Bahaya kelistrikan adalah bahaya yang timbul akibat adanya energi listrik. Listrik dapat
menimbulkan bahaya berupa kebakaran, hubungan arus pendek, dan sengatan listrik. Bahaya
kelistrikan ini dapat bersumber dari peralatan – peralatan listrik yang dipakai di industri dan rumah
tangga. Kondisi isolasi dan penyambung penghantar listrik yang buruk adalah salah satu penyebab
terjadinya bahaya kelistrikan, selain itu kelalaian pengguna listrik saat mengoperasikan peralatan
listrik juga sering menjadi faktor penyebab banyaknyanya kecelakaan akibat kelistrikan.
Bahaya kelistrikan yang paling sering terjadi di lingkungan masyarakat adalah sengatan listrik.
Sengatan listrik merupakan kondisi dimana tubuh manusia bersentuhan langsung maupun tidak
langsung dengan sumber arus listrik. Sengatan listrik dengan sentuhan langsung terjadi saat anggota
tubuh manusia dan bagian penghantar listrik saling bersentuhan tanpa ada penghalang apapun.
Sementara sengatan listrik sentuhan tidak langsung terjadi ketika tubuh manusia menerima tegangan
listrik yang menembus bagian peralatan listrik yang normalnya tidak bertegangan listrik. Sengatan
listrik melalui sentuhan tidak langsung terjadi pada bagian peralatan listrik yang berbahan logam.
Hal ini dapat terjadi dikarekan tubuh manusia merupakan konduktor yang baik, dimana tubuh
manusia sebagian besar terdiri dari cairan sehingga mampu menghantarkan listrik dengan baik. Pada
prinsipnya listrik akan mengalir dari titik yang memiki tegangan tinggi ke titik denga tegangan yang
lebih rendah, maka pada saat tubuh manusia bersentuhan langsung dengan sumber arus listrik, arus
listrik akan mengalir melalui tubuh manusia menuju tanah yang memiliki tegangan lebih rendah.
Bahaya sengatan listrik juga ditentukan oleh kondisi kelembapan relatif dari lingkungan sekitar.
Semakin basah lingkungannya, maka sengatan listrik akan semakin berbahaya. Penyebabnya adalah
kondisi basah mempermudah atau memperbesar nilai arus listrik yang melewati tubuh manusia
selama sengatan listrik terjadi, sama halnya pad saat tubuh manusia yang berkeringat.
Tingkat bahaya sengatan listrik bagi tubuh manusia ditentukan oleh nilai hambatan listrik pada
bagian kulit dan tubuh manusia. Nilai hambatan listrik berbanding terbalik dengan tingkat bahaya
sengatan listrik. Semakin besar nilai hambatan listrik pada tubuh manusia, maka semakin kecil nilai
arus listrik yang mengalir dan memperkecil dampak sengatan listrik. Sebaliknya, semakin kecil nilai
hambatan listrik pada tubuh manusia, maka semakin besar nilai arus listrik yang mengalir dan
memperbesar dampak sengatan listrik. Tingkat cedera pada tubuh manusia mengingkat seiring
bertambahnya nilai arus listrik selama sengatan listrik terjadi.
Sengatan listrik pada tubuh manusia dapat menyebabkan gagal jantung dan kontraksi paru-paru
yang berakibat timbulnya gangguan pernapasan. Gagal jantung terjadi karena denyut jantung
berkurang atau tidak bersenyut sama sekali. Akibatnya sistem peredaran darah tidak berfungsi
dengan normal. Tubuh manusia yang mengalami gagal jantung ini harus diberikan bantuan dari luar
tubuh. Semenetara itu, kontraksi paru-paru yang menyebabkan gangguan pernapasan memiliki dua
penyebab. Pertama, energi listrik yang melewati tubuh manusia mengakibatkan kerusakan sel tubuh.
Sedangkan penyebab yang kedua adalah panas listrik yang membakar organ tubuh.
A. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB SENGATAN LISTRIK
1. Instalasi yang serampangan
Pemasangan instalasi listrik masih seringkali belum memenuhi standar yang telah
ditetapkan. Penggunaan bahan kelistrikan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya seperti
kabel yang semestinya digunakan untuk peralatan rumah tangga dengan tegangan rendah
digunakan untuk sambungan listrik dengan tegangan tinggi. Penggunaan material listrik
yang sesuai standar nasional Indonesia (SNI) memakan biaya tiga kali lipat material tidak
berstandar. Di permukiman padat, warga sering terbentur dana dan memilih material tak
berstandar Dalam instalasi listrik, tindakan pemasangan instalasi listrik yang serampangan
berkaitan dengan daya listrik. Pemasangan penghantar listrik yang tidak diperhitungkan
akan membuat sambungan listrik memiliki impedansi yang besar. Nilai impedansi listrik
memiliki perbandingan lurus dengan nilai suhu penghantar listrik. Semakin besar nilai
impedansi, maka nilai suhu meningkat. Peningkatan suhu listrik ini membuat isolasi pada
penghantar listrik menjadi rusak. Kerusakan isolasi penghantar listrik dapat mengakibatkan
hubungan pendek atau sengatan listrik bagi manusia.
2. Kerusakan Isolasi Pengahantar listrik
Bahan isolasi pada penghantar listrik akan mengalami pengurangan kemampuan dalam
menyekat arus listrik seiring dengan usia pemakaian. Dampak yang timbul apabila tubuh
manusia besentuhan langsung dengan penghantar listrik adalah terjadinya sengatan listrik
pada melalui bagian penghantar listrik yang sudah tidak dapat menyekat listrik. Penghantar
listrik yang isolasinya telah rusak/terkelupas akan menyebabkan mudahnya arus listrik
menyebar melalui rangka peralatan listrik tersebut.
3. Lingkungan Basah
Air mengandung ion – ion yang dengan mudah menghantarkan listrik dari satu titik ke titik
yang lain. Masyarakat pada umumnya seringkali mengabaikan kondisi lingkungan yang
basah. Kondisi lingkungan basah akan memperbesar kemungkinan terjadinya korsleting
listrik.
4. Tidak ada Training K3 Listrik
Pekerja tersebut tidak memiliki pelatihan yang memadai untuk melakukan tugas-tugas di.
Dengan pelatihan yang memadai, pekerja ini akan diketahui mengisolasi sirkuit sebelum
mulai bekerja, untuk menghindari kecelakaan listrik.
5. Pekerja yang tidak kompeten
Meskipun sudah mengikuti beberapa pelatihan, pekerja yang bersangkutan tidak memiliki
pengetahuan yang cukup memadai melakukan tugas-tugas. Semua karyawan harus
dibuktikan kompeten di pekerjaan mereka, untuk keselamatan mereka sendiri dan
keselamatan orang lain.
6. Sirkuit tidak di isolasi secara tepat
Pekerja tidak mengisolasi sirkuit listrik secara benar sehingga mengakibatkan kecelakaan
listrik. Perusahaan harus memiliki sistem untuk memantau isolasi sirkuit listrik. Selain itu,
pekerja harus memiliki cukup pelatihan dan pengalaman untuk mengetahui bagaimana
untuk mengisolasi, lockout dan tes terhadap potensi tegangan pada sirkuit sebelum mulai
bekerja.
7. Aturan yang tidak aman.
Pekerja tidak yakin terhadap peraturan keselamatan dan prosedur di lingkungan kerja
mereka. Pengusaha harus memastikan bahwa metode kerja, bahan, dan pelatihan pekerja
memenuhi standar keamanan minimum. Jika tidak, pekerja bergerak masuk dan keluar dari
lingkungan yang tidak aman sepanjang hari tanpa mengetahui perbedaannya.
8. Karyawan, sadar atau tidak sadar, bekerja pada peralatan listrik hidup
Personil harus dilatih cukup tentang bagaimana mengisolasi, lockout dan tes terhadap
potensi tegangan sebelum mulai bekerja untuk menghilangkan risiko. Jika bahkan satu
pekerja tidak bisa membedakan antara sirkuit hidup dan mati, setiap pekerja akan dalam
potensi bahaya.
Dalam gambar ini diperlihatkan bagaimana pengaruh Sengatan listrik terhadap tubuh,
khususnya yang terkait dengan dua faktor, yaitu besar dan lama arus listrik mengalir dalam
tubuh.
Deskripsi
Dalam gambar tersebut juga ditunjukkan karakteristik salah satu pengaman terhadap
bahaya sengatan listrik, di mana ada batasan kurang dari 30 mA dan waktu kurang dari 25
ms. Ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian proteksi.
Maka tegangan aman = 10mA X 1200Ohm untuk kondisi basah dan 10mA X 5000 Ohm untuk
kondisi tubuh kering
Didapatkan tegangan aman tanpa batas waktu untuk arus bolak balik adalah:
Sedangkan tegangan aman tanpa batas waktu pada tegangan searah adalah:
Dari penjelasan seperti diatas itulah maka gawai proteksi arus sisa yang harus dipasang dirumah
adalah 30 mA. Demikian juga kenapa lampu yang dipasang di area untuk kolam renang dan
didalam kamar mandi khususnya shower menggunakan 12Volt.
Pastikan tidak ada alasan lagi untuk memasang ELCB atau DPNa dirumah dengan besaran 30
mA untuk soket dan 300mA untuk proteksi kebakaran rumah.
Berapapun aliran listrik yang diterima oleh tubuh tetap menimbulkan sengatan atau getaran.
Namun tegangan ini terkadang bisa dirasakan oleh seseorang tapi ada juga yang tak terasa oleh
tubuh. Sengatan listrik yang kecil minimal bisa menyebabkan seseorang mengalami sakit
kepala, kelelahan atau kejang otot, ketidaksadaran sementara dan sesak napas sementara. Tapi
jika berlangsung lama atau dalam tegangan tinggi bisa menyebabkan luka bakar, kehilangan
penglihatan, kerusakan otak, serangan jantung, berhenti bernapas dan kematian.
2. Hubungi IGD
Langkah selajutnya adalah segera menghubungi Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah
sakit terdekat atau memanggil ambulans agar korban bisa mendapat pertolongan medis
secepatnya. Selama menunggu bantuan datang, jangan tinggalkan korban kesetrum
sendirian.
7. Lakukan CPR
Lakukan pernapasan buatan dan resusitasi jantung (CPR/RJP) pada korban kesetrum,
jika diperlukan. Napas bantuan dan resusitasi diberikan jika korban tidak bernapas dan
denyut nadinya tidak teraba. Pastikan Anda memahami cara melakukan resusitasi, untuk
menghindari kesalahan yang justru dapat membahayakan nyawa korban.
Korban kesetrum dapat mengalami cedera dan kerusakan organ. Oleh karena itu,
korban harus mendapatkan penanganan dan pemantauan ketat dari dokter dan tim medis.
Dokter akan memastikan apakah korban sadar dan bernapas atau tidak, serta apakah detak
jantungnya mengalami kelainan atau tidak. Selain itu, pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan
untuk mendeteksi apakah terdapat cedera tersembunyi. Anda boleh saja menolong korban
kesetrum, namun pastikan dulu keselamatan diri agar Anda tidak ikut terkena aliran listrik.
Contoh soal:
1. Sebutkan aspek – aspek yang perlu dilakukan saat melakukan pemeeriksaan pada stopkontak !
Jawaban:
a. Jangan sampai stopkontak longgar karena dapat menyebabkan guncangan yang memancing
korsleting penyebab kebakaran.
b. Jangan membebani stopkontak terlalu banyak dengan beberapa cabang, adaptor, dan steker.
c. Jangan mematahkan steker tiga kaki untuk menancapkannya pada soket dua lubang.
Gantilah soket dengan jenis colokan tiga lubang yang sesuai dengan steker peralatan
elektronik.
d. Saat hendak mencabut steker, pegang stopkontak dan steker dengan kuat ketimbang
kabelnya. Hal ini dilakukan supaya kabel tidak putus atau sobek sehingga meningkatkan
risiko korsleting.
2. Tegangan aman arus bolak balik yang dapat mengalir pada tubuh memiliki perbedaan pada
kondisi tubuh kering dan basah, coba jelaskan !
Jawaban:
tegangan aman = 10mA X 1200Ohm untuk kondisi basah dan 10mA X 5000 Ohm untuk
kondisi tubuh kering
Didapatkan tegangan aman tanpa batas waktu untuk arus bolak balik adalah:
3. Apa nama alat pencegah kebocoran arus lisrik dan jelaskan cara kerja alat tersebut !
Jawaban:
Ground Fault Circuit Interupter (GCFI). Perangkat ini akan segera mematikan daya jika
mendeteksi adanya ketidaksesuaian arus listrik. Sehingga, risiko tersengat listrik atau korsleting
bisa dicegah.
Cahyono, Heri. 2012. “tegangan aman yang bisa disentuh manusia”.
https://www.kompasiana.com/hericahyono/5518a84ba333117707b66804/tegangan-aman-yang-
bisa-disentuh-manusia, diakses pada 24 Juni 2022 pukul 21.30.
Resna, Nenti. 2020. “9 Cara Menghindari Bahaya Listrik yang Sebaiknya Anda Lakukan”.
https://www.sehatq.com/artikel/cara-menghindari-bahaya-listrik-yang-sebaiknya-anda-lakukan,
diakses pada 25 Juni 2022 pukul 18.23.
Ismara, Ketut Ima dan Eko prianto. 2016. Keselamatan dan Kesehatan kerja di bidang
kelistrikan. Solo. Adimeka.