Anda di halaman 1dari 37

IDENTITAS PASIEN

Nama
: Tn. Akus kusnadi
Umur
: 48 tahun
Agama : Islam
Alamat : Gandasoli Kab. Bandung
Tanggal pemeriksaan : 18 juli
2016

ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis
Keluhan utama
Mata merah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan mata kiri merah sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai rasa
perih dan nyeri. Pasien juga mengaku pengelihatan menjadi
buram setelah timbul mata merah. Pasien tidak merasakan
adanya gatal dan sekret berwarna putih yang keluar dari
matanya hanya saja matanya terus menerus berair. Pasien
juga mengaku merasa silau bila melihat cahaya.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat mata merah sebelumnya disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat alergi dan keluhan yang sama pada keluarga
disangkal oleh
pasien.

Pemeriksaan Fisik
Status Opthalmologis

DIAGNOSIS BANDING
Konjungtivitis Viral OS
Keratitis OS

DIAGNOSIS KERJA
Uveitis Anterior OS

PENATALAKSAAN
Medikamentosa:
Steroid topikal
Midriatikum (Sulfas atropin 1% 3x1 gtt
opth)
PROGNOSIS
OD
OS
Ad Vitam : bonam
bonam
Ad Fungsionam : bonam
bonam
Ad Sanationam : bonam
bonam

Dubia

Pendahuluan
Uveitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi
pada lapisan traktus uvealis yang meliputi peradangan
pada iris, korpus siliaris dan koroid yang disebabkan
oleh infeksi, trauma, neoplasia, atau proses autoimun.
Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea yang
mengalami inflamasi biasanya juga ikut mengalami
inflamasi. Peradangan pada uvea dapat hanya mengenai
bagian depan jaringan uvea atau iris yang disebut
iritis. Bila mengenai badan tengah disebut siklitis.
Iritis dengan siklitis disebut iridosiklitis atau
disebut juga dengan uveitis anterior dan merupakan
bentuk uveitis tersering. Dan bila mengenai lapisan
koroid disebut uveitis posterior atau koroiditis.
Uveitis umumnya unilateral, biasanya terjadi pada dewasa
muda dan usia pertengahan. Ditandai adanya riwayat
sakit, fotofobia, dan penglihatan yang kabur, mata merah
tanpa sekret mata purulen dan pupil kecil atau ireguler.

Anatomi Uvea
Uvea atau traktus uvealis merupakan lapisan
vaskular di dalam bola mata yang terdiri
atas iris, badan siliar, dan koroid.

Definisi
Uveitis adalah peradangan atau
inflamasi yang terjadi pada
lapisan traktus uvealis yang
meliputi peradangan pada iris,
korpus siliaris dan koroid.

Etiologi

Berdasarkan spesifitas
penyebab:
Penyebab spesifik (infeksi)
virus, bakteri, fungi, parasit
spesifik (Sifilis,
Tuberkulosis, Herpes Zoster,
Herpes simpleks, Morbus
Hansen, Adenovirus).

Berdasarkan asalnya:
Eksogen
karena trauma, operasi intra
okuler, ataupun iatrogenik.

Penyebab non spesifik (non


infeksi)/reaksi
hipersensitivitas
reaksi hipersensitivitas
terhadap mikroorganisme atau
antigen yang masuk kedalam
tubuh dan merangsang reaksi
antigen antibodi dengan
predileksi pada traktus uvea.

Endogen
karena fokal infeksi di organ
lain / reaksi autoimun
Berdasarkan reaksi radang yang
terjadi:
Non granulomatosa
Infiltrat yang terjadi terdiri
dari sel plasma dan limfosit.
Granulomatosa
Infiltrat yang terjadi terdiri
dari sel epiteloid dan
makrofag.

Klasifikasi

Klasifikasi Anatomis
A. Uveitis anterior:
Merupakan inflamasi yang
terjadi
terutama pada iris
dan korpus
siliaris atau
disebut juga dengan
iridosiklitis.
B. Uveitis intermediet
Merupakan inflamasi dominan
pada
pars plana dan retina
perifer yang disertai
dengan peradangan
vitreous.
C. Uveitis posterior
Merupakan inflamasi yang
mengenai retina atau koroid.
D. Panuveitis
Merupakan inflamasi yang
mengenai seluruh lapisan
uvea.

Klasifikasi Klinis
A. Uveitis akut
Uveitis yang
berlangsungselama < 6
minggu, onsetnya cepat
dan bersifat
simptomatik.
B. Uveitis kronik
Uveitis yang berlangsung
selama > 6
minggu
bahkan sampai berbulanbulan ataubertahuntahun, seringkali onset
tidak jelas
danbersifat asimtomatik.

Klasifikasi
Klasifikasi Etiologis
A.Uveitis infeksius
Uveitis yang
disebabkan oleh
infeksi virus,
parasit, dan bakteri.
B. Uveitis noninfeksius
Uveitis yang
disebabkan oleh
kelainan imunologi
atau autoimun.

Klasifikasi
patologis
A.Uveitis nongranulomatosa
Infiltrat dominan
limfosit pada koroid
B. Uveitis
granulomatosa
Infiltrat dominan
sel epiteloid dan
sel-sel raksasa
multinukleus

UVEITIS ANTERIOR

Definisi
Uveitis anterior merupakan peradangan
iris dan bagian depan badan siliar (pars
plicata), kadang-kadang menyertai
peradangan bagian belakang bola mata,
kornea dan sklera. Peradangan pada
uvea dapat mengenai hanya pada iris yang
di sebut iritis atau mengenai badan
siliar yang di sebut siklitis. Biasanya
iritis akan disertai dengan siklitis
yang disebut iridosiklitis atau uveitis
anterior.

klasifikasi
Berdasarkan patologi dapat dibedakan dua jenis
besar uveitis: yang non-granulomatosa (lebih umum)
dan granulomatosa. Penyakit peradangan traktus
uvealis umumnya unilateral, biasanya terjadi pada
oreng dewasa dan usia pertengahan.
Uveitis non-granulomatosa terutama timbul di
bagian anterior traktus uvealis ini, yaitu iris dan
korpus siliaris. Terdapat reaksi radang, dengan
terlihatnya infiltrat sel-sel limfosit dan sel plasma
dengan jumlah cukup banyak dan sedikit mononuklear.
Uveitis granulomatosa yaitu adanya invasi mikroba
aktif ke jaringan oleh bakteri. Dapat mengenai uvea
bagian anterior maupun posterior. Infiltrat dominan
sel limfosit, adanya aggregasi makrofag dan sel-sel
raksasa multinukleus. Pada kasus berat dapat
terbentuk bekuan fibrin besar atau hipopion di kamera
okuli anterior.

Patofisiologi
dilatasi pembuluh darah kecil , hiperemi perikorneal
(pericorneal
vascular injection)

Permeabilitas pembuluh darah

eksudasi, iris edema, pucat, pupil reflex sampai dgn


hilang,pupil miosis

Migrasi sel-sel radang dan fibrin ke COA, COA keruh,


flare (+)

Sel radang menumpuk di COA, hipopion (bila proses akut)

Migrasi eritrosit ke COA, hifema (bila proses akut)

Sel-sel radang melekat pada endotel kornea (keratic


precipitate)

Sel-sel radang, fibrin, fibroblast menyebabkan


iris melekat pada kapsul lensa anterior (sinekia
posterior)
dan pada endotel kornea (sinekia anterior)

Sel-sel radang, fibrin, fibroblas menutup pupil


(seklusio pupil / oklusio pupil)

Gangguan aliran aquous humor


dan peningkatan tekanan intra okuler dan terjadi
glaukoma sekunder

Gangguan metabolisme pada lensa, lensa jadi


keruh, katarak komplikata

Peradangan menyebar bisa menjadi endoftalmitis


dan panoftalmitis

Manifestasi Klinis
Keluhan subyektif : - nyeri, terutama di
bulbus okuli,
spontan
- sakit kepala di frontal
yang menjalar
ke temporal
- blefarospasme
- fotofobia (hebat pada
keadaan akut)
- lakrimasi
- gangguan visus, unilateral
Pada keadaan kronis gejala dapat minimal
sekali,dan merupakan episode rekuren.

Pemeriksaan Fisik
Edema palpebra disertai dengan ptosis
ringan
Injeksi konjuntiva dan silier
COA: normal atau dangkal, bila terdapat
iris bombe. Jika terdapat sinekia
posterior, maka COA terlihat dalam. Pada
pemeriksaan slit lamp, menunjukkan efek
Tyndal/flare positif sehingga berkas
sinar di COA menjadi tampak karena
dipantulkan oleh sel-sel radang yang ada
di COa.

Derajat berat ringannya flare


0
tidak ditemukan
1+ flare terlihat dengan pemeriksaan
yang teliti
2+ flare tingkat sedang, iris masih
terlihat bersih
3+ kekeruhan lebih berat, iris dan
lensa sudah keruh
4+ flare sangat berat, fibrin
menggumpal pada akuous humor

Iris terlihat suram, gambaran


radier menjadi tidak nyata karena
pelebaran pembuluh darah di iris,
gambaran kripta tidak nyata,
edema dan warna dapat berubah,
terkadang didapatkan iris bombe.
Pupil miosis, bentuknya irregular
(sinekia posterior), refleks
pupil menurun sampai tidak ada.

Lensa keruh katarak komplikata.


TIO normal, menurun atau
meningkat jika telah terjadi
glaukoma sekunder.
Kornea keratik presipitat
(kumpulan sel-sel yang menempel
pada endotel kornea, biasanya di
bagian bawah)

Pemeriksaan Penunjang
Umumnya tidak dilakukan terhadap pasien
yang responsif terhadap terapi,
pemeriksaan dilakukan untuk menentukan
etiologi.
Contoh :
- skin test Tuberkulosis
- hitung jenis, eosinofilia
alergi, inf.
parasit
- foto rontgen Tuberkulosis,
sarkoidosis
- ANA autoimun
- TORCH
- IgG, IgM toxoplasma

Diagnosis
Anamnesis
Mata sakit, merah, sekret (-), silau,
pandangan kabur/penurunan tajam penglihatan
Perlu ditanyakan mengenai riwayat penyakit
sekarang karena dapat menjadi faktor
penyebab
Pemeriksaan Oftalmologi
- visus
- perubahan TIO
- injeksi silier
- keratik presipitat pada kornea
- flare pada COA
- sinekia

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang
Untuk mencari etiologi
penyebabnya apabila diagnosis
uveitis anterior sudah dapat
ditegakkan. Contoh : skin
test, foto rontgen, ANA dan
lain-lain.

Komplikasi
Sinekia posterior perlekatan
antara iris dengan kapsul lensa
bagian anterior akibat sel-sel
radang, fibrin, dan fibroblas.
Sinekia anterior perlekatan iris
dengan endotel kornea akibat sel-sel
radang, fibrin, dan fibroblas.
Seklusio pupil perlekatan pada
bagian tepi pupil
Oklusio pupil seluruh pupil
tertutup oleh sel-sel radang

Iris bombe akibat terjadinya


perlekatan-perlekatan dan tertutupnya
trabekular oleh sel-sel radang, maka
aliran akuous humor dari COP ke COA
akan terhambat dan mengakibatkan
akuous humor terkumpul di COP dan
akan mendorong iris ke depan.
Glaukoma sekunder karena penimbunan
akuous humor dan menyebabkan
peningkatan tekanan bola mata.
Katarak komplikata akibat dari
gangguan metabolisme lensa

Endoftalmitis peradangan supuratif


berat dalam rongga mata dan struktur
di dalamnya dengan abses di dalam
badan kaca akibat dari peradangan
yang meluas.
Panoftalmitis peradangan pada
seluruh bola mata termasuk sklera dan
kapsul tenon sehingga bola mata
merupakan rongga abses.
Ablasio retina

Tatalaksana
Topikal
Midriatikum/sikloplegik
untuk mengistirahatkan otot-otot iris dan badan silier,
sehingga dapat mengurangi nyeri dan mempercepat
panyembuhan dan mencegah terjadinya sinekia, atau
melepaskan sinekia yang telah ada.
Midriatikum yang biasa digunakan yaitu:
- Sulfas atropin 1% sehari 3 kali tetes
- Homatropin 2% sehari 3 kali tetes
- Scopolamin 0,2% sehari 3 kali tetes
Anti inflamasi
Kortikosteroid diberikan untuk mengurangi peradangan
yang terjadi. Kortikosteroid yang biasa digunakan ialah
dexamethasone 0,1 % atau prednisolone 1 %. Perlu
diwaspadai komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi
pada pemberian kortikosteroid, yaitu glaukoma sekunder
pada penggunaan lokal selama lebih dari dua minggu.
Antibiotik

Sistemik
Antibiotik
Kortikosteroid oral
Dosis yang diberikan ialah 1
mg/ kg BB yang kemudian dosis
tersebut diturunkan perlahanlahan setiap 1 minggu.

Prognosis
Pada umumnya pasien dengan uveitis
anterior akan berespon baik jika sudah
didiagnosis dari awal dan diberikan
pengobatan yang adekuat. Uveitis
anterior ini mungkin akan berulang,
terutama jika ada penyebab sistemik.
Prognosis visual pada iritis kebanyakan
akan pulih dengan baik, tanpa adanya
katarak, glaukoma atau posterior uveitis
maupun komplikasi lainnya. Apabila sudah
terjadi komplikasi ablasio retina maka
prognosisnya akan menjadi buruk.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai