Anda di halaman 1dari 13

REFERAT

BEDAH LISTRIK

Diajukan untuk memenuhi sebagian tugas kepaniteraan klinik dan melengkapi


salah satu syarat menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter di Bagian Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Islam Jemursari Surabaya

Disusun oleh:
Anydhia Fitriana Afiuddin
6120018025

Pembimbing:
dr. Winawati Eka Putri, Sp.KK

Departemen / SMF Dermatologi dan Venereologi


Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
RSI Jemursari Surabaya
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Referat
BEDAH LISTRIK

Oleh :
Anydhia Fitriana Afiuddin

Referat “Bedah Listrik” ini telah diperiksa, disetujui, dan diterima sebagai salah
satu tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepanitraan klinik di Bagian
Dermatologi dan Venereologi RSI Jemursari Surabaya, Fakultas Kedokteran
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

Surabaya, 25 Juni 2019


Mengesahkan,
Dokter Pembimbing

dr. Winawati Eka Putri, Sp.KK

ii
DAFTAR ISI

Sampul Depan..................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 2
Definisi........................................................................................................... 2
Macam-macam Modalitas ............................................................................. 2
Indikasi........................................................................................................... 4
Kontraindikasi................................................................................................ 5
Alat................................................................................................................. 5

Persiapan......................................................................................................... 7

Teknik............................................................................................................. 7

Komplikasi...................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Bedah listrik merupakan teknik memotong jaringan dengan transmisi elektri


frekuensi tinggi. Ada 6 modalitas yang dapat dipilih dalam tindakan bedah listik,
yaitu elektrofulgurasi, elektrodesikasi, elektrokoagulasi, elektroseski,
elektrokauter, elektrolisis. Dalam melakukan tindakan tersebur, dokter harus tau
karakteristrik histologi dari lesi, indikasi bedah listrik, serta agar dapat memilih
terapi yang tepat untuk pasien.1,5
Pada pasien dengan pemasangan alat pacu jantung, implan defibrilator
jantung yang akan mendapatkan tindakan bedah listrik sebaiknya perlu diawasi
oleh supervisor dan ahli anestesi. Pada bedah listrik dapat digunakan arus yang
searah ataupun bolak-balik. Pada bedah listrik harus dilukan dengan hati-hati
untuk mengurangi terjadinya komplikasi. Komplikasi yang terjadi antara lain,
dapat terjadinya luka bakar, penyebaran infeksi, serta artimia ataupun bradikardi
pada pasien yang menggunakan alat pacu jantung, ataupun implan defibrilator
jantung.1,3

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Bedah listrik adalah teknik yang menggunakan transmisi elektrik dengan
frekuensi tinggi untuk memotong jaringan, merusak jaringan, serta
mengkauterisasi pembuluh darah.1,3

B. Macam-macam modalitas
Dalam prosedur kulit, bedah listrik dibagi menjadi 6 modalitas, yaitu:1
1. Elektrofulgurasi
Elektrofulgurasi menggunakan hambatan gelombang, voltase tinggi, arus
listrik bertegangan rendah untuk menghasilkan percikan dari elektroda
monoterminal ke jaringan melalui udara tanpa menyentuh jaringan. Modalitas ini
memiliki dampak kerusakan jaringan paling kecil daripada modalitas bedah listrik
yang lainnya, memberikan hasil yang cepat dalam penyembuhan jaringan.
Indikasi dilakukan terapi ini adalah pada kasus veruka, skin tag, keratosis
seboroik.1,3
2. Elektrodesikasi
Elektrodesikasi menggunakan hambatan gelombang, voltase tinggi, arus
listrik bertegangan rendah untuk menghasilkan arus dari kontak secara langsung
antara monoterminal dengan jaringan. Rusaknya jaringan superfisial dapat terjadi
karena panas berpindah ke jaringan, yang menyebabkan kematian sel. Pada kasus
kerusakan jaringan lebih baik menggunakan modalitas jenis ini dibandingkan
yang elektrofulgurasi. Indikasi dilakukan terapi ini adalah pada kasus veruka,
keratosis.1,3
3. Elektrokoagulasi
Elektrokoagulasi menggunakan gelombang sinus dengan hambatan sedang,
voltase rendah, arus listrik bertegangan tinggi untuk menghasilkan arus dari
kontak langsung antara biterminal elektroda dengan jaringan. Kerusakan
jaringannya lebih dalam dibandingkan dengan elektrofulgurasi dan
elektrodesikasi. Indikasi dilakukan terapi ini adalah hemostasis.1,3

2
3

4. Elektroseksi
Elektroseksi meggunakan gelombang tanpa hambatan, voltase rendah, arus
listrik bertegangan tinggi untuk memotong jaringan dengan kerusakan perifer
yang minimal.1

Gambar 2.1 Teknik modalitas5

5. Elektrokauter
Elektrokauter menggunakan ujung pemanas filament yang dihubungkan
dengan voltase rendah, arus listrik langsung bertegangan tinggi, seperti baterai.
Panas ditransfer dari filament ke jaringan target, menyebabkan denaturasi protein
dan koagulasi jaringan. Tidak ada arus listrik yang ditransfer ke jaringan target.1
Elektrokauter dapat digunakan pada operasi kecil di bidang dermatologi,
oftalmologi, otolaringologi, bedah plastik dan urologi. Pada elektrokauter aliran
tidak masuk kedalam tubuh pasien, oleh karena itu prosedurnya aman jika
dilakukan pada pasien yang menggunakan alat pacu jantung, implan defibrilator
jantung, dan stimulator otak.2

Gambar 2.2 Teknik elektrokauter5


4

6. Elektrolisis
Pada elektrolisis menggunakan voltase rendah, arus listrik langsung
bertegangan rendah dari elektroda negatif ke elektroda positif. Elektroda negatif
diletakkan di target jaringan dimana elektron dilepaskan. Elektron yang lepas
tersebut akan berhubungan dengan jaringan untuk menghasilkan asam sodium
hidroxide dan gas hydrogen yang menghasilkan likuefasi jaringan. Kegunaan
modalitas ini biasanya untuk menghilangkan rambut.1

Gambar 2.3 Teknik elektrolisis5

C. Indikasi
Dalam bedah listrik terdapat tiga hal yang mampu dilakukan, yaitu
penghancuran jaringan superfisial, penghancuran jaringan dalam, serta
pemotongan. Penghancuran atau eksisi lesi kulit dengan bedah listrik sebisa
mungkin memiliki kerusakan yang sedikit pada jaringan. Semakin besar penetrasi
modalitas ke dalam kulit, semakin besar kemungkinan terjadinya jaringan parut
yang tidak diinginkan, oleh sebab itu dokter harus mengetahui karakteristik
histologi lesi yang akan diterapi agar dapat memilih modalitas yang tepat.5
5

Tabel 3.1 Indikasi bedah listrik5

D. Kontraindikasi
Belum ditemukan kontraindikasi yang tepat pada bedah listrik. Yang perlu
diperhatikan pada pasien dengan pemasangan pacu jantung, implan defibrilator
jantung yang akan mendapatkan tindakan bedah listrik sebaiknya perlu diawasi
oleh supervisor dan ahli anestesi.1,3

E. Alat
Pada bedah listrik dapat menggunakan arus searah ataupun arus bolak-balik.
Istilah monopolar dan bipolar mengacu pada jumlah ujung elektroda yang kontak
6

dengan jaringan. Monopolar berarti satu ujung elektroda kontak dengan jaringan,
sedangkan bipolar berarti kedua ujung elektroda kontak dengan jaringan. Istilah
monoterminal dan biterminal mengacu pada jumlah elektroda yang digunakan.
Monoterminal berarti jumlah elektroda yang digunakan hanya satu, sedangkan
biterminal berarti jumlah elektroda yang digunakan adalah dua.1

Gambar 5.1 Alat bedah listrik5

Gambar 5.2 Alat bedah listrik6


7

Gambar 5.3 Macam-macam tip bedah listrik6

Gambar 5.4 Macam-macam tip bedah listrik7

F. Persiapan1,3,4
1. Persetujuan tindakan medis
2. Pemasangan monitor rekam jantung pada pasien yang menggunakan alat pacu
jantung, ataupun impant defibrilator jantung
3. Persiapan pasien, alat, dan petugas
4. Pasien diminta untuk melepas segala barang yang berbahan logam/metal yang
ada di badan pasien
5. Pasien diposisikan secara supinasi atau pronasi pada bed
6. Pemasangan lempeng elektroda pada pasien
7. Melakukan disinfeksi (jangan menggunakan alkohol)
8. Anestesi lokal dengan lidocain 1% dan epinefrin

G. Teknik
1. Hemostasis
8

Bedah listrik paling sering digunakan untuk mempertahankan hemostasis.


Koagulasi dapat dicapai dengan menggunakan modalitas seperti elektrofulgurasi,
atau elektrokoagulasi dengan mengaplikasikan elektroda secara langsung ke
pembuluh darah yang mengalami perdarahan.1
2. Bedah listrik pada lesi jinak
Elektrodesikasi merupakan terapi modalitas yang efektif pada kasus papul
atau plak yang seperti tumor di epidermis seperti keratosis seboroik, veruka, serta
moluskum. Pada kasus ini hal pertama yang harus dilakukan adalah daerah yang
terdapat lesi dianestesi dengan lidokain yang mengandung epinefrin. Kemudian
lesi dipaparkan dengan elektroda berkekuatan rendah hingga lesi berwarna abu-
abu. Lesi tersebut berubah warna akibat jaringan yang terbakar. Jaringan yang
terbakar tersebut dibuang dengan kasa steril atau kuretase. Proses tersebut diulang
hingga lesi hilang. Metode ini menyebabkan perdarahan dan jaringan parut yang
minimal karena hanya bagian epidermal saja yang dibuang.1
3. Elektrodesikasi dan kuretase pada lesi ganas
Elektrodesikasi dan kuretase merupakan modalitas yang sering digunakan
dalam menangani kasus karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa. Tumor
tersebut harus memiliki ciri seperti bersifat primer, berbatas tegas, berlokasi di
daerah yang rekurensinya rendah seperti di punggung, ekstremitas, daerah non-H
pada wajah. Memiliki diameter <1cm di wajah dan <2cm di punggung dan
ekstremitas. Lingkaran tumor harus ditandai, kemudian diinjeksi dengan lidokain
yang mengandung epinefrin. Dengan tekanan yang kuat dan berlawanan, lesi
dikuret dengan pola checkerboard sampai tampilan klinis dari lesi menghilang.
Kemudian dilanjutkan dengan elektrodesikasi dengan kekuatan tinggi pada daerah
basal dan perifer lesi. Beberapa menyarankan batas inklusi sebesar 2-4 mm dari
kulit yang normal selama prosedur. Keuntungan terapi dengan dua modalitas ini
yaitu, efisiensi waktu, teknik bedah yang murah, morbiditas minimal setelah
terapi. Kerugiannya adalah tidak terkonfirmasinya histologi tumor yang bersih,
waktu penyembuhan lama (3-4 minggu).1

H. Komplikasi1,3
- Luka bakar
9

- Penyebaran infeksi
- Pertimbangkan terjadinya aritmia, bradikardi pada pasien yang
menggunakan pacu jantung atau implan defibrilator jantung.
DAFTAR PUSTAKA

1. Goldsmith, L.A., Katz, S.I., Gilchrest B.A. 2012. Fitzpatrick’s Dermatology


in General Medicine 8th Edition. USA: McGraw-Hill.
2. Mir, M.R. 2017. Electrocautery. Medscape
3. Suriadiredja, A., Toruan, T.L., Widaty, S. 2014. Panduan Layanan Klinis
Dokter Spesialis Dermatologi dan Venereologi. Jakarta: PERDOSKI
4. Choudry, S., Mcleod, M.P., Leal-Khouri, S. 2013. Electrosurgery. Dalam:
Nouri K (ed) Dermatologic surgery step by step. West Sussex: Wiley-
Blackwell.
5. Bolognia, J.L., Jorizzo, J.L., Schaffer, J.V. 2012. Third Edition Dermatology
Volume One. USA: Elsevier Saunders.
6. Covidien. 2008. Principles of Electrosurgery. Irlandia: Covidien
7. Megadyne. 2010. Principles of Electrosurgery. USA: Megadyne

10

Anda mungkin juga menyukai