Anda di halaman 1dari 4

Bedah listrik

Bedah listrik adalah tekhnik yang menggunakan transmisi dari listrik untuk memotong atau
menghancurkan jaringan dan kauterisasi pembuluh darah. Panjang gelombang dari listrik yang
berbeda-beda dapat menimbulkan hasil yang bervariasi pada efek biologis jaringan. Pada saat
listrik melewati medium dengan resistensi tinggi seperti kulit, tenaga listrik akan berubah kepada
panas, menyebabkan koagulasi, efek memotong dan diseksi.1

Selain dari gelombang, alat elektrosurgeri juga memiliki pelbagai cara untuk melepaskan dan
menggumpul arus listrik yaitu monopolar dan bipolar. Monopolar berarti arus listrik yang
disalurkan pada elektroda dengan satu penghujung (tip) sedangkan bipolar berarti dua
penghujung. Monopolar atau unipolar dihasilkan dengan satu elektroda aktif kebiasaannya dalam
bentuk jarum atau hujung matanya bulat, yang menghasilkan arus listrik dengan kuasa yang
tinggi. Arus listrik ini menyebar pada tubuh pasien dan kemudian dikumpulkan melalui elektroda
yang memiliki luas permukaan yang besar dan cara ini dapat mengurangkan kerusakan pada
jaringan kulit. Namun, unipolar tidak sesuai digunakan pada permukaan tubuh yang kecil
misalnya pada bagian jari karena dapat menyebabkan kerusakan yang besar pada jaringan kulit.
Maka, elektroda bipolar lebih berkesan buat tindakan pada bagian ini karena menghasilkan listrik
dengan menggumpulkan tenaga listrik pada forceps agar listrik hanya bergerak ke jaringan kulit
melewati kedua ujung forceps. Terdapat 6 metode bedah listrik yang sering digunakan dalam
bedah dasar kulit.1,2

1. Elektrofulgurasi

Metode ini menggunakan gelombang sinus, tegangan volt yang tinggi dan amper yang rendah
untuk menghasilkan percikan melewati udara dari elektroda monoterminal ke kulit. Metode ini
tidak memerlukan kontak elektroda terhadap kulit maka, tekhnik ini menjanjikan penyembuhan
kulit yang lebih cepat karena kerusakan jaringannya lebih sedikit. Jaringan yang rusak hanya
pada bagian epidermis dan bersifat superfisial.1

2. Elektrodiseksi

Elektrodiseksi menggunakan gelombang sinus, tegangan volt yang tinggi serta amper yang
rendah dari arus listrik direk untuk menghasilkan listrik yang berkontak langsung dari elektroda
monoterminal ke kulit. Kerusakan jaringan secara superfisial terjadi saat panas listrik menyentuh
kulit dan mengakibatkan kematian sel-sel kulit. Keluasan rusaknya jaringan ini ditentukan
dengan lamanya kontak antara elektroda dengan kulit namun kerusakan dari merode ini masih
bersifat superfisial.1
Gambar : (A) Elektrodiseksi (B) Elektrofulgurasi

3. Elektrokoagulasi

Tekhnik ini menyebabkan kerusakan jaringan yang lebih dalam berbanding dua metode
sebelumnya. Hal ini disebabkan terjadinya koagulasi jaringan akibat panas yang tinggi dan lama.
Elektrokoagulasi menggunakan gelombang sinus sedang, voltase yang rendah serta amper tinggi
arus listrik alternatif untuk menghasilkan listrik pada elektroda biterminal yang berkontak
langsung dengan kulit.1

4. Elektroseksi

Elektroseksi menggunakan gelombang sinus terendam, voltase rendah dan amper yang tinggi
dari arus listrik alternatif untuk memotong kulit dengan kerusakan perifer yang minimal. Pisau
Bovie digunakan untuk menghasilkan efek memotong dan koagulasi dari arus listrik.1

5. Elektrokauter

Metode ini menggunakan ujung filament yang terhubung dengan tegangan volt rendah dan
amper tinggi yang kebiasaannya didapatkan dari baterai. Listrik menghasilkan panas yang
kemudian disalurkan ke jaringan kulit melewati filament. Haba panas ini menyebabkan
denaturasi protein dan koagulasi. Dengan tekhnik ini, pasien tidak menjadi sebagian dari sirkuit
listrik maka, elektrokauter adalah aman buat pasien-pasien yang memasang pacemaker atau
implantable cardiac defibrillators (ICD) yang tergolong dalam kelompok yang beresiko untuk
bedah listrik. Selain itu, disebabkan pasien tidak menjadi konduktor yang menyempurnakan
sirkuit, maka tekhnik ini sesuai untuk dilakukan pada bagian tubuh yang tidak dapat mengalirkan
arus listrik seperti kartilago, tulang dan kuku. 1
6. Elektrolisis

Tekhnik ini menggunakan voltase rendah, amper listrik direk rendah dari elektroda negatif ke
elektroda positif. Elektroda negatif diletakkan pada kulit target yang mana electron akan
dilepaskan. Electron akan berinteraksi dengan jaringan untuk menghasilkan natrium hidroksida
dan hidrogen yang menyebabkan pencairan jaringan. Asam pula dihasilkan dari elektroda positif
yang kemudian menyebabkan koagulasi jaringan. Metode ini banyak digunakan untuk
menghilangkan rambut.1

Tatalaksana pre-operatif dan intra-operatif

Sebelum melakukan tindakan bedah listrik, anamnesis dan pemeriksaan fisik wajar dilakukan.
Antara hal yang wajib ditanyakan adalah pemakaian pacemaker atau ICD. Hal ini disebabkan
alat bedah listrik dapat merusakkan dan mengganggu fungsi alat pacemaker dan ICD karena alat
bedah listrik dapat menyebabkan gangguan aritimia.2

Pada saat tindakan, pasien berada dalam posisi berbaring atau duduk. Elektroda (grounding pad)
harus diletakkan di tempat yang dapat mengalirkan arus listrik menjauhi jantung misalnya kaki
kanan. Anestesi lokal dapat diberikan untuk mengurangkan rasa nyeri dan menenangkan pasien.2

Keuntungan bedah listrik

Tindakan bedah listrik sering digunakan pada pasien-pasien dengan kelainan tumor baik tumor
jinak maupun ganas. Kelainan yang diindikasikan untuk bedah listrik adalah keratosis sebaroik,
skin tag, molluskum, verruca, spider nevi, angioma, granuloma piogenik dan karsinoma basalis.
Menurut studi dalam tempoh 5 tahun, ditemukan tindakan bedah listrik menjanjikan keberhasilan
setinggi 74-100% dan kejadian rekurensi dilaporkan agak rendah. Angka rekurensi pada tumor
yang rendah ini mungkin disebabkan adanya respon humoral spesifik pada antitumor atau
penggunaan obat topical setelah tindakan bedah menimbulkan hasil sinergik dalam
penyembuhan tumor. Selain itu, tindakan bedah listrik juga mendatangkan efek kosmetik dan
pemulihan yang lebih baik berbanding tindakan bedah lain.1,2

Komplikasi

Setiap tindakan medis dapat menimbulkan efek samping atau komplikasi. Pada tindakan bedah
listrik terdapat beberapa komplikasi yang dapat timbul misalnya:

1. Luka bakar

Disebabkan alat bedah listrik dapat menghasilkan panas, maka komplikasi yang dapat terjadi
pada pasien adalah luka bakar yang dapat disebabkan oleh kesilapan tekhnik atau kesalahan dari
alat. Selain itu, sebelum tindakan ini dilakukan, alat-alat dari metal atau bahan mudah terbakar
harus dijauhi agar tidak menimbulkan cidera pada pasien maupun petugas kesehatan yang
menjalankan tindakan. Selain itu, bahan untuk mensterilkan pasien haruslah terdiri dari bahan
tidak mudah terbakar seperti iodine. Sekiranya petugas menggunakan alkohol, harus dibiarkan
kering dahulu sebelum memulai tindakan.1,2

2. Infeksi

Kejadian ini jarang ditemukan namun bisa terjadi akibat pembentukan asap dan karbonisasi
jaringan yang dihasilkan saat tindakan. Dikatakan asap yang dihasilkan oleh jaringan yang tidak
sehat dapat mengandung virus dan bakteri yang dapat menimbulkan infeksi.2

3. Gangguan pada alat pacemaker atau ICD

Alat dari bedah listrik dapat menimbulkan gangguan pada fungsi pacemaker dan ICD akibat
gelombang listrik yang dihasilkan. Kerusakan yang pernah dilaporkan seperti nadi tidak teratur,
bradikardia, pacemaker yang di program ulang tanpa sengaja dan gangguan baterai namun kasus-
kasus ini tidak pernah menyebabkan kehilangan jiwa. 2

4. Rangsang nyeri

Sebagian pasien mungkin mengalami nyeri yang lebih hebat saat tindakan bedah listrik karena
arus listrik dapat disalurkan ke berkas saraf yang menyebar jauh dari lokasi jaringan yang sedang
menjalani tindakan.2

Daftar Pustaka

1. Vujevich J J, Goldberg L H. Cryosurgery and electrosurgery in Wolff K, Leffell DJ, Paller AS


et al. Fitzpatricks dermatology in general medicine. Edisi 8. McGraw Hill Company. New
York; 2012,2972-6
2. Hainer B L, Usatine R B. Electrosurgery for the skin. American Family Physician.October
2012;(66:7).1259-67 diunduh dari www.aafp.org/afp

Anda mungkin juga menyukai