Oleh :
Wayan Sinta
196100802014
Benjolan Busacca
• Adalah peradangan di pars plana
Uveitis yang sering diikuti vitritis dan
Intermediet uveitis posterior.
• Biasa terjadi pada usia dekade
ketiga-keempat dan 20% terjadi
pada anak.
• Etiologi : idiopatik (69,1%),
sarkoidosis (22,2%), multiple
sclerosis (7,4%)
• Infeksi : Mycobacterium
Snowballs : Bercak Putih tuberculosis, Toxoplasma,
Kekuningan di Vitreus. Candida, Sifilis
• Gejala ringan, mata tenang dan
tidak nyeri, tajam penglihatan
menurun.
Uveitis Posterior Panuveitis
• Adalah peradangan lapisan koroid • Adalah peradangan seluruh
yang sering melibatkan jaringan uvea dan struktur
sekitar vitreus, retina, dan
sekitarnya retina dan
nervus optik
• Infeksi : T.gondii, Sifilis, VHS,
vitreus
VVZ, M.tuberculosis • Etiologi : tuberkulosis,
• Non-infeksi : koroiditis Sindrom Vogt Koyanagi-
multifokal, sarkoidosis, dan Harada, oftalmia
neoplasma. simpatika, sarkoidosis
• Timbul perlahan namun dapat
• Diagnosis ditegakkan bila
terjadi secara akut.
• Penglihatan kabur yang tidak
terdapat koroiditis, vitritis,
disertai nyeri, mata merah, dan dan uveitis anterior.
fotofobia bahkan sering
asimtomatik.
DIAGNOSIS
Anamnesis: Pemeriksaan Mata:
• Gejala uveitis anterior : nyeri, • Slit-lamp menilai segmen
fotofobia, penglihatan kabur, anterior : injeksi siliar dan
injeksi siliar, dan hipopion.
episklera, skleritis, edema
• Uveitis intermediet : gejala ringan,
mata tenang dan tidak nyeri namun
kornea, presipitat keratik,
dapat menurunkan tajam hipopion serta kekeruhan
penglihatan. lensa.
• Uveitis posterior : menurunkan • Oftalmoskop indirek
tajam penglihatan namun tidak menilai kelainan segmen
nyeri, mata merah, dan fotofobia
bahkan sering asimtomatik.
posterior : vitritis, retinitis,
• Panuveitis : peradangan seluruh
perdarahan retina, koroiditis
uvea dan kelainan papil nervus
optik.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium pada etiologi infeksi
dan kelainan sistemik
• Optical coherence tomography pemeriksaan non-
invasif yang memperlihatkan edema makula, membran
epiretina, dan sindrom traksi vitreomakula
• USG B-scan memeriksa segmen posterior pada
keadaan media keruh
• Fundus flouresen angiografi menilai sirkulasi
vascular retina dan koroid, detail epitel pigmen retina
dan sirkulasi retina.
PENATALAKSANAAN
• Midriatikum/sikloplegik
Mengistirahatkan otot-otot iris dan badan silier sehingga
mengurangi nyeri dan mencegah terjadinya sinekia posterior.
Midriatikum yang biasa digunakan :
- Sulfas atropin 1%
- Homatropin 2%
- Scopolamin 0,2%
• Anti inflamasi
Kortikosteroid diberikan untuk mengurangi peradangan yang
terjadi. Ex: dexamethasone 0,1% atau prednisolone 0,5%
• Antibiotik
• Terapi Pembedahan
PROGNOSIS
Pada umumnya pasien dengan uveitis anterior
akan mamberikan respon baik jika didiagnosis
cepat dengan tatalaksana yang tepat adekuat.
Prognosis uveitis posterior lebih buruk
dibandingkan uveitis anterior karena
menurunkan tajam penglihatan dan kebutaan
apabila tidak ditatalaksana dengan baik.