Yang menjadi latar belakang pembelajaran, penulisan makalah mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja dibidang kelistrikan berdasarkan hasil statistik dan symposium kecelakaan
karena listrik dapat diketahui bahwa :
Namun syarat-syarat penanggulangannya sudah termasuk di dalam PUIL, PIL dan SPL
(Syarat-syarat Penyambungan Listrik) . Secara teknis sebenarnya kecil kemungkinan
terjadinya kecelakaan listrik apabila syarat-syarat keselamatan listrik diketahui dan dipatuhi.
Tujuan dari K3 Kelistrikan :
Adapun tujuan dari K3 Kelistrikan adalah sebagai berikut:
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaanya
2. Mencegah timbulnya akibat listrik :
Bahaya sentuhan langsung
Bahaya sentuhan tidak langsung
Bahaya kebakaran
Apakah tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kelistrikan ?
Keselamatan kerja listrik adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan alat, bahan, proses,
tempat (lingkungan) dan cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan dari keselamatan kerja
listrik adalah untuk melindungi tenaga kerja atau orang dalam melaksanakan tugas-tugas atau
adanya tegangan listrik disekitarnya, baik dalam bentuk instalasi maupun jaringan.
Pada dasarnya keselamatan kerja listrik adalah tugas dan kewajiban dari, oleh dan untuk
setiap orang yang menyediakan, melayani dan menggunakan daya listrik.
Undang undang no. 1 tahun 1970 adalah undang undang keselamatan kerja, yang di
dalamnya telah diatur pasal-pasal tentang keselamatan kerja untuk pekerja-pekerja listrik.
Latar belakang keselamatan kerja listrik tidak lepas dari tingkat kehidupan masyarakat baik
pendidikan, sosial ekonominya dan kebiasaan akan merupakan faktor-faktor yang banyak
kaitannya dengan keselamatan kerja. Kecepatan perkembangan perlistrikan dengan luasnya
jangkauan dan besarnya daya pembangkit melampaui kesiapan masyarakat yang masih
terbatas pengetahuannya tentang seluk beluk perlistrikan. Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL) merupakan rambu-rambu utama dalam menanggulangi bahaya listrik yang
diakibatkan oleh pelayanan, penyediaan dan penggunaan daya listrik
DASAR-DASAR KESELAMATAN LISTRIK
Dasar hukum mengenai persyaratan keselamatan listrik tertuang pada Permen Tenaga Kerja
No.Per. 04/MEN?1988. Prinsip- prinsip keselamatan pemasangan listrik Antara lain:
Harus sesuai dengan gambar rencana yang telah disyahkan
harus ada pemeriksaan yang rutin terhadap isolator. Isolator yang retak, terutama untuk
tegangan menegah dan atau tegangan tinggi yang dapat mengakibatkan gangguan dan dapat
menimbulkan kecelakaan
seluruh instalasi listrik, tidak hanya bagian yang mudah terkena gangguan saja, tetapi juga
pengaman , pelindung dan perlengkapannya harus terpelihara dengan baik
jangan membiarkan instalasi yang aus, penuaan atau mengalami kerusakan. Segera lakukan
penggantian.
Isolator saklar minyak, transformator dan sebagainya pada waktunya harus dibebaskan dari
air, debu,arang dan zat asam, Antara lain dengan cara penyaringan
Perlengkapan seperti relai lebih cepat terganggu kerusakannya. Oleh sebab itu, harus sering
dilakukan pengujian terhadapnya
Dalam melakukan pemeliharaan, dilarang menggunakan perkakas kerja dan bahan yang
magnetic dekat dengan medan magnet perlengkapan listrik
Pelindung dan pengaman, yang selama pemeliharaan dibuka atau dilepas, harus dipasang
kembali pada posisi awalnya
Dilarang menyimpan bahan yang mudah terbakar didaerah yang dapat membahayakan
instalasi listrik
Diruang dengan bahaya ledakan tidak diijinkan mengadakan perbaikan dan perluasan
instalasi pada keadaan bertegangan, dan dalam keadaan aman, perlengkapan listrik harus
terpelihara dengan baik.
PERSYARATAN INSTALASI LISTRIK
Maksud dan tujuan persyaratan umum instalasi listrik ini adalah untuk
terselenggaranya dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih diutamakan pada
keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus, keamanaan instalasi listrik
beserta perlengkapannya dan keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.
Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan,
pemasangan pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya.
Persyaratan umum instalasi listrik ini tidak berlaku untuk:
Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk
menyalurkan berita dan isyarat
Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan pelayanan
kereta rel listrik
Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan lain yang
digerakkan secara mekanik
Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt dan dayanya tidak
melebihi 100 watt.
BAHAYA LISTRIK TERHADAP MANUSIA
Penyebab terjadinya kecelakaan listrik, diantaranya:
Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan menimbulkan
bahaya kejut
Kebocoran listrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila
kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body
terjadi
Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga dapat
menimbulkan bahaya kebakaran
Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak ( stop kontak) dengan kotak tusuk lebih
satu (bertumpuk).
Jaringan listrik
KONDISI KORBAN
0,5 mA
Tidak terasa
3 mA
Mulai kejang
15 mA
40 mA
Otot kejang
Diatas 80 mA
Pernafasan Buatan
Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain : sepatu bot dari bahan karet atau
berisolasi dan tidak diperkenankan dengan kaki telanjang.
Memastikan tangan dan kaki tidak dalam kondisi basah pada waktu bekerja yang
berhubungan dengan instalasi listrik.
Memasang / memberi tanda bahaya pada setiap peralatan instalasi listrik yang mengandung
risiko atau bahaya (voltage tinggi).
Memastikan system pentanahan (grounding) untuk panel atau instalasi listrik yang
dipergunakan untuk bekerja sudah terpasang dengan baik.
Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap panel atau instalasi listrik lainnya, bila
petugas pemeriksa menemukan pintu panel dalam keadaan terbuka atau tidak terkunci maka
petugas tersebut harus memeriksa keadaan panel tersebut dan segera mengunci.
Memeriksa kondisi kabel listrik, bila menemukan kabel listrik dalam kondisi terkelupas
atau sambungan tidak dibalut dengan isolasi harus segera diperbaiki dengan membungkus
kabel listrik tersebut dengan bahan isolator.
Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa terhadap jaringan atau instalasi listrik untuk
menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat listrik.
Menyesuaikan ukuran dan kualitas kabel listrik yang dipergunakan disesuaikan dengan
kebutuhan.
Pekerja yang tidak terlatih atau tidak ahli atau bukan instalatur tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik.
Pada waktu memperbaiki instalasi listrik, memastikan aliran listrik dalam kondisi mati dan
memasang label / tanda peringatan pada panel atau switch on / off Aliran listrik Jangan
Dihidupkan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat aliran listrik yang
dihidupkan dengan tiba-tiba oleh petugas yang lainnya atau pekerja.
Memastikan bahwa alat-alat yang menggunakan aliran listrik harus sudah dicabut dari stop
kontak sebelum meninggalkan pekerjaan.