Anda di halaman 1dari 21

REFLEKSI KASUS DESEMBER 2018

PARAFINOMA PENIS

DI SUSUN OLEH :

NURUL FITRIANI
N 111 17 082

PEMBIMBING:
dr. I Wayan Suarsana, Sp. U

DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU BEDAH
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS KEDOKTERAN
PALU
2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

Lipogranuloma sklerosis pada penis yang dihasilkan dari injeksi viskositas


tinggi pada larutan berbasis minyak telah dilaporkan dalam literatur internasional,
dan paling sering terjadi pada pasien di daerah Asia, Rusia, dan Eropa Timur.
Berbagai minyak telah disuntikkan ke dalam penis dengan maksud untuk
membesarkan ukuruan penis. Lipogranuloma sklerosis juga sering disebut sebagai
paraffinoma penis, paling umum muncul dengan kelainan bentuk penis yang
parah, sering dikaitkan dengan impotensi, nyeri saat berhubungan seksual, atau
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas seksual.2
Lipogranuloma sklerosis, atau yang biasa disebut parafinoma maupun
silikonoma merupakan suatu kondisi kulit yang ditandai dengan banyaknya
granuloma-granuloma serta fibrosis yang terjadi pada jaringan lemak subkutan
akibat dari injeksi parafin, silikon, maupun mineral oil lainnya.3,4 Parafinoma
penis terjadi akibat injeksi cairan viskositas tinggi untuk tujuan membesarkan
ukuran maupun merubah kontur penis. Hal ini menyebabkan konsekuensi
rusaknya fungsi seksual dari organ tersebut.5
Saat ini penggunaan parafin dan silikone cair baik untuk alasan kecantikan
maupun lain-lain sudah sangat populer di kalangan masyarakat luas. Tidak sedikit
pula saat ini praktek penyuntikan silikone secara ilegal yang dilakukan oleh
tenaga non medis. Umumnya penyuntikkan silikone ini dilakukan pada tempat-
tempat yang ingin dirubah bentuk dan konturnya misalnya di daerah hidung, dagu,
kelopak mata, pipi, payudara hingga penis.6 Sejak dahulu, banyak yang menganut
paham bahwa memiliki organ seksual dengan ukuran yang besar merupakan
symbol kekuatan seorang pria khususnya dalam hal seksualitas sehingga hal ini
sudah menjadi budaya popoler pada komunitas primitif meskipun praktek ini
menjadi kurang modis setelah tahun 1990an. Namun praktek ini terus berlanjut di
beberapa bagian dunia, hal ini dibuktikan dari banyaknya laporan kasus baik dari
Asia maupun Eropa.8
Penelitian yang dilakukan oleh Tack Lee dkk pada pasien-pasien yang
memiliki riwayat injeksi silikone maupun bahan-bahan lain oleh tenaga non medis

2
menyimpulkan bahwa tujuan penggunaan silikone maupun bahan-bahan lain
untuk injeksi pada penis diataranya yaitu : memperbesar ukuran penis, mengatasi
masalah disfungsi ereksi, dan untuk memuaskan pasangan seksual. Gejala-gejala
yang timbul juga bervariasi tetapi yang terbanyak dikeluhkan adalah nyeri pada
lokasi suntikkan. Sedangkan sebagian pasien memiliki keluhan yang tidak spesifik
seperti perubahan kontur penis dan perubahan warna kulit pada lokasi suntikkan.5
Perawatan bedah mungkin secara teknis menantang, tetapi pembedahan
dengan teknik phalloplasty yang tepat dapat memberikan hasil jangka panjang
yang memuaskan. 2

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi
Parafinoma adalah granuloma kronik yang timbul karena adanya
iritasi yang terus menerus dalam jangka waktu yang lama dengan parafine.
Parafinoma atau sclerosing lipogranuloma adalah suatu kondisi kulit yang
ditandai dengan banyaknya granuloma-granuloma serta fibrosis yang
terjadi pada jaringan lemak subkutan akibat dari injeksi parafine maupun
mineral oil lainnya.3,4 Sclerosing lipogranuloma pada genitalia pria adalah
suatu keadaan dimana terdapat massa subkutan pada penis. Parafinoma
penis terjadi akibat injeksi cairan viskositas tinggi untuk tujuan
membesarkan ukuran maupun merubah kontur penis. Karna material
tersebut tidak bisa di metabolisme oleh tubuh sehingga menimbulkan
reaksi tubuh terhadap benda asing. Akibatnya berisiko terhadap kesehatan
dan memerlukan intervensi segera agar tidak menyebabkan gangguan
fungsi organ.8

2. Anatomi dan Vaskularisasi Penis


2.1 Anatomi penis
Penis terdiri dari radix penis yang terfiksasi dan korpus penis yang
tergantung bebas. Korpus penis terdiri dari dua permukaan yaitu
permukaan dorsum penis dan ventral yang berada dekat uretra.
Jaringan erektil penis tersusun dalam tiga kolom longitudinal yaitu
sepasang korpus kavernosum dan sebuah korpus spongiosum di bagian
tengah. Pada bagian distal corpus spongiosum penis melebar
membentuk glands penis. Pada ujung glands penis terdapat celah yang
merupakan muara uretra disebut ostium uretra externa. Glands dilapisi
kulit tipis berlipat yang dapat ditarik ke proksimal yang disebut
preputium. Preputium ini dibuang saat dilakukan tindakan sirkumsisi.9

4
Gambar 1. Anatomi Genitalia Eksterna Pria

2.2 Vaskularisasi penis


Penis mendapatkan aliran darah dari arteri iliac interna menuju
arteri pudenda interna yang kemudian menjadi arteri penis komunis.
Selanjutnya arteri ini bercabang menjadi arteri kavernosa atau arteri
sentralis, arteri dorsalis penis, dan arteri bulbouretralis. Arteri penis
komunis ini melewati kanal dari Alcock yang berdekatan dengan os
pubis dan mudah mengalami cedera jika terjadi fraktur pelvis. Arteri
sentralis memasuki rongga kavernosa kemudian bercabang-cabang
menjadi arteriole helisin, yang kemudian arteriole ini akan mengisikan
darah ke dalam sinusoid.

Gambar 2. Vaskularisasi Penis

5
Darah vena dari rongga sinusoid dialirkan melalui
anyaman/pleksus yang terletak di bawah tunika albuginea.
Anyaman/pleksus ini bergabung membentuk venule emisaria dan
kemudian menembus tunika albuginea untuk mengalirkan darah ke vena
dorsalis penis.

3. Epidemiologi
Penggunaan parafine cair, paraffin maupun mineral oil jenis lain
dengan tujuan memperbesar ukuran dan merubah kontur penis sudah
dikenal pada komunitas primitif. Walaupun banyak komplikasi serius
akibat praktek ini, tren semacam ini semakin populer hingga abad ke 20
untuk keperluan kosmetik. Kasus parafinoma penis telah banyak
dilaporkan dalam literatur internasional paling banyak terjadi di Asia,
Rusia, dan Eropa Timur. Pasien terbanyak laki-laki dewasa muda.10,11

4. Etiologi
Parafinoma atau sclerosing lipogranuloma terjadi akibat
penggunaan injeksi zat seperti paraffine, silikon maupun mineral oil
lainnya.11

5. Histopatologi
Parafinoma terjadi akibat injeksi parafine maupun mineral oil jenis
lain. Granuloma semacam ini disebabkan oleh proses radang kronik yang
bersamaan dengan infeksi akibat adanya benda asing dalam interstisial,
sedangkan tubuh tidak memiliki enzim untuk memetabolisme bahan
eksogen yang berada di interstisial kemudian terjadi reaksi penolakan
terhadap benda asing sehingga pada jaringan subkutan terbentuklah kista
dengan ukuran yang berbeda-beda.11

6
Gambar 3.
Gambaran histopatologis Swiss Cheese

Gambar 4. Gambaran Histopatologi

Gambar 5. Gambaran Histopatologis Onion Ring

Proses radang ini diperantarai oleh makrofag, limfosit dan kadang-


kadang sekelompok sel raksasa berinti banyak. Sifat khas peradangan ini
adalah pengumpulan makrofag dalam jumlah besar dan agregasi makrofag

7
menjadi gumpalan-gumpalan nodular yang disebut granuloma. Granuloma
biasanya terbentuk karena adanya agen penyerang yang menetap di
jaringan yang resisten terhadap usaha tubuh untuk membuangnya. Agen-
agen semacam itu dapat berupa bahan-bahan tidak larut tetapi steril.12
Gambaran histopatologi pada penyakit ini adanya substitusi jaringan
subkutan dengan ruang kistik minyak. Ruang ini muncul sebagai kista
kosong ketika dilakukan pengecatan dengan hematoksilin dan eosin.10

6. Gejala Klinis
Reaksi penolakan terhadap benda asing muncul dalam bentuk
peradangan sehingga menyebabkan gejala klinis seperti nyeri, nodul
indurasi, edema, jaringan parut, ulserasi, perubahan warna kulit dan
pembengkakan pada penis, deformitas, nekrosis, nyeri saat ereksi dan
ketidak mampuan melakukan aktifitas seksual. Gejala-gejala tersebut
kebanyakan muncul setelah beberaa bulan sampai beberapa tahun setelah
dilakukan injeksi.13
Lesi dimulai dengan soliter atau konfluen dan nodul yang tidak
beraturan, kemudian membentuk plak di jaringan subkutan dan kulit.
Kadang-kadang ada pembentukan ulkus dan fistula dengan cairan
bernanah atau berminyak. Dalam kasus yang lebih lanjut dapat terjadi
nekrosis. 15

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah biopsi, yang
biasanya digunakan untuk menentukan jenis sel yang mengalami
proliferasi akibat reaksi inflamasi. Selain itu bisa juga dilakukan MRI
untuk mengetahui seberapa luas penyebaran parafin yang diinjeksikan.

8
Gambar 6. Gambaran MRI dari Paraffinoma
8. Terapi
Perawatan pilihan adalah operasi, yang bertujuan untuk
menghilangkan paraffin tersebut. 15
Terapi definitif pada pasien dengan kasus parafinoma penis
meliputi eksisi dan pengangkatan lengkap massa yang terdapat pada
jaringan kulit maupun subkutan yang bisa menyebabkan gangguan fungsi
organ, teknik ini merupakan metode yang tepat untuk menghindari gejala
penyakit ini muncul lagi di masa depan. Terdapat juga teknik lain yaitu
kombinasi antara teknik di atas dengan teknik penggunaan Scrotal Flaps
atau Split Thickening Skin Grafts.14,15 Pada teknik scrotal flaps setelah
seluruh massa diangkat, kemudian dilakukan skin flap menggunakan kulit
skrotum yang di vaskularisasi oleh cabang posterior arteri pudenda interna
atau cabang anterior arteri pudenda eksterna sebagai flap.8 Split
Thickening Skin Grafts merupakan skin graft yang meliputi seluruh bagian
epidermis dan dermis. Cara ini lebih dapat diterima dari segi kosmetika
dan perbaikan fungsi seksual. Bisa menggunakan kulit dari bagian inguinal
maupun kulit asli dari penis.10
Antibiotik dan steroid oral juga dapat diperlukan, terlepas dari
intervensi bedah. Dalam kasus yang sudah terjadi nekrosis, pembedahan
atau debridemen kimia diindikasikan, dengan terapi suportif pemberian

9
steroid, tetrasiklin atau colchicine karena kesulitan untuk menghilangkan
sepenuhnya zat yang disuntikkan. 15

9. Prognosis
Pengangkatan seluruh massa merupakan satu-satunya penanganan
yang efektif dan tepat. Kekambuhan dapat terjadi pada kasus eksisi yang
tidak lengkap.13

10
BAB III
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. F
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Menikah
Alamat : Jl.Malonda
Tanggal masuk RS : 13-11-2018

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Bengkak dan Nyeri Pada Penis

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan bengkak disertai nyeri pada
penis sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya pada bulan September tahun 2018 pasien
mengaku telah menyuntik batang penisnya menggunakan bahan semacam minyak
yang diberikan oleh temannya, kemudian beberapa hari setelahnya pasien
mengeluh adanya luka pada penis, awalnya luka tersebut kecil, namun karena
gatal pasien menggaruk luka pada penis tersebut sehingga luka tersebut bertambah
besar dan menjadi bengkak disertai nanah. Nyeri pada penis dirasakan bertambah
saat ereksi. Pasien juga merasa tidak nyaman pada penisnya dan merasa bentuk
penisnya tidak normal lagi. Mual (-), muntah (-), BAK tidak tuntas, nyeri saat
BAK disertai keluar darah sejak 1 minggu yg lalu

11
Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-)
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang pernah mengalami
hal serupa
Riwayat Siauk : Pasien bekerja sebgai seorang wiraswasta

III. Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital :
TD :120/70 mmHg RR : 22x/menit
N : 82 x/menit Tax : 36,8º C

Pemeriksaan Khusus
- Kepala
Bentuk : normocephal
Rambut : rambut berwarna hitam beruban, dan tidak mudah rontok
Wajah : ekspresi adekuat
- Mata
 Konjungtiva anemis : -/-
 Sklera ikterus : -/-
 Oedem palpebra : -/-
 Mata cowong : -/-
 Perdarahan : -/-
 Reflek cahaya : +/+
- Hidung : sekret (-), mukosa hiperemi (-), rhinorrea (-)
- Telinga : discharge (-/-), ottorhea(-),
- Mulut : sianosis (-), mukosa lembab, pucat(-), hiperemis(-)

- Leher
 KGB : tidak ada pembesaran
 Kaku kuduk : tidak ada
 Deviasi trakea : tidak ada
 Tiroid : tidak membesar
 Vena jugular : tidak terdapat distensi

12
- Thorax
a. Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi
Kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra
Kanan bawah : SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
Kiri atas : SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
Kiri bawah : SIC IV Linea Medio Clavicularis Sinistra
Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, ekstrasistol/gallop/murmur : -/-/-

b. Paru :
inspeksi : simetris statis dan dinamis, retraksi sela iga (-/-), jejas (-),
oedem (-), hematom (-), deformitas (-).
Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan , nyeri tekan (-/-)
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : suara napas veikular kanan dan kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

- Abdomen
Inspeksi : datar, jejas (-), hematom (-), oedem (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani (+)
Palpasi : nyeri tekan (-)
Hati : tidak terdapat pembesaran
Limpa : tidak terdapat pembesaran

Anggota gerak
Atas : akral hangat di kedua ekstremitas, edema (-)
Bawah : akral hangat di kedua ekstremitas, edema (-)

STATUS LOKALIS
Regio Gentitalia

13
- Inspeksi : Tampak edema (+) pada penis, permukaan
berbenjol- benjol, difus, hiperemis (+)
- Palpasi : Nyeri tekan (+), permukaan berbenjol-benjol,
temperatur hangat (+), konsistensi lunak.

IV. Pemeriksaan Penunjang


Lab. Darah (tanggal 15-11-2018)

14
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Darah rutin :
Leukosit 6,6 103/ul 4,5-13
Eritrosit 4,36 106/ul 3,8-5,2
Hemoglobin 13,6 g/dl 12,8-16,8
Hematokrit 38,9 % 35-47
MCV 89 Fl 80-100
MCH 31,2 Pg 26-34
MCHC 34,9 g/dl 32-36
Trombosit 248 103/ul 150-500
Limfosit 41 % 20-40
Monosit 8,5 % 2-8
Eosinofil 8,4 % 1-3
Basofil 0,6 % 0-1
SGOT 16,8 U/L <37
SGPT 16,9 U/L <42 U/L
Ureum 24 mg/dL 10-50 mg/dL
Creatinin 0,6 mg/dL 0,8-1,3 mg/dl
Gula Darah Sewaktu 93 mg/dL 70.140/dl
HbsAg Non reaktif

V. Resume
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan bengkak disertai nyeri pada
penis sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya pada bulan September tahun 2018
pasien mengaku telah menyuntik batang penisnya menggunakan bahan
semacam minyak yang diberikan oleh temannya, kemudian beberapa
minggu setelahnya pasien mengeluh adanya luka pada penis, awalnya luka
tersebut kecil, namun karena gatal pasien menggaruk luka pada penis
tersebut sehingga luka tersebut bertambah besar dan menjadi bengkak
disertai nanah. Nyeri pada penis dirasakan bertambah saat ereksi. Pasien
juga merasa tidak nyaman pada penisnya dan merasa bentuk penisnya tidak
normal lagi. Mual (-), muntah (-), BAK tidak tuntas, nyeri saat BAK disertai
keluar darah sejak 1 minggu yg lalu.

15
Dari pemeriksaan fisik pada regio genitalis didapatkan :
Inspeksi : Tampak edema (+) pada penis, permukaan berbenjol- benjol,
difus, hiperemis (+)
Palpasi : Nyeri tekan (+), permukaan berbenjol-benjol, temperatur hangat
(+), konsistensi lunak.

2.5 Diagnosa Kerja


Parafinoma Penis DD Abses penis

2.6 Penatalaksanaan
- IVFD RL 16tpm
- Inj. Ceftriaxone 1gr/ 12jam
- Meloxicam 150mg/24 jam
- Diet bebas
Planning :
Pro exisi silikonoma jika inflamasi merata

2.7 Laporan Operasi


- Anastesi General
- Pasien posisi lithotomy
- Desinfeksi pada daerah penis dan sekitarnya
- Insisi coronal bagian distal melingkar
- Dilakukan eksisi partial pada jaringan fibrosis, bebaskan jaringan fibrotik
disepanjang shaft penis s/d scrotum (paraphe) bebaskan jaringan fibrotik
dari scrotum dan penis.
- Dilakukan scrotal flap/skin graft
- Kontrol perdarahan.
- Jahit luka.
- Operasi selesai

16
BAB IV
PEMBAHASAN

Diagnosis parafinoma penis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan


anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

17
Pada anamnesis didapatkan adanya keluhan rasa tidak nyaman pada regio
penis disertai bengkak dan nyeri sejak 1 bulan yang lalu. Terdapat riwayat injeksi
pada penis menggunakan minyak 1 bulan yang lalu sebanyak satu kali.
Berdasarkan kepustakaan parafinoma atau silikonoma penis terjadi karena
adanya iritasi yang terus menerus dalam jangka waktu yang lama dengan
parafin/silikone. Keluhan penyakit ini biasanya muncul setelah beberapa bulan
sampai beberapa tahun setelah injeksi cairan dengan viskositas tinggi serta
dilakukan oleh tenaga nonmedis 6
Pada pemeriksaan fisik di regio penis didapatkan adanya bengkak,
perubahan warna kulit dan perubahan kontur penis. Reaksi penolakan terhadap
benda asing sebagai respons normal tubuh muncul dalam bentuk peradangan
sehingga menyebabkan gejala klinis seperti nyeri, pembengkakan pada penis,,
ulserasi, edema, jaringan parut, perubahan warna kulit pada penis, deformitas,
nyeri saat ereksi dan ketidak mampuan melakukan aktifitas seksual.13
Pemeriksaan penunjang laboratorium pada hitung jenis leukosit
didapatkan limfosit 41 %, monosit 8,5 %. Granuloma semacam ini disebabkan
oleh proses radang kronik yang bersamaan dengan infeksi akibat adanya benda
asing dalam interstisial, sedangkan tubuh tidak memiliki enzim untuk
memetabolisme bahan eksogen tersebut sehingga terjadi reaksi penolakan
terhadap benda asing. Proses radang kronik ini diperantarai oleh makrofag,
limfosit dan kadang-kadang sekelompok sel raksasa berinti banyak.11,12
Terapinya adalah dengan reduksi pada jaringan yang fibrosis dan
rekonstruksi. Terapi definitif pada pasien parafinoma penis adalah dengan eksisi
dan pengangkatan massa yang terdapat pada jaringan kulit maupun subkutan yang
bisa menyebabkan gangguan fungsi organ.1

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Parafinoma penis terjadi akibat dari injeksi cairan dengan viskositas tinggi
dalam hal ini parafin/silikone dengan tujuan membesarkan penis memiliki banyak

18
konsekuensi merusak fungsi seksual dan kosmetik dari organ tersebut. Hampir
selalu tindakan ini disarankan dan dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan
tidak memiliki latar belakang medis. Terapi definitif pada pasien dengan kasus
parafinomaa penis meliputi eksisi dan pengangkatan lengkap massa yang terdapat
pada jaringan kulit maupun subkutan yang bisa menyebabkan gangguan fungsi
organ, teknik ini merupakan metode yang tepat untuk menghindari gejala penyakit
ini muncul lagi di masa depan.

5.1 Saran
Poin penting dari masalah ini adalah kurangnya informasi pada publik
tentang kehidupan seksual yang sehat. Sebab banyak pasien tergiur dengan
tindakan injeksi parafin/silikone karna harganya yang murah serta menginginkan
performa seksual yang tinggi untuk mereka dan pasangannya tanpa mengetahui
efek dari injeksi tersebut. Maka dari itu, edukasi dan informasi bagi masyarakat
luas tentang hal ini sangat penting untuk mencegah kesalahpahaman yang sudah
populer di masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Grabb & Smith’s Plastic Surgery. Edisi 4. 2010


2. Marc A. Bjurlin et al. Mineral Oil-induced Sclerosing Liporanuloma of the
penis. Journal of clinical and aesthetic dermatology.

19
http://jcadonline.com/mineral-oil-induced-sclerosing-lipogranuloma-of-
the-penis 2018
3. Tanggo V, Budi AS. Differentiation Management In Reconstruction of
Penile Siliconoma. Departement of Plastic Reconstructive and Esthetic
Surgery Airlangga University, Dr Soetomo General Hospital Surabaya,
Indonesia. 2012.
4. Bayraktar N, Basar I, Penile paraffinoma. Case Rep Urology. 2012
5. Lee T, Choi HR, Lee YT, Lee YH. Paraffinoma of the Penis. Yonsei
Medical Journal. Volume 35. No 3. 2011.
6. Stefano Carlo Maria Picozzi & Luca Carmignani, Paraffinoma of the
Penis Int J EmergMed. 2012
7. Marc A, Bjurlin, et al. Mineral Oil-Induced Sclerosing Lipogranuloma of
The Penis. Division of Urology, Departement of Surgery, Cook County
Health and Hospital System, Cook County Hospital, Chicago. 2013.
8. Cubilla A. Chaux LD. Penis and Scrotum Non-neoplastic Lesion of
Scrotum Sclerosing Lipogranuloma. 2013.
9. Price SA, Wilson LM. Patofosiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010.
10. Bayraktar N, Basar I. Penile paraffinoma. Hindawi Publishing
Corporation. Case Report in Urology. 2012.
11. Jeong JH, Shin HJ, Woo SH, Seul JH. A New Repair Technique for Penile
Paraffinoma. Departement of Plastic and Reconstuctive Surgery,
Yeungnam University College of Medicine, Korea. 2011.
12. Kokkonouzis I, Antoniou G, Droulias A. Penis Deformity After Intra-
Urethral Liquid Paraffin Administration in a Young Male : a Case Report.
Department of Urology, Kyparissia General Hospital, Kyparissia, Greece.
2010.
13. A. Oanţă1 M. Irimie1 Ş. Rogoz , Penile Paraffinomas After Self-Injection
With Kanamycin Ointment, Bulletin of the Transilvania University of
Braşov Series VI: Medical Sciences • Vol. 6 (55) No. 1 – 2013
14. István Sejben, MD, Petroleum Jelly-Induced Penile Paraffinoma With
Inguinal Lymphadenitis Mimicking Incarcerated Inguinal Hernia,
Department of Surgical Pathology, Bács-Kiskun County Teaching Hospital
Bulletine Can Urology Association J 2013;
15. Maria Claudia DA, et al. Penile paraffinoma necrosis after mineral oil
injection applied by a non-medical professional. Journal of surgical &

20
cosmetic dermatology. http://www.surgicalcosmetic.org.br/detalhe-
artigo/57. 2017.

21

Anda mungkin juga menyukai