Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

“UVEITIS”
Diajukan untuk memenuhi sebagian tugas kepaniteraan klinik dan melengkapi salah satu syarat
menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RS Islam Jemursari
Surabaya

Disusun oleh:
Abdul Aziz Hafid Amrullah 6120018030
Hessty Rochendah Onjiah 6120018021

Pembimbing:
dr. Windi Indria Rini, Sp.M

Departemen / SMF Ilmu Kesehatan Mata


Fakultas Kedokteran
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
2019
Anatomi dan Fisiologi
Uvea Anterior: Iris – Badan Silier

Uvea Intermediet:
Pars-plana, Oraserata

Uvea Posterior: Koroid


Iris
• Bertindak sbg diafragma
• Mengandung melanin
• Terdapat musculus sphincter pupillae
 mengatur lebar pupil
– Dilatasi  midriasis
– Konstriksi  miosis
Badan Silier
• Berfungsi sebagai pembentuk humor
aqueaeus (mengeluarkan cairan filtrasi plasma
yang rendah protein ke dalam bilik mata
belakang (kamera okuli posterior)
• Dapat mengerutkan dan relaksasi serat-serat
zonula, yang berorigo di antara processus
siliaris.
KHOROID
• Lapisan pembuluh darah kecil, sedang, besar
• Anyaman padat dari pemb. Darah pada masing-
masing lapisan & saling berhubungan
• Tanpa jaringan limfoid
• Membentuk dinding bola mata → badan kaca yang
avaskuler
• Fungsi utama: nutrisi bola mata

6
Definisi

Inflamasi pada Uvea ( Iris, badan silier, Koroid)

Etiologi

Infeksi : Bakteri, jamur, virus, Non- Infeksi : Reaksi


mikroorganisme lain Hipersensitivitas
Patofisiologi

Eksogen : Trauma/ Operasi Endogen : Peredaran darah


KLASIFIKASI
Anatomis

Uveitis anterior: iris


Uveitis Intermediate: badan siliar
Uveitis posterior: koroid
Panuveitis: uvea anterior + uvea posterior

Perjalanan penyakit

Akut: serangan 1-2x, sembuh sempurna


Residif: serangan >2x, disertai penyembuhan sempurna
Kronis: tanpa penyembuhan sempurna

9
KLASIFIKASI
Ada/Tidak Abses:

Purulent: endoftalmitis, panoftalmitis


Non purulent: non granulomatus, granulomatus

Reaksi Radang

Non granulomatus: sel plasma, limfosit


Granulomatus: makrofag, sel epiteloid

10
Mekanisme Radang Intraokuler

Dilatasi pembuluh darah hiperemi perikornea

Permeabilitas pembuluh daraheksudasi ”akuos flare”

Migrasi sel  Akuos sel


Keratik presipitat (kp): Mutton fat kp, Punktate kp, Hipopion, Hifema

Sel radang, fibrin, fibroblast

Iris melekat pd kapsul lensa anterior: “sinekia posterior”


Seklusi pupil
Oklusi pupil
Perbedaan Uveitis Non Granulomatosa Dan Granulomatosa
Non granulomatosa Granulomatosa
Onset Akut Tersembunyi
Nyeri Nyata Tidak ada atau ringan
Fotofobia Nyata Ringan
Penglihatan kabur Sedang Nyata
Merah sirkumkorneal Nyata Ringan
Keratic precipitates Putih halus Kelabu besar (mutton fat)

Pupil Kecil dan tak teratur Kecil dan tak teratur (bervariasi)

Sinekia Posterior Kadang-kadang Kadang-kadang


Noduli iris Tidak ada Kadang-kadang

Lokasi Uvea anterior Uvea anterior, posterior atau difus

Perjalanan penyakit Akut Kronik


Kekambuhan Sering Kadang-kadang
13
14
15
16
17
18
19
Diagnosis Banding
Dilatasi Konjungtivitis: penglihatan tidak kabur, respon pupil normal, ada sekret mata
dan umumnya tidak ada sakit, fotofobia, atau injeksi siliaris pembuluh darah
hiperemi perikornea

Glaukoma akut: pupil melebar, tidak ada sinekia posterior, dan korneanya beruap.

Keratitis atau keratokunjungtivitis: penglihatan dapat kabur dan ada rasa sakit dan
fotofobia. Beberapa penyebab keratitis seperti herpes simpleks dan herpes zooster
dapat menyertai uveitis anterior sebenarnya.

Setelah serangan berulang kali, uveitis non-granulomatosa dapat menunjukkan ciri


uveitis granulomatosa
Anamnesis & Pemeriksaan fisik
• Nyeri
• Fotopobi
• Visus tetap / menurun
• Hiperemi peri kornea
• Keratik presipitat
• “Akuos flare” dan “Akuos
sel”
• Edema iris
• Pupil miosis, reflek cahaya
menurun / (-)
• Sinekia posterior
• Hifema
Komplikasi dan Sekuele
• Glaukoma (peninggian • Kerusakan Neovaskular
tekanan bola mata) optikus
• Katarak • Atropi bola mata
• Neovaskularisasi • Edem Kisoid Makulae
• Ablasio retina akibat terjadi pada uveitis
dari tarikan pada retina anterior yang
oleh benang-benang berkepanjangan.
vitreus.
Tatalaksana
NON SPESIFIK: SPESIFIK
– Midriatika sikloplegik: • Tergantung penyebabnya
atropin 1% tetes mata
–Kortikosteroid: * Untuk kasus berulang, dgn
– Topikal: tetes mata, salep faktor imunologis, dapat
mata diberikan:
– Sistemik: bila radang cukup – Imunosupresive:
berat, dosis tinggi • Ciclosporin – a
→diturunkan • Colchisin
– Injeksi subkonjungtiva
Prognosis

Uveitis non-granulomatosa umumnya berlangsung beberapa hari sampai minggu


dan sering kambuh.

Uveitis granulomatosa berlangsung berbulan-bulan sampai tahunan, kadang-kadang


dengan remisi dan eksaserbasi, dan dapat menimbulkan kerusakan permanen
dengan penurunan penglihatan yang nyata.

Anda mungkin juga menyukai