FERINA YUDITA
19.72.021903
FERINA YUDITA
19.72.021903
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
FERINA YUDITA
19.72.021903
ii
DAFTAR ISI
iii
3.8 Pengolahan dan Analisa Data .......................................................... 25
3.8.1 Pengolahan Data .................................................................. 25
3.8.2 Analisa Data ......................................................................... 25
3.8.2.1 Analisis Univariat .................................................... 26
3.8.2.2 Analisis Bivariat ....................................................... 26
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR SINGKATAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
keadaan ini terjadi maka dapat menimbulkan hiperurisemia. Banyak hasil studi
juga menunjukkan hubungan antara kadar asam urat dengan keadaan berat badan
berlebih dan obesitas (Rampi, et al. 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Rau, et al. (2015) menemukan bahwa 67%
responden yang memiliki kadar asam urat tinggi adalah responden yang
mengalami berat badan berlebih. Lewat resistensi hormone insulin pada orang
yang memiliki berat badan berlebih menjadi penyebab terjadinya. Tubuh dengan
berat badan yang berlebih, di dalam sirkulasi darahnya akan terjadi peningkatan
pelepasan jumlah asam lemak bebas. Jika asam lemak bebas yang berlebihan ini
masuk ke dalam otot maka akan mengakibatkan terjadinya resistensi insulin.
Xhantine yang dipicu oleh resistensi insulin, hipoksia, dan kematian sel dengan
bantuan air dan oksigen akan berubah menjadi asam urat yang menghasilkan
peroksida. Hiperurisemia juga dapat disebabkan oleh terjadinya peningkatan
reabsorbsi asam urat di tubuli proksimal ginjal (Mulyana, 2020).
Penelitian yang dilakukan oleh Oyama et al. (2006) untuk mengetahui
apakah peningkatan kadar asam urat sudah terjadi pada anak dan remaja yang
mengalami obesitas, didapatkan bahwa kadar asam urat serum meningkat secara
berarti terhadap mereka yang mengalami obesitas dan dapat digunakan sebagai
salah satu parameter peningkatan asam urat pada awal masa remaja.
Hasil uji hubungan antara IMT dan kadar asam urat yang dilakukan oleh
Soputra et al. (2018) yang dilakukan pada mahasiswa menunjukkan bahwa
obesitas berpengaruh pada kadar asam urat. Penelitian yang dilakukan oleh
Hariadi (2016), menunjukkan bahwa hasil uji korelasi pearson menghasilkan nilai
signifikansi (p) sebesar 0,000 untuk jenis kelamin laki-laki dan sebesar 0,005
untuk jenis kelamin perempuan. Dalam hal ini diketahui adanya hubungan yang
signifikan antara IMT dengan kadar asam urat di Dusun Niten Nogotirto Gamping
Sleman baik pada responden laki-laki maupun perempuan. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Sipayung et al. (2013) pada remaja di SMP Swasta Manado
pada tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara obesitas dengan peningkatan asam urat.
3
menjadi nukleosida yang dapat secara langsung di serap oleh tubuh dan sebagian
di pecah menjadi purin dan piramidin purin teroksidasi menjadi asam urat
(Hidayah, 2017).
Purin yang berasal dari katabolisme asam nukleat dalam diet diubah
menjadi asam urat secara langsung. Pemecahan nukleotida purin terjadi di semua
sel, tetapi asam urat hanya dihasilkan oleh jaringan yang mengandung xhantin
oksidase terutama di hepar dan usus kecil. Rata-rata sintesis asam urat endogen
setiap harinya adalah 300-600 mg per hari, dari diet 600 mg per hari lalu
dieksresikan ke urin rerata 600 mg per hari dan ke usus sekitar 200 mg per hari
(Desky, 2018). Asam urat di absorbsi pada mukosa usus. xhantin oksidase
merupakan enzim yang memiliki tugas penting dalam sintesa asam urat. Enzim ini
dapat bekerja sangat aktif dalam hati, ginjal dan usus halus, tanpa xhantin
oksidase asam urat tidak bisa dibentuk (Pratiwi, 2017).
Inosine monophosphat (IMP) merupakan nukleotida purin pertama yang
dibentuk dari gugus glisin dan mengandung basa hipoxanthine. IMP berfungsi
sebagai titik cabang dari nukleotida adenin dan guanin. AMP berasal dari IMP
melalui penambahan sebuah gugus amino aspartat ke karbon enam cincin purin
dalam reaksi yang memerlukan Guanosine triphosphate (GTP). Guanosine
monophosphat (GMP) berasal dari IMP melalui pemindahan satu gugus amino
dari amino glutamin ke karbon dua cincin purin, reaksi ini membutuhkan ATP
(Wulan, 2017).
8
2.2 Hiperurisemia
Berdasarkan Penghimpunan Reumatologi Indonesia tahun 2018
hiperurisemia didefinisikan sebagai kadar asam urat serum lebih dari 6,8 mg/dL
terjadi akibat peningkatan produksi asam urat atau penurunan ekskresi atau sering
merupakan kombinasi keduanya (Penghimpunan Reumatologi Indonesia, 2018).
Hiperurisemia adalah kadar asam urat serum yang tinggi. Asam urat
diketahui berfungsi sebagai antioksidan dan mungkin merupakan antioksidan
yang paling penting dalam plasma dengan kontribusi mencapai 60% dari seluruh
aktivitas radikal bebas dalam serum manusia. Asam urat bekerja dengan
berinteraksi dengan 10 sampai 15% radikal hidroksil yang diproduksi setiap hari
dan dengan memusnahkan radikal peroksii dan oksigen tunggal dengan efisien.
Asam urat merupakan salah satu antioksidan sekunder dalam tubuh. Artinya.
dalam kadar normal asam urat akan mampu menangkal radikal bebas yang ada di
dalam tubuh. namun dalam jumlah berlebihan akan memberikan efek negatif bagi
tubuh (Dewi, 2017).
𝐼𝑀𝑇 =
Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT dapat dilihat pada tabel 1 di bawah
ini:
2.4 Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kadar Asam Urat
Orang yang kegemukan umumnya mengkonsumsi protein dalam jumlah
yang berlebihan. Protein mengandung purin yang tinggi sehingga menyebabkan
kadar asam urat dalam darah meningkat. Selain banyak mengkonsumsi protein
orang yang gemuk juga banyak mengkonsumsi makanan yang berlemak.
Makanan yang mengandung lemak tinggi, akan menyebabkan lemak tertimbun di
dalam tubuh. Pembakaran lemak menjadi kalori akan meningkatkan keton darah
(ketosis) yang akan menghambat pembuangan asam urat melalui urin sehingga
menyebabkan kadar asam urat dalam darah meningkat (Hidayah, 2017).
Kadar asam urat tubuh ditentukan oleh keseimbangan produksi dan ekskresi.
Produksi asam urat tergantung dari diet, serta proses internal tubuh berupa
biosintesis, degradasi, dan pembentukan cadangan (salvage) asam urat.
Seseorang dengan indeks masa tubuh (IMT) berlebih (overweight) berisiko
tinggi mengalami hiperurisemia meskipun seseorang dengan indeks masa tubuh
(IMT) kurang dan indeks masa tubuh (IMT) normal juga dapat berisiko
15
2) Alat yang digunakan hanya dapat membaca rentang kadar 3,0 mg/dL-
20 mg/dL.
3) Strip test baik digunakan pada suhu 18°C-38°C, diluar suhu tersebut
alat akan menampilkan “t LO“ yang berarti suhu meter berada
dibawah kisaran operasinya yaitu kurang dari 18°C dan “t HI” yang
berarti suhu meter berada diatas kisaran operasinya yaitu diatas 38°C
(Suryandari, 2017).
BAB III
METODE PENELITIAN
n= ( )
( )
Dengan perhitungan,
n= ( )
( )
20
n= ( )
( )
n= ( )
n = 46,91 ≈ 47 orang
Besar sampel adalah 47.
3.7 Pemeriksaan
1. Instrumen Penelitian
a. Alat
1) Timbangan berat badan
2) Pengukur tinggi badan (meteran)
3) Lancet
4) Easy Touch GCU
b. Bahan
1) Kapas alkohol 70%
2) Kapas kering
3) Plester
4) Chip asam urat
23
2. Prosedur Kerja
Persiapan
a. Persiapan
1) Melakukan perizinan menggunakan laboratorium kimia klinik
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya sebagai tempat penelitian.
2) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3) Mempersiapkan formulir pencatatan.
24
𝐼𝑀𝑇 =
3) Masukkan jarum pada lancing atau lat tembak berbentuk pen dana tur
kedalaman jarum sesuai nomor, dan gunakan tisu alcohol untuk
membersihkan ujung jari responden lalu tembakkan jarum pada ujung
jari responden tekan supaya darah keluar.
4) Darah disentuh pada tepi samping strip, darah akan langsung
meresapsampai ujung strip dan bunyi beep, tunggu sebentar hasil akan
keluar beberapa detik pada layar.
DAFTAR PUSTAKA
Akhzami, D.R., Mohammad, R., dan Rika, H.S. 2016. Perbandingan Hasil
Point Of Care Testing (POCT) Asam Urat dengan Chemistry Analyzer. Jurnal
Kedokteran. 5(4): 15-19.
Desky, T.G. 2018. Pengaruh Aktivitas Fisik Berat terhadap Kadar Asam
Urat pada Orang Dewasa Muda di Kota Medan. Skripsi: Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Dewi, R.F. 2017. Perbedaan Kadar Asam Urat pada Mahasiswa Obesitas
dan Tidak Obesitas Angkatan 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadivah Palembang. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Palembang.
Fauzi, Isma. 2014. Buku Pintar Deteksi Dini Gejala & Pengobatan Asam
Urat, Diabetes & Hipertensi. Araska: Yogyakarta.
Harlina, Rokhimah Puji. 2020. Gambaran Kadar Asam Urat Pada Lansia.
Karya Tulis Ilmiah: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika,
Jombang.
Oyama, C., Takashi, T., Oyamada, M., Oyamada, T., Ohno T., Miyashita,
M., Saito, S., Komatsu, K., Takashina, K., dan Takada, G. 2006. Serum Uric Acid
as an Obesity-Related Indicator in Early Adolescence. Tohoku J. Exp. Med.
209(3): 257-262.
Panjaitan, J.S dan Zaluchu, N. 2017. Korelasi Antara Indeks Massa Tubuh
Dengan Kadar Asam Urat Pada Laki-Laki Lanjut Usia Di Kecamatan Gido
Kabupaten Nias Pada Tahun 2015. Nommensen Journal of Medicine. 3(2): 82-87.
Pratiwi, T.A. 2017. Pemeriksaan Asam Urat pada Usia Lanjut. Karya Tulis
Ilmiah: Universitas Setia Budi, Surakarta.
Prayogi, G.H. 2017. Kadar Asam Urat pada Wanita Menopause. Karya
Tulis Ilmiah: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika, Jombang.
Putri, N.K.S. 2017. Pengukuran Kadar Asam Urat Pada Perempuan Usia
>40 Tahun. Karya Tulis Ilmiah: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia
Medika, Jombang.
Rampi, P.R., Assa, Y.A., dan Mewo, Y.M. 2017. Gambaran Kadar Asam
Urat Serum pada Mahasiswa dengan Indeks Massa Tubuh ≥23 kg/m² di Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-Biomedik (eBm). 5(2)
Triyanti, Desty. 2017. Korelasi Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kadar
Asam Urat pada Pasien Poliklinik Penyakit dalam Rumah Sakit Dustira Cimah.
Tesis: Universitas Jendral Acham Yani, Cimahi.
WHO. 2016. Mean Body Mass Index (BMI). Global Health Observatory
(GHO) Data. Diakses tanggal 14 September 2021.
https://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/bmi_text/en/
Wulan, E.R. 2017. Pengaruh Terapi Air Putih Terhadap Perubahan Kadar
Asam Urat Darah pada Penderita Asam Urat di Desa Katipugal Kecamatan
Kebonagung Kabupaten Pacitan. Skripsi: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti
Husada Mulia, Madiun.