PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di
seluruh dunia,dimana insidennya 30% pada setiap individu di seluruh dunia.
masyarakat indonesia masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya zat
gizi, karena itu prevalensi anemia di di Indonesia sekarang ini masih cukup
tinggi, terutama anemia defisiensi nutrisi seperti besi, asam folat, atau vitamin
B12.. Bahaya anemia yang sangat parah bisa mengakibatkan kerusakan
jantung, otak, dan organ tubuh lain bahkan dapat menyebabkan kematian. Sel
darah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut
oksigen dari paru paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Maka dari itu dalam makalah ini kami akan menjelaskan dan menjabarkan
tentang konsep teori penyakit anemia dan asuhan keperawatan pada pasien
anemia.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada TN.K
secara umum.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran pelaksaanaan pengkajian pada TN.K di bangsal
Penyakit Dalam Pria
2. Mengetahui gambaran pelaksaanaan diagnosa pada TN.K di bangsal
Penyakit Dalam Pria
3. Mengetahui gambaran pelaksaanaan intervensi pada TN.K di bangsal
Penyakit Dalam Pria
4. Mengetahui gambaran pelaksaanaan implementasi pada TN.K di
bangsal Penyakit Dalam Pria
5. Mengetahui gambaran pelaksaanaan evaluasi pada TN.K di bangsal
Penyakit Dalam Pria
C. Sistematika penulisan
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. KONSEP DASAR TEORI
A. Definisi Anemia
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar
hemoglobin sampai dibawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat
(Behrman E Richard, IKA Nelson;1680)
Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal jumlah SDM,
kualitas hemoglobin, dan volume packed red blood cell (hematokrit) per 100
ml darah. (Sylvia A.Price. 2006)
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah
merah dan kadar hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit
(gangguan) fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia bukan merupakan satu kesatuan, tetapi merupakan akibat dari
berbagai proses patologik yang mendasari (Smeltzer C Suzane, Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth; 935)
Rentang hemoglobin normal
Kategori
Pria
14 gr/dl 18 gr/dl
Wanita
12 gr/dl 16 gr/dl
Anak anak
12 gr/dl 24 gr/dl
10 gr/dl 16 gr/dl
: Hb < 13 g/dl
: Hb < 12 g/dl
3. Wanita hamil
: Hb < 11 g/dl
: Hb < 12 g/dl
B. Klasifikasi Anemia
Berdasarkan faktor morfologik SDM dan indeksnya
1. Anemia mikrositik
Anemia hipokromik mikrositik, mikrositik: sel kecil, hipokromik:
pewarnaan yang berkurang, karena darah berasal dari Hemoglobin, sel- sel
ini mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari jumlah normal.
Keadaan ini umumnya mencerminkan isufisiensi sintetis heme/ kekurangan
zat besi, seperti anemia pada defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan
kehilangan darah kronis, dan gangguan sintesis globin.
a. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi merupakan gangguan transportasi oksigen yang
dikarenakan defisiensi sintesis hemoglobin. Penyakit ini sering terjadi
dan tersebar luas di seluruh dunia ini menyerang 10% hingga 30%
penduduk dewasa yang tinggal di Amerika Serikat. Anemia defisiensi
besi paling sering dialami wanita pascamenopause, bayi (khususnya bayi
prematur atau bayi dengan berat lahir rendah), anak-anak, serta remaja
(khususnya remaja putri). Anemia sideroblastik merupakan kelompok
gangguan heterogen dengan defek yang umum, yaitu penyakit ini tidak
mampu menggunakan zat besi dalam sintesis hemoglobin meskipun
simpanan besi tersedia dalam jumlah memadai. Anemia dapat bersifat
herediter atau akuisita (didapat).
b. Anemia hemolitik
Pada anemia hemolitik,eritrosit memiliki rentang usia yang pendek.
Konsekuensinya semua anemia jenis ini mempunyai gambaran
labolatoris yang sama: (1) jumlah retikulosit, (2) fraksi bilirubin indirek
meningkat dan (3) haptoglobin (protein yang mengikat hemoglobin
bebas).Anemia sel sabit adalah anemia hemolitika berat akibat adanya
hemolitikal berakibat defek pada molekul hemoglobin dan disertai
dengan serangan nyeri. Defeknya adalah satu subsitusi asam amino pada
rantai hemoglobin. Karena hemoglobin A normal mengandung dua
rantai dan dua rantai . Trait sel sabit : orang dengan trait sel sabit
hanya mendapat satu gen abnormal, sehingga sel darah merah mereka
masih mampu mensintesa kedua rantai
s
dan .
Penyebab
yang
sering
antara
lain
ulkus
peptikum,
terjadi
pansitopenia
(anemia,
leukopenia,
serta
C. Manifestasi klinis
Karena sistem organ dapat terkena, maka pada anemia dapat menimbulkan
manifestasi klinis yang luas tergantung pada kecepatan timbulnya anemia,
usia, mekanisme kompensasi, tingkat aktifitasnya, keadaan penyakit yang
mendasarinya dan beratnya anemia. Secara umum gejala anemia adalah :
1. Hemoglobin
menurun
(<10g/dl),
trombositosis/trombositopenia,
pansitopenia
2. Penurunan berat badan dan kelelahan
3. Takikardi, tekanan darah menurun, pengisian kapiler lambat, palpitasi,
kulit pucat
4. Mudah lelah, sering istirahat, nafas pendek, proses menghisap yang buruk
(bayi)
5. Sakit kepala, pusing, kunang-kunang, peka rangsang.
Manifestasi klinis berdasarkan jenis anemia :
a. Anemia karena perdarahan
Perdarahan akut akibat kehilangan darah yang cepat, terjadi refleks
kardiovaskuler yang fisiologis berupa kontraksi arteriola, pengurangan
arteri darah atau komponennya ke organ tubuh yang kurang vital
(anggota gerak, ginjal). Gejala yang timbul tergantung dari cepat dan
banyaknya darah yang hilang dan apakah tubuh masih bisa mengadakan
kompensasi. Kehilangan darah sebanyak 12-15% akan memperlihatkan
gejala pucat, transpirasi, takikardi, tekanan darah rendah atau normal.
Kehilangan darah sebanyak 15-20% akan mengakibatkan tekanan
darah menurun dan dapat terjadi renjatan (shock) yang masih reversibe.
Kehilangan darah lebih dari 20% akan menimbulkan renjatan yang
irreversible
dengan
angka
kematian
yang
tinggi.
Perdarahan
sistolik. Pada kasus berat akan mengakibatkan perubahan kulit dan dan
mukosa yang progresif seperti lidah yang halus, keilosis, terdapat tandatanda malnutrisi. Monoamine oksidase suatu enzim tergantng besi
memainkan peran penting dalam reaksi neurokimiawi disusun saraf pusat
sehingga defisiensi besi dapat mempengaruhi fungsi neurologis dan
intelektual. Temuan laboratorium hemoglobin 6-10gr/dl, trombositosis
600.000-1000.000.
2). Anemia defisiensi asam folat
Gejala dan tanda pada anemia defisiensi folat sama dengan anemia
defisiensi vitamin B12, yaitu anemia megaloblastik dan perubahan
megaloblastik pada mukosa, mungkin dapat ditemukan gejala-gejala
neurologis, seperti gangguan kepribadian dan hilangnya daya ingat.
Gambaran darah seperti anemia pernisiosa tetapi kadar vitamin B 12 serum
normal dan asam folal serum rendah, biasanya kurang dari 3 mg/ml. Yang
dapat memastikan diagnosis adalah kadar folat sel darah merah kurang dari
150 mg/ml.
c. Anemia hemolitik
1). Anemia hemolitik autoimun
Anemia ini bervariasi dari yang ringan sampai yang berat (mengancam
jiwa). Terdapat keluhan fatiguee dapat terlihat bersama gagal jantung
kongestif dan angina. Biasanya ditemukan iktterus dan splenomegali.
Apabila pasien mempunyai penyakit dasar seperti LES atau Leukimia
Limfositik Kronik, gambaran klinis penyakit tersebut dapat terlihat.
Pemeriksaan laboratorium ditemukan kadar hemoglobin yang bervariasi
dari ringan sampai berat (HT< 10%) retikulositosis dan sferositosis
biasanya dapat terlihat pada apusan darah tepi. Pada kasus hemolisis berat,
penekanan pada susmsum tulang dapat mengakibatkan SDM yang
terpecah-pecah.
2). Anemia hemolitik karena kekurangan enzim
Manifestasi klinik beragam mulai dari anemia hemolitik neonatus berat
sampai ringan, hemolisis yang terkompensasi dengan baik dan tampak
pertama
pada
dewasa.
Polikromatofilia
dan
mikrositosis
ringan
D. Patofisiologi (pathway)
Kekurangan Nutrisi
Kegagalan Sumsum
Anemia (Hb)
Pertahanan sekunder tidak
Resistensi aliran darah
Penurunan transport O2
Resiko Infeksi
Hipoksis
Lemah lesu
Intoleransi aktivitas
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
Gg fungsi otak
Pusing
Anemia adalahKetidak
keadaan
dimana jumlah
darah merah atau
jumlah
seimbangan
nutrisiselkurang
Nyeri
akut
dariOkebutuhan
tubuh
hemoglobin (protein pembawa
2) dalam sel darah merah berada dibawah normal.
(destruksi).
10
Masalah dapat diakibatkan defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahahanan sel darah merah normal akibat beberapa faktor diluar sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah
(disolusi)
terjadi
terutama
dalam
sel
fagositik
atau
dalam
sistem
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini,
bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan billirubin plasma (normalnya 1 mg/dl atau kurang : kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sklera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, seperti
yang terjadi pada berbagai kelainan hemolitik, maka hemoglobin akan muncul
dalam plasma
kapasitas haptologlobin
plasma
11
makanan padat kaya zat besi. Bayi yang tidak cukup bulan, bayi dengan
perdarahan perinatal berlebihan atau bayi dari ibu yang kurang gizi dan kurang zat
besi juga tidak memiliki cadangan zat besi yang adekuat. Bayi ini berisiko lebih
tinggi menderita anemia defisiensi besi sebelum berusia 6 bulan. Anemia
defisiensi besi dapat juga terjadi karena kehilangan darah yang kronik. Pada bayi
hal ini terjadi karena perdarahan usus kronik yang disebabkan protein dalam usus
sapi yang tidak tahan panas.
Pada anak sembarang umur, kehilangan darah sebanyak 1-7ml dari saluran
cerna setiap hari dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Pada remaja putri
anemia defisiensi besi juga dapat terjadi karena menstruasi yang berlebihan.
Anemia defisiensi ditandai dengan suatu bentuk kelemahan, sering berdebar, cepat
lelah, dan juga sakit kepala.Defisiensi vitamin B12 maupun asam folat
menyebabkan anemia megaloblastik yang mungkin disertai dengan gejala
neurologi. Anemia bukanlah satu kesatuan penyakit tersendiri, namun merupakan
gejala berbagai macam penyakit dasar, yang apabila tidak segera mendapat
penanganan maka dapat menimbulkan keparahan dari berbagai penyakit yang
menyertai.
E. Pemeriksaan Penunjang
Mean
Uji
Corpuscular
Rentangan Normal
Volume 80 100 fl
(MCV)
Jumlah eritrosit total
Makna Penting
Ukuran rata rata eritrosit. Hasil ini a
tempat
dan
olahraga.
12
Hemoglobin (Hb)
(MCH)
Mean corpuscular hemoglobin 310 360 g/L
concentration (MCHC)
merah.
Folat serum
7 25 nmol/L
anemia makrositik
Faktor penting dalam eritropoesis: digu
Feritin serum
20 300 ug/L
anemia makrositik
Menunjukkan jumlah total simpanan za
0,40 0,54
Jumlah leukosit
3,5 11 x 10 /L
Tidak ada
Bervariasi
Waktu perdarahan
dengan faktor
1 9 menit
(INR)
alasan teurapetik
dan kalsium kedalam spesimen darah
Activated partial prothrombin 30 40 detik ;60 70 Mengevaluasi lintasan pembekuan intr
time (APPT)
Negatif
13
Negatif
aglutinasi
mengandung oksigen
tanpa Mendeteksi antibodi atau komplemen
Indirect coombstest
Negatif
aglutinasi
F. Pengobatan Anemia
1. Anemia Kekurangan Zat Besi
Bentuk anemia ini di obati dengan suplemen zat besi yang untuk
menggantikan kurangnya asupan dari zat besi dalam diet atau kelebihan
hilangnya besi. Suplemen umum yang biasa digunakan adalah besi sulfat.
Diambil sebagai pil dua atau tiga kali sehari. Untuk penderita sakit maag
suplemen penambah zat besi ini harus di konsumsi dua jam sebelum atau
empat jam sesudah mengonsumsi obat antasida. Wanita hamil disarankan
untuk meningkatkan asupan zat besinya. Bayi didalam kandungan
membutuhkan pasokan darah dan zat besi yang cukup.
Zat besi melalui oral/mulut mendatangkan sejumlah efek samping yang
mencakup mual, muntah, sakit perut, mulas, sembelit, diare, gigi hitam,gusi
dan lidah. Meminum zat besi bersamaan dengan makanan atau
meminumnya tak lama setelah makan membantu untuk mengurangi efek
samping. Apabila besi oral tidak dapat diabsorbsi atau tidak dapat
ditoleransi maka pemberian besi dekstran IM dan IV perlu diresepkan
alternatif lain adalah glukonat besi. Besi dapat digantikan oleh mengambil
makanan yang kaya akan besi. Ini termasuk sayuran berdaun hijau gelap,
roti dan sereal, daging, kacang-kacangan, aprikot, plum, kismis, kurma dll.
Makan yang harus dihindari karena mengandung zat yang menghambat
penyerapan zat besi yaitu teh, kopi, seledri, kemangi coklat, makanan
mengandung kalsium tinggi susu dan yogurt dan lain lain. Serta, suplemen
14
B12
disebabkan
karena
seseorang
vegetarian
atau
tidak
mencapai kadar yang normal dalam tubuh. Asam folat hanya diberikan
intramuskuler pada pasien dengan gangguan absorbsi,kecuali pada
pemberian vitamin selama kehamilan. Kebanyakan preparat vitamin tidak
mengandung asam folat, sehingga harus diberikan terpisah. Untuk
membantu tubuh menghasilkan sel darah merah, folat biasanya diresepkan
bersamaan
berguna membantu menjaga sistem saraf tetap sehat termasuk otak, saraf,
dan saraf tulang belakang.
15
Pada sisi lain folat juga sangat penting bagi wanita hamil, karena
kekurangan folat bisa meningkatkan resiko kelainan bawaan atau cacat lahir
pada bayi yang belum dilahirkan. Vitamin B12 bisa ditemukan pada daging,
telur, dan produk olahan susu. Jika kekurangan vitamin B12, akan terjadi
kerusakan otak, saraf dan sumsum tulang belakang.Folat juga ditemukan di
brokoli, kubis hijau, wheatgerm, brussel, kacang-kacangan, sayuran berdaun
hijau dll.apabila nilai hemoglobin telah kembali ke normal, pemberian asam
folat dapat dihentikan. Namun pasien yang menderita alkoholisme harus
tetap mendapat asam folat selama mereka masih mengonsumsi alkohol.
4. Pengobatan anemia sel sabit
Banyak percobaan pengobatan yang mempunyai sifat anti sabit telah
dilakukan,meskipun jumlah sampelnya masih terlalu sedikit, namun ada
harapan
yang
menjanjikan
dengan
hydroxyurea.
Obat
ini
16
Anemia akibat infeksi cacing tambang terjadi karena cacing parasit ini
mengonsumsi darah anda. Selain anemia, cacing
menyebabkan
komplikasi
seperti malnutrisi
sehingga menghambat
seperti
berlaku untuk bayi yang baru lahir dengan infeksi berat yang disebut sepsis.
6. Anemia berhubungan dengan sumsum tulang.
Beberapa obat yang diresepkan adalah untuk merangsang sumsum tulang
dan untuk menghasilkan sel lainnya. Ini sangat berguna dalam aplastik
anemia dan leukemia.Transplantasi sumsum tulang juga dapat digunakan.
Dalam prosedur ini, tulang sumsum sel-sel yang diambil dari donor yang
cocok (biasanya dengan pertandingan genetik misalnya saudara kandung
atau hubungan darah).Ini kemudian disuntikkan ke dalam vena. Kemudian
perjalanan melalui aliran darah ke sumsum tulang dan menghasilkan sel
darah baru.
7. Anemia pada kehamilan
Konsumsi suplemen zat besi, suplemen asam folat atau suplemen vitamin
B12, konsultasikan kepada dokter mengenai porsi makanan yang dapat
dikonsumsi selama kehamilan untuk mencegah terjadinya anemia seperti
daging merah, sayuran, telur, buah buahan dan lain lain. Serta lakukan
pemeriksaan darah untuk melihat hemoglobin dan kadar hematokrit.
17
G. Pencegahan Anemia
Bayi dan anak-anak prasekolah anemia dapat dicegah dengan mendorong
eksklusif menyusui bayi (tanpa tambahan cairan, air, formula atau makanan)
selama empat sampai enam bulan setelah kelahiran. Selama penyapihan dari
payudara padatan sumber tambahan dari besi (sekitar 1 mg per kilogram per hari
dari besi) harus diperkenalkan dalam makanan. Jika bayi tidak payudara makan,
hanya dibentengi besi rumus sebagai pengganti ASI dianjurkan.
Dalam payudara makan bayi yang memiliki besi kekurangan diet 1 mg per
kilogram per hari dari besi tetes yang direkomendasikan jika tidak dilengkapi
makanan lain. Karena susu menghambat penyerapan zat besi dari usus, itu harus
menyarankan bahwa anak-anak berusia satu sampai lima tahun membutuhkan
tidak lebih dari 24 oz sapi susu, kambing, susu dan susu kedelai per hari. Serta
makanan yang kaya vitamin C (misalnya, buah -buahan, sayuran dan jus) yang
direkomendasikan luar enam bulan untuk meningkatkan penyerapan besi.
Untuk remaja gadis-gadis dan perempuan pencegahan besi kekurangan
termasuk diet kaya besi sehat. Semua gadis-gadis remaja dan perempuan
nonpregnant perlu diputar untuk anemia setiap lima sampai 10 tahun hingga
menopause. Dalam kehamilan dosis rendah lisan (30 mg per hari) suplemen besi
dahulu pralahir kunjungan mungkin mulai untuk mencegah anemia. Wanita hamil
dianjurkan untuk makan makanan kaya besi dan makanan yang meningkatkan
penyerapan besi.
18
II.
A. Pengkajian
a. Identitas klien dan keluarga
Nama, Umur, Tempat Tanggal Lahir, Nama ayah/ibu, pekerjaan ayah/ ibu,
Agama, Pendidikan, Alamat.
b. Keluhan Masuk Rumah Sakit
Biasanya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan,
kelemahan, pusing.
c. Keluhan saat pengkajian
Klien pucat
Kelemahan
Sesak napas
Gelisah
Diaphoresis
Takikardi
Penurunan kesadaran
d. Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah mendapatkan atau menggunakan obat-obatan yang
mempengaruhi sumsum tulang dan metabolisme asam folat
19
Nadi
Suhu
: bisa meningkat atau menurun (N = 36,5-37,2 0C)
Pernapasan
:meningkat (anak N = 20-30 kali/menit)
Tinggi Badan dan Berat Badan: menurut rumus dari behermen, 1992
pertambahan berat badan anak adalah sebagai berikut:
1. Lahir = 3,25 kg
2. 3 -12 bulan =
Umur (bulan)-9
20
2
3. 1-6 tahun =Umur (tahun)x 2-8
4. 6-12 tahun = Umur (tahun)x 7-5
2
Tinggi badan rata-rata waktu lahir adalah 50 cm. secara garis besar,
tinggi badan anak dapat diperkirakan, sebagai beriku :
1 tahun = 1,5 x tinggi badan lahir
4 tahun = 2 x tinggi badan lahir
6 tahun = 1,5 x tinggi badan setahun
13 tahun = 3 x tinggi badan lahir
Dewasa = 3,5 x tinggi baan lahir (2 x tinggi badan 2 tahun )
Kulit
Kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat
perdarahan dibawah kulit.
Kepala
Biasanya bentuk dalam batas normal
Mata
Kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik,
terdapat perdarahan sub konjungtiva, keadaan pupil, palpebra, reflex
cahaya biasanya tidak ada kelainan.
Hidung
Keadaan atau bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari hidung,
fungsi penciuman biasa tidak ada kelainan.
Telinga
Bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan.
Mulut
Bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibir pecahpecah atau perdarahan.
Leher
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tiroid lidah membesar,
tidak ada distensi vena junggularis
Thoraks
Pergerakan
dada,
biasanya
pernapasan
cepat
irama
tidak
Cekung, pembesaran hati, nyeri, bising usus normal dan bisa juga
dibawah normal dan bisa juga meningkat.
Genitalia
Laki-laki: testis turun kedalam skortum
Perempuan: labia minora tertutup labia mayora
Ekstremitas
Terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas, tonus otot kurang, akral
dingin
Neurologis
Refleksi fisiologis (+) seperti patella, refleks patologi (-) seperti
babinski, tanda kerniq (-) dan bruzinski I-II = (-)
g. Pemeriksaan penunjang
Kadar
hemoglobin menurun, pemeriksaan darah : eritrosit dan
berdasarkan penyebab.
h. Riwayat sosial
Siapa yang mengasuh klien dirumah.Kebersihan di daerah tempat tinggal,
orang yang terdekat dengan klien.Keadaan lingkungan, pekarangan,
pembuangan sampah.
i. Kebutuhan dasar
Meliputi kebutuhan nutrisi klien sehubungan dengan anoreksia,
diet yang harus dijalani, pasang NGT,
cairan IVFD yang digunakan jika ada.
Pola tidur bisa terganggu
Mandi dan aktivitas : dapat terganggu berhubungan dengan kelemahan
fisik
Eliminasi : biasanya terjadi perubahan frekuensi, konsistensi,diare atau
konstipasi
j. Pemeriksaan tingkat perkembangan
Bergantung pada usia. Terdiri dari motorik kasar, halus, kognitif, dan
bahasa.
k. Data psikologis
Akibat dampak hospitalisasi, anak menjadi cengeng, menangis, dan
terlihat cemas atau takut.Reaksi orang tua terhadap penyakit anaknya
sangat bervariasi. Psikologis orang tua yang harus diperhatikan:
Keseriusan ancaman penyakit terhadap anaknya
Pengalaman sebelumnya terhadap penyakit dan hospitalisasi
Prosedur medis yang akan dilakukan
Adanya support sistem
Kemampuan koping orang tua
22
Intervensi
Rasional
Ukur tanda-tanda vital, observasi memberikan
pengisian
2.
kapiler,
warna keadekuatan
informasi
perfusi
tentang
jaringan
dan
keluhan
nyeri
Observasi
palpitasi
miokardial/potensial resiko infark.
Evaluasi respon verbal melambat, dapat mengindikasikan gangguan perfusi
organ
vital)
Kolaborasi
No
1.
Intervensi
Observasi
Rasional
pemeriksaan mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan
hasil
3.
Berikan
transfusi
jumlah
sel
pembawa
24
ke
Intervensi
Rasional
.
1.
2.
makanan anak
kualitas kekurangan konsumsi makanan
Berikan makanan sedikit dan makan sedikit dapat menurunkan
masukan
kalori
atau
frekuensi sering
3.
nutrisi
gajala GI menunjukkan efek anemia
4.
Bantu
anak
melakukan
oral.
makan
dan
Menurunkan
diperlukan
rapuh/luak/perdarahan
25
bila
jaringan
Kolaborasi
No.
1.
Intervensi
Observasi
Rasional
pemeriksaan mengetahui
efektivitas
mengetahui
program
sumber
diet
Trombosit, Albumin
nutrisi yang dibutuhkan
Berikan diet halus rendah serat, bila ada lesi oral, nyeri membatasi tipe
hindari makanan pedas atau terlalu makanan yang dapat ditoleransi anak
3.
Intervensi :
No.
1.
Intervensi
Ukur tanda tanda vital setiap 8 jam
26
Rasional
manifestasi kardiopulmonal dari upaya
takikardia,
palpitasi, tepat
dan tegang
Bantu anak dalam aktivitas diluar mencegah kelelahan
4.
istirahat,
mencegah
Intervensi
No.
1.
Interverensi
Rasional
Ukur tanda tanda vital setiap 8 demam
mengindikasikan
jam.
2.
terjadinya
infeksi
resiko
27
penularan
keluarga
3.
supaya
menggunakan
Kolaborasi
No.
1.
Intervensi
Observasi
hasil
Rasional
pemeriksaan lekositosis mengidentifikasikan terjadinya
leukosit
infeksi
dan
leukositopenia
28
: Tn K
: 44 tahun
: laki-laki
: khatolik
: Dayak
: SMP
: Dsn Sengkruh Landak
: Tani
: 23-07-2016
: 25-07-2016
: Hematomisis Melena dengan Anemia
29
Keterangan :
30
: Laki-laki hidup
: Pasien
: Perempuan hidup
: Laki-laki meninggal
4. Data biologis
a. Pola nutrisi
SMRS : pasien makan 3 kali sehari dengan menu bervariasi dan
makan satu porsi selalu habis.
MRS : pasien makan 3 kali sehari dengan menu RS, satu porsi
makan tidak habis terkadang setengah porsi.
b. Pola minum
SMRS : pasien minum 6-7 gelas sehari ( 1-2 liter)
MRS : pasien minum 4-5 gelas sehari ( 0,5-1 liter)
c. Pola eliminasi
SMRS : pasien BAB 1 kali sehari dan BAK 4-6 kali sehari
MRS : pasien BAB 2 kali sehari berwarna hitan dan keras, BAK
4-6 kali sehari
d. Pola istirahat / tidur
SMRS : pasien tidur 6-8 jam dalam sehari, malam hari dari pukul
21.00 05.00 dan siang hari terkadang 2 jam
MRS : pasien tidur hanya 3-4 jam dalam sehari, selalu terjaga
pada malam hari.
e. Pola hygiene
- Mandi
SMRS
: pasien mandi 2 kali sehari
MRS
: pasien mandi 2 kali sehari dengan dibantu keluarga
ke kamar mandi untuk mandi dan biasanya hanya di
-
f. Pola aktivitas
31
Pola aktivitas
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi
Makan dan minum
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu sebagian
2 : Perlu bantuan orang lain
3 : Perlu bantuan dan alat
4 : Tergantung orang lain
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
: Lemah
Kesadaran
: Compos mentis
TTV :
TD
: 100/70 mmhg
N
: 76 x/ menit
RR
: 25 x/menit
T
: 36,70 C
Berat badan
SMRS
: 65 kg kurang lebih 3 bulan yang lali
MRS
: 60 kg
Tinggi badan
: 160 cm
IMT
: BB/ (TB)2 = 60/(1,60)2= 23,43 kg/ m2
Keterangan : IMT normal : 18,5-24,5 kg m2
IMT pasien dalam rentang normal.
b. Kepala
Inspeksi
Palpasi
c. Mata
Inspeksi
membesar.
d. Hidung
Inspeksi
Palpasi
e. Mulut
32
Inspeksi
f. Telinga
Inspeksi
Palpasi
g. Leher
Inspeksi
Palpasi
benjolan.
: Tidak terdapat nyeri tekan, ekspansi simetris, taktil
Perkusi
Auskultasi
i. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
jantung normal)
Auskultasi
: s1 dan s2 regular lup dup
j. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
33
Inspeksi
l. Ekstremitas
4
5
5
5
Keterangan:
Terpasang infus disebelah kiri (RL500 cc 20 TPM)
6. Pemeriksaan laboratorium
23 juli 2016
Parameter
Leokosit
Eritrosit
HB
Hasil
6,88 10^3/uL
2,85 10^6/uL
7,8 g/dl
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
RDW-CV
RDW-SD
PDW
MPV
D-LCR
24,4 %
85,6 fl
26,7 pg
31,1 g/dl
288 10^3/uL
15,0 %
45,5 fl
11,0 fl
9,8 fl
23,6 %
Normal
4,5-11
M & F: 4,6-6,0
M : 14-18
F : 12-16
M & F :36-54
82-92
27,0-31,0
32,0-37,0
150-440
11,5-14,5
35-47
9,0-13,0
7,2-11,1
15,0-25,0
7. Penatalaksanaan Medis
25-07-2016
26-07-2016
27-07-2016
RL 500 ccc 20 tpm
RL 500 ccc 20 tpm
RL 500 ccc 20 tpm
Injeksi omeprazol 2x1 Injeksi omeprazol 2x1 Injeksi omeprazol 2x1
amp
amp
amp
Injeksi ondacentron 3x Injeksi ondacentron 3x Injeksi ondacentron 3x
40 mg
Injeksi kalnex 3x 5mg
Vit K 1x1 tab
40 mg
Injeksi kalnex 3x 5mg
Vit K 1x1 tab
40 mg
Injeksi kalnex 3x 5mg
Vit K 1x1 tab
B. ANALISA DATA
N
DATA
ETIOLOGI
O
34
MASALAH
Ds :
-Pasien
mengatakan
badannya
terasa
lemah.
-pasien
mengatakan
pusing
-pasien
mengatakan
sedikit sesak,
Do :
Perubahan status
Ketidakefektifan
kesehatan
Perubahan aktivitas
perfusi jaringan
Hb
Penurunan
konsentrasi Hb
Perubahan perfusi
jaringan
:100/70 mmhg
: 76 x/ menit
: 25 x/menit
: 36,70 C
makan
dan
muntah
Do :
-pasien tampak lemah
-berat badan menurun
3
dari 65 menjadi 60 kg
Ds :
-pasien
mengatakan
selama dirumah sakit
sering kesulitan untuk
tidur
-pasien
mengatakan
karna
suasana
Penurunan kesehatan
Ketidakseimban
tubuh
Mual muntah
Ketidakseimbangan
gan
kurang
nutrisi
dari
kebutuhan tubuh
Perubahan status
kesehatan
35
Gangguan
tidur
pola
yang
berbeda
dan
tampak
menguap
TD :100/70 mmhg
N
: 76 x/ menit
RR
: 25 x/menit
T
: 36,70 C
C. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
N
Diagnosa keperawatan
Tanggal
Timbul
o
1
Hb
yang
dengan :
Ds :
-Pasien
dan
ditandai
mengatakan
mengatakan
pusing
-pasien
mengatakan
sedikit sesak
Do :
-Hb 7,8 g/dl
TD
N
RR
:100/70 mmhg
: 76 x/ menit
: 25 x/menit
36
Masalah
Teratasi
Paraf
T
: 36,70 C
-pasien tampak pucat
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
kebutuhan
26-07dari 2016
tubuh
intake
yang
adekuat
b.d
tidak
anoreksia
ditandai dengan :
Ds :
-Pasien
mengatakan
tidak nafsu makan
-pasien
mengatakan
selalu kenyang
-kadang merasa
mual
status
kesehatan
ditandai
dengan :
Ds :
-pasien
selama
mengatakan
dirumah
sakit
mengatakan
37
Do :
-mata
pasien
tampak
cekung
-pasien tampak menguap
TD :100/70 mmhg
N
: 76 x/ menit
RR
: 25 x/menit
T
: 36,70 C
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
N
DIAGNOSA
NOC
KEPERAWATA
N
Ketidakefektifan
NIC
Setelah
1. guidance
-Kaji
kesehatan
b.d intervensi
jam posisi
ditandai
diharapkan
dengan :
Ds :
-Pasien
masalah
mengatakan
badannya terasa
-pasien
mengatakan
pusing
-pasien
mengatakan
sedikit sesak,
Do :
-Hb 7,8 g/dl
dapat
semi
fowler
3. Teaching
-Ajarkan
relaksasi
dengan
Untuk
mengetahui
umum pasien
2.
Untuk
teknik
teratasi
1.
kesehatan
pasien
keperawata
2. support
hb n
selam -Berikan
lemah.
RASIONAL
dan
memperlanca
r sirkulasi
3.
Pasien
lebih
rileks
dan tenang
4.
Pasien
hasil:
-nafas
lebih tenang
batuk efektif
5.
Untuk
4.
Dev.
mengembalik
Evironment
-ciptakan
an Hb dalam
sirkulasi
lingkungan
kriteria
rentang
baik
yang kondusif normal
-ttv dalam
dan tenang
rentang
5.
normal TD: Collaboration
-Kolaborasi
120/90mm
dengan dokter
hg, N: 60-
38
TD
:100/70 100
x/m, dalam
mmhg
RR: 16-20 pemberian
N
: 76 x/
x/m,
T: terapi medis.
menit
36,5-37,5
RR
:
25
x/m
x/menit
-Hb dalam
T
: 36,70 C
rentang
-pasien tampak
normal 14pucat
16 g/dl
Ketidakseimban Setelah
1. Guidance
-Kaji
pola
gan
nutrisi dilakukan
makan pasien
kurang
dari intervensi
2. Support
kebutuhan tubuh keperawata -Hidangkan
b.d intake yang n
nafsu
makan
-pasien
mengatakan
selalu kenyang
-kadang merasa
mual jika makan
dan muntah
Do :
-pasien tampak
lemah
-berat
badan
menurun dari 65
1.
Untuk
memonitorin
g pola makan
pasien
2.
Untuk
menambah
intake
nutrient
pasien
3.
Untuk
menjaga
kesegaran
dan
kebersihan
makanan
agar
tidsk
terkontamina
si bakteri
4.
untuk
menjaga
nafsu makan
pasien
5.
Untuk
mempercepat
menjadi 60 kg
kotoran
5.
proses
pengembalia
Collaboration
-Kolaborasi
dengan
gizi
3.
Gangguan
pola Setelah
ditandai
3x24
dengan :
Ds :
-pasien
diharapkan
selama dirumah
sakit
sering
kesulitan
untuk
mengatakan
selalu
terjaga
dalam
pemberian diit
1. Guidance
1.
-Kaji
pola
mengetahui
tidur
perubahan
2. Support
-kaji
faktor pola
tidur
pasien
dapat
teratasi
dengan
kriteria
hasil:
-Pasien
tidur
-pasien
ahli
selam penyebab
masalah
mengatakan
tidur
penyebab
3. Teaching
masalah
-Bantu pasien
3. membantu
untuk
pasien untuk
mempertahank
tertidur
an
aktivitas
4.
sebelum tidur
4.
Dev. memberingan
Evironment
dapat tidur -Ciptakan
dengan
lingkungan
nyenyak
dimalam
hari
-Pasien
karna
suasana
tidur dalam
yang
berbeda
rentang
dan berisik.
normal 6-8
- Pasien tidur
jam sehari
hanya 3-4 jam
-pasien
pada malam hari
merasa
yang nyaman
Do :
-mata
segar
terapi
ketika
tepat
pasien
n bb pasien
40
dan kondusif
5.
Collaboration
-Kolaborasi
ketenangan
dan
rasa
nyaman bagi
pasien
5.
memberikan
terapi
yang
sesuai
dalam
dengan
pemberian
indikasi.
yang
tampak cekung
bangun
-pasien tampak
tidur.
menguap
TD
:100/70
mmhg
N
: 76 x/
menit
RR
:
25
x/menit
T
: 36,70 C
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
N
Hari/
O
Dx
tanggal
Hari
pertama
Senin
25-072016
Implementasi
Evaluasi
1. Mengkaji tingkat S:
kesehatan pasien.
R/:
pasien
Paraf
pasien
mengatakan
masih masih
merasa
px
o2
sesak muncul
2.
di bernafas,
jika 25 x/m
Badan
Memberikan
posisi
pasien
semi fowler
3.
terasa
lemah
O:
tampak
retraksi dada
-Pasien
selalu
terbaring
mengajarkan
di
tempat tidur
A:
masalah
belum teratasi
R/:
pasien
melakukan
teknik
nafas dalam
4.
RR:
Menciptakan
lingkungan
yang
41
P:
intervensi
dilanjutkan
tenang
dengan
membatai
pengunjung
R/: pasien tampak
lebih rileks
5.
memberikan
tranfusi darah
R/: pasien ditranfusi
D
Hari
pertama
Senin
25-07-
II
2016
darah 1 kolf
1. Mengkaji
makan pasien
R/:pasien
tidak
makan , merasa
mengatakan
nafsu
tidak
makan
merasa
nafsu
dan
cepat
kenyang
cepat
makan
kenyang, terkadang O:
makanan
mual ketika makan
pasien
sering
2.
Mengajarkan
tidah
habis,
kepada
keluarga
makanan sering
untuk menyediakan
bersisa
makanan
yang A:
masalah
disukainya
buah buahan
R/:
keluarga dilanjutkan
menyediakan buahbuahan untuk pasien
3.
mengajarkan
kepada
keluarga
untuk
menjaga
kesegaran
dan
kebersihan makanan
R/:
keluarga
menyimpan
42
makanan
baik
4.
dengan
menjaga
kebersihan
lingkungan
dianjurkan
untuk
keluarga pasien
R/:
keluarga
menjaga kebersihan
lingkungan
5. memberikan diit
makanan dan obat
penghilang
rasa
mual
R/: pasien diberikan
makanan
serat,
tinggi
seperti
sayur,buah
dan
daging
Pasien diberi injeksi
iv
D
Hari
pertama
Senin
25-07-
III
2016
ondansentron
4mg
1. Mengkaji
pola S:
tidur pasien
R/:
pasien
mengatakan
tidur
pasien
mengatakan
masih kesulitan
tertidur karena
lingkungan
malam hari
yang berisik
2. Mengkaji faktor
O: mata pasien
penyebab sulit tidur
tampak
R/:
pasien
berkantong
mengatakan susah
-Pasien sering
tidur karena ruangan
menguap
terlalu berisik, dan A:
masalah
43
kondisi
pasien
3. Membantu pasien dilanjutkan
untuk
mempertahankan
aktivitas
sebelum
tidur
R/: pasien diberikan
susu hangat sebelum
tidur
4.
Menciptakan
lingkungan
yang
tenang
R/: pasien merasa
tenang namun masih
belum bisa tertidur
D
Hari
X I kedua
Selasa
26-072016
pulas
1. Mengkaji tingkat S:
pasien
kesehatan pasien.
mengatakan
masih
merasa
Memberikan
posisi
pasien
semi fowler
3.
24 x/m
Badan
lemah
O:
terasa
tampak
retraksi dada
-Pasien tampak
lebih
mengajarkan
RR:
segar,
sudah
bisa
beraktivitas
banyak
R/:
pasien
melakukan
teknik
44
A:
masalah
nafas dalam
4.
teratasi
Menciptakan sebagian
lingkungan
yang P:
tenang
intervensi
dengan dilanjutkan
membatai
pengunjung
R/: pasien ditemani
oleh is
5.
memberikan
tranfusi darah
R/: pasien ditranfusi
D
Hari
kedua
Selasa
26-07-
II
2016
darah 1 kolf
1. Mengkaji
pola S:
makan pasien
R/:pasien
mengatakan
ada
namun
tidak
mengatakan
sudah ada nafsu
sudah
nafsu
makan
makanan
habis
pasien
dan
makan
namun
makanan tidak
habis
merasa
dan
masih
cepat kenyang,
kenyang, terkadang
terkadang mual
mual ketika makan
ketika makan
2.
Mengajarkan
O:
makanan
kepada
keluarga
pasien
masih
untuk menyediakan
sering
tidak
makanan
yang
habis, makanan
disukainya seperti
sering bersisa
buah buahan
A:
masalah
R/:
keluarga
belum teratasi
menyediakan buah- P:
intervensi
buahan untuk pasien dilanjutkan
3.
mengajarkan
kepada
keluarga
45
untuk
menjaga
kesegaran
dan
kebersihan makanan
R/:
keluarga
menyimpan
makanan
dengan
baik
4.
menjaga
kebersihan
lingkungan
dianjurkan
untuk
keluarga pasien
R/:
keluarga
menjaga kebersihan
lingkungan
5. memberikan diit
makanan dan obat
penghilang
mual
dan muntah
R/: pasien diberikan
makanan
tinggi
serat,
seperti
sayur,buah
daging.
diberi
D
Hari
kedua
Selasa
26-07-
III
2016
dan
Pasien
injeksi
iv
ondansentron 4mg
1. Mengkaji pola S:
tidur pasien
R/:
pasien
mengatakan
pasien
malam
hari
namun
hari
terkadang
2. Mengkaji faktor
terjaga jika ada
penyebab sulit tidur
46
R/:
sebelum dilanjutkan
tidur
R/: pasien diberikan
susu hangat sebelum
tidur
4.
Menciptakan
lingkungan
yang
tenang
R/: pasien merasa
tenang namun masih
belum bisa tertidur
D
Hari
X I ketiga
Rabu
27-072016
pulas
1. Mengkaji tingkat S:
pasien
kesehatan pasien.
mengatakan
sudah bernafas
normal, RR: 20
2.
Memberikan x/m
O:
posisi semi fowler
-Pasien tampak
R/: pasien sudah
lebih
segar,
bisa duduk dan
sudah
bisa
berjalan
secara
beraktivitas
mandiri
banyak
4.
Menciptakan
A:
masalah
lingkungan
yang
47
tenang
dengan teratasi
membatai
P:
intervensi
pengunjung
diberhentikan
memberikan
tranfusi darah
R/: pasien ditranfusi
darah
Hari
ketiga
Rabu
27-07-
II
2016
kolf,
tranfusi
di
berhentikan,
hb
pasien 12 g/dl
1. Mengkaji
pola S:
makan pasien
R/:pasien
mengatakan
ada
mengatakan
sudah ada nafsu
sudah
nafsu
makan
makanan
makan,
makanan selalu
selalu
habis
habis, Pasien tidak Pasien
mual
lagi
tidak
makan
2.
pasien
makan
O:
makanan
Mengajarkan
kepada
untuk
disukainya
masih
sering habis,
tetap A:
masalah
menyediakan
makanan
pasien
keluarga
yang
seperti
buah buahan
R/:
keluarga
menyediakan buahbuahan untuk pasien
4.
menjaga
48
teratasi
P:
intervensi
diberhentikan
kebersihan
lingkungan
dianjurkan
untuk
keluarga pasien
R/:
keluarga
menjaga kebersihan
lingkungan
5. memberikan diit
makanan
R/: pasien diberikan
makanan
serat,
Hari
ketiga
Rabu
27-07-
III
2016
tinggi
seperti
sayur,buah
dan
daging
1. Mengkaji
pola S:
tidur pasien
R/:
pasien
mengatakan
tidur
pasien
mengatakan
malam
malam hari
terjaga
lagi
2. Mengkaji faktor
pada
malam
penyebab sulit tidur
R/:
pasien hari
O:
pasien
mengatakan sudah
tampak
lebih
tidur tidak terjaga
segar
lagi pada malam
hari
4.
A:
masalah
Menciptakan
lingkungan
teratasi
yang P:
intervensi
tenang
diberhentikan
R/: pasien merasa
tenang namun masih
belum bisa tertidur
pulas
49
50
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah
dan
kadar
hematokrit
dibawah
normal.
Anemia
bukan
merupakan
kempensasi,
tingkat
aktifitasnya,
keadaan
penyakit
yang
51
B. Saran
Diperlukannya penanganan yang tepat terhadap faktor lingkungan (fisik,
biologis dan sosial ekonomi). Kondisi sosial berupa dukungan dari keluarga dan
komunitas akan mempengaruhi kejadian anemia. Jika keluarga mendukung
terhadap intake nutrisi yang adekuat untuk menghindarkan klien mengalami
anemia kembali. Perawat sebagai konselor diharapkan bisa memberikan konseling
kepada klien maupun keluarga klien agar selalu menjaga keseimbangan nutrisi
dan gaya hidup yang baik.
52
DAFTAR PUSTAKA
Corwin j,Elizabeth.2009.Buku Saku Patofisiologi edisi revisi 3.jakarta :EGC
Kowalak dkk.2013.Buku Ajar Patofisiologi.jakarta :EGC
Chang
,ester
dkk.2012.Patofisiologi
aplikasi
pada
praktek
keperawatan.Jakarta:EGC
Kowalak dkk.2013.Buku Ajar Patofisiologi.jakarta :EGC
Ekawati,Asih.2014.Anemia.4
September
2015.http://www.academia.edu/9871777/anemia
Putri.M.Y.,Andra
Saferi
wijaya.2013.Keperawatan
Medikal
Bedah.Yogjakarta:Nuha Medika
Sugeng.Anemia mikrositik hipokromik.4 september 2015.
http://www.referensisehat.com/2014/12/anemia-mikrositikhipokromik.html
Najib,Muhammad.2015.Asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia.6
september
http://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/asuhan-keperawatan-pada-pasiendengan-anemia-43534264
53