Anda di halaman 1dari 13

BAB III

BAHAYA KELISTRIKAN DAN ASPEK MEDIS PENANGANANNYA

Bahaya kelistrikan adalah bahaya yang timbul akibat adanya energi listrik. Listrik dapat
menimbulkan bahaya berupa kebakaran, hubungan arus pendek, dan sengatan listrik. Bahaya
kelistrikan ini dapat bersumber dari peralatan – peralatan listrik yang dipakai di industri dan rumah
tangga. Kondisi isolasi dan penyambung penghantar listrik yang buruk adalah salah satu penyebab
terjadinya bahaya kelistrikan, selain itu kelalaian pengguna listrik saat mengoperasikan peralatan
listrik juga sering menjadi faktor penyebab banyaknyanya kecelakaan akibat kelistrikan.
Bahaya kelistrikan yang paling sering terjadi di lingkungan masyarakat adalah sengatan listrik.
Sengatan listrik merupakan kondisi dimana tubuh manusia bersentuhan langsung maupun tidak
langsung dengan sumber arus listrik. Sengatan listrik dengan sentuhan langsung terjadi saat anggota
tubuh manusia dan bagian penghantar listrik saling bersentuhan tanpa ada penghalang apapun.
Sementara sengatan listrik sentuhan tidak langsung terjadi ketika tubuh manusia menerima tegangan
listrik yang menembus bagian peralatan listrik yang normalnya tidak bertegangan listrik. Sengatan
listrik melalui sentuhan tidak langsung terjadi pada bagian peralatan listrik yang berbahan logam.
Hal ini dapat terjadi dikarekan tubuh manusia merupakan konduktor yang baik, dimana tubuh
manusia sebagian besar terdiri dari cairan sehingga mampu menghantarkan listrik dengan baik. Pada
prinsipnya listrik akan mengalir dari titik yang memiki tegangan tinggi ke titik denga tegangan yang
lebih rendah, maka pada saat tubuh manusia bersentuhan langsung dengan sumber arus listrik, arus
listrik akan mengalir melalui tubuh manusia menuju tanah yang memiliki tegangan lebih rendah.

Gambar 3.1 Ilustrasi Tersengat Listrik

Bahaya sengatan listrik juga ditentukan oleh kondisi kelembapan relatif dari lingkungan sekitar.
Semakin basah lingkungannya, maka sengatan listrik akan semakin berbahaya. Penyebabnya adalah
kondisi basah mempermudah atau memperbesar nilai arus listrik yang melewati tubuh manusia
selama sengatan listrik terjadi, sama halnya pad saat tubuh manusia yang berkeringat.
Tingkat bahaya sengatan listrik bagi tubuh manusia ditentukan oleh nilai hambatan listrik pada
bagian kulit dan tubuh manusia. Nilai hambatan listrik berbanding terbalik dengan tingkat bahaya
sengatan listrik. Semakin besar nilai hambatan listrik pada tubuh manusia, maka semakin kecil nilai
arus listrik yang mengalir dan memperkecil dampak sengatan listrik. Sebaliknya, semakin kecil nilai
hambatan listrik pada tubuh manusia, maka semakin besar nilai arus listrik yang mengalir dan
memperbesar dampak sengatan listrik. Tingkat cedera pada tubuh manusia mengingkat seiring
bertambahnya nilai arus listrik selama sengatan listrik terjadi.
Sengatan listrik pada tubuh manusia dapat menyebabkan gagal jantung dan kontraksi paru-paru
yang berakibat timbulnya gangguan pernapasan. Gagal jantung terjadi karena denyut jantung
berkurang atau tidak bersenyut sama sekali. Akibatnya sistem peredaran darah tidak berfungsi
dengan normal. Tubuh manusia yang mengalami gagal jantung ini harus diberikan bantuan dari luar
tubuh. Semenetara itu, kontraksi paru-paru yang menyebabkan gangguan pernapasan memiliki dua
penyebab. Pertama, energi listrik yang melewati tubuh manusia mengakibatkan kerusakan sel tubuh.
Sedangkan penyebab yang kedua adalah panas listrik yang membakar organ tubuh.
A. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB SENGATAN LISTRIK
1. Instalasi yang serampangan
Pemasangan instalasi listrik masih seringkali belum memenuhi standar yang telah
ditetapkan. Penggunaan bahan kelistrikan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya seperti
kabel yang semestinya digunakan untuk peralatan rumah tangga dengan tegangan rendah
digunakan untuk sambungan listrik dengan tegangan tinggi. Penggunaan material listrik
yang sesuai standar nasional Indonesia (SNI) memakan biaya tiga kali lipat material tidak
berstandar. Di permukiman padat, warga sering terbentur dana dan memilih material tak
berstandar Dalam instalasi listrik, tindakan pemasangan instalasi listrik yang serampangan
berkaitan dengan daya listrik. Pemasangan penghantar listrik yang tidak diperhitungkan
akan membuat sambungan listrik memiliki impedansi yang besar. Nilai impedansi listrik
memiliki perbandingan lurus dengan nilai suhu penghantar listrik. Semakin besar nilai
impedansi, maka nilai suhu meningkat. Peningkatan suhu listrik ini membuat isolasi pada
penghantar listrik menjadi rusak. Kerusakan isolasi penghantar listrik dapat mengakibatkan
hubungan pendek atau sengatan listrik bagi manusia.
2. Kerusakan Isolasi Pengahantar listrik
Bahan isolasi pada penghantar listrik akan mengalami pengurangan kemampuan dalam
menyekat arus listrik seiring dengan usia pemakaian. Dampak yang timbul apabila tubuh
manusia besentuhan langsung dengan penghantar listrik adalah terjadinya sengatan listrik
pada melalui bagian penghantar listrik yang sudah tidak dapat menyekat listrik. Penghantar
listrik yang isolasinya telah rusak/terkelupas akan menyebabkan mudahnya arus listrik
menyebar melalui rangka peralatan listrik tersebut.
3. Lingkungan Basah
Air mengandung ion – ion yang dengan mudah menghantarkan listrik dari satu titik ke titik
yang lain. Masyarakat pada umumnya seringkali mengabaikan kondisi lingkungan yang
basah. Kondisi lingkungan basah akan memperbesar kemungkinan terjadinya korsleting
listrik.
4. Tidak ada Training K3 Listrik
Pekerja tersebut tidak memiliki pelatihan yang memadai untuk melakukan tugas-tugas di.
Dengan pelatihan yang memadai, pekerja ini akan diketahui mengisolasi sirkuit sebelum
mulai bekerja, untuk menghindari kecelakaan listrik.
5. Pekerja yang tidak kompeten
Meskipun sudah mengikuti beberapa pelatihan, pekerja yang bersangkutan tidak memiliki
pengetahuan yang cukup memadai melakukan tugas-tugas. Semua karyawan harus
dibuktikan kompeten di pekerjaan mereka, untuk keselamatan mereka sendiri dan
keselamatan orang lain.
6. Sirkuit tidak di isolasi secara tepat
Pekerja tidak mengisolasi sirkuit listrik secara benar sehingga mengakibatkan kecelakaan
listrik. Perusahaan harus memiliki sistem untuk memantau isolasi sirkuit listrik. Selain itu,
pekerja harus memiliki cukup pelatihan dan pengalaman untuk mengetahui bagaimana
untuk mengisolasi, lockout dan tes terhadap potensi tegangan pada sirkuit sebelum mulai
bekerja.
7. Aturan yang tidak aman.
Pekerja tidak yakin terhadap peraturan keselamatan dan prosedur di lingkungan kerja
mereka. Pengusaha harus memastikan bahwa metode kerja, bahan, dan pelatihan pekerja
memenuhi standar keamanan minimum. Jika tidak, pekerja bergerak masuk dan keluar dari
lingkungan yang tidak aman sepanjang hari tanpa mengetahui perbedaannya.

8. Karyawan, sadar atau tidak sadar, bekerja pada peralatan listrik hidup
Personil harus dilatih cukup tentang bagaimana mengisolasi, lockout dan tes terhadap
potensi tegangan sebelum mulai bekerja untuk menghilangkan risiko. Jika bahkan satu
pekerja tidak bisa membedakan antara sirkuit hidup dan mati, setiap pekerja akan dalam
potensi bahaya.

B. PENYEBAB KESERIUSAN SENGATAN LISTRK


1. Besaara Arus Yang Mengalir
Besar arus listrik Besar arus yang mengalir dalam tubuh akan ditentukan oleh tegangan dan
tahanan tubuh. Tegangan tergantung sistem tegangan yang digunakan (Gambar Jenis
Bahaya Listrik), sedangkan tahanan tubuh manusia bervariasi tergantung pada jenis,
kelembaban/moistur kulit dan faktor-faktor lain seperti ukuran tubuh, berat badan, dan lain
sebagainya.
Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 k ohm (kulit kering), sampai 100 ohm (kulit
basah). Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri antara 100– 500 ohm.
Contoh:
Jika tegangan sistem yang digunakan adalah 220 V, berapakah kemungkinan arus yang
mengalir ke dalam tubuh manusia?
Kondisi terjelek :
Tahanan tubuh adalah tahanan kontak kulit di tambah tahanan internal tubuh, (Rk) =100
ohm+100 ohm = 200 ohm
Arus yang mengalir ke tubuh: I = V/R = 220 V/200 ohm = 1,1 A
Kondisi terbaik :
Tahanan Tubuh Rk= 1000 k ohm, Arus yang mengalir ke tubuh: I = 220 V/1000 k ohm =
0,22 mA.

2. Lintasan Aliran Arus Dalam Tubuh


Lintasan arus listrik dalam tubuh juga akan sangat menentukan tingkat akibat sengatan
listrik. Lintasan yang sangat berbahaya adalah yang melewati jantung, dan pusat saraf
(otak). Untuk menghindari kemungkinan terburuk adalah apabila kita bekerja pada sistem
kelistrikan, khususnya yang bersifat online adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan topi isolasi untuk menghindari kepala dari sentuhan listrik,
b. Menggunakan sepatu yang berisolasi baik agar kalau terjadi hubungan listrik dari
anggota tubuh yang lain tidak mengalir ke kaki agar jantung tidak dilalui arus listrik,
c. Menggunakan sarung tangan isolasi minimal untuk satu tangan untuk menghindari
lintasan aliran ke jantung bila terjadi sentuhan listrik melalui kedua tangan. Bila tidak,
satu tangan untuk bekerja sedangkan tangan yang satunya dimasukkan ke dalam saku.

3. Lama Waktu Sengatan


Lama waktu sengatan listrik ternyata sangat menentukan kefatalan akibat sengatan
listrik. Penemuan faktor ini menjadi petunjuk yang sangat berharga bagi pengembangan
teknologi proteksi dan keselamatan listrik. Semakin lama waktu tubuh dalam sengatan
semakin fatal pengaruh yang diakibatkannya.
Oleh karena itu, yang menjadi ekspektasi dalam pengembangan teknologi adalah
bagaimana bisa membatasi sengatan agar dalam waktu sependek mungkin.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh besar dan lama waktu arus sengatan
terhadap tubuh, ditunjukkan pada Gambar dibawah ini:
Reaksi Manusia Terhadap Sengatan Listrik
Gambar 3.2. Reaksi Manusia Terhadap Sengatan Listrik

Dalam gambar ini diperlihatkan bagaimana pengaruh Sengatan listrik terhadap tubuh,
khususnya yang terkait dengan dua faktor, yaitu besar dan lama arus listrik mengalir dalam
tubuh.

Gambar 3.3. Pengaruh Sengatan Listrik terhadap tubuh

Arus sengatan pada:


Daerah 1 (sampai 0,5 mA) merupakan daerah aman dan belum terasakan oleh tubuh (arus
mulai terasa 1-8 mA).
Daerah 2, merupakan daerah yang masih aman walaupun sudah memberikan dampak rasa
pada tubuh dari ringan sampai sedang walaupun masih belum menyebabkan gangguan
kesehatan.

Daerah 3 sudah berbahaya bagi manusia karena akan menimbulkan


kejang-kejang/kontraksi otot dan paruparu sehingga menimbulkan gangguan
pernafasan.

Daerah 4 merupakan daerah yang sangat memungkinkan menimbulkan kematian si


penderita.

Deskripsi
Dalam gambar tersebut juga ditunjukkan karakteristik salah satu pengaman terhadap
bahaya sengatan listrik, di mana ada batasan kurang dari 30 mA dan waktu kurang dari 25
ms. Ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian proteksi.

C. BATAS ARUS YANG MELEWATI TUBUH MANUSIA.


Badan manusia secara fisik merupakan tahanan yang tidak linier, yang besarnya arus antara
lain tergantung pada besarnya tegangan. Selain itu beberapa pengaruh lainnya ikut
mempengaruhi besarnya tahanan seperti dimana tegangan tersebut mengenai badan, besarnya
luas kawasan kontak tersebut; kelembaban kulit dan bentuk tulang. Tahanan pada manusia
dapat berkisar sebesar 1000 Ω s/d 6000 Ω (antara tangan dan kaki). Bahaya utama pada manusia
ialah arus listrik dan bukan di sebabkan oleh tegangan listrik. Kematian akibat kecelakaan pada
arus bolak-balik terutama di sebabkan karena kegagalan jantung berfungsi dengan baik, karena
arus listrik mengalir melalui kulit serta tahanan badan dan sebagian melalui jantung yang dapat
menyebabkan henti jantung (cardiac-arrest). Dalam beberapa menit akan menyebabkan
kematian, sebagai akibat henti jantung, otak pada gilirannya tidak dapat pemasokan zat asam
yang memadai, karena henti jantun tidak lagi dapat memompa darah ke otak. Jantung akan
kritis bilamana pulsa T elektrokardiogram dilampaui. Arus listrik yang mengalir lebih lama
daripada 1(satu) periode jantung , sekitar 0,75 detik, adalah sangat berbahaya. Pada waktu yang
lebih singkat pulsa T dapat dipengaruhi arus listrik. Arus listrik yang mengalir dari satu tangan
ketangan lain, sudah mulai dirasakan pada :
1-2 mA, sebagai terasa kesemutan, 5 mA, sebagai terasa panas, 10 mA, sebagai melumpuhkan.
Arus lebih besar 10 mA disebut sebagai “batas pelepasan”, dimana otot terasa menjadi
lumpuh dan tidak mungkin melepaskan hantaran yang bertegangan listrik.
Bahaya henti jantung dapat terjadi pada arus kecil bila berlangsung lama atau pada arus besar
walaupun berlangsung singkat saja. Electrocution adalah mengalirnya arus listrik kedalam
tubuh manusia dan hal ini sangat berbahaya. Aliran arus akan merusak 2 (dua) bagian fungsi
tubuh yang vital, yaitu detak jantung dan pernafasan. Penelitan menyatakan skala resiko
berdasarkan dua faktor : besarnya arus dan lamanya waktu kontak. Batas arus yang melewati
tubuh manusia Batas Arus ( mA) Pengaruh pada tubuh manusia.
Untuk mencegah berbagai resiko masuknya aliran arus listrik kedalam tubuh manusia
digunakan ELCB ( Earth Leakage Circuit Breaker ) Standar IEC kini sudah menetapkan
pemasangan ELCB dengan sensitivitas 30 mA, dimana ELCB akan secara otomatis trip apabila
ada arus bocor yang terdeteksi melebihi ambang batas 30 mA.

BATAS ARUS PENGARUH PADA TUBUH


0 – 0,9 mA Belum merasakan pengaruh
0,9 – 1,2 mA Baru terasa adanya arus listrik tapi
tidak menimbulkan kejang
1,2 – 1,6 mA Mulai terasa seakan-akan ada yang
merayap didalam tangan
1,6 – 6,0 mA Tangan sampai kesiku terasa
kesemutan
6,0 – 8,0 mA Tangan makin kaku, rasa kesemutan
makin bertambah
13,0 – 15,0 mA Rasa sakit tak tertahankan, penghantar
masih bisa dilepas
15,0 – 20,0 mA Otot tidak sanggup lagi melepaskan
penghantar
20,0 – 50,0 mA Dapat mengakibatkan kerusakan pada
tubuh manusia
50,0 – 100,0 mA Batas arus yang dapat menyebabkan
kematian

Tabel 3.1 Batas Arus Yang Melewati Tubuh Manusia

Tegangan sentuh Waktu pemutusan maksimum


(Volt) (detik)
< 50 -
50 1,0
75 0,5
90 0,2
110 0,2
150 0,1
220 0,05
280 0,03
Tabel 3.2. Tegangan Sentuh

berdasarkan IEC60479 dengan mempertimbangkan beberapa parameter seperti: lama aliran


listrik melewati tubuh, tempat sentuhan, bagian tubuh yang teraliri, bentuk penghantar
terpegang dan efek psikologi seseorang ditentukanlah bahwa 10 mA bisa melewati tubuh
manusia tanpa batas waktu. Kembali ke rumusan diatas maka:

Tegangan Aman = Arus listrik yang diperbolehkan X Tahanan tubuh manusia

 
Maka tegangan aman = 10mA X 1200Ohm untuk kondisi basah  dan 10mA X 5000 Ohm untuk
kondisi tubuh kering

Didapatkan tegangan aman tanpa batas waktu untuk arus bolak balik adalah:

Kondisi kering = 50 Volt

Kondisi basah = 12 Volt

Sedangkan tegangan aman tanpa batas waktu pada tegangan searah adalah:
 

            Tegangan aman kondisi kering = 120 Volt  ( penjelasan tersendiri )

Dari penjelasan seperti diatas itulah maka gawai proteksi arus sisa yang harus dipasang dirumah
adalah 30 mA. Demikian juga kenapa lampu yang dipasang di area untuk kolam renang dan
didalam kamar mandi khususnya shower menggunakan 12Volt.
Pastikan tidak ada alasan lagi untuk memasang ELCB atau DPNa dirumah dengan besaran 30
mA untuk soket dan 300mA untuk proteksi kebakaran rumah.
Berapapun aliran listrik yang diterima oleh tubuh tetap menimbulkan sengatan atau getaran.
Namun tegangan ini terkadang bisa dirasakan oleh seseorang tapi ada juga yang tak terasa oleh
tubuh. Sengatan listrik yang kecil minimal bisa menyebabkan seseorang mengalami sakit
kepala, kelelahan atau kejang otot, ketidaksadaran sementara dan sesak napas sementara. Tapi
jika berlangsung lama atau dalam tegangan tinggi bisa menyebabkan luka bakar, kehilangan
penglihatan, kerusakan otak, serangan jantung, berhenti bernapas dan kematian.

D. PERTOLONGAN TERHADAP KORBAN SENGATAN LISTRIK


Sebelum menolong orang yang kesetrum listrik, Anda harus memahami dulu bagaimana teknik
yang benar. Tujuannya agar Anda tidak ikut kesetrum. Untuk melindungi diri saat menolong
korban kesetrum, ikutilah langkah-langkah berikut ini:

1. Amankan area di sekitar tempat kejadian


Sebelum menolong korban kesetrum, perhatikan keadaan di sekitar Anda. Pastikan Anda
tidak berada di dekat sumber listrik. Jika memungkinkan, segera putuskan aliran listrik di
lokasi kejadian. Carilah panel listrik atau kotak sekering untuk memadamkan listrik.
Jika sumber listrik belum bisa dipadamkan, jaga jarak Anda minimal 6 meter dari korban
yang masih tersengat listrik guna melindungi diri dari sumber aliran listrik. Hindari
menyentuh kubangan air atau benda-benda yang basah. Air adalah penghantar listrik yang
baik, sehingga dapat membuat Anda kesetrum juga. Apabila terdapat api, padamkan dahulu
menggunakan alat pemadam api.

2. Hubungi IGD
Langkah selajutnya adalah segera menghubungi Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah
sakit terdekat atau memanggil ambulans agar korban bisa mendapat pertolongan medis
secepatnya. Selama menunggu bantuan datang, jangan tinggalkan korban kesetrum
sendirian.

3. Jangan menyentuh korban


Jika korban masih bersentuhan dengan sumber aliran listrik, jangan menyentuhnya agar
Anda tidak ikut kesetrum. Jangan pula menyentuh korban meskipun menggunakan alat bantu
seperti karet atau kayu, jika Anda tidak yakin aliran listrik sudah diputus, dan jika Anda
merasakan sensasi kesetrum atau kesemutan di kaki dan tubuh bagian bawah.

4. Jangan memindahkan korban


Jangan memindahkan korban kesetrum, kecuali jika dia terancam kesetrum lagi atau
berada di area yang tidak aman.

5. Periksa tubuh korban


Jika semua sudah aman, periksa tubuh korban kesterum dengan teliti dan berurutan
mulai dari kepala, leher, hingga kaki. Apabila terdapat luka, hindari menyentuhnya. Jika
korban menunjukkan tanda-tanda syok (lemas, muntah, pingsan, napas cepat, atau sangat
pucat), angkat kakinya sedikit lebih tinggi, kecuali jika dia merasa kesakitan. Apabila
petugas medis sudah tiba, jelaskan kondisi korban, termasuk jika ada luka di tubuhnya.

6. Tutup luka bakar


Jika korban mengalami luka bakar, lepaskan pakaian atau benda apapun yang
menempel di kulitnya agar luka bakar tidak meluas. Setelah itu, bilas area yang terbakar
dengan air dingin yang mengalir sampai rasa sakitnya mereda. Tutup luka dengan perban
atau kain kasa steril. Jangan gunakan selimut atau handuk, karena dapat menempel pada luka
bakar.

7. Lakukan CPR
Lakukan pernapasan buatan dan resusitasi jantung (CPR/RJP) pada korban kesetrum,
jika diperlukan. Napas bantuan dan resusitasi diberikan jika korban tidak bernapas dan
denyut nadinya tidak teraba. Pastikan Anda memahami cara melakukan resusitasi, untuk
menghindari kesalahan yang justru dapat membahayakan nyawa korban.
Korban kesetrum dapat mengalami cedera dan kerusakan organ. Oleh karena itu,
korban harus mendapatkan penanganan dan pemantauan ketat dari dokter dan tim medis.
Dokter akan memastikan apakah korban sadar dan bernapas atau tidak, serta apakah detak
jantungnya mengalami kelainan atau tidak. Selain itu, pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan
untuk mendeteksi apakah terdapat cedera tersembunyi. Anda boleh saja menolong korban
kesetrum, namun pastikan dulu keselamatan diri agar Anda tidak ikut terkena aliran listrik.

E. UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KELISTRIKAN


1. Jaga peralatan listrik agar tetap kering
Air merupakan konduktor listrik yang sangat kuat. Kombinasi air dan listrik dapat
menyebabkan terjadinya sengatan listrik yang mematikan. Oleh karena itu, selalu jauhkan
berbagai peralatan listrik dari air. Pastikan tangan, tubuh, dan peralatan listrik Anda kering
saat hendak digunakan. Jika ada peralatan listrik yang terjatuh ke dalam air, matikan terlebih
dahulu catu daya di panel listrik sebelum mencabut atau mengambil barang tersebut.

2. Pastikan penyebab gangguan listrik di rumah


Apabila Anda sering mengalami aliran listrik terputus karena korsleting atau
kelebihan beban, segeralah atasi masalah tersebut. Jika dibiarkan, hal ini berpotensi
menyebabkan bahaya yang lebih besar. Biasanya, penyebab gangguan arus terus-menerus
mengalami pemutusan adalah:
Terdapat kerusakan pada peralatan elektronik, Kabel sudah tua dan mengalami kerusakan
serta Kerusakan pada sekring atau sirkuit pemutus tersebut.

3. Serahkan perbaikan listrik pada ahlinya


Cara menghindari bahaya listrik selanjutnya adalah dengan menyerahkan masalah
kelistrikan pada ahlinya. Jangan coba mengotak-atik sendiri instalasi listrik di rumah Anda
jika Anda tidak memiliki keahlian yang diperlukan.
Kesalahan dalam instalasi listrik dapat menyebabkan risiko tersengat dan kebakaran.
Sebaiknya serahkan inspeksi dan perbaikan sistem kelistrikan pada ahlinya sehingga Anda
dan keluarga dapat terhindar dari bahaya korsleting listrik.

4. Pasang jenis bohlam yang tepat


Tahukah Anda kalau memilih watt bohlam yang tepat termasuk cara menghindari
bahaya listrik? Bohlam dengan watt lebih besar dari kapasitas maksimum lampu dapat
membebani kabel. Kondisi ini berisiko menyebabkan panas berlebih, risiko korsleting, dan
kebakaran. Selain itu, pastikan bohlam terpasang dengan benar.

5. Pastikan keamanan outlet listrik (stopkontak)


Ada kalanya rasa penasaran membuat anak iseng menyentuh lubang stopkontak. Hal ini
bisa menyebabkan anak terkena sengatan. Salah satu cara menghindari bahaya listrik bagi
anak-anak adalah dengan memasang penutup stopkontak.

6. Tangani stopkontak dengan benar


Perlu juga memerika stopkontak di sekitar rumah sebagai cara menghindari bahaya
listrik. Berikut adalah aspek-aspek yang perlu diperiksa:
a. Jangan sampai stopkontak longgar karena dapat menyebabkan guncangan yang
memancing korsleting penyebab kebakaran.
b. Jangan membebani stopkontak terlalu banyak dengan beberapa cabang, adaptor, dan
steker.
c. Jangan mematahkan steker tiga kaki untuk menancapkannya pada soket dua lubang.
Gantilah soket dengan jenis colokan tiga lubang yang sesuai dengan steker peralatan
elektronik.
d. Saat hendak mencabut steker, pegang stopkontak dan steker dengan kuat ketimbang
kabelnya. Hal ini dilakukan supaya kabel tidak putus atau sobek sehingga meningkatkan
risiko korsleting.

7. Berhati-hati saat menggunakan kabel listrik


Kabel listrik termasuk bagian peralatan listrik yang harus mendapatkan perhatian
secara berkala untuk memastikan kabel tidak robek atau rusak. Berikut adalah hal-hal yang
perlu diperhatikan mengenai kabel listrik:
a. Gunakan kabel ekstensi untuk jangka waktu sementara atau saat keadaan mendesak saja.
b. Buang semua kabel dan colokan yang sudah aus atau robek.
c. Hati-hati memasang kabel di tempat yang dilalui banyak orang.
d. Saat hendak mencabut kabel daya dari soket, tarik bagian steker colokannya, bukan
kabelnya.

8. Perlindungan terhadap lonjakan listrik


Lonjakan listrik dapat terjadi pada saat peralatan listrik mengalami panas berlebih.
Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan elektronik hingga kebakaran.
Cara menghindari bahaya listrik yang mengalami lonjakan dapat dilakukan dengan
mematikan peralatan eletronik yang tidak digunakan. Anda juga dapat menggunakan
stabilizer listrik untuk melindungi peralatan elektronik dari konsleting akibat tegangan yang
tidak stabil.

9. Gunakan alat pengaman kebocoran arus listrik


Ground Fault Circuit Interupter (GCFI) adalah alat pencegah kebocoran arus lisrik.
Perangkat ini akan segera mematikan daya jika mendeteksi adanya ketidaksesuaian arus
listrik. Sehingga, risiko tersengat listrik atau korsleting bisa dicegah. Jika Anda atau orang
terdekat mengalami sengatan listrik yang kuat, segera hubungi layanan gawat darurat supaya
bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

Contoh soal:

1. Sebutkan aspek – aspek yang perlu dilakukan saat melakukan pemeeriksaan pada stopkontak !
Jawaban:

a. Jangan sampai stopkontak longgar karena dapat menyebabkan guncangan yang memancing
korsleting penyebab kebakaran.
b. Jangan membebani stopkontak terlalu banyak dengan beberapa cabang, adaptor, dan steker.
c. Jangan mematahkan steker tiga kaki untuk menancapkannya pada soket dua lubang.
Gantilah soket dengan jenis colokan tiga lubang yang sesuai dengan steker peralatan
elektronik.
d. Saat hendak mencabut steker, pegang stopkontak dan steker dengan kuat ketimbang
kabelnya. Hal ini dilakukan supaya kabel tidak putus atau sobek sehingga meningkatkan
risiko korsleting.

2. Tegangan aman arus bolak balik yang dapat mengalir pada tubuh memiliki perbedaan pada
kondisi tubuh kering dan basah, coba jelaskan !
Jawaban:
tegangan aman = 10mA X 1200Ohm untuk kondisi basah dan 10mA X 5000 Ohm untuk
kondisi tubuh kering

Didapatkan tegangan aman tanpa batas waktu untuk arus bolak balik adalah:

Kondisi kering = 50 Volt

Kondisi basah = 12 Volt

3. Apa nama alat pencegah kebocoran arus lisrik dan jelaskan cara kerja alat tersebut !
Jawaban:
Ground Fault Circuit Interupter (GCFI). Perangkat ini akan segera mematikan daya jika
mendeteksi adanya ketidaksesuaian arus listrik. Sehingga, risiko tersengat listrik atau korsleting
bisa dicegah.
Cahyono, Heri. 2012. “tegangan aman yang bisa disentuh manusia”.
https://www.kompasiana.com/hericahyono/5518a84ba333117707b66804/tegangan-aman-yang-
bisa-disentuh-manusia, diakses pada 24 Juni 2022 pukul 21.30.

Resna, Nenti. 2020. “9 Cara Menghindari Bahaya Listrik yang Sebaiknya Anda Lakukan”.
https://www.sehatq.com/artikel/cara-menghindari-bahaya-listrik-yang-sebaiknya-anda-lakukan,
diakses pada 25 Juni 2022 pukul 18.23.

Hutagaol, Armein. 2018. “Tips mencegah kecelakaan akibat listrik”. https://mediak3.com/tips-


mencegah-kecelakaan-kerja-akibat-listrik/, diakses pada 25 Juni 2022 pukul 19.06.

Ismara, Ketut Ima dan Eko prianto. 2016. Keselamatan dan Kesehatan kerja di bidang
kelistrikan. Solo. Adimeka.

Anda mungkin juga menyukai