Tujuan program ini adalah menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular. Sasaran program ini meliputi masyarakat umum, kelompok khusus (anak sekolah), ibu hamil, pekerja institusi formal dan non- formal, dan kelompok masyarakat tertentu yang berperilaku resiko tinggi. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) yang tercantum dalam Permenkes No 75 Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.10 Kegiatan Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular (P2M) Berdasarkan Permenkes No 75 Tahun 2014 No. Permenkes No 75 Tahun 2014 Puskesmas Kayon Tahun 2020 1. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular a. Posbindu PTM 2. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular a. Pengendalian filariasis a. PMO TB Paru b. Pengendalian kecacingan b. Kontak Serumah TB Paru c. Pengendalian infeksi c. Penemuan dan Tatalaksana Pneumonia Dengue/DBD Balita d. Pengendalian malaria d. Follow Up Kusta e. Pengendalian Zoonosis e. Penemuan dan Tatalaksana Diare f. Pengendalian HIV/AIDS f. Penemuan dan Tatalaksana Campak g. Pengendalian Infeksi Menular g. Penemuan dan Tatalaksana IMS Seksual h. Pemeriksaan Berkala (Mobile VCT) HIV h. Pengendalian Penyakit yang dapat – AIDS dicegah dengan imunisasi i. Penyuluhan IMS-HIV-AIDS di Masyarakat j. Penyuluhan IMS-HIV-AIDS di Sekolah k. Pelayanan Posbindu l. Evaluasi dan Monitoring Penerapan Perda KTR di Sekolah m. Penyuluhan DBD n. Follow Up IVA o. Pemberian Obat Cacing ke TK p. Follow Up Malaria q. Pelayanan Imunisasi
Tabel 3.11 Hasil Kegiatan dan Indikator Upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) di Puskesmas Kayon Tahun 2020 Presentase Target Target Kinerja No Variabel Satuan Populasi Realisasi Capaian Capaian Sasaran (%) (%) % TB PARU
PMO TB Paru Kasus 41.748 40 9 22,5 % -77.5% 100%
1. Kontak 2. Serumah TB Kasus 41.748 40 9 22.5% -77.5% 100% Paru Pelacakan 3. Penderita TB Kasus 2 0 0% -100% 100% 41.748 Mangkir PTM Deteksi Dini 4. PTM di Keg 8 8 1 12.5% -87.5% 100% Sekolah Follow Up 5. Keg 8 8 0 0% -100% 100% IVA Pelayanan 6. Keg 72 72 18 25% -75% 100% Posbindu KUSTA Follow Up 10. Kasus 2 2 1 50% -50% 100% Kusta PNEUMONIA/ISPA Penemuan dan 11. Tatalaksana Kasus 20 5 25% -75% 100% 41.748 Kasus Pneumonia DIARE Penemuan dan 12. Kasus 24 11 45.8% -54.2% 100% Tatalaksana 41.748 Diare CAMPAK Penemuan dan 13. Kasus 12 4 33.3% -66.7% 100% Tatalaksana 41.748 Campak TYPHOID Penemuan dan 16.6% 14. Kasus 41.748 24 4 -83.4% 100% Tatalaksana Typoid IMS Penemuan dan 16. Kasus 12 3 33.3% -66.7% 100% Tatalaksana 12 IMS HIV/AIDS 17. Pemeriksaan Keg 6 6 0 0% -100% 100% Berkala (Mobile VCT) HIV – AIDS Penyuluhan IMS-HIV- 18. Keg 16 2 0 0% -100% 100% AIDS di Sekolah HEPATITIS Penyuluhan di Posyandu 19. Keg 8 8 0 0% -100% 100% Lansia dan Posbindu DBD Penyuluhan Tercapai 20. Keg 5 5 5 100 100% DBD 100% KESEHATAN JIWA Follow Up Pasien Jiwa 23. Post Kasus 12 2 16.6% -83.4% 100% 12 57 Pengobatan RS Penyuluhan Kesehatan 25. Keg 16 0 0% -100% 100% Jiwa di 16 Sekolah FILARIASIS/KECACINGAN Pemberian Obat Cacing Ke TK, 19. Posyandu, Keg 50 50 0 0% -100% 100% SD, Masyarakat PKM
*Sumber : Evaluasi Kinerja UPT Puskesmas Kayon Tahun 2020
Berdasarkan tabel 4 ada yang tidak tercapai, yaitu yang tidak tercaoai sama sekali yaitu Pelacakan Penderita TB Mangkir, Berdasarkan Tabel 4 terlihat hampir semua program memiliki angka cakupan belum mencapai target sasaran, dikarenakan: 1. Kegiatan pemeriksaan berkali (Mobile VCT) dilakukan pada daerah populasi kunci yang merupakan kelompok risiko penularan HIV-AIDS yang ada di wilayah kerja seperti warung kopi dan kafe dengan target 6 kali dan tidak dapat dilaksanakan sehubungan adanya pandemi Covid- 19. 2. Pelayanan Posbindu yaitu kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular tidak terlaksana karena pandemi covid-19 serta dikhawatirkan memicu kerumunan. 3. Kegiatan penyuluhan IMS di sekolah merupakan penyampaian informasi tentang IMS dan bahaya serta pencegahan penyakit sehingga anak didik dapat menghindari pergaulan bebas namun tidak dapat dilaksanakan sehubungan adanya pandemi Covid-19. 4. Kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa merupaka keprihatinan bersama karena menimbulkan beban psikologis, ekonomi, dan sosial pada individu maupun keluarga dimana kegiatan ini dilakukan di 5 SMP dan 3 SMU di wilayah kerja namun tidak dapat dilaksanakan sehubungan adanya pandemi Covid-19. 5. Kegiatan penyuluhan hepatitis di posyandu balita wilayah kerja memiliki target 8 kali namun tidak dapat dilaksanakan sehubungan adanya pandemi Covid-19. 6. Kegiatan pemberian obat cacing di posyandu dan TK seharusnya dilakukan di 20 posyandu dan 30 TK namun tidak dapat dilaksanakan sehubungan adanya pandemi Covid-19. 7. Kegiatan follow up IVA dilakukan pada ibu yang sudah melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker rahim dengan metode IVA dengan target 8 kali setahun namun tidak dapat dilaksanakan sehubungan adanya pandemi Covid-19.