BEDAH LISTRIK
Disusun oleh:
Anydhia Fitriana Afiuddin
6120018025
Pembimbing:
dr. Winawati Eka Putri, Sp.KK
Oleh :
Anydhia Fitriana Afiuddin
Referat “Bedah Listrik” ini telah diperiksa, disetujui, dan diterima sebagai salah
satu tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepanitraan klinik di Bagian
Dermatologi dan Venereologi RSI Jemursari Surabaya, Fakultas Kedokteran
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
ii
DAFTAR ISI
Sampul Depan..................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 2
Definisi........................................................................................................... 2
Macam-macam Modalitas ............................................................................. 2
Indikasi........................................................................................................... 4
Kontraindikasi................................................................................................ 5
Alat................................................................................................................. 5
Persiapan......................................................................................................... 7
Teknik............................................................................................................. 7
Komplikasi...................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Bedah listrik adalah teknik yang menggunakan transmisi elektrik dengan
frekuensi tinggi untuk memotong jaringan, merusak jaringan, serta
mengkauterisasi pembuluh darah.1,3
B. Macam-macam modalitas
Dalam prosedur kulit, bedah listrik dibagi menjadi 6 modalitas, yaitu:1
1. Elektrofulgurasi
Elektrofulgurasi menggunakan hambatan gelombang, voltase tinggi, arus
listrik bertegangan rendah untuk menghasilkan percikan dari elektroda
monoterminal ke jaringan melalui udara tanpa menyentuh jaringan. Modalitas ini
memiliki dampak kerusakan jaringan paling kecil daripada modalitas bedah listrik
yang lainnya, memberikan hasil yang cepat dalam penyembuhan jaringan.
Indikasi dilakukan terapi ini adalah pada kasus veruka, skin tag, keratosis
seboroik.1,3
2. Elektrodesikasi
Elektrodesikasi menggunakan hambatan gelombang, voltase tinggi, arus
listrik bertegangan rendah untuk menghasilkan arus dari kontak secara langsung
antara monoterminal dengan jaringan. Rusaknya jaringan superfisial dapat terjadi
karena panas berpindah ke jaringan, yang menyebabkan kematian sel. Pada kasus
kerusakan jaringan lebih baik menggunakan modalitas jenis ini dibandingkan
yang elektrofulgurasi. Indikasi dilakukan terapi ini adalah pada kasus veruka,
keratosis.1,3
3. Elektrokoagulasi
Elektrokoagulasi menggunakan gelombang sinus dengan hambatan sedang,
voltase rendah, arus listrik bertegangan tinggi untuk menghasilkan arus dari
kontak langsung antara biterminal elektroda dengan jaringan. Kerusakan
jaringannya lebih dalam dibandingkan dengan elektrofulgurasi dan
elektrodesikasi. Indikasi dilakukan terapi ini adalah hemostasis.1,3
2
3
4. Elektroseksi
Elektroseksi meggunakan gelombang tanpa hambatan, voltase rendah, arus
listrik bertegangan tinggi untuk memotong jaringan dengan kerusakan perifer
yang minimal.1
5. Elektrokauter
Elektrokauter menggunakan ujung pemanas filament yang dihubungkan
dengan voltase rendah, arus listrik langsung bertegangan tinggi, seperti baterai.
Panas ditransfer dari filament ke jaringan target, menyebabkan denaturasi protein
dan koagulasi jaringan. Tidak ada arus listrik yang ditransfer ke jaringan target.1
Elektrokauter dapat digunakan pada operasi kecil di bidang dermatologi,
oftalmologi, otolaringologi, bedah plastik dan urologi. Pada elektrokauter aliran
tidak masuk kedalam tubuh pasien, oleh karena itu prosedurnya aman jika
dilakukan pada pasien yang menggunakan alat pacu jantung, implan defibrilator
jantung, dan stimulator otak.2
6. Elektrolisis
Pada elektrolisis menggunakan voltase rendah, arus listrik langsung
bertegangan rendah dari elektroda negatif ke elektroda positif. Elektroda negatif
diletakkan di target jaringan dimana elektron dilepaskan. Elektron yang lepas
tersebut akan berhubungan dengan jaringan untuk menghasilkan asam sodium
hidroxide dan gas hydrogen yang menghasilkan likuefasi jaringan. Kegunaan
modalitas ini biasanya untuk menghilangkan rambut.1
C. Indikasi
Dalam bedah listrik terdapat tiga hal yang mampu dilakukan, yaitu
penghancuran jaringan superfisial, penghancuran jaringan dalam, serta
pemotongan. Penghancuran atau eksisi lesi kulit dengan bedah listrik sebisa
mungkin memiliki kerusakan yang sedikit pada jaringan. Semakin besar penetrasi
modalitas ke dalam kulit, semakin besar kemungkinan terjadinya jaringan parut
yang tidak diinginkan, oleh sebab itu dokter harus mengetahui karakteristik
histologi lesi yang akan diterapi agar dapat memilih modalitas yang tepat.5
5
D. Kontraindikasi
Belum ditemukan kontraindikasi yang tepat pada bedah listrik. Yang perlu
diperhatikan pada pasien dengan pemasangan pacu jantung, implan defibrilator
jantung yang akan mendapatkan tindakan bedah listrik sebaiknya perlu diawasi
oleh supervisor dan ahli anestesi.1,3
E. Alat
Pada bedah listrik dapat menggunakan arus searah ataupun arus bolak-balik.
Istilah monopolar dan bipolar mengacu pada jumlah ujung elektroda yang kontak
6
dengan jaringan. Monopolar berarti satu ujung elektroda kontak dengan jaringan,
sedangkan bipolar berarti kedua ujung elektroda kontak dengan jaringan. Istilah
monoterminal dan biterminal mengacu pada jumlah elektroda yang digunakan.
Monoterminal berarti jumlah elektroda yang digunakan hanya satu, sedangkan
biterminal berarti jumlah elektroda yang digunakan adalah dua.1
F. Persiapan1,3,4
1. Persetujuan tindakan medis
2. Pemasangan monitor rekam jantung pada pasien yang menggunakan alat pacu
jantung, ataupun impant defibrilator jantung
3. Persiapan pasien, alat, dan petugas
4. Pasien diminta untuk melepas segala barang yang berbahan logam/metal yang
ada di badan pasien
5. Pasien diposisikan secara supinasi atau pronasi pada bed
6. Pemasangan lempeng elektroda pada pasien
7. Melakukan disinfeksi (jangan menggunakan alkohol)
8. Anestesi lokal dengan lidocain 1% dan epinefrin
G. Teknik
1. Hemostasis
8
H. Komplikasi1,3
- Luka bakar
9
- Penyebaran infeksi
- Pertimbangkan terjadinya aritmia, bradikardi pada pasien yang
menggunakan pacu jantung atau implan defibrilator jantung.
DAFTAR PUSTAKA
10