PENDAHULUAN
2.1
Pendahuluan
Laporan Kerja Pelatihan ini berdasarkan pada Pelatihan Berbasis Kompetensi
ketrampilan dan bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti
pelatihan.
Buku Kerja pelatihan ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan.
Informasi yang dibutuhkan peserta pelatihan pada waktu melaksanakan praktek
kerjaMemasang Rangkaian Instalasi Listrik. Laporan Kerja Pelatihan ini digunakan
sebagai Kriteria atau langkah-langkah pelaksanaan pelatihan terhadap standar
kompetensi di bidang pemasanganrangkaian instalasi listrik.
2.2
Standar kompetensi Nasional. Namun hal ini saja tidak cukup dalam menghadapi
persaingan yang ada karena tidak hanya hard skill yang kita butuhkan dalam
menghadapi persaingan. Soft skill juga sangat berperan penting dalam menghadapi
persaingan yang ada dalam mendapatkan tempat di dunia industri.
1.3
Tujuan Penulis
Laporan ini merupakan sebagai pernyataan bahwa mahasiswa Politeknik
1.4
Pembatasan Penulisan
Dalam setiap langkah sudah tentu ada batasannya begitu juga di setiap
menyelesaikan
laporan
ini
diperlukan
teori-teori
yang
dapat
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
energi
lainnya.Sejarah
tenaga
listrik
berawal
pada
januari
1882,
ketika
beroperasinya pusat tenaga listrik yang pertama di London Inggris. Kemudian pada
tahun y ang sama, bulan September juga beroperasi pusat tenaga listrik di New York
city, Amerika Keduanya menggunakan arus searah tegangan rendah, sehingga
belum dapat mencukupi kebutuhan kedua kota besar tersebut, dan dicari system
yang lebih memadai.
Pada tahun 1885 seorang dari prancis bernama Lucian Gauland dan John
Gibbs dari Inggris menjual hak patent generator arus bolak-balik kepada seorang
pengusaha bernama George Westinghouse. Selanjutnya dikembangan generator
arus bolak-balik dengan tegangan tetap pembuatan transformator dan akhirnya
diperoleh sistem jaringan arus bolak-balik sebagai transmisi dari pembangkit ke
beban/pemakai.
Sejarah penyediaan tenaga listrik di Indonesia dimulai dengan selesai
dibangunnya pusat tenaga listrik di Gambir, Jakarta (Mei 1897), kemudian di Medan
(1899), Surakarta (1902), Bandung (1906), Surabaya (1912), dan Banjarmasin
(1922).Pusat-pusat tenaga listrik ini pada awalnya menggunakan tenaga thermis.
Kemudian disusul dengan pembuatan pusat-pusat listrik tenaga air : PLTA
Giringan di Madiun (1917), PLTA Tes di Bengkulu (1920), PLTA Plengan di Priangan
(1922), PLTA Bengkok dan PLTA Dago di Bandung (1923).
Sebelum perang dunia ke-2, pada umumnya pengusahaan listrik di Indonesia
diolah oleh perusahaanperusahaan swasta, diantaranya yang terbesar adalah
NIGEM (Nederlands Indische Gas en Electriciteits Maatschappij) yang kemudian
menjelma menjadi OGEM (Overzese Gas en Electriciteits Maatschappij), ANIEM
(Algemene Nederlands Indhische Electriciteits Maatschappij), dan GEBEO (Gemeen
Schappelijk Electriciteits Bedrijk Bandung en Omsheken). Sedangkan Jawatan
Tenaga Air (sLands Waterkroct Bedrijren, disingkat LWB) membangun dan
mengusahakan sebagian besar pusat-pusat listrik tenaga air di Jawa Barat.
2.2
2.3
Keamanan
Instalasi harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan
kecelakaan, aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan
terjaminnya peralatan listrik dan benda-benda disekitarnya dari suatu kerusakan
akibat adanya gangguan-ganguan seperti hubung singkat, arus lebih, tegangan lebih
dan sebagainya.Oleh karena itu pemilihan peralatan yang digunakan harus
memenuhi standar dan teknik pemasangannya sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
A.
Batas arus yang mengalir pada tubuh dan pengaruhnya pada tubuh manusia
ARUS (Ma)
0,0045
1,2
20
80
Adanya pengotoran
Berapa gangguan
2.3
Keandalan
Maksud Keandalan adalah instalasi tersebut dapat dipertanggung jawabkan
2.2
yang
sambungannya
terlepas
pada
saat
dioperasikan )
2.5
2.2
2.3
2.4
Lokasi pemasangan
Sistem Pengoperasian
Pada saat pengoperasian haruslah memiliki kehandalan yang
tinggi,
yang
disesuaikan
dengan
funsi
kerja
2.2
diisolir pada daerah gangguan saja sehingga konsumen pengguna listrik tidak
terganggu.
2.3
Ketersediaan
Artinya kesiapan suatu instalasi dalam melayani kebutuhan pemakaian
Ketersedian daya
2.2
Ketersediaan alat
2.3
Ketersediaan tempat
2.4
Ketercapaian / Kemudahan
Penempatan dalam pemasangan peralatan instalasi listrik relatif
tidak
menimbulkan
kesalahpahaman
dalam
2.1
2.2
pemasangan
dan
2.3
fungsi kerja
2.2
operasi alat
2.2
2.3
Keindahan
Keindahan merupakan prinsip dasar instalasi yang terakhir dimana
suatu system instalasi menjadi indah dipandang mata, sehingga harga dari instalasi
tersebut menjadi mahal atau tinggi. Segi keundahan dapat saja diabaikan, tetapi
instalasi yang dibuat akan jelek dan rangkaian akan susah dalam perbaikan dan
perawatan. Segi keindahan harus memenuhi dua hal,yaitu:
2.1
2.1
Pemilihan warna
2.2
2.3
atau
peralatan
instalasi
listrik
dapat
ditata
sedemikianrupa, selagi dapat terlihat rapi dan indah dan tidak menyalahi
aturan yangberlaku.
2.4
Ekonomis
Perencanaan instalasi listrik harus tepat sesuai dengan kebutuhan
dengan
menggunakan
bahan
dan
peralatan
seminim
mungkin,
mudah
Perencanaan yang matang akan mengheamat waktu dan biaya serta efisiensi
kerja juga akan tercapai dengan baik
2.2
2.3
2.3
2.2
2.3
2.1
Warna
hijau-kuning
hanya
boleh
digunakan
untuk
menandai
Fasa R merah
Fasa S kuning
Fasa T hitam
Netral biru
U / X merah
V / Y kuning
W / Z hitam
Arde loreng hijau kuning
2.1
hitam
hitam
10
Catatan :kabel dengan isolasi dari bahan polyethylene disingkat dengan PE,
polyvinyl chloride disingkat denga PVC, cross linked polyethylene disingkat
dengan XLPE.
KETERANGAN
NA
Isolasi PVC
Isolasi Karet
Kawat Berisolasi
Selubung PVC
Gb
Pipa baja
Re
Rm
Se
Sm
Ff
Penghantar z
Rd
Fe
Inti pipih
-1
11
-0
kuning.
Keterangan
FF
Isolasi karet
Kabel standard
PL
Isolasi PVC
OU
Contoh :
2.1
NYM
kawat penghantar
Selubung / pelindung
NYM J5 X 1,5
PVC
12
kV
03 = 300/300 V
05 = 300/500 V
07 = 450/750 V
13
Tipe konduktor
U = Kawat tunggal
F = kawat halus untuk kawat fleksibel
Negeri
Jakarta
HPoliteknik
= Serabut sangat
halus
Laporan
Akhir
Praktikum
R = Serabut banyak
2
KSemester
= Serabut halus
Jumlah Inti
Kondisi lingkungan .
Kondisi lingkungan yang basah , kering, asam, basa sangat berpengaruh
untuk menentukan perlu tidaknya pipa pelindung dan isolasi yang digunakan.
2.1
Temperature ruangan.
2.2
2.1
Keterangan
Simbol
Keterangan
g PVC
Satu/sekelompok
Hantaran tanah
hantaran
Hantaran fleksibel
Saluran dalam tanah
Pentanahan
Saluran udara
Persilangan hantaran
tanpa hubungan listrik
Pengawatan
pipa
dalam
Pengawatan
atas
menuju
Cabang 2 hantaran
Tegangan tingi
14
Hantaran
Politeknik Negeri
Jakartamenuju
bawah
Laporan Akhir
Praktikum
Semester 2
Sakelar
dengan
pemutus
maksimum
secara elektromagnetis
Sakelar
dengan
pemutus
maksimum
secara elektromagnetis
Ampere meter
Volt meter
Kotak kontak
Sakelar
dengan
pemutus tegangan nol
Tombol
bercahaya
Lampu
Titik
majemuk
15
Tombol tekan
penerangan
tekan
Tahanan pengatur
Transformator
Skema
Instalasi
Sakelar Tunggal
Sakelar Ganda
(Sakelar Dua kutub)
Sakelar Seri
S
e
16
l
u
b
u
Sakerlar Tukar
Sakelar Silang
2.1
tujuan
dan Cara menggambar. Pembagian gambar menurut tujuan meliputi :
2.2
Diagram yang sifatnya menjelaskan : diagram dasar, diagram lingkaran arus, dan
diagram instalasi
2.3
2.4
Gambar Instalasi
2.5
Gambar situasi
Diagram Dasar
Diagram dasar dimaksudkan untuk menjelaskan cara kerja suatu
17
5.1.1.1.1
(b)
suatu rangkaian, merencanakan suatu rangkaian yang rumit dan untuk mengatasi
kerusakan yang terjadi pada rangkaian. Diagram lingkaran arus digambarkan
dengan saklar selalu bergerak dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas.
c.
Diagram Pengawatan
Diagram Pengawatan memperlihatakan cara pelaksanaan pengawatan
peralatan
instalasi listrik, seperti gambar 3.3
d.
Diagram Saluran
Diagram saluran memperlihatkan hubungan antara bagian-bagian
instalasi.
Diagram ini dapat digambarkan berupa diagram topografis yang menggambarkan
18
saluran sebebanrnya. Contoh doagram saluran dapat dilihat pada gamabr 3.4
e.
instalasinya (seperti gambar 3.5), bagi seorang instalatir dapat menentukan sendiri
letak saluran instalasinya tetapi dengan ketentuan harus aman dari bahaya
kebakaran/hubung singkat.Untuk instalasi pada bangunan yang luas dan melayani
beban yang banyak saluran-salurannya harus digambarkan secara jelas.
Pada
Diagram instalasi ini memberikan gambaran hubungan dengan meter listrik, jumlah
beban yang harus dilayani, jenis kabel, dan kapasitas pengaman yang harus
dipasang pada instalasi sebenarnya. Contoh diagram instalasi dapat dilihat pada
gambar 3.5
Instalasi
Gambar 3.5 Contoh gambar instalasi untuk suatu ruangan Gambar instalasi sering
dilengkapi dengan diagram instalasi. Gambar 3.6 memperlihatkan diagram instalasi
sederhana. Dari keterangan yang tercantum dalam diagram instalasi dapat
ditentukan apakah instalasinya sesuai dengan peraturan atau tidak.
19
f.
Gambar Situasi
Gambar situasi memberikan gambaran secara jelas letak gedung serta
instalasi yang akan dihubungkan dengan jaringan PLN. Keterngan ini diperlukan
oleh PLN untuk memudahkan menetukan kemungkinan penyambungan serta
pembiayaanya.
g.
gedung sederhana hingga gedung besar/brtingkat dan juga pada diagram panel bagi
dan rekapitulasi beban. Contoh diagram garis tunggal dapat dilihat pada gambar 3.7
Gambar 3.7 (a) Diagram garis ganda dan (b) garis tunggal
Macam Macam Sakelar Hubungan, Kotak Sekering, dan KWH Meter
2.1
20
a : Gambar Bagan
b : Gambar Pelaksanaan
2.2
atau secara bersama-sama.Instalasi ini biasa dipasang pada rumah tinggal, contoh
dipasang pada ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur dsb.
L.1
L.1
L.2
L.2
b : Gambar Pelaksanaan
a : Gambar Bagan
2.3
buah (satu kelompok) lampu dari dua tempat. Instalasi ini biasa dipasang pada
rumah bertingkat maupun di hotel, contoh dipasang pada ruang tangga.
a : Gambar Bagan
b : Gambar Pelaksanaan
21
kita dapat mengoperasikan satu buah (satu kelompok) lampu dari tiga tempat.Untuk
mengoperasikan lampu lebih dari tiga tempat maka kita perlukan tambahan sakelar
silang saja, sedang jumlah sakelar tukar yang dibutuhkan hanya dua buah
saja.Instalasi Hubungan Sakelar Silang biasa dipakai dalam gang-gang, ruangan
tangga serta ruangan yang besar
a : Gambar Bagan
b : Gambar Pelaksanaan
2.5
Pada instalasi satu phasa, saluran yang masuk kotak sekering (input) hanya saluran
phasa dan netral saja, sedang saluran outputnya ada tiga macam yaitu: phasa,
netral dan saluran pentanahan (grounding).
Pada kotak sekering terdapat sakelar ganda (sakelar 2 kutub) berfungsi untuk
memutus dan menghubungkan saluran phasa dan netral secara bersama-sama.
Saluran yang melewati sekering (pengaman lebur) hanya saluran phasa nya saja.
Sedang saluran netralnya tidak melewati sekering tetapi hanya melewati sakelar
ganda, seperti terlihat pada gambar dibawah.
KWH
meter
22
berinduksi yang terbuat dari alumunium. Untuk menggerakkan piringan ini dipasan
dua buah kumparan, yaitu kumparan arus dan kumparan tegangan.
Dalam menghubungkan Kwh meter, kumparan arus dihubung seri dengan
pemakai,
sedang
kumparan
tegangan
dihubung
langsung
pada
jala-
S.2
S.1
pemakai
S.2 = spoel tegangan, dihubung langsung pada
jala-jala atau sumber tegangan.
F
2.7
Standar pemipaan
diantaranya pipa baja ( pipa union ), pipa PVC dan pipa fleksibel. Untuk
pemasangan terbuka pada dinding kayu pemakaian pipa baja lebih menguntungkan
daripada menggunakan pipa PVC, karena pipa baja lebih tahan terhadap gangguan
mekanik maupu thermis. Sedang pipa PVC mempunyai ketahanan yang lebih baik
terhadap lembab dibandingkan pipa baja sehingga pipa PVC lebih cocok digunakan
pada tempat-tempat yang lembab.
Pipa harus dipasang tegak lurus atau mendatar dan hal yang perlu diperhatikan
juga didalam pemasangan hantaran didalam pipa ialah menentukan jumlah hantaran
maksimum yang diizinkan terpasang. Jumlah maksimum penghantar yang
dimasukkan kedalam pipa tergantung dari ukuran pipa dan ukuran penghantar itu
sendiri serta harus disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
23
2.1
1.1.1
Pipa Union
Pipa union adalah pipa dari bahan plat besi yang diproduksi tanpa
menggunakan las dan biasanya diberi cat meni berwarna merah. Pipa union dalam
24
pipa union, keuntungan pipa PVC adalah lebih ringan, lebih mudah pengerjaannya
(dengan pemanasan) dan merupakan bahan isolasi, sehingga tidak akan
mengakibatkan hubung singkat antar penghantar. Disamping itu penggunaannya
sangat cocok untuk daerah lembab, karena tidak menimbulkan korosi.
Namun demikian, pipa PVC memiliki kelemahan yaitu tidak tahan
digunakan pada temperatur kerja diatas 60oC.
1.1.3
Pipa Fleksibel
Pipa fleksibel dibuat dari potongan logam / PVC pendek yang
disambung sedemikian rupa sehingga mudah diatur dan lentur.Pipa ini biasa
digunakan sebagai pelindung kabel yang berasal dari dak standar ke APP, atau juga
digunakan sebagai pelindung penghantar instalasi tenaga yang menggunakan motor
listrik, misalnya mesin press, mesin bubut, mesin skraf, dan lain-lain.
Peralatan Tambahan
2.1
Pipa untuk instalasi listrik (khususnya union) pada bagian ujung pipa terdapat bagian
yang tajam akibat bekas pemotongan dari pabrik maupun pada pelaksanaan
pekerjaan.Agar tidak merusak kabel maka bagian yang tajam ini harus diratakan/
dihaluskan dan perlu waktu yang cukup lama.Untuk mengantisipasi masalah ini
cukup dipasang tule pada bagian ujung pipa yang tajam tadi.
25
Gambar Tule
2.2
Klem / Sengkang
Klem atau sering disebut juga sengkang adalah komponen untuk menahan pipa
yang dipasang pada dinding tembok atau dinding kayu atau pada plafon.Klem dibuat
dari bahan besi atau PVC dan mempunyai ukuran yang sesuai dengan pipa yang
digunakan.Pemasangannya dengan menggunakan sekrup kayu.
Gambar Klem
2.3
sambungan untuk menyesuaikan posisi. Sambungan pipa yang lurus disebut juga
sock, dibuat dari bahan pelat atau PVC.
Penyambung pipa lurus ini banyak tersedia di pasaran dengan
berbagai macam ukuran dan bentuk sesuai dengan ukuran pipanya.
2.4
Sambungan Siku
Selain sambungan pipa lurus, kadang kala dalam pekerjaan instalasi
26
2.1
Kotak Sambung
Menurut peraturan, penyambungan kawat tidak boleh dilakukan
didalam pipa.Oleh karena itu untuk pemasangan saklar / stop kontak, menyambung
kawat atau untuk percabangan saluran diperlukan kotak sambung. Bentuk kotak
sambung ada 4 macam, sesuai dengan keperluan sambungan yaitu :
2.1
Kotak sambung cabang satu untuk tempat penyambungan kawat dengan saklar
atau stop kontak.
2.2
2.3
2.4
2.6
27
Rak kabel ini bentuknya seperti tangga dan diletakkan horizontal diatas
digantung pada langit-langit.Rak kabel dapat dipakai untuk menempatkan kabel
yang banyak atau kabel-kabel yang berat dan besar.Kabel tsb. disusun rapi dan
diikat dengan tali agar jangan bergerak. Sistem ini biasa dipergunakan pada instalasi
tenaga dan penerangan, dimana untuk instalasi penerangan biasanya penghantar
dimasukkan didalam pipa instalasi. Pekerjaan dengan rak kabel ini mudah
pelaksanaannya, mudah dilakukan pemeriksaan dan mudah untuk menambah
instalasi yang baru.
hantaran
didalam
parit
kabel
lebih
mudah
2.5
a.
28
sistem yang
yaitu :
Pemasangan timbul
Pada pemasangan pipa timbul dapat dilakukan dua cara yaitu:
setengah.Untuk menguatkan
menggunakan
pada
landasan
kayu
harus
Gambar : a
Gambar : c
29
klem
Gambar : b
Gambar : d
Keterangan gambar:
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
Pemasangan tanam
Pada bangunan tembok umumnya dipasang instalasi listrik dengan
sistem pipa tanam dan sistem ini dapat dikerjakan pada bangunan yang
sudah jadi maupun pada bangunan yang sedang dikerjakan pembuatannya.
Pada bangunan yang telah jadi sudah barang tentu sebelum pipa dipasang
harus dibuat dahulu saluran pada tembok sampai menempus pasangan bata.
Untuk menempelkan pipa sepanjang saluran tembok digunakan paku yang
dipakukan di kiri kanan pipa, kemudian paku tsb. diikat dengan kawat.
1. Pengaman Arus Lebih
Untuk menghindari kerusakan instalasi listrik/beban listrik karena arus lebih, perlu
dipasang satu atau beberapa pengaman arus lebih. Arus lebih dapat terjadi karena
30
beban lebih atau adanya hubung singkat. Pada umumnya pada suatu instalasi
penerangan listrik dipasang dua jenis alat pengaman arus lebih yaitu pengaman
lebur (sekering) dan pengaman otomatis (MCB).
2.1
arus yang melebihi batas seperti pada gangguan arus hubung singkat.Pada instalasi
penerangan rumah maupun gedung pada umumnya digunakan sekering sekerup
yang bagian penghubung arusnya dinamakan patron lebur. Patron lebur memiliki
kawat lebur dari perak dengan campuran beberapa logam lain seperti timbel, seng
dan tembaga. Kawat lebur perak digunakan karena logam ini hampir tidak
mengoksid dan daya hantarnya tinggi, jadi diameter kawat leburnya bisa sekecil
mungkin, sehingga kalau kawatnya menjadi lebur tidak akan timbul banyak uap.
Dengan demikian kemungkinan terjadinya ledakan akan lebih kecil. Selain kawat
lebur, dalam patron lebur juga terdapat kawat isyarat dari kawat tahanan.Kawat
isyarat ini dihubungkan paralel dengan kawat lebur.Dan karena tahanannya besar,
arus yang mengalir pada kawat isyarat hanya kecil.Pada ujung kawat isyarat
terdapat sebuah piringan kecil berwarna yang berfungsi sebagai isyarat. Kalau
kawat leburnya putus karena arus yang terlalu besar, kawat isyaratnya juga akan
segera putus, karena itu piringan isyaratnya akan lepas, sehingga dapat diketahui
bahwa kawat leburnya telah putus.
Dalam patron lebur juga terdapat pasir yang berfungsi untuk memadamkan
percikan api yang timbul kalau kawat leburnya putus. Diameter luar dari ujung patron
31
lebur berbeda-beda tergantung pada arus nominalnya, makin tinggi arus nominalnya
maka makin besar diameter ujung patronnya.
Kode warna yang digunakan untuk menandai patron lebur yaitu sbb:
2A
: merah jambu
4A
: coklat
6A
: hijau
10 A
: merah
16 A
: kelabu
20 A
: biru
25 A
: kuning
35 A
: hitam
50 A
: putih
60A
: warna tembaga
80 A
: warna mas
100 A
: merah *
32
2.2
berfungsi sebagai pengaman beban lebih dan juga sebagai sakelar. Untuk menutup
/menghubungkan dilakukan secara manual dan untuk membuka/memutus dapat
dilakukan secara manual ataupun otomatis. Prinsip kerja MCB yaitu bekerja secara
magnetik dan secara thermis.
Secara magnetik arus akan melalui suatu kumparan yang berinti logam, jika
kuat arus yang lewat melebihi batas nominal nya inti tersebut akan menjadi magnet
dan magnet ini akan menarik kunci (pengait) sehingga akan menyebabkan
terputusnya hubungan beban dengan sumber tegangan.
Secara thermis yaitu digunakan bimetal atau dua jenis logam yang mempunyai
angka muai berbeda. Jika kuat arus yang melewati bimetal melebihi harga
nominalnya maka bimetal akan menjadi panas dan memuai sehingga bimetal akan
melengkung. Efek lengkungan akan mengakibatkan bimetal dapat menggerakkan
kunci/pengait sehingga akan menyebabkan terputusnya hubungan beban. dengan
sumber tegangan
MCB bersifat renewable, artinya setelah MCB putus masih dapat berfungsi
kembali setelah direset secara manual.
Element
mangnet
bimetal
as
IL
kontaktor
Is
pegas
as
pegas
IL
kontaktor
Is
b. CB Thermis
a. CB Magnetik
2.3
Pentanahan (Grounding)
Maksud kita memasang saluran pentanahan adalah sebagai pengaman terhadap
bahaya
33
tegangan
sentuh.Tegangan
sentuh
dapat
terjadi
karena
Rp =
50 V
Rp
50 V
di izinkan
Ia
Ia
pengaman arus
Ia = k x In
In
= konstanta
Nilai konstanta tergantung dari jenis dan spesifikasi peralatan itu sendiri , sebagai
ilustrasi nilai konstanta
= 2 s/d 5 kali In (untuk pengaman lebur)
= 1,25 s/d 3,5 kali In (untuk pengaman lainnya)
Menanam elektroda tanah yang lebih banyak dan dihubung satu sama
lainnya.
34
yang
digunakan
sama,
kecuali
itu
penentuan
atau
2.3
2.4
KW
terlalu panjang/boros.
2.5
Nilai Pasang
35
Dalam menghitung jumlah beban yang nantinya terpasang pada suatu instalasi
listrik
secara
teliti
dan
terperinci
adalah
merupakan
keharusan
didalam
merencanakan suatu instalasi listrik. Untuk mendukung, maka perlu dibuatkan daftar
rekapitulasi daya dan dari daftar ini dapat ditentukan besar daya listrik yang harus
dipasangkan atau dengan kata lain dapat ditentukan jumlah nilai pasangnya.
Selain daripada pada itu dengan daftar rekapitulasi daya kita dapat lebih mudah
dalam menentukan besar atau ukuran peralatan-peralatan listrik yang dipakai seperti
sekering, kawat penghantar, sakelar, alat-alat ukur dsb. Pada prinsipnya pemakaian
daya pada suatu instalasi penerangan ada dua macam yaitu: pemakaian daya untuk
penerangan dan pemakaian daya untuk tenaga (peralatan-peralatan rumah tangga).
Jumlah nilai pasang dapat dihitung dari jumlah :
2.1
2.2
Pemakaian daya untuk peralatan-peralatan listrik yang akan dipasang pada kotak
kontak.
2.3
Pemakaian daya dari peralatan-peralatan listrik lain yang dipasang tetap, misal
Air conditioner (AC), pompa air dengan motor listrik, kompor listrik dsb.
1
R
2
3
1
2
3
1
2
3
36
fase
Nilai pasang /
kelompok
Arus
Kotak kontak
kelompok
Lampu
Nilai pasang /
Kelompok
Fase
2.1
bagian yang bergerak tidak bertegangan pada waktu sakelar dalam keadaan
terbuka atau tidak atau tidak menghubung
2.2
kedudukan kontak semua gagang sakelar dan tombol sakelar dalam satu
instalasi harus seragam, misal akan menghubung jika gagangnya disorong ke
atas atau tombolnya ditekan
2.3
2.4
Fiting
lampu
jenis
edison/jenis
bayonet
harus
dipasang
dengan
cara
Kotak-kontak fasa tunggal baik yang berkutub dua maupun tiga harus dipasang
sedemikian rupa sehingga kutub netralnya berada di sebelah kanan atau sebelah
bawah kutub bertegangan
2.6
2.7
Kotak-kontak yang dipasang di luar rumah atau dalam ruangan lembab harus
mempunyai penutup yang membuatnya kedap cuaca bila tusuk kontak tidak
dimasukkan
2.8
Kotak-kontak dinding yang terpasang kurang dari 1,25 m tingginya dari lantai
harus dilengkapi dengan tutup pengaman
2.9
2.10
Kabel rumah tanpa selubung berisolasi PVC (seperti NYA dan NYAF) tidak boleh
dipasang di dalam atau pada kayu dan tidak boleh langsung pada, di dalam atau
di bawah plesteran
2.11
2.12
2.2
37
2.1
Kabel Penghantar
Penghantar yang lazim digunakan pada instalasi adalah tembaga atau
38
Alumunium
Tembaga
Masa jenis
2,7 g/cm3
8,96 g/ cm3
Kekuatan tarik
20 30 kg/ cm3
40 kg/ cm3
Tahanan Jenis
0,029 m/ mm3
0,0175 m/ mm3
57 mm/ m
35 mm/ m
2.1
2.2
Kondisi lingkungan .
Kondisi lingkungan yang basah , kering, asam, basa sangat berpengaruh untuk
menentukan perlu tidaknya pipa pelindung dan isolasi yang digunakan.
2.3
Temperature ruangan.
2.4
2.5
2.6
Peletakan jaringan kabel untuk kabel tenaga dan kabel data dan informasi
memiliki
karakteristik
yang
berbeda.
Kabel
tenaga
harus
benar-benar
2.7
HURUF
KETERANGAN
NA
Isolasi PVC
Isolasi Karet
Kawat Berisolasi
Selubung PVC
39
2.1
Gb
Pipa baja
re
rm
Se
Sm
ff
Penghantar z
Rd
Fe
Inti pipih
-1
-0
Pipa Instalasi
Pipa yang digunakan didalam instalasi listrik ada banyak jenis diantaranya pipa baja,
pipa PVC dan pipa fleksibel. Untuk pemasangan terbuka pada dinding kayu
pemakaian pipa baja lebih menguntungkan daripada menggunakan pipa PVC,
karena pipa baja lebih tahan thd gangguan mekanik maupu thermis. Sedang pipa
PVC mempunyai ketahanan yang lebih baik terhadap lembab dibandingkan pipa
baja sehingga pipa PVC lebih cocok digunakan pada tempat-tempat yang
lembab.Pipa harus dipasang tegak lurus atau mendatar dan hal yang perlu
diperhatikan juga didalam pemasangan hantaran didalam pipa ialah menentukan
jumlah
hantaran
maksimum
yang
diizinkan
terpasang.
Jumlah
maksimum
penghantar yang dimasukkan kedalam pipa tergantung dari ukuran pipa dan ukuran
penghantar itu sendiri serta harus disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
40
nominal (mm2)
maks (mm)
1,5
3,3
11
13
13
2,5
3,9
10
11
13
14
16
4,4
11
13
14
16
17
4,4
14
16
17
20
21
10
6,8
10
17
19
22
24
27
16
8,0
13
20
22
26
29
34
25
9,8
14
24
27
34
35
38
35
11,0
16
27
34
35
40
44
50
13,0
19
34
36
44
46
56
70
15,0
22
38
44
48
56
95
17,0
24
44
48
56
120
19,0
27
48
56
150
21,0
34
56
41
2.1
Elbow
Elbow digunakan untuk saluran kabel pada saluran sudut (bengkok) 90 0 . Bahan
terbuat dari pipa keras mempunyai ukuran 1/5 sampai dengan 6 inchi. Pada
pengerjaan instalasi dengan diameter pipa kecil, maka pada instalasi pipa yang
berbelok dapat juga dikerjakan dengen membengkokan pipa secsara manual, tetapi
pada pekerjaan yang sulit atau dengan menggunakan pipa besar lebih mudah
menggunakan elbow
2.2
tegangan sentuh. Jenis doos percabangan ada yang dilengkapi dengan tule
pengaman ujung pipa (condit end bussing) serta pengunci pipa terhadap doos
percabangan (lock nut).Pemasang pipa pada doos percabangan ini, ujung pipa
disenay (berulir) sehingga pipa dapat dimasukkan pada ulir doos percabangan, serta
di bagian dalam dan luar doos dipasang lock nut agar pipa terpasang dengan
kencang, selanjutnya pada ujung pipa diberi tule untuk melindung kabel dari
ketajaman ujung pipa.
42
2.2
2.3
2.2
Foto resistor adalah sebuah komponen elektronoka yang bersifat resistif, dan
nilai resistansinya selalu berubah tergantung dari intensitas cahaya yang
diterimanya. Sewaktu intensitas cahaya berkurang dan mengakibatkan banyak
arus listrik megalir ke resistor, begitu juga sebaliknya bila intensitas cahaya
bertambah maka nilai resistansi foto resistor akan bertambah. Bahan yang
digunakan adalah Kadimum Sulfida (CdS) dan Kadimum Selenida (CdSe).
Bahan-bahan ini paling sensitif terhadap cahaya dalam spektrum tampak,
dengan puncaknya sekitar 0,6 m untuk CdS dab 0,75 m untuk CdSe. Sebuah
LDR CdS yang memiliki resistansi sekitar 1M dalam kondisi gelap gulita dan
kurang dari 1K ketika ditempatkan dibawah sumber cahaya terang.
2.3
Resistor pada alat ini berfungsi sebagai beban, apabila banyak arus listrik
mengalir
ke
resistor
maka
resistor
akan
menimbulkan
panas
maka
1. Relay
Relay magnet adalah relai pembantu yang berfungsi sebagai alat bantu untuk
menjalankan peralatan rangkaian utama atau alat pengatur tambahan sebagai
rangkaian pengendali atau pengatur.
Relay terdiri dari koil dan kontak change over (CO). julah Co pada suatu relay
ditentukan oleh type relay itu sendiri. Tegangan pada koil bervariasi , sedangkan
kemampuan kontak CO maksimum 10A.
CO terdapat 2 tipe, yaitu:
2.1
Normaly Open (NO), adalah kontak terbuka pada posisi semula dan tertutup
pada keadaan kerja.
2.2
Normaly Close (NC), adalah kontak tertutup pada posisi semula dan terbuka
pada keadaan kerja
43
2.3
Ruang Lingkup
Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini berlaku untuk semua pengusahaan
instalasi listrik tegangan rendah arus bolak-balik sampai dengan 1000 V, arus
searah 1500 V dan tegangan menengah sampai dengan 35 kv dalam bangunan dan
sekitarnya baik perancangan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan,
pemeliharaan maupun pengawasannya dengan memperhatikan ketentuan yang
terkait.
2.5
2.1
bagian instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk
menyalurkan berita dan isyarat.
2.2
2.3
instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik dan kendaraan
lain yang dipergunakan secara mekanis.
2.4
44
2.5
instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 V dan dayanya
tidak melebihi 100 W.
2.6
dokumen berikut :
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
2.11
2.12
jawabnya diatur dalam pasal 910 PUIL. Antara lain ditentukan sebagai berikut:
2.1
Setiap pemasangan instalasi listrik harus mendapat izin dari instansi yang
berwenang, umumnya dari cabang PLN setempat.
45
2.2
2.3
2.4
Pekerjaan pemasangan
secara
tertulis kepada badan pemeriksa (umumnya PLN setempat ) untuk diperiksa dan
diuji .
2.6
Setelah dinyatakan baik secara tertulis oleh badan pemeriksa , dan sebelum
diserahkan kepada pemilik atau pemesan, instalasinya harus dicoba dahulu
dengan tegangan dan arus kerja penuh selama waktu yang cukup lama ; semua
peralatan yang dipasang harus dicoba.
2.7
Perencana suatu instalasi listrik bertanggung jawab atas rencana yang telah
dibuatnya.
2.8
atas
pekerjaannya selama batas waktu tetentu. Jika terjadi suatu kecelakaan karena
kesalahan pemasangan, ia bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut.
2.9
2.1
Tanda tanda.
2.2
2.3
Cara pemasangannya.
46
2.4
2.5
2.6
BAB III
JOB PRAKTIK INSTALASI LISTRIK DOMESTIK
A. Tujuan
1. Mampu memasang instalasi KWH meter 1 phase.
2. Mampu memasang instalasi kotak sekering.
3. Mampu memasang pipa instalasi.
4. Mampu memasang kotak sambung dan inbow doos.
5. Mampu memasang roset.
47
Alat :
C. Keterangan :
2.1
2.2
Pengkawatan KWH meter dan kotak sekering dipasang dari input KWH meter
sampai output kotak sekering.
48
2.3
Jika merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini maka
konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
D.
Gambar Kerja :
Fase
Netral
Pentanahan
5 Cm
KWH
35 Cm
meter
E.
2.1
Langkah Kerja :
Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan melalui prosedur yang telah
ditentukan.
2.2
Buatlah tanda pada papan (dengan kapur tulis) untuk penempatan KWH
meter dan kotak sekering serta pipa
2.3
Pasangkan KWH meter dan kotak sekering pada papan sesuai ketentuan.
2.4
Potong pipa sesuai ukuran dan haluskan potongan pipa agar tidak tajam.
2.5
2.6
Pasang pengkawatan mulai dari input KWH meter sampai kotak sekering.
49
2.7
2.8
10 Cm
10 Cm
15 Cm
15 Cm
10 Cm
meter
50
25 Cm
KWH
10 Cm
10 Cm
E.
Langkah Kerja :
1.
Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan melalui prosedur yang
telah ditentukan.
2. Pasangkan KWH meter dan kotak sekering pada papan sesuai ketentuan.
3. Potong pipa sesuai ukuran dan haluskan potongan pipa agar tidak tajam.
4. Pasangkan pipa dan elbow pada papan instalasi
5. Pasang pengkawatan mulai dari input KWH meter sampai kotak sekering.
6. Potonglah pipa sesuai dengan ukuran dan haluskan potongan pipa agar
tidak tajam.
2.1
Pasanglah pipa instalasi secara mendatar dan tegak lurus, pasangkan juga T
doos, inbow doos serta L bow untuk belokan pipa
2.2
2.3
A. Tujuan
2.1
2.2
2.3
Alat :
2.1
51
2.2
2.3
2.4
Bahan :
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
Sakelar tunggal.
2.6
Kotak-kontak fase.
2.7
Fitting lampu.
2.8
lampu pijar.
2.9
2.10
C. keterangan:
2.1
Instalasi ini biasa dipasang pada rumah tinggal, contoh dipasang pada ruang
tamu, ruang keluarga, kamar tidur dsb.
2.2
Sakelar tungal dipakai untuk mengoperasikan beban dimana saluran phase yang
menuju ke beban dihubung/diputus oleh sakelar tunggal.
2.3
2.4
2.5
Kawat yang akan disambung pada kotak sambung jangan terlalu pendek
memotongnya, berilah spare/cadangan secukupnya. Setelah kawat disambung
maka tutuplah dengan lasdop dan tempatkan secara melingkar ke dalam kotak
sambung lalu tutuplah kotak sambung dengan petutupnya agar kelihatan rapih
serta sambungan kawat dapat terlindungi.
2.6
52
2.7
Jika merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini maka konsultasikan
kepada instruktur/pengawas praktek.
D.
Gambar Kerja :
JIS
IEC
53
E.
2.1
Langkah Kerja :
Bacalah gambar bagan instalasi pada gambar kerja dengan seksama selanjutnya
buatlah gambar pelaksanaannya.
2.2
2.3
Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan melalui prosedur yang telah
ditentukan.
2.4
Pasanglah KWH meter, kotak sekering, pipa instalasi, kotak sambung, inbow
doos serta roset pada papan sesuai job yang akan dikerjakan. Selanjutnya
pasanglah pengkawatan instalasi sakelar tunggal dengan beban lampu pijar dan
kotak-kontak
2.5
2.6
2.7
Jika instalasi masih terdapat kesalahan maka lakukan perbaikan hingga benar
2.8
54
A. Tujuan
2.1
Mampu membuat gambar pelaksanaan hubungan sakelar seri dan kotak kontak
2.2
2.3
2.4
2.5
Alat :
2.1
2.2
2.3
2.1
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
Sakelar seri.
2.6
Kotak-kontak.
2.7
Fitting lampu.
2.8
lampu pijar.
2.9
2.10
2.11
2.12
55
C. Keterangan :
2.1
Instalasi ini biasa dipasang pada rumah tinggal, contoh dipasang pada ruang
tamu, ruang keluarga, kamar tidur, dsb.
2.2
Sakelar seri dipakai untuk mengoperasikan satu kelompok lampu dari satu
tempat
2.3
2.4
2.5
2.6
Jangan terlalu pendek memotong kawat yang akan disambung pada kotak
sambung, berilah spare/cadangan secukupnya. Setelah kawat disambung maka
tutuplah dengan lasdop dan tempatkan secara melingkar ke dalam kotak
sambung lalu tutuplah kotak sambung dengan petutupnya agar kelihatan rapih
serta sambungan kawat dapat terlindungi.
2.7
2.8
Jika ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini maka konsultasikan kepada
instruktur/pengawas praktek.
D.
Gambar Kerja :
JIS
56
57
IEC
JIS
58
IEC
59
JIS
IEC
60
E.
2.1
Langkah Kerja :
Bacalah gambar bagan instalasi pada gambar kerja dengan seksama selanjutnya
buatlah gambar pelaksanaannya.
2.2
2.3
Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan melalui prosedur yang telah
ditentukan.
2.4
2.5
2.6
2.7
61
Tujuan
2.1
2.2
2.3
2.1
Alat :
2.1
2.2
2.3
2.1
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
62
2.4
Lasdop.
2.5
2.6
Kotak-kontak.
2.7
Fitting lampu.
2.8
lampu pijar.
2.9
2.10
2.11
Keterangan :
2.1
2.2
Dengan
memakai
buah
sakelar
tukar
kita
dapat
tempat.
2.3
63
2.4
2.5
pendek
memotongnya,
berilah
spare/cadangan
2.7
Jika merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini
maka konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
2.8
Gambar Kerja :
KWH
a. Bagan
64
65
2.9
Langkah Kerja :
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
66
2.8
2.1
Tujuan
2.1
2.2
2.3
2.4
Alat :
2.1
2.2
2.3
67
2.4
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
2.6
Saklar silang.
2.7
Kotak-kontak.
2.8
Fitting lampu.
2.9
lampu pijar.
2.10
2.11
2.12
Keterangan :
2.1
68
2.2
2.3
2.4
2.5
pendek
memotongnya,
berilah
spare/cadangan
2.7
Jika merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini
maka konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
69
2.8
Gambar Kerja :
S.1
L.2
L.1
S.2
S.3
Denah
L.3 Situasi
IEC
KWH
meter
L.1
P N P
L.2
3
a.L.Bagan
Pengawatan Rangkaian 1
S.1
S.2
S.3
b. Pelaksanaan
KWH
meter
70
L.1
L.2
L.3
IEC
KWH
meter
L.1
L.2
L.3
P N P
S.1
2.9
S. 2
S. 3
Pengawatan Rangkaian 1
Langkah Kerja :
1.
71
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.10
2.1
Analisa
Pada rangkaian 2 digunakan dua buah saklar tukar yang dijadikan fungsinya
seperti saklar silang
2.2
2.3
72
2.1
Tujuan
2.1
2.2
2.3
2.1
Alat :
2.1
2.2
2.3
2.4
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
2.6
Kotak-kontak.
2.7
Fitting lampu.
2.8
lampu pijar.
2.9
2.10
73
2.11
Informasi Singkat :
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
pendek
memotongnya,
berilah
spare/cadangan
74
2.6
2.7
Jika ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini maka
konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
2.8
Gambar Kerja :
L.1
KWH
S.1
S.2
L.2
S.3
JIS
KWH
meter
75
a. Bagan
IEC
KWH
meter
Ph N PE
E.
Langkah Kerja :
2.1
2.2
2.3
2.4
76
2.5
2.6
2.7
2.8
2.1
Tujuan
2.1
2.2
2.3
2.1
Alat :
2.1
2.2
2.3
2.4
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
Saklar tunggal.
2.6
Sakelar Tukar .
2.7
Kotak-kontak.
2.8
Fitting lampu.
2.9
77
2.10
2.11
2.1
Informasi Singkat :
2.1
2.2
Seperti gambar kerja di bawah, saat S.1 pada posisi off S.2 tidak dapat
melayani semua lampu (semua lampu padam). Pada posisi S.1 on dan
S.2 pada posisi 1 maka L.1 da. L.2 menyala sedang L.3 dan L.4 padam.
Pada posisi S.1 on dan S.2 pada posisi 2 maka L.1 dan.L.2 padam
sedang L.3 dan L.4 menyala.
2.3
2.4
Sambungan
kawat
hanya
boleh
dilakukan
di
dalam
kotak
78
2.7
Jika ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini maka
konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
2.8
Gambar Kerja :
L.1
S.1
L.2
L.3
L.4
S.2
KWH
JIS
79
a. Bagan
IEC
KWH
meter
L.1
L.2
L.3
L.4
Ph N PE
S.1
S.
E.
Langkah Kerja :
2.1
2.2
80
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.1
Tujuan
2.1
2.2
2.3
2.1
Alat :
2.1
2.2
2.3
2.4
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
81
2.4
Lasdop.
2.5
Saklar tunggal.
2.6
2.7
Kotak-kontak.
2.8
Fitting lampu.
2.9
2.10
2.11
2.12
Keterangan :
2.1
2.2
82
2.4
2.5
pendek
memotongnya,
berilah
spare/cadangan
2.7
Gambar Kerja :
83
L.2
L.3
JIS
IEC
84
L.3
L.2
L.1
S.1
S.2
S.3
KWH
KWH
meter
L.1
L.2
L.3
Ph N PE
S.
S.
S.
2.8
Langkah Kerja :
85
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
86
2.1
Tujuan
2.1
2.2
2.3
2.1
Alat :
2.1
2.2
2.3
2.4
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
2.6
Kotak-kontak.
2.7
Fitting lampu.
2.8
2.9
2.10
87
Keterangan :
2.1
2.2
dibawah,
2.4
2.5
2.6
pendek
memotongnya,
berilah
spare/cadangan
2.8
Jika merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini
maka konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
88
2.9
Gambar Kerja :
S.1
MEJA
L.1
BELAJAR
S.3
L.2
S.2
TEMPAT TIDUR
a. Bagan
KWH
meter
L.1
89
Ph
N PE Negeri Jakarta
Politeknik
S.2
S.3
L.2
IEC
KWH
meter
L.1
L.2
Ph N PE
S. 1
2.10
S.2
S.3
Langkah Kerja :
2.1
2.2
2.3
2.4
90
2.5
2.6
2.7
2.8
Periksakan
instalasi
kepada
Instruktur
untuk
kebenarannya.
2.1
Tujuan
2.1
2.2
2.3
2.1
Alat :
2.1
2.2
2.3
2.4
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
Saklar tunggal.
2.6
Sakelar Tukar .
91
dicek
2.7
Kotak-kontak.
2.8
Fitting lampu.
2.9
2.10
2.11
2.12
Keterangan :
2.1
2.2
2.
92
3.
Kondisi S.1 pada posisi hubung dan posisi yang lain dari
S.2 maka lampu L.1 dan L.2 nyala redup secara bersamasama.
2.3
2.4
2.5
pendek
memotongnya,
berilah
spare/cadangan
2.7
Jika merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini
maka konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
2.8
Gambar Kerja :
S.1
L.1
S.2
93
TEMPAT TIDUR
L.2
JIS
IEC
94
S.1
L.1
L.2
KWH
meter
L.1
Ph N PE
S.
S.
2.9
Langkah Kerja :
95
L.2
2.1
2.2
2.3
Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan melalui prosedur yang
telah ditentukan.
2.4
Pasanglah inbow doos serta roset pada papan sesuai job yang akan
dikerjakan selanjutnya pasanglah pengawatan instalasi Hubungan
Gelap I.
2.5
Lakukan
pengecekan pada
2.7
2.8
96
2.1
Tujuan
2.1
2.2
2.3
2.1
Alat :
2.1
2.2
2.3
2.4
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
Saklar tunggal
2.6
Saklar Ganda.
2.7
Kotak-kontak.
2.8
Fitting lampu.
2.9
2.10
2.11
97
2.1
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
pendek
memotongnya,
berilah
spare/cadangan
98
7. Jika merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini maka
konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
2.2
Gambar Kerja :
S.1
L.1
S.2
L.2
L.2
a. Bagan
JIS
KWH
meter
99
L.1
L.2
IEC
100
KWH
meter
L.1
L.1
L.2
Ph N PE
S.1
2.3
S.2
Langkah Kerja :
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
Periksakan
instalasi
kebenarannya.
101
kepada
Instruktur
untuk
dicek
2.9
Analisa :
Jika watt lampu berbeda maka tingkat keterangan lampu saat
rangkaian seri pun akan berbeda. Berdasarkan hukum ohm maka:
Diketahui :
2.1
2.1
2.2
2.3
Maka :
2.1
R1=
/P =
/25 = 1936
2.2
R1=
/P =
/ 5 = 1936
2.1
R1=
/P =
/4 = 1 1
= E/
= 220/5010 = 0.044 A
Jadi tegangan yang masuk ke Lampu L.3 lebih kecil dibandingkan L.1 dan
L.2, sehingga lampu L.3 lebih redup dibanding kedua lampu lainya.
102
2.1
Tujuan
2.1
2.2
2.1
2.1
Alat :
2.1
2.2
2.3
2.4
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
Saklar tunggal
2.6
2.7
Saklar tukar.
2.8
Kotak-kontak.
2.9
Fitting lampu.
2.10
2.11
2.12
103
2.13
Keterangan :
1.
Instalasi Hubungan Pemeriksa dapat dipakai pada asramaasrama sekolah. Melalui ruang tertentu (ruang penjaga) kita
dapat mengecek apakah semua lampu padam pada waktu
yang ditentukan, selain itu untuk memeriksa apakah kita lupa
memadamkan lampu.
2.
3.
2.1
Sakelar S.2 bekerja maka lampu L.3 menyala dan lampu L.1 da[pat
dinyalakan.
2.2
Saklar S.3 bekerja maka Lampu L.4 menyala dan lampu L.2 dapat
dinyalakan.
2.3
Saat S.2 dan S.3 kontak maka Lampu L.3 dan L.4 menyala dan salah
satu antara lampu L.1 dan L.2 menyala.
1.
2.
104
3.
pendek
memotongnya,
berilah
spare/cadangan
5.
Jika merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini
maka konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
2.4
Gambar Kerja :
L.1
L.2
L.3
KWH
S1
S2
S3
RUANG PENJAGA
ASRAMA
ASRAMA
KWH
meter
a. Bagan
L.1
105
L.2
L.3
S.1
Rangkaian Pertama
KWH
meter
P N PE
h
Rangkaian
Kedua
2.5
Langkah Kerja :
2.1
2.2
b. Pelaksanaan
Periksakan gambar pelaksanaan yang telah dibuat kepada
Instruktur.
2.3
2.4
2.5
2.6
106
2.7
2.8
Periksakan
instalasi
kepada
Instruktur
untuk
dicek
kepada
Instruktur
untuk
dicek
kebenarannya.
2.9
Periksakan
instalasi
kebenarannya.
3.14 JOB XIV :Memasang Instalasi Ruangan Besar
2.1
Tujuan
2.2
2.3
2.4
2.1
Alat :
2.1
2.2
2.3
2.4
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
2.6
Kotak-kontak.
2.7
Fitting lampu.
2.8
2.9
2.10
107
2.1
Keterangan :
2.1
2.2
2.3
2.4
Sambungan
kawat
hanya
boleh
dilakukan
di
dalam
kotak
108
Sebelum
mencoba
rangkaian
untuk
dioperasikan
lakukanlah
Jika merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini maka
konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
2.8
Gambar Kerja :
L.2
KWH
109
S.1
S.2
L.1
L.3
L.4
S.3
a. Bagan
JIS
KWH
mete
r
P N P
h
b. Pelaksanaan
KWH
mete
r
P N P
h
E
110
2.9
Langkah Kerja :
2.1
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
Periksakan
instalasi
kepada
Instruktur
kebenarannya.
2.1
Tujuan
2.2
2.3
2.4
2.1
Alat :
2.1
111
untuk
dicek
2.2
2.3
2.4
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
2.6
Kotak-kontak.
2.7
Fitting lampu.
2.8
2.9
2.10
2.1
Keterangan :
2.1
112
2.2
2.1
2.2
Pada posisi tertentu dari S.1 maka lampu L.1 padam. Pada posisi ini
lampu L.2, L.3 dan L.4 dapat di operasikan oleh S.2 .
2.3
Pada posisi lain dari S.1 maka lampu L.1 menyala begitu juga dengan
lampu L.2, L.3 dan L.4 ikut menyala dan tidak dapat dimatikan dari S.2.
2.4
2.5
Sambungan
kawat
hanya
boleh
dilakukan
di
dalam
kotak
2.7
Sebelum
mencoba
rangkaian
untuk
dioperasikan
lakukanlah
Jika merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini maka
konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
113
2.9
Gambar Kerja :
L.2
L.1
KWH
KWH
L.3
L.4
S.2
a. Bagan
meter
Ph N PE
Diagram Pengawatan
b. Pelaksanaan
IEC
114
2.10
2.1
Langkah Kerja :
Bacalah gambar bagan instalasi pada gambar kerja dengan seksama
selanjutnya buatlah gambar pelaksanaannya.
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
115
2.8
2.1
Tujuan
2.2
2.3
2.4
2.1
Alat :
2.1
2.2
2.3
2.4
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
2.6
2.7
Kotak-kontak.
2.8
Fitting lampu.
2.9
2.10
116
2.11
2.12
Keterangan :
2.1
2.2
2.1
Saklar S.1 dan S.2 dipakai untuk mengoperasikan lampu L.1 dan
sakelar S.3, S.4 dan S.5 untuk mengoperasikan L.2, L.3 dan L.4.
2.2
Pada posisi tertentu dari S.1 dan S.2 dan lampu L.1 padam. Pada
posisi ini lampu L.2 dapat dioperasikan dari S.3, S.4 dan S.5.
2.3
Pada posisi lain dari S.1 dan S.2 Lampu L.1 menyala dan otomatis L2,
L.3 dan L.4 ikut menyala dan tidak dapat dimatikan dari S.3, S.4 dan
S.5.
2.4
2.5
Sambungan
kawat
hanya
boleh
dilakukan
di
dalam
117
kotak
2.6
2.7
Sebelum
mencoba
rangkaian
untuk
dioperasikan
lakukanlah
Jika merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini maka
konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
2.9
Gambar Kerja :
L.1
KWH
S.1
L.2
L.3
L.4
S.4 dapat
Diagram
SatuS.Garis
(tidak
S.2
S.4 memenuhi instruksi)
3
JIS
a. Bagan
118
L.2
L.3
L.4
KWH
meter
Diagram Pengawatan
Ph N PE
IEC
119
b. Pelaksanaan
2.1
Langkah Kerja :
2.1
2.3
2.4
2.5
120
2.6
2.7
2.8
2.9
Analisa
Pada instruksi pertama digunakan saklar tukar pada S.3, namun setelah pengujian
rangkaian tidak dapat memenuhi deskripsi kerja. Sehingga perlu dilakukan ralat
pada saklar S.3 yang awalnya menggunakan saklar tukar diganti menjadi saklar
silang agar dapat memenuhi deskripsi kerja diatas.
2.1
Tujuan
2.2
2.3
121
2.4
2.1
Alat :
2.1
2.2
2.3
2.4
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
Saklar silang.
2.6
2.7
2.8
Kotak-kontak.
2.9
Fitting lampu.
2.10
2.11
2.12
122
2.1
Keterangan :
2.1
2.2
2.1
Saklar S.1 dipakai sebagai pengunci. Jika S.1 off maka semua lampu
tidak dapat dioperasikan. Jika S.1 on lampu dapat doperasikan.
2.2
Saklar S.1 dan S.2 pada posisi on maka semua lampu menyala dan
tidak dapat dimatikan dari S.3, S.4 dan S.5.
2.3
Saklar S.1 pada posisi on dan S.2 pada posisi off maka lampu dapat
dioperasikan dari S.3, S.4 dan S.5.
2.4
2.5
2.6
pendek
memotongnya,
berilah
spare/cadangan
2.8
Jika merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini
maka konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
123
2.1
Gambar Kerja :
L.1
KWH
S.1
S.2
S.3
S.4
S.4
L.2
L.3
JIS
KWH
a. Bagan
meter
Ph N PE
Diagram Pengawatan
124
b. Pelaksanaan
2.1
Langkah Kerja :
2.1
2.3
2.4
2.5
125
2.6
2.7
2.8
2.1
Tujuan
2.2
2.3
2.4
2.1
Alat :
2.1
2.2
2.3
2.1
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
Dimmer.
2.6
LDR.
2.7
2.8
Kotak-kontak.
126
Manual (LDR)+
2.9
Fitting lampu.
2.10
2.11
2.12
2.13
Keterangan :
2.1
Instalasi ini biasa dipasang pada rumah sakit, yang ditempatkan pada
ruangan suster pengawas.
2.2
Instruksi kerja:
2.1
Rangkaian pertama:
2.1
2.2
2.3
Saat posisi kedua saklar S.1 saklar S.2 dan S.3 baru bisa digunakan
untuk meoperasikan semua lampu.
2.4
2.5
Rangkaian kedua :
2.1
127
2.2
2.3
Saat posisi kedua saklar S.1 maka rangkaian manual yang diaktifka.
Sepenuhnya lampu L.1 dioperasikan oleh S.2 dan L.3 dioperasikan
oleh S.3.
2.4
2.6
2.7
pendek
memotongnya,
berilah
spare/cadangan
2.9
Jika merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini
maka konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
2.10
Gambar Rangkaian :
LDR
128
L.2
Dimmer
L.1
L.3
L.4
JIS
LDR
KWH
meter
L.1
L.3
L.4
Gambar pengawatan
rangkaian pertama
Ph N PE
S.1
129
L.2
S.2
S.3
IEC
LDR
KWH
meter
L.1
L.2
L.3
L.4
Ph N PE
S.1
130
S.2
S.3
Gambar pengawatan
rangkaian pertama
JIS
LDR
KWH
meter
L.1
L.3
Gambar pengawatan
Rangkaian kedua
Ph N PE
S.1
IEC
131
L.2
S.2
S.3
LDR
KWH
meter
L.1
L.2
L.3
Ph N PE
S.1
2.11
2.1
S.2
S.3
Gambar pengawatan
Rangkaian kedua
Langkah Kerja :
Bacalah gambar bagan instalasi pada gambar kerja dengan seksama
selanjutnya buatlah gambar pelaksanaannya.
2.2
2.3
2.4
2.5
132
2.6
2.7
2.8
2.1
Tujuan
2.2
2.3
2.4
2.1
Alat :
2.1
2.2
2.3
133
2.1
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
Relay 3 buah.
2.6
2.7
Fitting lampu.
2.8
2.9
2.10
2.11
Keterangan :
2.1
tukar silang,
134
2.2
2.4
2.5
pendek
memotongnya,
berilah
spare/cadangan
2.7
Jika merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini
maka konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
2.1
Gambar kerja :
F
135
BS.2
BS.3
K2
2.1
Langkah Kerja :
2.1
2.3
2.4
136
2.6
2.7
2.8
2.9
Analisa
2.1
Tujuan
2.2
2.3
137
2.4
2.1
Alat :
2.1
2.2
2.3
2.4
Bahan:
2.1
Inbow doos.
2.2
Roset.
2.3
Paku sekerup.
2.4
Lasdop.
2.5
Saklar tunggal
2.6
2.7
Kotak-kontak.
2.8
Fitting lampu.
2.9
2.10
2.11
2.12
Keterangan :
2.1
138
2.2
2.3
2.4
Sambungan
kawat
hanya
boleh
dilakukan
di
dalam
kotak
2.6
Sebelum
mencoba
rangkaian
untuk
dioperasikan
lakukanlah
Jika merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini maka
konsultasikan kepada instruktur/pengawas praktek.
139
2.8
Gambar kerja :
140
2.9
Langkah Kerja :
2.1
2.2
2.3
Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan melalui prosedur yang
telah ditentukan.
2.4
Pasanglah inbow doos serta roset pada papan sesuai job yang akan
dikerjakan.
2.5
2.6
2.7
2.8
141
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah pekerjaan pada instalasi listrik selesai dan mengetahui seluk-beluk
dasar dari instalasi listrik tersebut, selama didalam instalasi listrik para mahasiswa
mendapatkan ketermpilan dasar tentang instalasi listrik itu sendiri dan dapat
mengaplikasikannya secara langsung pada suasana kerja yang menyerupai
lapangan kerja.Mahasiswa ditanamkan rasa tanggung jawab, ulet, gigih dan pantang
menyerah dalam bekerja. Sehingga mendapatkan hasil pekerjaan yang maksimal.
Dan dari pengalaman itulah dibuat suatu laporan hasil kerja selama didalam bengkel
instalasi.
Praktek kerja pada instalasi listrik, seperti memasang kabel, memasang
lampu, dll, merupakan praktek instalasi yang biasa dilakukan sehari-harinya dan
juga banyak dilakukan pada lapangan pekerjaan. Untuk itulah perlu adanya
pelatihan, agar menjadi terbiasa dan dapat membentuk keahlian di dalam
penggunaan alat-alat kerja instalasi listrik.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan, agar praktek kerja instalasi
listrik akan menjadi jauh lebih baik dan mendapatkan hasil kerja yang maksimal
ialah :
2.1
2.2
Perhatikan job sheet dan fokus terhadap benda kerja, usahakan untuk tidak
mengobrol/bergurau dengan teman.
2.3
Gunakan pakaian kerja yang sesuai, rapi dan dikancing agar terhindar dari
kecelakaan kerja.
2.4
Gunakanlah alat-alat kerja dengan benar dan tepat sesuai dengan fungsi alat
kerja tersebut.
142
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
4.
5.
6.
2.5
2.6
Tim
Fakultas
Teknik,Persyaratan
Instalasi
Listrik
2003,Yogyakarta.
2.7
www.Google.com,komponen
instalasi
Listrin
Bogor.
143
Rumah2011,