Anda di halaman 1dari 10

JOURNAL READING OKTOBER 2018

“Tegangan Listrik Tinggi yang Fatal dan

Menyebabkan Kematian Mendadak ”

Nama : Nurul Fitriani


No. Stambuk : N 111 17 082
Pembimbing : dr.Asrawati Aziz, Sp.F

BAGIAN ILMU FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
Jurnal Internasional Ilmu Forensik & Patologi (JIIFP)

“Tegangan Listrik Tinggi yang Fatal dan Menyebabkan

Kematian Mendadak - Dua Laporan Kasus”

(Dipublikasikan: 19 Agustus 2014)

Abstrak

Kecelakaan karena listrik menyebabkan luka serius dengan paparan panas secara langsung atau

dengan melalui pakaian yang terbakar. Tingkat keparahan bervariasi yaitu terjadi guncangan

yang tidak berbahaya hingga kontraksi otot yang parah, tidak sadarkan diri, syok dan terakhir

mati. Banyak diantara para korban yang terjatuh ke tanah dari tiang listrik dan mengalami

cedera non-listrik yang fatal. Pada artikel ini, kedua kasus dari kematian akibat tegangan listrik

yang tinggi akan dilaporkan dan didiskusikan. Dalam kasus pertama korban menderita luka-

luka disebabkan oleh arus listrik. Dalam kasus kedua, ada beberapa luka luar di kedua kaki

yang menunjukkan dua arah berbeda aliran arus listrik. Keduanya korban menderita cedera

kepala yang fatal karena terjatuh.

Kata kunci: kematian akibat tegangan listrik yang tinggi, lengkung arus, beberapa luka luar
PENDAHULUAN

Manusia menggunakan api sebagai sumber utama energi domestiknya di zaman kuno.

Kemudian dengan meningkatnya kebutuhan dan industrialisasi angin, air, batubara, dan

terakhir sumber tenaga nuklir digunakan untuk memproduksi energi. Dijaman sekarang kita

tidak tahu bagaimana kita akan bertahan hidup tanpa listrik.

Hal ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia mulai dari

keperluan rumah tangga, pekerjaan industri untuk memproduksi sumber energi lainnya. Hal

tersebut telah menyatu dengan kehidupan masyarakat. Tapi kita tidak boleh melupakan bahaya

yang terlibat dalam penggunaan sumber energi yang berlebihan. Sengatan listrik terjadi ketika

arus yang melewati bagian tubuh dalam jumlah yang cukup oleh sumber listrik apa pun.

Sengatan listrik biasanya disebabkan oleh kontak dengan kabel listrik, kabel yang putus,

instrumen listrik, dan bekerja di pos listrik tanpa menggunakan alat pelindung. Tingkat

keparahan bervariasi dari guncangan sederhana yang tidak berbahaya hingga kontraksi otot

yang parah, tidak sadarkan diri dan mati.

Terkadang para korban terjatuh ke tanah sehingga menyebabkan cedera yang lebih fatal. Hasil

laporan dari kematian akibat tersengat listri yaitu ketika seseorang terkena sengatan listrik

dalam jumlah listrik yang mematikan dan melibatkan tegangan tinggi (> 600 hingga 750V) dan

tegangan rendah (<600V) arus. Hampir semua kasus kejut listrik merupakan ketidaksengajaan

oleh alam, dengan kasus bunuh diri dan pembunuhan lebih jarang.

Dengan ini kami melaporkan dua kasus korban jiwa akibat tersengat listrik dan menunjukkan

seberapa bahaya kejutan listrik di tempat terbuka.


Laporan Kasus 1

Korban berusia 14 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan riwayat menopang sengatan listrik saat

hendak mengambil sarang burung di sebuah tiang listrik yang tingginya sekitar 20 kaki dari

permukaan tanah. Awalnya dia sadar dan tanda-tanda vitalnya stabil, tapi secara bertahap

kondisinya memburuk dan meninggal dalam waktu 6 jam setelah masuk di rumah sakit. Hasil

pemeriksaan biokimia pada korban yang dilakukan hasilnya dalam batas normal. Otopsi

menemukan beberapa luka bakar dan luka luar yang melibatkan separuh kiri anggota gerak

tubuh, ekstremitas bagian kiri dan kedua paha bagian dalam termasuk regio genital (Gambar

1). Pada saat membedah kepala, ditemukan fraktur pada regio temporal kiri sehingga tulang

parietal terlihat. Berdasarkan fraktur dan perdarahan ekstradural, bekuan darah dengan berat

sekitar 20 gram telah ditemukan. Bagian otak yang menjadi sumber perdarahan ekstradural

ditemukan dalam kondisi jelek dan lobus temporal di sisi kiri telah rusak.

Laporan Kasus 2

Seorang gelandangan berusia 40 tahun mengalami cedera akibat tersengat listrik dan

mengalami luka bakar saat memperbaiki kabel yang bertegangan tinggi dan ditemukan dalam

kondisi tewas. Korban mengenakan kemeja katun dan terbakar saat kejadian itu. Pada saat

dilakukan otopsi luka bakar terlihat pada bagian depan dada, perut dan bagian depan kedua

paha. Bagian yang sangat hangus ditemukan pada sisi bagian lateral atas dari jari sebelah kanan

dan terdapat luka dalam. Beberapa luka luar terlihat di atas pulpa dari semua jari-jari kaki

sebelah kanan (Gambar. 2). Lokasi luka bakar berukuran 6x3,5 cm terlihat dibagian plantar

atas dari kaki kanan dan membakar jaringan, hancurnya jaringan keratin dan jaringan

epidermal-dermal membuat keduanya terpisah. Luka yang sangat hangus lebih terlihat dari

aspek medial pada kaki kiri (Gambar. 3). Pada kasus ini terlihat banyak luka luar dan juga
terlihat pada kedua kakinya, menunjukkan bahwa bagian tersebut lintasan arus dalam dua arah

berbeda. Pada saat pembukaan rongga tengkorak, perdarahan ekstradural terlihat pada bagian

kiri atas daerah parieto-temporal. Perdarahan subaraknoid yang difus itu terlihat di belahan

otak kiri dan terdapay memar pada lobus temporal tanpa fraktur tengkorak.

Gambar 1: Beberapa luka bakar dan lesi yang melibatkan tubuh dan alat kelamin

Gambar 2: Banyak luka luar dari kaki kanan


Gambar 3: Luka yang sangat hangus pada sisi medial kaki kiri

Diskusi

Dalam kejut listrik apabila terjadi kematian, tubuh manusia menjadi bagian yang paling aktif

dan memiliki arus listrik yg lebih merangsang sistem saraf atau menyebabkan kerusakan pada
[1]
bagian organ dalam . Materi fisika dasar mengenai arus listrik dapat dijelaskan dengan

rumus: A = V / R. Istilah AC dan DC mewakili aliran arus listrik pada saat ini. Arus searah

(DC) bergerak dalam satu arah, dan merupakan pilihan yang alternatif, (AC) yang dihasilkan

dari perubahan arah aliran listrik [2].

Tingkat cedera yang diterima tergantung pada besarnya arus (diukur dalam Amps), jalurnya

arus, durasi aliran arus dan pertahanan oleh tubuh.

Faktor terpenting dalam kejut listrik adalah ampere (tegangan listrik) atau jumlah aliran arus.

Seperti tegangan (V) adalah konstan, faktor utama yang menentukan jumlah ampere memasuki

tubuh adalah sistem perlawanan/pertahanan yang ditawarkan oleh tubuh untuk melawan arus.
Jumlah minimal ampere yang terlibat untuk manusia adalah 1 mA, sedangkan 5 mA

menyebabkan tremor dan 15-17 mA menyebabkan kontraktur/kontraksi otot, yang mana

mencegah korban untuk melepaskan konduktor. Ventrikuler fibrilasi terjadi antara 75 dan 100

mA [3].

Arus yang sangat tinggi tidak menyebabkan fibrilasi ventrikular, tetapi hasilnya terjadi

ventrikel arrest. Pada sebagian besar korban jiwa terjadi dengan tegangan domestik antara 110

dan 380 V, yang merupakan kisaran dengan tegangan rumah dan industri listrik. Transmisinya

(lebih dari 13.800V) dan distribusi (kurang dari 13.800 V) jumlah tersebut biasanya membawa

tegangan yang tinggi [4].

Kulit memiliki resistansi yang lebih tinggi terhadap aliran arus listrik dari jaringan internal.

Resistensi (R) sangat bervariasi terhadap ketebalan keratin yang tertutup oleh epidermis;

sehingga telapak tangan, telapak kaki dan kulit kapalan memberikan lebih banyak hambatan

daripada yang memiliki kulit tipis di tempat lain. Resistensi juga dipengaruhi oleh kelembaban

pada kulit. Dengan 120 V, kulit kering mungkin memiliki ketahanan 100.000 ohm; kulit kering

dan kapalan mencapai hingga satu juta ohm; kulit lembab kurang lebih 1.000 ohm, dan kulit

tipis memiliki tingkat yang lebih rendah yaitu 100 ohm [5] . Jaffe (1928) menyatakan bahwa

apabila kita berkeringat bisa mengurangi resistensi kulit dari 30000 hingga 2500 ohm [6].

Padahal, dalam arus tegangan tinggi kondisi kulit tidak memainkan peran penting dalam

resistensi.

Arus listrik merupakan jalur yang paling tidak resistan dan menghasilkan panas, menyebabkan
[3]
kerusakan termal pada berbagai jaringan di sepanjang jalurnya . Sebagian besar kematian

yang disebabkan oleh listrik berasal dari aritmia jantung, biasanya juga akibat fibrilasi ventrikel

yang menyebabkan henti jantung. Hal tersebut karena aliran arus listrik melalui miokardium
sehingga kemungkinan menyebabkan dislokasi pada nodus pacemaking. Kematian dapat

terjadi akibat dari henti nafas, paralysis/kelumpuhan pada otot interkostal dan diafragma dan

jarang mempengaruhi batang otak ketika arus listrik masuk melalui kepala. Tetapi hal tersebut

harus selalu diingat, bahwa Trauma non-elektrik cukup umum terjadi. Sumber listrik yang lebih

besar dari 300 V, dapat dihantarkan dengan cara melengkung yang disebabkan oleh

pembentukan plasma antara sumber listrik dan tanah. Efek ledakan dari pencetus yang

bertegangan tinggi bisa membuat korban terhempas jauh dari sumber listrik, dan menyebabkan

cedera fatal [2,7].

Dalam kasus 1, tidak ada luka dalam ataupun uar. Luka bakar tersebut berlanjut akibat dari

lengkung arus, sehingga menyebabkan penampilan kulit terlihat seperti 'kulit buaya'. Korban

menderita luka-luka yang disebabkan oleh non-listrik dimana korban terhempas ke tanah.

Dalam kasus 2, keduanya terlihat yaitu luka dalam dan luka luar. Dalam kasus ini luka luar

lebih banyak terlihat dan tampak lebih parah. Tegangan yang sangat tinggi tersebut

menyebabkan keratin pada lapisan epidermal meleleh dan setelah didinginkan, meninggalkan

nodule coklat atau nodule kuning yang tumbuh dari keratin kering yang dikelilingi oleh areola

pada kulit pucat. Das S et al, melaporkan kasus bunuh diri menggunakan tegangan listrik yang
[9]
berkekuatan tinggi sehingga menyebabkan beberapa luka luar Kematian akibat tersengat

listrik adalah penyebab kematian yang tidak biasa dan terjadi secara umum karena kecelakaan
[10].

Kematian karena cedera listrik lebih rendah presentasinya bila dibandingkan dengan kasus

kematian yang diakibatkan oleh sebab lain. Kasus cedera listrik melibatkan banyak sistem

tubuh, luka dalam dan luka luar tidak bisa digunakan untuk menggambarkan sejauh mana
[11].
sebenarnya kerusakan jaringan yang mendasari Kasus cedera akibat dari listrik yang
bertegangan tinggi menyebabkan ancaman serius bagi kehidupan manusia sehingga

meningkatkan angka kematian. Beberapa korban yang tewas akibat sersengat listrik dapat

dicegah dengan menerapkan program edukasi yang tepat kepada masyarakat termasuk para

pekerja listrik sehubungan dengan bagaimana penggunaan alat pelindung diri dan

isulator/isolasi. Anak-anak harus diajarkan tentang bahayanya listrik dan pentingnya

menyelamatkan diri dari sengatan listrik.

Konflik Penting

Tidak ada konflik yang penting, penulis tidak memiliki dana atau hubungan lain dengan orang

atau organisasi lain yang mungkin secara tidak tepat mempengaruhi karya penulis.

Sambutan

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada penulis berbagai artikel ilmiah yang

diterbitkan di berbagai situs serta referensi buku dan jurnal.


DAFTAR PUSTAKA

[1]. Sheikhazadi A, Kiani M, Ghadyani M. Electrocution-related mortality: a survey of 295

deaths in Tehran, Iran between 2002 and 2006. Am J Forensic Med Pathol 2010;31:42–45.

[2]. Wesner ML, Hickie J. Long term sequelae of electrical injury: Clinical review. Canadian

Family Physician 2013; 59.

[3]. Di Maio VJ, Di Maio D. Forensic Pathology. 2 nd ed. Boca Raton: CRC press; 2001

[4]. Kumar S, Verma AK, Singh US. Electrocution-related mortality in northern India – A 5-

year retrospective study. Egypt J Forensic Sci 2013

[5]. Bruner JMR, Haazards of electrical apparatus. Anaesthesiology 1967; 28: 396-425.

[6]. Saukko P, Knight B. Forensic Pathology. In: London: Edward Arnold; 2004; 372

[7]. Pham TN, Gibran NS. Thermal and Electrical Injuries. Surg Clin N Am 2007;87: 185–206

[8]. Sornogyi E and Tedeschi CG, Injury by electrical force, in Tedeschi CG, Eckert WG,

Tedeschi LG (Eds): Forensic Medicine. Philadelphia, WB Saunders Co 1977;645-676.

[9]. Das S, Patra AP, Shaha KK, Sistla SC, Jena MK. High-voltage suicidal electrocution with

multiple exit wounds. Am J Forensic Med Pathol 2013;34(1):34-7

[10]. Fernando R, Liyanage S. Suicide by electrocution. Med Sci Law 1990;30:219–220

[11]. Dzhokic G, Jasmina J, Dika A. Electrical Injuries: Etiology, Pathophysiology and

Mechanism of Injury. Maced J Med Sci 2008;1(2):54-58

Anda mungkin juga menyukai