A. Tinjaun Teori
1. Pengertian
kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh arus listrik yang melintasi
tubuh. Dapat berupa kulit yang terbakar, kerusakan organ internal dan
bersifat kecelakaan, dimana jenis arus listrik bolak-balik (AC) lebih sering
(Leong M, 2012)
Manusia lebih sensitif, yaitu sekitar 4-6 kali terhadap arus listrik
dapat mati; akan tetapi dengan arus listrik searah yang intensitasnya 250
ditimbulkan akibat arus listrik tersebut tergantung dari lima faktor (Leong
M, 2012), yaitu :
a) Intensitas (I)
b) Tegangan atau voltase (V)
Voltase yang rendah, yaitu sekitar 1000 volt lebih sering
menyebabkan kematian bila dibandingkan dengan voltase yang lebih
tinggi; misalnya 10.000 volt malah tidak mematikan. Peralatan rumah
tangga yang menggunakanlistrik sebagai sumber energi, aman bila
voltase dari peralatan tersebut maksimal sebesar 42 volt. Perbedaan
Kematian orang yang terkena listrik yang bertegangan rendah
disebabkan karena terjadinya fibrilasi ventrikel sedangkan mereka
yang terkena arus listrik bertegangan tinggi kematian biasanya karena
luka bakar / panas.
c) Tahanan (R)
sedikitnya air yang terdapat pada bagian tubuh. Tahanan yang paling
besar adalah kulit, kemudian tulang, lemak, saraf, otot, darah, dan
dimengerti mengapa orang yang terkena arus listrik dalam bak mandi
d) Arah aliran
Manusia dapat mati bila terkena arus listrik dengan aliran arus
listrik tersebut melintasi otak atau jantung; misalnya arah aliran dari
e) Waktu
waktu 1 detik
3. Kelainan akibat Electrical burn injury
a) Electric Mark
oval, dengan bagian yang datar dan rendah ditengah, yang dikelilingi
oleh kulit yang menimbul. Bagian tengah tersebut biasanya pucat dan
b) Joule Burn
cukup lama, dengan demikian bagian tengah yang dangkal dan pucat
c) Extragenous Burn
terjadi bila tubuh manusia terkena benda yang berarus listrik dengan
objek dari metal atau objek yang basah. jangan mencoba menolong
d) Setelah korban terlepas dari sumber arus listrik Segera periksa jalan
e) Jika terdapat luka bakar, segera lepaskan pakaian yang dapat dilepas
luka bakar.
posisikan korban dengan kepala sedikit lebih rendah dari badan dan
kaki diangkat liputi dengan selimut atau mantel agar tetap hangat.
listrik.
diposisikan.
B. Luka Bakar
1. Pengertian
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan
Kusuma.2013).
pada jaringan kulit yang tidak menutup kemungkinan sampai ke organ dalam
yang disebabkan kontak langsung dengan sumber panas yaitu, api, air atau
uap panas, bahan kimia, radiasi, dan arus listrik (Majid, 2013).
Luka bakar electric merupakan suatu bentuk trauma pada kulit atau
jaringan lainnya yang disebabkan oleh kontak terhadap panas atau pajanan
akut lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Luka bakar terjadi saat
sel yang ada pada kulit atau jaringan lainnya mengalami kerusakan,Luka
bakar electrik (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakkan dari energi
voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh. Proses
bakar. Kedalaman luka bakar electrik ditentukan seberapa lama dan seberapa
tinggi tegangan arus listrik terkontaminasi dengan tubuh (Singer et al., 2014).
Jadi, luka bakar electric merupakan luka yang disebabkan karena kontak
terutama kulit yang memberikan gejala tergantung luas, dan dalamnya lokasi
luka.
2. Anatomi Fisiologi
mealui kulit, selain itu kulit yang terpapar sinar ultraviolet dapat
subkutan.
lapisan yang paling tebal dan terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-sel
mempunyai)
induk.
antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang.
ruang antara folikel dan batang rambut yang akan melumasi rambut
c. Fisiologi Kulit
1) Fungsi proteksi
yaitu:
pertumbuhan mikroba.
d) Pigmen melanin melindungi dari efek sinar ultraviolet yang
sel Langerhans.
2) Fungsi absorsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material laur
pada fungsi respirasi. Selain itu beberaa material toksik dapat di serap
seperti aseton, CCI4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk
dapat berlangsung melalui celah antar sel atau melalui muara saluran
kelenjar, tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis dari pada
3) Fungsi eksresi
memproteksi keratin.
b) Kelenjar keringat
hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua jenis
merokrin.
4) Fungsi presepsi
Paccini di epidermis.
keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu tubuh rendah, tubuh
3. Etiologi
(Majid, 2013) :
a. Paparan api
kontak.
masak.
c. Uap panas
Uap panas terutama ditemukan di daerah industri atau akibat
akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap serta dispersi oleh uap
d. Gas panas
e. Aliran listrik
f. Zat kimia
g. Radiasi
koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa
bakar elektrik atau kontak yang lama dengan burning agent. Nekrosis
bakar dan lamanya kontak dengan gen tersebut. Pajanan selama 15 menit
dengan air panas dengan suhu sebesar 56.1 0 C mengakibatkan cidera full
luka bakar yang berat selama awal periode syok luka bakar mencakup
berkurangnya volume vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan
syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam
akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar. Tekanan terhadap
dramatis pada saat terjadi syok luka bakar. Kehilangan cairan dapat
mencapai 3-5 liter per 24 jam sebelum luka bakar ditutup. Selama syok
luka bakar, respon luka bakar respon kadar natrium serum terhadap
asupan cairan. Selain itu juga terjadi anemia akibat kerusakan sel darah
Kasus luka bakar dapat dijumpai hipoksia. Pada luka bakar berat,
pada lokasi cidera akan menghasilkan hemoglobin bebas dalam urin. Bila
radiasi elektromagnetik.
karena listrik adalah luka bakar pada kulit pada tempat masuk dan
keluarnya arus listrik karena putaran suhu tinggi oleh aliran listrik
(2,5000C) pada permukaan kulit, luka bakar yang terjadi karena baju
korban terbakar. Mungkin disertai patah tulang dan dislokasi karena otot-
Prayogi, 2013).
5. Manifestasi Klinis
terasa nyeri.
epidermis dan dermis telah rusak dan telah pula merusak jaringan di
disentuh, tidak timbul rasa nyeri karena ujung saraf pada kulit telah
sangat sedikit
b) Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang
dari 10 %
c) Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun
perineum.
perineum
1) Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal
sistemik.
telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur
c) Keadaan hipermetabolisme.
3) Fase lanjut
Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut
kontraktur
Walles dari Walles. Perhitungan cara ini hanya dapat diterapkan pada
dan 1 tahun.
Gambar 2.6 Penilaian luas luka bakar dengan rule of nine / rule of
Wallace
6) Punggung :9%
7) Bokong :9%
8) Genetalia :1%
Total : 100%
6. Pemeriksaan Penunjang
ketidakadekuatan cairan.
stress.
jaringan.
distritmia.
12) Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan
luka bakar
7. Komplikasi
1) Sindrom kompartemen
5) Syok Sirkulasi
Penatalaksanaan Medik
hospital):
arus (nonconductive).
dan pilihan.
jalan nafas.
pada kasus luka bakar listrik. Pada luka bakar berat, konsumsi
Prayogi, 2013).
nadi meningkat.
peningkatan CVP.
2000).
Respon fisologis yang mengindikasikan nyeri antara
saraf pada yang terletak pada bagian tepi dari luka akan sangat
di pelayanan kesehatan.
bertujuan untuk mengumpulkan data baik data subyektif maupun data obyektif.
ataupun orang lain, sedangkan data obyektif diperoleh berdasarkan hasil observasi
a. Pengkajian
1) Primary Survey
a) Airway
adanya trauma inhalasi adalah : terkurung dalam api, luka bakar pada
b) Breathing
dinding thorax simetris atau tidak, ada atau tidaknya kelainan pada
Kaji juga apakah ada suara nafas tambahan seperti snoring, gargling,
rhonki atau wheezing. Selain itu kaji juga kedalaman nafas pasien.
c) Circulation
capilar refil memanjang. Kaji juga kondisi akral dan nadi pasien.
edema, pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik
e) Exposure
akibat inflamasi.
2) Secondary Survey
b) Pemeriksaan fisik
(Sjaifuddin, 2006).
dll.
e) Review of System
(1) Aktivitas/istrahat
tonus.
(2) Sirkulasi
kecacatan.
(4) Eliminasi
(6) Neurosensori
(syok)
(8) Pernapasan
(9) Keamanan
a. Diagnosa Keperawatan
3) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (mis, biologis, zat kimia,
fisik psikologi)
cairan aktif
2007). Implementasi berguna untuk mencapai tujuan yang telah dibuat. Selain
memfasilitasi rehabilitasi.
d. Evaluasi
B. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a) Identitas Pasien
1%
a) Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada luka bagian paha dan pada tangan kanan
post op amputasi, nyeri dirasakan pada saat klien bergerak dan saat luka
dibersihkan.
Pasien masuk dengan luka bakar karena tersengat listrik saat bekerja
tidak ada,demam tidak ada, riwayat operasi fasciotomi extremitas atas kanan 7
Pada saat dikaji tanggal 7 oktober 2019, klien terbaring di tempat tidur,
nyeri dirasakan pada saat klien bergerak dan saat ganti verban.
Terdapat nyeri tekan pada area luka bagian paha dan bagian tangan post op.
tampak luka bakar pada lengan kanan grade III dengan luas 2% , tangan kiri
grade III dengan luas 2 %, paha kiri grade IIA 1%, kaki kanan grade III
dengan luas 1% dan kaki kanan grade III dengan luas 1%, jadi luas luka bakar
7 %. Luka masih basah dan berwarna merah muda dan masih terdapat slop.
Nyeri dirasakan seperti ditusuk tusuk dan bersifat hilang timbul sekitar 1-3
c) Pengkajian Primer
1) Airway
☑ Bebas Tersumbat
3. Intervensi/ Implementasi : -
4. Evaluasi :-
2) Breathing
a) Fungsi pernapasan :
(7) Assesment :-
(8) Resusitasi :-
(9) Re evaluasi :-
b) Masalah keperawatan :-
c) Intervensi/Implementasi :-
d) Evaluasi :-
3) Circulation
1. Keadaan sirkulasi :
dengan luas 2%
(7) Assesment :
(8) Resusitasi : -
(9) Re evaluasi : -
2. Masalah keperawatan :
kimiawi kulit
3. Intervensi/Implementasi :-
4. Evaluasi : -
4) Disability
b) Masalah keperawatan :-
c) Intervensi/Implementasi :-
d) Evaluasi :-
5) Exposure
a) Penilaian Hipotermia/hipertermia
b) Tidak ada peningkatan dan penurunan suhu, dengan suhu : 36,5oC
c) Masalah keperawatan :-
d) Intervensi/Implementasi :-
e) Evaluasi :-
6. Trauma Score
2. Frekuensi pernafasan
☑10 -25 :4
25 -35 :3
> 35 :2
< 10 :1
0 :0
3. Usaha pernafasan
☑ Normal 1
Dangkal 0
4. Tekanan darah
☑ > 89 mmHg 4
70-89 :3
50-69 :2
1- 49 :1
0 :0
5. Pengisian kapiler
< 2 dtk 2
☑ > 2 dtk 1
0 :0
☑ 14 -15 :5
11- 13 :4
8 – 10 :3
5 -7 :2
3 -4 :1
dan grade III dengan skala 3 (ringan) dengan menggunakan metode NRS.
1) Riwayat Kesehatan
terasa nyeri saat nyeri nya timbul, ada luka post op amputasi ,luka
(2) A : alergi
(3) M : Pengobatan :
ikan
(1) O : Onset ( seberapa cepat efek dari suatu interaksi terjadi) : Pada
dibawa ke Rs kendari
Rasa terbakar
d) Pernafasan : 20 x/menit
4) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
(b) Palpasi : Teraba adanya sisa jahitan dan ada nyeri tekan
(2) Mata
(3) Telinga
serumen.
(b) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan tidak ada nyeri
tekan
(4) Hidung
(6) Wajah
luka bakar
b) Leher
c) Dada/thoraks
(1) Paru-paru
x/menit
(2) Jantung
d) Abdomen
f) Genitalia :-
g) Ekstremitas :
(d) kaki kanan :Luka bakar grade III dengan luas 1%.
(e) Kaki kiri :Luka bakar grade III dengan luas 1%.
5) Hasil Laboratorium :
Kesan/Saran : Leukositosis
6) Hasil Pemeriksaan Diagnostik
7) Pengobatan :
2. Diagnosis Keperawatan
TGL TGL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
DITEMUKAN TERATASI
1. Nyeri akut b/d agen cidera
Domain 12 : Kenyamanan 07-10-2019
-
Kelas 1 : Kenyamanan fisik
Kode : 00132
2. Kerusakan integritas kulit/jaringan b/d
gangguan turgor kulit
Domain 11 : 07-10-2019
Keamanan/perlindungan Kelas
2 : Cidera fisik
Kode : 00046
3. Hambatan mobilitas fisik b/d
dengan ketidaknyamanan (nyeri)
07-10-2019
Domain 4 : Aktivitas/ istirahat
Kelas 2 : aktivitas/ latihan
Kode 00085
4. Resiko infeksi
Domain 11 :
07-10-2019
Keamanan/Perlindungan Kelas -
1 : infeksi
Kode : 00004
3. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.8 Intervensi keperawatan kasus kelolaan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan
Tujuan Dan Kriteria Intervensi
Hasil (NOC) Keperawatan (NIC)
1 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan 1400. Manajemen
cidera tindakan keperawatan Nyeri
Domain 12 : selama 30 menit, maka Aktivitas
Kenyamanan diharapkan pasien akan : Keperawatan:
Kelas 1 : Kenyamanan 1. Menunjukkan 1. Observasi reaksi
fisik Tingkat Nyeri nonverbal dari
Kode : 00132 (2102), yang ketidaknyamana
dibuktikan oleh n.
indikator : 4 2. Lakukan
(ringan), dan 5 pengkajian nyeri
(tidak ada). secara
2. Memperlihatkan komprehensif
Pengendalian termasuk lokasi,
Nyeri (1605), yang karakterisitik,
dibuktikan oleh durasi, frekuensi,
indkator sebagai kualitas dan
berikut : 4 (sering), faktor presipitasi.
dan 5 (selalu). 3. Ajarkan teknik
Kriteria Hasil: non farmakologis:
1. Melaporkan nyeri tekni relaksasi
berkurang napas dalam,
2. Memperlihatkan distraksi,
tehnik relaksasi kompres
secara individual
yang efektif
3. Mampu mengontrol
nyeri (tahu hangat.
penyebab nyeri, 4. Berikan informasi
mampu menggunakan mengenai nyeri
teknik seperti penyebab
nonfarmakologi nyeri, berapa
untuk mengurangi lama
nyeri, mencari nyeri dirasakan.
bantuan) 2210. Pemberian
4. Melaporkan bahwa Analgesik
nyeri berkurang Aktivitas
dengan menggunakan Keperawatan:
manajemen nyeri. 1. Cek adanya
5. Tidak mengalami riwayat alergi
gangguandalam obat
frekuensi pernapasan, 2. Pilih rute
denyut nadi, dan pemberian
tekanan darah. analgesic
(Intravena,
Intramuskular
atau per Oral)
3. Kolaborasi
pemberian obat
analgetik
American Burn Association. 2014. Burn Incidence and Treatment in the United
States : 2015. Chicago : ABA.
http://www.ameriburn.org/resources_factsheet.php. Diakses 20 oktober 2019.
Amin, dkk. 2013. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis &
NANDA NIC-NOC. Jakarta : Mediaction Publishing.
Brunner, Suddarth. 2010. Textbook of medical surgical nursing. Edisi ke- 1.USA:
Lippincott.
Darma, E. 2017. Analisis Praktik Klinik Keperawatan dengan Intervensi Inovasi
Pemberian Aromaterapi Mawar dan Terapi Murottal Al-Quran Terhadap
Peningkatan Kualitas Tidur pada Pasien An. D dengan Combustio di
Ruang Picu RSUD Abdul Wahab Sjahranie Tahun
2017.https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/251/KIAN.pdf
?sequence=1&isAllowed=y. Diakses 20 oktober 2019. .
Hardi, Amin. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa
Medis NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Media Action.
Leong M, Philips LG. 2012. Wound Healing. Dalam : Townsend CM, Beauchamp
RD, evers BM, Mattox KL, Sabiston textbook of surgery. Edisi ke 19. Canada :
Elsevier
Majid Abdul, Prayogi. 2013. Buku pintar perawatan pasien luka bakar.
Yogyakarta : Gosyem Publishing.
Marilynn E, Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.
Jakarta : EGC.
Mesche AL. 2016. Sistem Integumen. Dalam : Teks dan Atlas Histologi Dasar
Junquiera. 309–24.
Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah Akhir (KIA) Program Studi Ners Stikes
Panakkukang Makassar
Purwandari, A. 2008. Konsep Keperawatan : Sejarah & Profesionalisme, Jakarta
: EGC.
Raihanah, S., & Andrayani, D. E. 2017. Tata Laksana Nutrisi Pada Pasien Luka
Bakar Listrik. 1 –13
Ulima, L., Wulan, J.r., & Prabowo, A. Y. 2017. Pengaruh Binahong terhadap
Luka Bakar Derajat II.
Vidianka, R. 2015. Potency Of Honey In Treatment Of Burn Wounds.
Lampung University.
Wilkinson, Skinner. 2007. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: EGC.