Anda di halaman 1dari 7

LATAR BELAKANG

Yang menjadi latar belakang pembelajaran, penulisan makalah mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja dibidang kelistrikan berdasarkan hasil statistik dan symposium kecelakaan
karena listrik dapat diketahui bahwa :

Hampir 95% kecelakaan listrik berakhir dengan kematian;


Lebih dari 60% kecelakaan listrik dari hasil kerja tegangan rendah, yang pada

hakekatnya adalah tegangan terpakai;


Sekitar 50% dari kecelakaan tersebut disebabkan oleh pemakaian alat-alat listrik;
Faktor ketidaksengajaan dan tidak tahuan sebagai sumber terbesar dari kecelakaan
listrik.

Namun syarat-syarat penanggulangannya sudah termasuk di dalam PUIL, PIL dan SPL
(Syarat-syarat Penyambungan Listrik) . Secara teknis sebenarnya kecil kemungkinan
terjadinya kecelakaan listrik apabila syarat-syarat keselamatan listrik diketahui dan dipatuhi.
Tujuan dari K3 Kelistrikan :
Adapun tujuan dari K3 Kelistrikan adalah sebagai berikut:
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaanya
2. Mencegah timbulnya akibat listrik :
Bahaya sentuhan langsung
Bahaya sentuhan tidak langsung
Bahaya kebakaran
Apakah tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kelistrikan ?
Keselamatan kerja listrik adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan alat, bahan, proses,
tempat (lingkungan) dan cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan dari keselamatan kerja
listrik adalah untuk melindungi tenaga kerja atau orang dalam melaksanakan tugas-tugas atau
adanya tegangan listrik disekitarnya, baik dalam bentuk instalasi maupun jaringan.
Pada dasarnya keselamatan kerja listrik adalah tugas dan kewajiban dari, oleh dan untuk
setiap orang yang menyediakan, melayani dan menggunakan daya listrik.
Undang undang no. 1 tahun 1970 adalah undang undang keselamatan kerja, yang di
dalamnya telah diatur pasal-pasal tentang keselamatan kerja untuk pekerja-pekerja listrik.
Latar belakang keselamatan kerja listrik tidak lepas dari tingkat kehidupan masyarakat baik
pendidikan, sosial ekonominya dan kebiasaan akan merupakan faktor-faktor yang banyak
kaitannya dengan keselamatan kerja. Kecepatan perkembangan perlistrikan dengan luasnya
jangkauan dan besarnya daya pembangkit melampaui kesiapan masyarakat yang masih
terbatas pengetahuannya tentang seluk beluk perlistrikan. Persyaratan Umum Instalasi

Listrik (PUIL) merupakan rambu-rambu utama dalam menanggulangi bahaya listrik yang
diakibatkan oleh pelayanan, penyediaan dan penggunaan daya listrik
DASAR-DASAR KESELAMATAN LISTRIK
Dasar hukum mengenai persyaratan keselamatan listrik tertuang pada Permen Tenaga Kerja
No.Per. 04/MEN?1988. Prinsip- prinsip keselamatan pemasangan listrik Antara lain:
Harus sesuai dengan gambar rencana yang telah disyahkan

Mengundahkan syarat-syarat yang telah ditetapkan (PUIL)


Harus menggunakan tenaga terlatih
Bertanggungjawab dan menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya
Orang yang diserahi tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pemasangan instalasi
listrik harus ahli dibidang listrik, memahami peraturan listrik dan memiliki sertifikat dari

instalasi yang berwenang.


ketentuan lain mengenai persyaratan Keselamatan Kerja Bidang Ketenagalistrikan
instalasi listrik yang telah selesai dipasang harus diperiksa dan diuji sebelum dialiri listrik
oleh pegawai pengawas spesialis listrik
instalasi listrik yang telah dialiri listrik, instalatir masih terikat tanggung jawab satu tahun
atas kecelakaan termasuk kebakaran akibat kesalahan pemasangan instalasi

harus ada pemeriksaan yang rutin terhadap isolator. Isolator yang retak, terutama untuk
tegangan menegah dan atau tegangan tinggi yang dapat mengakibatkan gangguan dan dapat
menimbulkan kecelakaan

seluruh instalasi listrik, tidak hanya bagian yang mudah terkena gangguan saja, tetapi juga
pengaman , pelindung dan perlengkapannya harus terpelihara dengan baik

jangan membiarkan instalasi yang aus, penuaan atau mengalami kerusakan. Segera lakukan
penggantian.

Isolator saklar minyak, transformator dan sebagainya pada waktunya harus dibebaskan dari
air, debu,arang dan zat asam, Antara lain dengan cara penyaringan

Perlengkapan seperti relai lebih cepat terganggu kerusakannya. Oleh sebab itu, harus sering
dilakukan pengujian terhadapnya

Dalam melakukan pemeliharaan, dilarang menggunakan perkakas kerja dan bahan yang
magnetic dekat dengan medan magnet perlengkapan listrik

Pelindung dan pengaman, yang selama pemeliharaan dibuka atau dilepas, harus dipasang
kembali pada posisi awalnya

Dilarang menyimpan bahan yang mudah terbakar didaerah yang dapat membahayakan
instalasi listrik

Diruang dengan bahaya ledakan tidak diijinkan mengadakan perbaikan dan perluasan
instalasi pada keadaan bertegangan, dan dalam keadaan aman, perlengkapan listrik harus
terpelihara dengan baik.
PERSYARATAN INSTALASI LISTRIK
Maksud dan tujuan persyaratan umum instalasi listrik ini adalah untuk
terselenggaranya dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih diutamakan pada
keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus, keamanaan instalasi listrik
beserta perlengkapannya dan keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.
Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan,
pemasangan pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya.
Persyaratan umum instalasi listrik ini tidak berlaku untuk:

Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk
menyalurkan berita dan isyarat

Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan pelayanan
kereta rel listrik

Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan lain yang
digerakkan secara mekanik

Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang

Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt dan dayanya tidak
melebihi 100 watt.
BAHAYA LISTRIK TERHADAP MANUSIA
Penyebab terjadinya kecelakaan listrik, diantaranya:

Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan menimbulkan
bahaya kejut

Jaringan dengan hantaran telanjang

Peralatan listrik yang rusak

Kebocoran listrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila
kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body

Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka

terjadi

Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga dapat
menimbulkan bahaya kebakaran

Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak ( stop kontak) dengan kotak tusuk lebih
satu (bertumpuk).
Jaringan listrik

Jaringan konduktor ( jaringan penghantar)


Jaringan Konduktor merupakan jaringan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik.
Kelompok bahan yang dapat menghantarkan arus listrik merupakan media yang sangat tepat
untuk mengalirkan listrik, contohnya: Tembaga, Platina, wolfram dan masih banyak lagi,
umumnya bahan logam dapat di aliri arus yang bermuatan listrik.

Jaringan Isolator ( jaringan penyekat)


Jaringan isolator atau penyekat merupakan jaringan yang mempunyai kemampuan untuk
menyakat atau menghambat aliran listrik. Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk
menghambat atau mencegah aliran listrik pada bagian yang tidak diinginkan, contohnya:
kertas, kayu kering, plastic, kaca, karet dan lainnya.
Terjadinya Kejut Listrik dan Akibatnya
Bagaimana listrik dapat mengalir melalui tubuh manusia ?
Hantaran untuk menyalurkan arus listrik terdiri dari hantaran fase (L) dan Netral (N). apabila
orang berdiri diatas tanah, menyentuh fase, maka arus listrik mengalir melalui tubuh manusia
ke kaki terus ke tanah (menuju potensial rendah).
Perbedaan Tingkat Kejut Listrik
Hal- hal yang menyebabkan perbedaan tingkatan kejut listrik tersebut Antara lain:
Besar arus : arus listrik maksimal yang diizinkan mengalir kedalam tubuh manusia
adalah 30 mA (PUIL)
Jalur masuknya arus kedalam tubuh : contohnya kejut listrik dari tangan ke organ
yang lain melalui dada akan fatal karena menyebabkan arus mengalir pada organ penting
seperti jantung dan bisa menyebabkan detak jantung berhenti
Lamanya sengatan listrik : semakin lama kejut listrik terjadi maka semakin parah
kondisi tubuh

Besar tegangan : tegangan diatas 50 V AC atau 120 V DC (PUIL) merupakan batas


maksimal bahaya untuk tubuh manusia.
Pertolongan Pertama pada Korban Lecelakaan Listrik
Korban kejut listrik akan merasa sedikit pusing atau ototnya lemas karena arus listrik
mengalir pada bagian tubuhnya. Kejut listrik juga dapat mematikan korban.
Dibawah ini adalah langkah-langkah untuk menolong korban dari kejut listrik tersebut:
Cepat matikan tegangan suplai: dengan menurunkan MBC lokasi atau
menghubungsingkatkan sikrit, atau mencabut tusuk kontak dari kotak kontaknya.
Jika tegangan tidak dapat dimatikan, cepat lepaskan korban dari kontak listrik dengan
menggunakan alat-alat ini : kayu kering, tali yang kuat atau kering, sabuk kulit, baju kering
atau bahkan dengan menendang dengan sepatu kulit
Jauhkan korban dari area tersebut
Perhatikan kondisi korban, apakah masih bernafas atau sudah tidak. Lakukan
PERNAFASAN BUATAN bila korban tidak bernafas lagi
Buatlah kondisi korban senyaman mungkin, mungkin korban harus ditutupi
selimut agar hangat sebelum dilakukan pertolongan lain bila perlu.
Tingkat Bahaya Akibat Arus Listrik
Tidak semua korban akan meninggal akibat kejut listrik. Bila diperhatikan dari besar arusnya
maka kondisi korban akan terlihat seperti pada table berikut:
BESAR ARUS

KONDISI KORBAN

0,5 mA

Tidak terasa

3 mA

Mulai kejang

15 mA

Sulit melepaskan kontak

40 mA

Otot kejang

Diatas 80 mA

Tidak sadarkan diri sampai meninggal atau


bahkan hangus

Pernafasan Buatan

Dilakukan dalam pertolongan kecelakaan kerja


Penyelamatan korban kejut listrik dapat mengagetkan korban dan memberikan nafas buatan.
Pertolongan Pertama pada Korban Luka Bakar
Langkah-langkah untuk menolong korban terbakar adalah:
Cegah orang tersebut untuk berlari-lari;
Lemparkan ke tanah;
Matikan nyala api dengan membungkusnya dengan selimut atau menggulinggulingkan badannya ketanah;
Bekas pakaian yang menempel pada kulit jangan dilepas dahulu;
Kuliat yang melepuh jangan dipecahkan;
Balut luka dengan pembalut khusus (konsteril) dengan longgar (hal ini tidak perlu
bila lukanya sangat luas);
Jangan gunakan tepung, minyak, atau salep untuk luka bakar
Baringkan korban dengan kepala lebih rendah, dan;
Segera larikan kerumah sakit terdekat.

KESELAMATAN KERJA PADA KELISTRIKAN


Langkah- langkah konkrit mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat bekerja dengan
aliran listrik, berikut merupakan langkah-langkahnya :
Memasang / melengkapi alat penangkal petir pada lokasi lokasi kerja tertentu (terbuka dan
atau tinggi).
Memberikan pelatihan kepada para pekerja antara lain meliputi: Menjelaskan potensi bahaya
yang mungkin terjadi
Menjelaskan potensi bahaya yang mungkin terjadi
Menjelaskan potensi bahaya yang mungkin terjadi
Menjelaskan cara penggunaan APD yang benar.

Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain : sepatu bot dari bahan karet atau
berisolasi dan tidak diperkenankan dengan kaki telanjang.

Memastikan tangan dan kaki tidak dalam kondisi basah pada waktu bekerja yang
berhubungan dengan instalasi listrik.

Memasang / memberi tanda bahaya pada setiap peralatan instalasi listrik yang mengandung
risiko atau bahaya (voltage tinggi).

Memastikan system pentanahan (grounding) untuk panel atau instalasi listrik yang
dipergunakan untuk bekerja sudah terpasang dengan baik.

Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap panel atau instalasi listrik lainnya, bila
petugas pemeriksa menemukan pintu panel dalam keadaan terbuka atau tidak terkunci maka
petugas tersebut harus memeriksa keadaan panel tersebut dan segera mengunci.

Memeriksa kondisi kabel listrik, bila menemukan kabel listrik dalam kondisi terkelupas
atau sambungan tidak dibalut dengan isolasi harus segera diperbaiki dengan membungkus
kabel listrik tersebut dengan bahan isolator.

Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa terhadap jaringan atau instalasi listrik untuk
menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat listrik.

Menyesuaikan ukuran dan kualitas kabel listrik yang dipergunakan disesuaikan dengan
kebutuhan.

Pekerja yang tidak terlatih atau tidak ahli atau bukan instalatur tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik.

Pada waktu memperbaiki instalasi listrik, memastikan aliran listrik dalam kondisi mati dan
memasang label / tanda peringatan pada panel atau switch on / off Aliran listrik Jangan
Dihidupkan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat aliran listrik yang
dihidupkan dengan tiba-tiba oleh petugas yang lainnya atau pekerja.

Memastikan bahwa alat-alat yang menggunakan aliran listrik harus sudah dicabut dari stop
kontak sebelum meninggalkan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai