Pembimbing :
dr. Sisilya Maria Umboh, Sp.M
Eksudasi
cronic menuju humor
aquos
Konsentrasi
protein di HA
sel-sel radang dapat melekat pada endotel kornea, keratic
meningkat
precipitate (KP).
• Mutton fat KP : besar, kelabu, terdiri atas makrofag dan pigmen-
pigmen yang difagositirnya, biasanya dijumpai pada jenis
granulomatosa.
• Punctate KP : kecil, putih, terdiri atas sel limfosit dan sel plasma,
terdapat pada jenis non granulomatosa.
it is A nte ri o r p ada iris
• Uv e t e r u ta m a
la m a s i y a n g terjadi ir id o sik litis.
n in f ng a n
Merupaka a t a u d i se b ut juga de
iliaris
dan korpus s
t
• Uveitis intermedie retina
a d a p a rs p la n a d a n
Inflamasi dominan p d a ngan vitreous.
d is er t ai d gn p e ra
perifer yang
• Uveitis posterior
inflamasi yang mengenai retina atau
koroid
• Panuveitis
inflamasi yang meng
enai seluruh
laisan uvea
Klasifikasi Uveitis
Perjalanan Penyakit :
Uveitis akut : Uveitis yang berlangsung selama <
6 minggu, onsetnya cepat dan bersifat simptomatik.
Uveitis kronik : Uveitis yang berlangsung selama
> 6 minggu bahkan sampai berbulan-bulan atau
bertahun-tahun, seringkali onset tidak jelas dan
bersifat asimtomatik
Residif : tanpa disertai
penyembuhan sempurna
Klasifikasi Uveitis
Cara Masuknya :
Uveitis eksogen : trauma, invasi
mikroorganisme atau agen lain
dari luar tubuh, misal : trauma,
operasi,
Uveitis endogen :
mikroorganisme atau agen lain
dari dalam tubuh misal : focal
infection, reaksi autoimun.
Klasifikasi Uveitis
Uveitis intermediet
Kadang-kadang ditemukan KP (mutton fat)
pada COA
Dengan oftalmoskopi bisa ditemukan
adanya lesi di retina berupa bercak putih
kekuningan dan badan kaca di depan lesi
tampak keruh.
Snowball appearance
Gambaran Klinis Uveitis Posterior
Gejala :
Visus ↓
Floaters (gangguan
kotoran/bercak-bercak
pada lapang padang yang
semakin banyak)
Tidak nyeri
Tidak ada fotopobia
Gambaran Klinis
Uveitis posterior
Pada pmx :
Segmen anterior :
- Tidak didapatkan kelainan
yang berarti
- Hiperemi perikoneal (-)
Dengan oftalmoskop ditemukan KP,
lesi di retina berupa bercak putih
kekuningan dan badan kaca di depan
lesi tersebut tampak keruh
Exsudate, perdarahan
Rubella
toxoplasmosis
citomegolovirus
Terapi Uveitis Posterior
• Midriatika / siklopegik :
1. Sulfas atropin 1% : sehari 1 kali 1 tetes
2. Homatropin 2% : sehari 3 kali 1 tetes
• Tetes / Salep Mata :
1. Dexamethaone 1% / betamethasone 1%
2. Prednisolone 0,5% tetes / salep sehari 3 x/sehari
• Sistemik :
1. Prednisolone : do awal 1-1,5 mg/kgBB di ↓ bertahap
2. Cylosporin diberi bila tidak ada respons dengan
steroid, setelah pemberian 2 minggu. Dosis awal 5 mg/hari,
bila berespons maintenance 2 mg/kgBB/hari.
• Suntikan :
Suntikan periokuler :
Long acting : Methtylprednisolone acetate atau
Triamcinolone acetonic 40 mg/cc/minggu
Short acting : Betamethasone atau Dexamethasone
4 mg/cc/hari
Suntikan subtenon anterior :
- Obat sama seperti diatas 0,5 cc/suntikan
- Untuk kasus uveitis anterior dan pars planitis
Suntikan subtenon posterior :
- Obat sama seperti diatas 1,5 cc/suntikan
- Untuk kasus pars plasnitis dan uveitis posterior
PAN UVEITIS
Adalah :
Radang uvea anterior, intermediate, posterior
Terapi
Lokal :
• Midriatika / siklopegik :
- Atropin 1%
- Homatropin 2%
- Scopolamin 0,25
• Kortikosteriod tetes mata sehari 4-6 kali 1 tetes
subconjuctiva sehari 0,3 cc
Sistemik :
• Prednison 40-60 mg/hari
• Siklosporin
Komplikasi
Komplikasi Karena Radang
Sinekia posterior dengan
seklusi pupil & oklusi pupil
▪ Ablasio retina
Glaukoma sekunder
Endoftalmitis &
panoftalmitis
Katarak komplikata
Kompilasi
Komplikasi Karena Pengobatan
Pemberian kortikosteroid dalam jangka waktu yang
lama bisa menyebabkan timbulnya katarak maupun
glaukoma, yang sistemik bisa menyebabkan moon
face hipertensi, osteporosis
Diagnosa Banding
• Konjungtivitis
• Keratitis / keratokonjungtivitis
• Glaukoma akut
• Neoplasma
Gejala Uveitis Konjuctivitis Keratitis Glaukoma
akut