jumpai
pada DM tipe 2 yang lebih tua berbagai tipe penyakit makrovaskuler
tergantung pada lokasi aterosklerotik. Makrovaskuler dapat terjadi pada
pasien diabetes atau non diabetes.
2) Mikrovaskuler atau penyakit pembuluh darah kecil lebih sering dijumpai
pada DM tipe 1, penyakit ini ditandai oleh penebalan membrane basalis
pembuluh darah kapiler. Ada duda tempat dimana gangguan fungsi kapiler
dapat berakibat serius yaitu mikrosirkulasi pada retina mata dan ginjal.
3) Neuropati sensori adalah hilangnya perasaan nyeri dan stabilitas tekanan,
sedangkan neuropati otonom menimbulkan peeningkatan kekeringan dan
pembentukan fisura pada kulit ( yang terjadi akibat penurunanprespirasi)
penyakit vaskuler perifer karena sirkulasi ekstremitas bawah yang buruk
akan menyebabkan gangrene.
9. Penatalaksanaan DM

Pada dasarnya, pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan disertai


dengan latihan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (2- 4 minggu). Bila
setelah itu kadar glukosa darah masih belum dapat memenuhi kadar sasaran
metabolik yang diinginkan, baru dilakukan intervensi farmakologik dengan obat
- obat anti diabetes oral atau suntikan insulin sesuai dengan indikasi. Dalam
keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, DM dengan stres
berat, berat badan yang menurun dengan cepat, insulin dapat segera diberikan.
Pada keadaan tertentu obat-obat anti diabetes juga dapat digunakan sesuai
dengan indikasi dan dosis menurut petunjuk dokter. Pemantauan kadar glukosa
darah bila dimungkinkan dapat dilakukan sendiri di rumah, setelah mendapat
pelatihan khusus untuk itu (PERKENI, 2015).

Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup


penyandang diabetes. Menurut consensus nasional ada 4 pilar utama dalam
pengelolaan DM , yaitu :

a. Edukasi

Politeknik Yakpermas Banyumas


16
Edukasi merupakan upaya peningkatan pengetahuan dan motivasi pasien
yang komprehensif dalam pencapaian perubahan perilaku. Tujuam perubahan
perilaku adalah agar penyandang diabetes dapat menjalani pola hidup sehat.
Edukasi dapat dilakukan secara individual maupun di pelayanan kesehatan
dengan pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah.

b. Terapi nutrisi medis (TNM)

Terapi nutrisi medis merupakan bagian penting dari penatalaksanaan DM


secara komprehensif. Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan secara
menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli, gizi, petugas kesehatan yang lain
serta pasien dan keluarganya). TNM sebaiknya diberikan sesuai dengan
kebutuhan setiap pasien DM agar mencapai sasaran. Prinsip pengaturan makan
pada pasien DM hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umu,
yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi
masing-masing individu. Pasien DM perlu diberikan penekanan mengenai
pentingnya pengaturan 3J (jadwal makan, jumlah dan jenis) kandungan kalori
terutama pada mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi
insulin atau terapi insulin.

c. Latihan Jasmani (olahraga)

Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani dilakukan secara tertaur


sebanyak 3-5 kali per minggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150
menit per minggu. Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut.
Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum latihan
jasmani. Apabila kadar glukosa darah <100 mg/dl pasien harus mengkonsumsi
karbohidrat terlebih dahulu bila >250mg/dl dianjurkan untuk menunda latihan
jasmani. Kegiatan sehari-hari atau aktivitas sehari-hari bukan termasuk latihan
jasmani meskipun dianjurkan untuk selalu aktif setiap hari. Latihan jasmani
selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan
memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa
darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat

Politeknik Yakpermas Banyumas


17
aerobic dengan intensitas sedang (50%-70% denyut jantung maksimal) seperti
jalan cepat, bersepeda santai, jogging dan berenang. Denyut janjtung maksimal
dihitung dengan cara mengurangi angka 220 dengan usia pasien. Latihan
jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani.
Makanan yang di anjurkan dan dibatasiProporsi diit atau makanan harian yang
benar bagi penderita diabetes mellitus berdasarkan anjuran PERKENI adalah
sebagai berikut :

a. Karbohidrat : 60-70%
b. Protein : 10-15%
c. Lemak : 20-25%

Jenis makanan yang di konssumis dan yang tidak diperbolehkan


diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Jenis makanan yang tidak boleh dikonsumsi


a) Sumber protein hewani, keju abon, dendeng, susu
b) Buah buahan yang diwetkean seperti durian, nangka, alpukat, kurma
c) Makanan yang manis seperti madu, roti, coklat, sirup selai
2) Jenis makanan yang boleh dimakan tapi harus di batasi :
a) Semua jenis karbohidrat seperti nasi, bubur, mie, kentang, singkong, ubi,
gandum, sagu, seral, ketan
b) Sumber protein hewani mengandung lemak jenuh tinggi, sosis, sarden,
jeroan, kuning telur, kornet
c) Sayuran, kol, bayam, rebung, daun singkong
d) Buah-buahaan seperti nanas, anggur, klengkeng, mangga sirsak, pisang,
sawo, semangka

3) Jenis makanan yang di anjurkan :


a) Sumber protein hewani, ayam tanpa kulit, ikan, putih telur, daging tidak
berlemak
b) Sumber protein nabati seperti tahu, tempe, kacang merah, kacang tanah,
kacang kedelai

Politeknik Yakpermas Banyumas


18
c) Sayuran tinggi serat seperti, kangkung, sawi, kembang kol, lobak,
terong, seledri, oyong, tomat, labu air

d. Terapi Farmakologis

Terapi farmakologi diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan


jasmani. Terapi farmaklogi terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan;

Golongan obat Cara kerja Efek samping Penurunan


hbA1c

Metformin Menurunkan produksi Dispepsia, diare 1,0-1,3%


glukosa hati dan Asidosis laktat
meningkatkan sensifitas
terhadap insulin
Thiazolidinedione Meningkatkan Edema 0,5-1,4%
sensitifitas terhadap
Sulfonylurea insulin BB naik, 0,4-1,2%
Meningkatkan sekresi hipoglikemia
insulin BB naik,
Glinid 0,5-1,0%
Meningkatkan sekresi hipoglikemia
insulin Flatulen, tinja
Penghambat alfa- 0,5-0,8%
Menghambat absorpsi lembek
glukosidase glukosa
Penghambat DPP-4 Sebah, muntah 0,5-0,9%
Menghambat sekresi
insulin dan glukagon Infeksi saluran
Penghambat SGLT-2 0,5-0,9%
kemih dan genita

4) Diit DM
1. Menu Diit

Politeknik Yakpermas Banyumas


19
Peaksanaan diit hendaknya disertai dengan latihan jasmani dan perubahan
perilaku tentang makanan. Diit yang digunakan sebagai bagian dari
penatalaksanaan diabetes mellitus dikontrol berdasarkan kandungan energi,
protein, lemak, dan karbohidrat.

a. Jumlah bahan makanan diet menurut standar diet DM (dalam satuan


penukar)

Golongan bahan makanan Standar diit


1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500
Kkal Kkal kkal kkal Kkal kkal kkal kkal
Nasi atau penukar 2 1/2 3 4 5 5 1/2 6 7 7 1/2
Ikan atau penukar 2 2 2 2 2 2 2 2
Daging atau penukar 1 1 1 1 1 1 1 1
Tempe atau penukar 2 2 2 2 1/2 3 3 3 5
Sayuran/penukar A S S S S S S S S
Sayuran/penukar B 2 2 2 2 2 2 2 2
Buah atau penukar 4 4 4 4 4 4 4 4
Susu atau penukar - - - - - - 1 1
Minyak atau penukar 3 4 4 4 6 7 7 7

4) Pembagian makanan sehari tiap standar DM dan nilai gizi


Energy 1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500
Kkal
Pagi
Ikan ½ 1 1 1 1½ 1½ 1½ 2
Ikan 1 1 1 1 1 1 1 1
Tempe - - ½ ½ 1 1 1 1
Sayuran S S S S S S S S
Minyak 1 1 1 1 2 2 2 2

Pukul
10.00
Buah 1 1 1 1 1 1 1
Subuh - - - - - - 1 1
Siang
Nasi 1 1 2 2 2½ 3
Daging 1 1 1 1 1 1
2 3

Politeknik Yakpermas Banyumas


20
Tempe 1 1 1 1 1 1 1 1
Sayuran A S S 1 S S S S S
Sayuran B S
Buah 1 1 1 1 1 1 1
Minyak 1
1 1 1 1 1 1 1
Pukul 1 2 1 2 2 3 3 3
16.00 2
Buah

Malam 1 1 1 1 1 1 1
Nasi 1
Ikan
Tempe
1 1 2 2 2 2½ 2½
Sayuran A
1 1 1 1 1 1 1 1
Sayuran B
1 1 1 1 1 1 1 2
Buah
S S 1 S S S S S
minyak
1 1 S 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
Nilai gizi 1 1 1 1 2 2 2 1
Energy 1
(kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Kh (g) 1100 1300 1700 1900 2100 2300 2500
43 45 1500 55,5 60 62 73 80
51,1
30 35 36,5 48 53 59 62
36,5
172 192 275 299 319 369 396
275
S = sekehendak

5) Contoh menu sehari Diit dm 1900 kkal

Waktu Bahan makanan penukar Urt Menu


Pagi Nasi 1½p 1 gls Nasi
Telur ayam 1p 1 btr Telur dadar
Tempe 1p 2 ptg sdg Oseng-oseng
Sayuran A S tempe
Minyak 2p 1 sdm Sop
oyong+tomat
Pukul 10.00 Buah 1p 1 ptg sdg
Siang Nasi 2p 1 ½ gls
Ikan 1p 1 ptg sdg Papaya
Tempe 1p 2 ptg sdg Nasi
Sayuran B 1p 1 gls Pepes ikan
Buah 1p ¼ bh sdg Tempe goring
Minyak 2p 1 sdm Lalapan, kacang
Panjang + kol
Buah 1p 1 bh gls nanas
Pukul 16.00
Nasi 2p 1 ½ gls nasi
Malam

Politeknik Yakpermas Banyumas


21
Ayam tanpa 1p 1 ptg sdg nasi
kulit
Tahu 1p 1 bh bs ayam bakar bb
Sayuran B 1p 1 gls kecap
tahu bacem
Buah 1p 1 pt sdg stup buncis +
Minyak 2p 1 sdm wortel
papaya

Sumber Instalasi gizi perjan Rs. Dr. Ciptomangunkusumo

Nilai gizi :

Energi 1912 kkal Kolesterol 303 mg

Protein 60 g (12,5% energi total) Serat 37 g

Lemak 48 g (22,5% energi total) Karbohidrat 299 g (62,5%)

2. Pengaturan Makanan dengan metode Takaran Piring (Diabetic Plate


method)

Takaran piring diabetes mellitus adalah cara mengatur jumlah makanan


sehari-hari dengan menggunakan piring yang telah diatur porsinya sesuai
dengan kebutuhan tubuh penderita diabetes. Takaran piring bagi penderita
diabetes mudah untuk digunakan sehari-hari tanpa harus kerepotan mengukur
jumlah kebutuhan tubuh dan kalori yang harus dikonsumsi. Diabetik plate
metod dilakukan dengan 3J, tepat jumlah (komposisi), tepat jenis, Tepat jam,
dengan menu makanan pokok (Karbohidrat 25%, Sayuran tinggi serat 50%,
lauk utama protein hewani 25% dalam piring 22 cm). Pengaturan makanan
dengan takaran piring (Diabetic plate method) dapat dilihat pada gambar :

a. Contoh sarapan pagi pukul 07.00, ¼ dari piring adalah protein seperti telur
daging ikan ayam, ¼ piring adalah karborhidrat seperti nasi roti kentang, ½
piring, dikosongkan, ½ mangkok buah setiap hari, 1 gelas susu.

Politeknik Yakpermas Banyumas


22
2.2 gambar menu pagi

Naralia, 2016

b. Contoh takaran makan siang dan malam, ¼ dar piring adalah daging ikan /
ayam, tauhu tempe, ¼ dar piring adalah karbohidrat dari kentang, ubi, nasi,
½ dari piring adalah sayuran non-tepung, brokoli, wortel, sawi,lada.
Minimal 18 gelas air setiap hari dan 1 buah rendah gula.

Politeknik Yakpermas Banyumas


23
2.3 gambar menu siang/malam
Naralia, 2016

C. Gula darah sewaktu (GDS)


1. Pengertian
a. Glukosa darah sewaktu/GDS merupakan kadar gula darah yang diambil
kapan saja alias tidak memperhatikan waktu makan. Bisa setiap saat di
luar puasa dan dua jam setelah makan.
b. Gula darah puasa/GDP adalah kadar gula darah yang diambil ketika
dalam kondisi puasa.
c. Gula darah 2 jam posprandial/GDPP adalah kadar gula darah yang
diperiksa 2 jam setelah minum larutan glukosa 75 gram. Pemeriksaannya
dilakukan setelah GDP. Setelah dilakukan pemeriksaan GDP pasien
akan diberi larutan 75 gram gula. Baru setelah 2 jam kembali dilakukan
pemeriksaan gula darah.

Politeknik Yakpermas Banyumas


24
2. Pemeriksaan GDS

Berdasarkan infodatin tahun 2020, penegakan diagnosis diabetes mellitus


dilakukan dengan pengukuran glukosa darah. Pemeriksaan gula darah yang
dianjurkan adalah pemeriksaan secara enzimatik dengan menggunakan bahan
plasma darah vena.

Kriteria diagnosis diabetes mellitus melliputi 4 hal, yaitu :

a. Pemeriksaan glukosa darah puasa (GDP) _>126 mg/dl. Puasa adalah


kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.
b. Pemeriksaan glukosa darah (GDS) _>200 mg/dl 2 jam setelas tes toleransi
glukosa oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
c. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu (GDS) _>200 mg/dl dengan keluhan
klasik (poliuri, polidipsi, polifagi dan penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya).
d. Pemeriksaan HbA1c _>6,5% dengan menggunakan metode yang
terstandarisasi oleh National Glycohaemogloin Standarization Program
(NGP).

Pemeriksaan kadar gula darah normal dapat dilihat sebagai berikut :

a) Kadar GDS,GDP,GDPP :

Pemeriksaan Kadar normal Kadar terbaik


Gula darah sewaktu (GDS) <200mg/dl <200 mg/dl
Gula darah puasa (GDP)
Gula darah 2 jam setelah 80-125 mg/dl 80-110 mg/dl
makan (GDPP) 110-180 mg/dl 100-145 mg/dl

Politeknik Yakpermas Banyumas


25
b) Kadar GDS, GDPT, TGT, DM :

Kadar glukosa darah mg/dl mmol/L HbA1c

Normal 5,6%
Puasa <100 <5,6
2 jam sesudah makan <140 <7,8
Glukosa darah puasa terganggu (GDPT) 5,7-6,4%
Puasa >100 & <126 >5,6 & <7,0
2 jam sesudah makan <140 <7,8
Toleransi glukosa terganggu (TGT) 5,7-6,4%
Puasa <126 <7,0
2 jam sesudah makan > 140 & <200 >7,8 & <11,1
Diabetes Mellitus >6,5
Puasa >126 >7,0
2 jam sesudah makan >200 >11,1

Politeknik Yakpermas Banyumas


26
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain studi kasus

Desain yang digunakan dalam penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini
adalah studi kasus. Studi kasus merupakan serangkaian kegiatan ilmiah yang
dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa
dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok atau organisasi untuk
memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut (Prihatsanti et al,
2018).

Pada proposal karya tulis ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu
mendeskripsikan atau menggambarkan pengaruh pemberiaan diit bagi pasien DM
tipe 2 terhadap penurunan GDS.

B. Subyek studi kasus

Subjek studi kasus adalah subjek yang akan dituju untuk dilakukan penelitian
oleh peneliti.Supaya karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya,
maka sebelum dilakukannya pengambilan sampel perlu menentukan adanya
kriteria inklusi dan kriteria ekslusi. Kriteria inklusi merupakan kriteria ata ciri-ciri
yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai
sampel. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan ciri-ciri anggota populasi yang tak
dapat diambil menjadi sampel.

Subjek pada proposal Karya tulis ilmiah ini yaitu pengaruh diit pada pasien
diabetes mellitus tipe 2 terhadap penurunan kadar glukosa darah dengan kriteria
inklusi dan eksklusi sebagai berikut :

Politeknik Yakpermas Banyumas


27
Kriteria inklusi :

1. Pasien yang menderita DM tipe 2


2. DM tipe 2 tanpa komplikas
3. Patuh mengikuti program diit
4. Laki-laki perempuan bukan lansia
5. Menyetujui sebagai klien

Kriteria eksklusi :

1. Pasien yang menderita DM bukan DM tipe 2


2. DM dengan komplikasi
3. Tidak mau mengikuti program diit
4. Laki-laki perempuan lansia
5. Tidak menyetujui sebagai klien
C. Fokus studi

Fokus studi penelitian umumnya identik dengan variable penelitian yang


menjadi faktor perhatian (Arikunto, 2018).

Fokus studi yang digunakan adalah mendeskripsikan pengaruh diit pada


pasien dengan diagnosa DM tipe 2 dengan Kadar glukosa darah >200mg/dl. Studi
berfokus pada masyarakat di daerah Banjarnegara kecamatan Susukan di wilayah
kesehatan Puskemas susukan yang menderita Diabetes mellitus tipe 2. Fokus studi
menerapkan diit 3 J untuk mengontrol Kadar glukosa darah.

D. Definisi operasional fokus studi

Untuk membatasi ruanh lingkup atau pengertian variable-variable diamati atau


diteliti, perlu sekaali variable-variable tersebut diberi batasan atau definisi
operasional. Definisi operasional ini bermanfaat untuk mengarah pada
pengukuran serta pengamatan terhadap variable-variable yang bersangkutan serta
pengembangan instrument/alat ukur (Notoadmojo, 2018).

Politeknik Yakpermas Banyumas


28
Pada proposal Karya tulis ilmiah ini variable yaitu diit DM, GDS, dan DM
tipe 2.

Variable Definisi operation Parameter Alat ukur

Diit DM tipe 2 Diit yang Mengajarkan 3 J Jadwal menu


diberikan kepada Jumlah, jenis, dan Jadwal makan, daftar
pasien DM tipe 2 asupan makanan yang menu makan,
sesuai program. diprogramkan. lembar observasi

Dm tipe 2 DM yang 1. Obesitas/ BB dibawah Perlengkapan


diakibatkan karena normal pendkes,
hiperglikemi. 2. GDS >200mg/dl Glucometer, BMI
3. Polifagi,poliuri,polidipsi
GDS Gula darah yang Kadar normal <200mg/dl Glucometer
diambil kapan saja

Sumber : Setiadi 2013


E. Instrumen studi kasus

Instrumen penelitian artinya alat-alat yang dipergunakan untuk mrngumpulkan


data (notoadmojo, 2012 dalam Nursalam, 2016 ). Instrumen penelitian yang
digunakan dalam proposal karya tulis ilmiah ini yaitu

1. 1 set alat Glucometer


2. Jadwal menu dan jadwal makan
3. Perlengkapan pendkes
4. Lembar Observasi
F. Metode pengumpulan data

Dalam Penyusuna Proposal Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode


deskriptif yang berbentuk studi kasus dengan teknik pengumpulan data
(Nursalam, 2016).

1. Wawancara (Anamnesa)

Wawancara adalah menanyakan atau Tanya jawab yang berhubungan dengan


masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang
direncanakan. Dalam wawancara mengajak klien dan keluarga untuk bertukar

Politeknik Yakpermas Banyumas


29
pikiran dan perasaannya, atau yang disebut teknik terapeutik. Proses wawancara
dilakukan dengan Narasumber pasien Diabetes Mellitus tipe 2.

2. Observasi-Partisipatif

Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara pengamatan secara


langsung pada klien dan keluarga mengenai masalah kadar glukosa darah klien
serta berpartisipasi dengan keluarga klien sebagai orang terdekat. Dengan
observasi penulis dapat mengetahui apakah ada perubahan kadar glukosa darah
sebelum dan sesudah diterapkan diit 3J untuk penderita Diabetes Mellitus tipe 2

3. Dokumentasi

Penulis melakukan pencatatan atau pendokumentasian data klien dan keluarga


melalui catatan medis klien sebelumnya dan dokumentasi ini diambil dari
pengkajian sampai dengan evaluasi pada klien dan keluarga dengan Diabetes
mellitus tipe 2.

4. Praktek langsung

Penulis melakukan praktek langsung penerapan diet 3J sesuai dengan referensi


yang diperoleh pada penderita Diabetes mellitus tipe 2 dengan penurunan kadar
glukosa darah. Penulis melakukan praktek langsung pada saat kunjungan ke
rumah.

G. Lokasi dan waktu Studi Kasus


Studi kasus ini adalah studi kasus individu (keluarga)
1. Lokasi
Desa Susukan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara
2. Waktu
Waktu penelitian yang digunakan 1 maret - 7 maret sesuai program diit.
H. Aalisa data
Analisa data merupakan metode proses pengelolaan data dengan tujuan untuk
memilih informasi yang berguna yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan untuk olusi suatu permasalahan. Proses analisis ini merupakan kegiatan

Politeknik Yakpermas Banyumas


30
pengelompokan data sesuai karakteristiknya, melakukan pembersihan data,
mentransformasi data, membuat contoh data untuk menemukan informasi penting
dari data tersebut. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan
cara menggambarkan data yang terkumpul untuk membentuk suatu kesimpulan.
Penyajian data adalah salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil
penelitian yang telah dilakukan supaya dapat dipahami dan dianalisis sesuai
dengan tujuan yang diinginkan. Data yang digunakan harus sederhana, supaya
jelas dan mudah dibaca (Notoadmojo,2018).
Pada proposal Karya tulisa ilmiah ini, analisa data yang digunakan adalah
analisa deskriptif yang meliputi :
1. Pengumpulan data
Didapat dari hasil wawancara dan observasi.
2. Reduksi data
Merangkum hal hal yang penting dengan tujuan untuk menyederhanakan
data yang sudah diperoleh.
3. Penyajian data
Bertujuan mendapatkan gambaran dari keseluruhan data yang diperoleh.
4. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan proses akhir dalam penyajian data yang sudah
diperoleh.

I. Etika studi kasus

Etika studi kasus merupakan suatu pedoman yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, subjek penelitian dan
warga yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut (Notoadmojo,
2018). Etika dalam penghambilan kasus meliputi (Modiska, 2019) :

1. Informed consent

Peneliti harus memperoleh keterangan lengkap dan sebelum melakukan


penelitian, peneliti memberikan lembar persetujuan untuk bersedia menjadi
responden.

Politeknik Yakpermas Banyumas


31
2. Anomymity

Penggunaan subjek penelitian hanya boleh mencantumkan kode di atas


eksemplar pengumpulan data.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Hasil keseluruhan data yang telah dikumpulkan akan dijamin


kerahasiaannya oleh peneliti dengan tidak memberikan informasi mengenai
penelitian tersebut.

4. Benefience (kebaikan)

Tindakan keperawatan yang akan dilakukan tidak merugikan klien, dan


memberikan yang terbaik untuk klien.

5. Justice (keadilan)

Etika yang sangat penting dalam keperawatan dimana dalam penyusunan


studi kasus penulis bersikap adil kepada klien tidak membeda-bedakan klien
dari suku, agama, ras, dan jenis kelamin.

6. Veracity (kejujuran)

Dalam studi kasus ini penulis menggunakan kejujurannya dalam mengelola


klien, dimana tidak menyembunyikan hasil dari pemeriksaan fisik yang akan
dilakukan pada saat pengkajian pada klien.

7. Fidelity (kesetiaan)

Dalam studi kasus ini penulis setia dalam melakukan tindakan dan
berkomitmen pada kontrak waktu, tempat dan tindakan yang dilakukan kepada
klien.

Politeknik Yakpermas Banyumas


32
Politeknik Yakpermas Banyumas
33
DAFTAR PUSTAKA

ADA. (2020). Standards of medical care in diabetes: Response to position


statement of the American Diabetes Association. Diabetes Care, 29(2),
476.

Arief, M. H. (2020). “Penerapan Diet 3J untuk Mengontrol Kadar Glukosa


Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 (Doctoral dissertation,
Diploma, Universitas Muhammadiyah Magelang)”.
http://eprintslib.ummgl.ac.id/, di akses pada 1 februari 22.45

Dewi, rosliana. (2021). Asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes


mellitus. Sukabumi: Deepublish

Dr. Febrinasari, M.Sc. (2020). Buku saku Diabetes Mellitus untuk awam.
Surakarta: UNS Press di unduh pada 2-11-2022 20.30 di unduh melalui
scholar.google.com

Narasila, Widya. T. (2016). Buku Panduan pengaturan makanan diabetes


mellitus atau sakit gula. Fakultas keperawatan Universitas Sumatra Utara.
Diunduh pada 2-8-2023 22.30 melalui academia.edu

Novina Melva, Ravenska & Anisah Lusmiati, Retno. 2021 “Upaya mengatasi
masalah defisit pengetahuan dengan edukasi diet Diabetes mellitus (DM)
tipe 2” dalam Jurnal ilmiah keperawatan dankesehatan Alkautsar (Jikka). J
Suwandi Suwardi Temanggung. Akper Alkautsar Press

Pangribowo, Supriyono. 2020. “Langkah-langkah Pencegahan Bagi Penyandang


Diabetes Melitus di masa Pandemi Covid 19”,
https://www.kemkes.go.id/downloads/resources , diakses pada 1 februari
22.45

Perkeni. (2021). Pedoman pemantauan glukosa darah mandiri: Pb Perkeni

Politeknik Yakpermas Banyumas


34
Dr. Almatsier, Sunita (2008). Penuntun Diet edisi terbaru: Gramedia

Janah, Rofiatul. (2018). Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan diabetes


mellitus tipe 2di ruang Mawar Rumah Sakit Umum Prof. dr. Margono
Soekarjo Purwokerto. Banyumas. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik
Yakpermas Banyumas

Tandra, Hans. (2013). Life Healthy with Diabetes. Yogyakarta: Andi

Tandra, Hans. (2016). Diabetes Makan Apa???. Yogyakarta: Andi

Tandra, Hans. (2022). 111 Kunci penting untuk penderita diabetes. Yogyakarta:
Rapha Publishing

Tandra, Hans. (2020). Dari diabetes meuju kaki. Jakarta: Gramedia

Wahyuningsih, Retno. (2013). Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Yogyakarta:


Graha Ilmu

Wijaya Saferi, Andra & Putri Mariza, Yessie. (2013). KMB 2 keperawatan
medical bedah (keperawatan dewasa). Bengkulu: Nuha Medika

Politeknik Yakpermas Banyumas


35
Lampiran 1 Informed consent

INFORMED CONSENT

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah


mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai asuhan
keperawatan yang akan dilakukan oleh Imam setiyo aji dengan judul pengaruh diit
terhadap penurunan kadar glukosa darah sewaktu pada pasien diabetes mellitus
tipe 2 di wilayah Puskesmas Susukan Banjarnegara

Saya memutuskan setuju untuk diberikan asuhan keperawatan secara sukarela


tanpa paksaan. Bila selama proses keperawatan ini sayan menginginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu waktu tanpa
samksi apapun.

Banyumas,……….………….2023

Saksi Yang memberikan persetujuan

………………………….. ………………………….

………………,………….. 2023

Peneliti

…………………………………………

Politeknik Yakpermas Banyumas


36
Lampiran 2

SURAT KETERANGAN TURNITING

Yang bertandatangan dibawah ini saya :

Nama : Imam setiyo aji

Selaku petuhas turniting, menerangkan bahwa proposal Karya tulus ilmuah atas ;

Nama : Imam setiyo aji

Nim : 1440118060

Prodi : Keperawatan

Judul : Pengaruh diit terhadap penurunan kadar glukosa darah sewaktu pada
pasien diabetes mellitus tipe 2 di wilayah puskesmas Susukan Banjarnegaara

Dengan hasil turniting sebesar ………………………………………..

Demikian keterangan ini saya buat dengan sebenarnya.

Banyumas,……Februari 2023

Pemberi Keterangan

Imam setiyo aji

Politeknik Yakpermas Banyumas


37

Anda mungkin juga menyukai