Anda di halaman 1dari 15

UVEITIS

Oleh :
Wayan Sinta
196100802014

Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Kesehatan Mata


RSUD Dr. Doris Sylvanus
Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
2020
TRAKTUS • Traktus uvealis anterior
UVEALIS paling baik diperiksa dengan
slitlamp, tetapi inspeksi
kasar juga dapat dilakukan
dengan sebuah senter dan
kaca pembesar.
• Traktus uvealis posterior
paling baik menggunakan
slitlamp disertai lensa
indirek atau dengan
oftalmoskop direk atau
indirek.
DEFINISI UVEITIS
Uveitis merupakan proses peradangan
intraokular yang kompleks dan melibatkan
jaringan uvea yaitu iris, korpus silier, dan koroid.
EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI
• Uveitis biasanya terjadi 1. Idiopatik
pada umur 20-50 tahun dan 2. Non infeksi ( penyakit
menyumbang 10-20% kasus sistemik)
kebutaan. 3. Infeksi ( bakteri, virus,
• Uveitis anterior sebanyak jamur, parasit)
28-66 % kasus, uveitis
intermediate 5-15 %, uveitis
posterior 19-51 %, dan
panuveitis 7-18 %.
PATOFISIOLOGI
Eksudasi, edema iris,
Dilatasi vascular, Permeabilitas vascular
reflex pupil menurun,
hiperemi perikorneal meningkat
pupil miosis

Migrasi sel-sel radang


Migrasi eritrosit ke Penumpukan sel radang
dan fibrin ke COA, COA
COA, hifema di COA, hipopion
keruh, flare (+)

Iris melekat pada kapsul Sel radang, fibrin,


Sel radang melekat pada
lensa anterior (sinekia fibroblast menutup pupil
endotel kornea (keratic
posterior) dan endotel (seklusio pupil/ oklusio
precipitate)
kornea (sinekia anterior) pupil)
KLASIFIKASI
Klasifikasi uveitis menurut The Standardization Of
Uveitis Nomenclatur (SUN) :
1. Uveitis Anterior
2. Uveitis Intermediet
3. Uveitis Posterior
4. Panuveitis
Uveitis Anterior
• Adalah inflamasi di iris dan badan siliar.
• Terjadi akibat kelainan sistemik (non-infeksi)
 artritis idiopatik juvenil,
spondiloartropati, kolitis ulseratif, penyakit
chron
• Etiologi infeksi  virus herpes simpleks,
tuberkulosis, sifilis
• Uveitis anterior akut biasa terjadi unilateral,
uveitis anterior kronik dapat bilateral
Uveitis Anterior
Nongranulomatosa Granulomatosa akut-kronis
• Disertai rasa nyeri, • Tidak nyeri, fotofobia ringan
fotofobia • Penglihatan buram
• Penglihatan buram • Keratik presipitat besar
• Keratik presipitat kecil (mutton fat)
• Benjolan koeppe
• Pupil mengecil
(penimbunan sel pada tepi
• Sering terjadi pupil)
kekambuhan • Benjolan Busacca
(penimbunan sel pada
permukaan iris)
Mutton fat Benjolan Koeppe

Benjolan Busacca
• Adalah peradangan di pars plana
Uveitis yang sering diikuti vitritis dan
Intermediet uveitis posterior.
• Biasa terjadi pada usia dekade
ketiga-keempat dan 20% terjadi
pada anak.
• Etiologi : idiopatik (69,1%),
sarkoidosis (22,2%), multiple
sclerosis (7,4%)
• Infeksi : Mycobacterium
Snowballs : Bercak Putih tuberculosis, Toxoplasma,
Kekuningan di Vitreus. Candida, Sifilis
• Gejala ringan, mata tenang dan
tidak nyeri, tajam penglihatan
menurun.
Uveitis Posterior Panuveitis
• Adalah peradangan lapisan koroid • Adalah peradangan seluruh
yang sering melibatkan jaringan uvea dan struktur
sekitar  vitreus, retina, dan
sekitarnya  retina dan
nervus optik
• Infeksi : T.gondii, Sifilis, VHS,
vitreus
VVZ, M.tuberculosis • Etiologi : tuberkulosis,
• Non-infeksi : koroiditis Sindrom Vogt Koyanagi-
multifokal, sarkoidosis, dan Harada, oftalmia
neoplasma. simpatika, sarkoidosis
• Timbul perlahan namun dapat
• Diagnosis ditegakkan bila
terjadi secara akut.
• Penglihatan kabur yang tidak
terdapat koroiditis, vitritis,
disertai nyeri, mata merah, dan dan uveitis anterior.
fotofobia bahkan sering
asimtomatik.
DIAGNOSIS
Anamnesis: Pemeriksaan Mata:
• Gejala uveitis anterior : nyeri, • Slit-lamp  menilai segmen
fotofobia, penglihatan kabur, anterior : injeksi siliar dan
injeksi siliar, dan hipopion.
episklera, skleritis, edema
• Uveitis intermediet : gejala ringan,
mata tenang dan tidak nyeri namun
kornea, presipitat keratik,
dapat menurunkan tajam hipopion serta kekeruhan
penglihatan. lensa.
• Uveitis posterior : menurunkan • Oftalmoskop indirek 
tajam penglihatan namun tidak menilai kelainan segmen
nyeri, mata merah, dan fotofobia
bahkan sering asimtomatik.
posterior : vitritis, retinitis,
• Panuveitis : peradangan seluruh
perdarahan retina, koroiditis
uvea dan kelainan papil nervus
optik.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium  pada etiologi infeksi
dan kelainan sistemik
• Optical coherence tomography  pemeriksaan non-
invasif yang memperlihatkan edema makula, membran
epiretina, dan sindrom traksi vitreomakula
• USG B-scan  memeriksa segmen posterior pada
keadaan media keruh
• Fundus flouresen angiografi  menilai sirkulasi
vascular retina dan koroid, detail epitel pigmen retina
dan sirkulasi retina.
PENATALAKSANAAN
• Midriatikum/sikloplegik
Mengistirahatkan otot-otot iris dan badan silier sehingga
mengurangi nyeri dan mencegah terjadinya sinekia posterior.
Midriatikum yang biasa digunakan :
- Sulfas atropin 1%
- Homatropin 2%
- Scopolamin 0,2%
• Anti inflamasi
Kortikosteroid diberikan untuk mengurangi peradangan yang
terjadi. Ex: dexamethasone 0,1% atau prednisolone 0,5%
• Antibiotik
• Terapi Pembedahan
PROGNOSIS
Pada umumnya pasien dengan uveitis anterior
akan mamberikan respon baik jika didiagnosis
cepat dengan tatalaksana yang tepat adekuat.
Prognosis uveitis posterior lebih buruk
dibandingkan uveitis anterior karena
menurunkan tajam penglihatan dan kebutaan
apabila tidak ditatalaksana dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai