Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah
dan limpahan rahmatNya sehingga laporan praktek bengkel listrik ini dapat
terselesaikan, dengan judul “Praktek Instalasi Listrik II”.
Laporan ini berisi tentang segala apa yang berkaitan dengan praktek yang
telah dilakukan, macam- macam alat dan kegunaannya masing-masing, serta manfaat
dari praktek itu sendiri.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak
dalam hal ini instruktur dan rekan lainnya, maka dalam praktek maupun penmbuatan
laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, oleh karenaitu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak terkait, khususnya kepada
dosen pembimbing (instruktur).
Dalam laporan ini masih terdapat banyak kesalahan, baik dari isi, penyusunan
maupun penulisannya, oleh karena itu, penulis menyampaikan maaf dan
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan pembuatan
laporan ke depannya.

Padang, 01 November 2022

Fadella Adesty

FADELLA ADESTY / 2101032014


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang dilaksanakannya praktek ini adalah untuk
meningkatkan potensi kerja, keterampilan, kreatifitas mahasiswa, sehingga
menciptakan tenaga- tenaga yang professional di bidang kelistrikan.
Mengingat pentingnya praktek ini, maka secara tidak langsung mahasiswa
dapat mengambil suatu pelajaran yang sangat bermanfaat nantinya sebagai
bekal dan dasar dalam peningkatan kreatifitas industri.
Dengan berkembanganya zaman, kebutuhan hidup manusia akan hal
yang berhubungan dengan kelistrikan semakin tidak dapat dipungkiri, baik
pada dunia industri maupun pada konsumen yaitu masyarakat umum, hampir
semua peralatan yang digunakan sehari-hari memerlukan listrik.
Selain itu dalam penguasaan materi, baik teori maupun prakteknya
serta dalam melaksanakan pemasangan instalasinya ada beberapa prinsip-
prinsip dasar yangharus dipenuhi. Beberapa prinsip-prinsip dasar suatu
instalasi adalah sebagai berikut:
1. Keamanan (Safety)
2. Kehandalan (Accersibility)
3. Ketercapaian (Realibity)
4. Ketersediaan (Aviability)
5. Keindahan (estetika)
6. Ekonomis (Economics)
7. Pengaruh Lingkungan (Impact on Environtment)
Diutamakanya praktek di lembaga pendidikan ini, seperti yang telah
disebutkan diatas yaitu menciptakan tenaga-tenaga yang ahli dan profesional
serta cakap dalam bidangnya. Selain itu, praktek ini merupakan kegiatan dasar
sebelum terjun langsung di masyarakat luas. Sebagai realisasi hasil latihan
praktik yang telah dilakukan, maka dituangkanlah ke dalam bentuk laporan
berupa laporan kegiatan dalam praktek bengkel instalasi penerangan.

1.2 Tujuan
Dalam pelaksanaan praktikum ini terdapatt beberapa tujuan yang ingin
dicapai yaitu:
1. Mahasiswa mampu membaca gambar rangkaian dengan baik
2. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dari beberapa
komponen yang digunakan
3. Mahasiswa mampu memasang komponen yang digunakanan

FADELLA ADESTY / 2101032014


4. Mahasiswa mampu memeriksa fungsi/kerja dari suatu instalasi
5. Mahasiswa mampu membedakan rangkaian otomatis dan manual
6. Mahasiswa mengtahui dasar dasar menginstalasi panel
7. Mahasiswa membuat laporan hasil praktik sesuai waktu yang
ditentukan.

FADELLA ADESTY / 2101032014


BAB II
TEORI DASAR
Tinjauan Umum Tentang Instalasi
Instalasi listrik adalah suatu sistem/rangkaian yang digunakan untuk
menyalurkan daya listrik (Electrical Power) untuk kebutuhan manusia. Instalasi pada
garis besarnya dapat dibagi dalam :
1. Instalasi penerangan listrik
2. Instalasi daya listrik
Yang termasuk didalam instalasi penerangan listrik adalah seluruh instalasi
listrik yang digunakan untuk memberikan daya listrik pada lampu. Pada lampu ini
daya listrik/tenaga listrik diubah menjadi cahaya yang digunakan untuk menerangi
tempat/bagian sesuai dengan kebutuhannya. Instalasi penerangan listrik ada 2 (dua)
macam :
1. Instalasi didalam gedung
2. Instalasi diluar gedung
Instalasi didalam gedung adalah instalasi didalam bangunan gedung (termasuk
untuk penerangan teras, dan lain-lain). Instalasi diluar gedung adalah instalasi diluar
bangunan gedung (termasuk disini adalah penerangan halaman, taman, jalan,
penerangan papan nama, dan lain-lain).
Fungsi instalasi listrik adalah mempermudah pemasangan pada instalasi
listrik. Listrik menjadi energi lain sejak ditemukan beberapa penemuan oleh Alfa
Edision (1847-1931), termasuk diantara lain yaitu lampu pijar.
Ada 4 hal yang harus diketahui tengtang listrik yaitu sebagai berikut:
1. Listrik mempunyai arus disebut arus listrik dengan simbol “I” dan
dinyatakan dalam satuan Ampere “A”
2. Listrik mempunyai tegangan disebut dengan tegangan listrik dengan
simbol “V” yang dinyatakan dalam satuan Volt “V”
3. Listrik mempunyai hambatan yang biasa disebut dengan hambatan
listrik dengan simbol “R” dengan satuan Ohm
4. Listrik mempunyai daya yang disebut dengan daya listrik dengan
simbol “F” dengan satuan Watt yang ditulis “W”
Dalam memanfaatkan energi listrik manusia banyak terbantu dalam
kehidupan sehari-hari, seperti kita bisa memasak nasi dan memperoleh cahaya
melalui lampu. Agar listrik dapat dimanfaatkan secara aman dan nyaman bagi
pengguna dan konsumen maka dipergunakan instalasi listrik untuk penerangan atau
stop kontak untuk tenaga.

FADELLA ADESTY / 2101032014


Syarat Syarat Umum Perencanaan Instalasi
Tujuan utama dari instalasi penerangan adalah untuk memberikan
kenyamanan pada mata didalam menikmati sesuatu atau melaksanakan tugang
sehingga hal tersebut dapat dilakukan tanpa adanya akomodasi data yang berlebihan.
Jadi pada pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan ketelitian maka diperlukan
penerangan yang mempunyai kuat penerangan besar sedangkan untuk pekerjaan-
pekerjaan yang tidak memerlukan ketelitian tidak perlu menggunakan penerangan
yang mempunyai kuat penerangan besar.
Syarat-syarat teknis didalam merencanakan instalasi adalah:
1. Aman bagi manusia, hewan atau barang
2. Material yang dipasang harus mempunyai kwalitas yang baik
3. Penghantar (kabel) yang digunakan harus mampu dialiri arus (current carrying
capasity) yang lewat
4. Kerugian tegangan/drop voltage pada beban tidak boleh melebihi2% dari
tegangan nominal pada penerangan,5% dari tegangan nominal pada
Disamping persyaratan umum instalasi listrik dalam peraturan mengenai
kelistrikan yang berlaku harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam pemasangan
antara lain:
 Syarat ekonomis
Artinya instalasi listrik harus direncanakan sesederhana mungkin
sehingga harga dari biaya pemasangan,pemeliharaan semurah mungkin.
Sebagai contoh : arus yang bocor yang menyebabkan arus listrik dapat
mengalir di permukaan tembok dan dengan itu pula dapat menjadi tambahan
perbaikan yang cukup mahal.
 Syarat keamanan
Artinya instalasi harus tidak membahayakan keselamatan bagi
manusia,peratalan,serta benda-benda dan bangunan dari bahaya listrik,selain
itu syarat keamanan juga terbagi atas 2 macam yaitu:
a. Syarat keamanan (perencanaan kerja)
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga
kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil,aman dalam hal ini
berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan
dan benda benda sekitarnya dari kerusakan akibat adanya gangguan
seperti:
1. Gangguan hubung singkat
2. Tegangan lebih
3. Beban lebih dsb

FADELLA ADESTY / 2101032014


Agar instalasi listrik tidak membahayakan jiwa manusia,maka
pemasangan instalasinya harus memenuhi peraturan-peraturan yang
telah ditetapkan disamping itu untuk mengamankan instalasi listrik
dari kerusakan –kerusakan akibat gangguan seperti hubung
singkat,beban lebih,maupun tegangan lebih (akibat sambaran
petir)maka pada instalasi tersebut dipasang alat-alat pengaman yang
sesuai misalnya sekring,pemutus daya,MCB 1 fasa atau 3 fasa dsb.
b. Syarat keamanan (kelangsungan kerja)
Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus
terjamin secara baik,jadi instalasi listrik harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputus atau terhentinya
aliran lisrik.
Suatu instalasi listrik terdiri dari beberapa komponen yaitu sebagai berikut:
2.1 Kabel/Penghantar
Bahan penghantar listrik adalah benda logam atau bukan logam yang
bersifat menyalurkan arus listrik. Jadi kabel merupakan media penghantar
tenaga listrik dari sumber tenaga listrik ke peralatan yang menggunakan
sumber tenaga listrik atau menghubungkan dari suatu peralatan listrik
keperalatan listrik lainnya.
A. Penghantar Pejal
Penghantar Pejal adalah penghantar padat yang tidak berongga.
a. Kabel NYA
Kabel NYA adalah kabel penghantar yang terdiri dari satu
dengan inti tembaga dan berisolasi plastik (PVC). Jenis kabel ini
dianggap sederajat dengan NGA dan dapat dikatakan juga sebagai
pengganti atau saingan keduanya, pemakaian NYA serupa dengan
NGA yaitu dapat dimasukkan dalam pipa pada ruang tertutup. Kabel
NYA paling banyak digunakan sebagai kabel rumah karena susunan
NYA sangat sederhana yaitu hanya terdiri dari penghantar tembaga
polos dengan isolasi plastik.

FADELLA ADESTY / 2101032014


Gambar 2.1.a Bentuk Kabel NYA

b. Kabel NYM
Kabel NYM adalah penghantar yang terdiri dari satu inti atau
lebih, dengan penghantar tembaga dan berisolasi plastik (PVC) serta
dibungkus oleh lapisan selubung plastik. Kabel NYM memiliki
penghantar tembaga polos dengan isolasi plastik. Luas penampang
1,5 mm2 sampai dengan 10 mm2 penghantarnya terdiri dari kawat
tunggal yang dipilih menjadi satu.

Gambar 2.1.b Bentuk Kabel NYM

B. Penghantar Fleksibel
Penghantar fleksibel adalah kabel yang karena sifat-sifat
penghantarnya, isolasi dan selubungnya yang fleksibel dan dimaksudkan
untuk dihubungkan yang dapat dipindah-pindahkan. Kabel ini tidak
dipasang tetap di dinding, langit- langit, dan sebagainya.

2.2 MCB (Miniatur Circuit Breaker)

FADELLA ADESTY / 2101032014


Gambar 2.2 Bentuk dan Simbol MCB

A. Pengertian MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) atau Miniatur Pemutus Sirkuit
adalah sebuah perangkat elektromekanikal yang berfungsi sebagai
pelindung rangkaian listrik dari arus yang berlebihan. Dengan kata lain,
MCB dapat memutuskan arus listrik secara otomatis ketika arus listrik
yang melewati MCB tesebut melebihi nilai yang ditentukan. Namun saat
arus dalam kondisi normal, MCB dapat berfungsi sebagai saklar yang bisa
menghubungkan atau memutuskan arus listrik secara manual.
MCB pada dasarnya memiliki fungsi yang hampir sama dengan
Sekering (FUSE) yaitu memutuskan aliran arus listrik rangkaian ketika
terjadi gangguan kelebihan arus. Terjadinya kelebihan arus listrik ini dapat
dikarenakan adanya hubung singkat (Short Circuit) ataupun adanya beban
lebih (Overload). Namun MCB dapat di-ON-kan kembali ketika rangkaian
listrik sudah normal, sedangkan Fuse/Sekering yang terputus akibat
gangguan kelebihan arus tersebut tidak dapat digunakan lagi.
B. Fungsi MCB
1. Sebagai pemutus arus
2. Sebagai pengaman hubungan arus pendek atau korsleting
3. Sebagai sakelar utama
4. Sebagai pengaman beban berlebih
2.3 Saklar Staircase

Gambar 2.3 Bentuk dan Simbol Staircase

FADELLA ADESTY / 2101032014


A. Pengertian Saklar Staircase
Saklar staircase adalah saklar yang bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik dengan fungsi untuk menghubungkan sumber listrik ke
beban dalam waktu yang telah diatur. Ketika waktu kerja saklar staircase
habis maka akan memutuskan sumber listrik ke beban sehingga beban
(lampu) akan off. Penggunaan saklar staircase umumnya digunakan pada
tempat dengan penggunaan beban sementara, seperti pada tangga, garasi
dll.

B. Prinsip Kerja saklar Staircase


Saklar staircase bekerja dengan menggunakan prinsip
elektromagnetik seperti halnya dengan kontaktor dan relay. Ketika ada
sinyal berupa tegangan yang masuk ke terminal 4 maka coil akan aktif dan
menarik tuas saklar sehingga menghubungkan terminal 3 dengan fasa
(line). Di saat yang bersamaan waktu saklar staircase mulai menghitung
mundur sampai waktu yang telah diatur, dan ketika waktu habis maka
akan memutus arus di terminal 4 dan membuat coil tidak aktif. coil yang
tidak aktif akan membuka rangkaian di terminal 3 sehingga beban
terputus.
2.4 Saklar Impuls

Gambar 2.4 Bentuk dan Simbol Saklar Impuls


A. Pengertian Saklar Impuls
Saklar impuls adalah salah satu jenis saklar yang bekerja berdasarkan
prinsip elektromagnetik dengan posisi saklar yang akan berubah setiap
impuls bekerja ketika ada tegangan yang masuk ke coil. Dalam
pengoperasiannya, saklar impuls harus dikombinasikan dengan saklar
tekan (push button). Saklar tekan adalah saklar yang dapat
menghubungkan dan memutuskan aliran listrik tanpa adanya penguncian.
Dalam mengontrol sebuah beban (on atau off), saklar tekan berfungsi
sebagai kontrol bantu sehingga apabila ada sinyal dari saklar tekan maka
impuls akan bekerja dan membuat beban akan ON atau OFF.

FADELLA ADESTY / 2101032014


B. Cara Kerja Saklar Impuls
Saklar impuls bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik sehingga
apabila ada tegangan kerja yang berasal dari saklar tekan (push button)
masuk ke coil maka akan mengaktifkan saklar impuls. Saklar impuls yang
bekerja akan memberikan sinyal ke beban (ON atau OFF). Dengan
sederhana prinsip kerja saklar impuls sebagai berikut:
 Push button di tekan > Impuls bekerja ON > lampu nyala
 Push button di tekan > Impuls bekerja OFF > lampu padam
 Push button di tekan > Impuls bekerja ON > lampu nyala
 Push button di tekan > Impuls bekerja OFF > lampu padam
 Begitu seterusnya...

2.4 Saklar Bel

Gambar 2.4 Bentuk dan Simbol Saklar Bel


A. Pengertian Saklar Bel
Saklar bel atau push button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai
pemutus atau penyambung arus listrik dari sumber kebeban (lampu).
Saklar bel atau push button memiliki kontak NO (Normally Open).

B. Prinsip Kerja Saklar Bel


Prinsip kerja saklar bel atau push button NO adalah apabila dalam
keadaan normal atau tidak ditekan maka kontak tidak berubah, dan apabila
saat ditekan maka kontak NO atauu kontak bel akan menjadi terhubung.

C. Fungsi Saklar Bel


Saklar bel berfungsi sebagai pemberi tegangan sesaat pada beban atau
komponen elektromagnetik. Saat saklar bel ditekan maka tegangan akan
mengalir ke beban atau ke kompone elektromagnetik, dan saat saklar bel
dilepas maka otomatis saklar bel langsung berhenti menghubungkan arus
ke beban.

FADELLA ADESTY / 2101032014


2.5 Saklar Silang

Gambar 2.5 Bentuk Saklar Silang

A. Pengertian Saklar Silang


Saklar silang merupakan suatu saklar yang digunakan untuk
mengendalikan (mematikan dan menghidupkan) sebuah lampu di tiga
tempat yang bebeda. Oleh karena fungsi tersebut saklar jenis ini sangat
jarang digunakan kecuali pada suatu tempat yang mempunyai banyak
sekali ruangan. Misalnya pada suatu hotel atau gedung yang mempunyai
banyak ruangan koridor sehingga penggunaan sakalr ini akan sangat
efektif.

B. Fungsi Saklar Silang


Saklar silang ini digunakan untuk mengendalikan (menyalakan dan
mematikan) satu buah lampu di tiga tempat yang berbeda. Misalkan pada
suatu hotel pada lantai bertingkat yaitu lantai 1, lantai 2 dan lantai 3.
Kemudian saklar silang ini ditempatkan di masing masing lantai tersebut
dan lampu ditempatkan di lantai 2. Jadi kita bisa menyalakan dan
mematikan lampu pada lantai dua, di masing - msaing lantai tersebut yang
terdapat saklar silang.

C. Cara Kerja Saklar Silang


Pada tiap-tiap saklar akan memiliki satu kutub bertegangan dan satu
kutub tidak bertegangan , ketika tuas salah satu saklar ditekan maka pada
saklar itu sendiri akan memindahkan kutub yang bertegangan menjadi tidak
bertegangan dan sebaliknya pada saklar lainnya. Inilah yang menyebabkan
lampu penerangan dapat dinyalakan dari berbagai tempat.

2.6 Saklar Seri

FADELLA ADESTY / 2101032014


Gambar 2.6 Bentuk dan Simbol Saklar Seri

A. Pengertian Saklar Seri


Saklar Seri atau Saklar Ganda merupakan suatu saklar yang digunakan
untuk menyalakan dan mematikan dua buah lampu. Saklar jenis ini paling
umum dan banyak ditemui pada rumah atau gedung yang mempunyai
banyak ruangan. Hal tersebut dikarenakan Saklar Ganda ini dapat
mengendalikan dua buah lampu pada ruangan yang berbeda.

B. Cara Kerja Saklar Seri


1. Ketika saklar terhubung maka saklar akan mengalirkan arus listrik ke
lampu yang menyebabkan lampu dapat menyala.
2. Akan tetapi ketika saklar pada posisi tidak terhubung (terputus) maka
arus listrik tidak akan masuk ke lampu sehingga lampu mati.

2.7 Saklar Tukar

Gambar 2.7 Bentuk dan Simbol Saklar Tukar

FADELLA ADESTY / 2101032014


A. Pengertian Saklar Tukar
Saklar tukar merupakan saklar yang memiliki fungsi untuk dapat
digunakan dalam menghidupkan dan mematikan lampu dari tempat yang
berbeda. Instalasi saklar tukar yaitu penggunaan dua buah saklar untuk
menyalakan satu buah lampu dengan cara bergantian. Rangkaian instalasi
penerangan yang menggunakan saklar tukar banyak dijumpai di hotel-
hotel atau di rumah penginapan maupun di lorong-lorong yang panjang.
Sehingga saklar tukar ini dikenal juga sebagai saklar hotel maupun saklar
lorong

B. Cara Kerja Saklar Tukar


Satu buah saklar tukar1 inputnya dihubungkan ke fasa PLN dan saklar
tukar2 inputnya dihubungkan ke lampu. Kemudian dua buah saklar tukar
dihubungkan secara seri masing - masing output nya. Jadi masing masing
saklar tukar tersebut dapat menghidupkan dan mematikan lampu.

2.8 Saklar Silang

Gambar 2.8 Simbol Saklar Silang

A. Pengertian Saklar Silang


Saklar silang merupakan suatu saklar yang berguna untuk
mengendalikan yang mencakup mematikan dan menghidupkan sebuah
lampu pada tiga tempat yang berbeda. Maka dari itu fungsi tersebut saklar
jenis ini sangat jarang digunakan kecuali pada suatu tempat yang
mempunyai banyak sekali ruangan.

B. Fungsi Saklar Silang


Saklar silang ini digunakan untuk mengendalikan (menyalakan dan
mematikan) satu buah lampu di tiga tempat yang berbeda. Misalkan pada
suatu hotel pada lantai bertingkat yaitu lantai 1, lantai 2 dan lantai 3.
Kemudian saklar silang ini ditempatkan di masing masing lantai tersebut
dan lampu ditempatkan di lantai 2. Jadi kita bisa menyalakan dan

FADELLA ADESTY / 2101032014


mematikan lampu pada lantai dua, di masing - msaing lantai tersebut yang
terdapat saklar silang.

C. Cara Kerja Saklar Silang


Terdapat tiga buah saklar yaitu sebuah saklar silang, dan dua saklar
tukar. Saklar silang diletakkan di tengah rangkaian, sedangkan dua saklar
tukar diletakkan di samping kanan dan kiri rangkaian. Kabel warna biru
merupakan kabel netral

2.9 Timer Theben

Gambar 2.9 Bentuk dan Simbol Timer Theben

A. Pengertian Timer Theben


Timer Theben atau ada yang menyebutnya sebagai timer switch
merupakan salah satu alat kelistrikan yang berfungsi sebagai saklar
otomatis yang prinsip kerjanya berdasarkan waktu yang disetting.

B. Bagian Bagian Terminal Timer Theben


 Terminal nomor 1 pada timer theben merupakan output / outgoing
yang bersifat NO (Noramally Open) dari timer yang dihubungkan ke
lampu. Sehingga lampu akan menyala apabila timer mulai menghitung
dan lampu akan padam apabila waktu timer habis.
 Terminal nomor 2 pada timer theben merupakan input / incoming fasa
yang dihubungkan dengan sumber listrik (output MCB).
 Terminal Nomor 3 pada timer theben merupakan output / outgoing
yang bersifat NC (Noramally Closed) dari timer yang dihubungkan ke
lampu. Fungsi terminal ini berbanding terbalik dengan terminal nomor
1 sehingga membuatnya akan memadamkan lampu apabila timer mulai
menghitung dan akan menyalakan lampu apabila waktu timer habis.
 Terminal nomor 7 pada timer theben merupakan input / incoming fasa
yang juga dihubungkan dengan sumber listrik (output MCB) untuk
memberikan tegangan pada motor timer.

FADELLA ADESTY / 2101032014


 Terminal nomor 8 pada timer theben merupakan input / incoming
netral yang dihubungkan dengan sumber listrik netral, yang digunakan
sebagai suplly listrik netral untuk motor timer. Sehingga terminal
nomor 7 dan 8 akan membuat timer mulai menghitung (aktif).

2.10 LDR atau Photocell

Gambar 2.10 Bentuk dan Simbol Photocell

A. Pengertian Photocell
Photocell atau disebut juga dengan Photocontrol dan LDR (Light
Dependent Resistence) adalah sebuah komponen elektronika yang bekerja
berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya.
Photocell berfungsi untuk Penerangan Jalan Umum (PJU) yang bekerja
secara otomatis dnengan menggunakan sensor intensitas cahaya yang
disebut dengan Photocell (photocontrol). Photocell merupakan pengganti
Switch (saklar) manual ke Switch yang bekerja secara otomatis.

B. Cara Kerja Photocell


Cara kerja daro Photocell yaitu memutuskan sumber listrik menuju
lampu saat intensitas cahaya terang, sehingga lampu akan mati, begitu
sebaliknya, photocell akan terhubung dan mengalirkan sumber listrik
menuju lampu saat intensitas cahaya kurang (gelap), sehingga lampu akan
menyala. Photocell tersebut terhubung dan terputus secara otomatis.
LDR (Light Dependent Resistence) yang memiliki arti Resistence
(tahanan) yang tergantung pada cahaya. LDR merupakan suatu komponen
elektronika sejenis Resistor yang nilai tahanannya akan berubah sesuai
dengan intensitas cahaya yang diterimanya.
Artinya nilai resistansi atau hambatan pada LDR akan berkurang atau
menurun saat terkena intensitas cahaya kecil (gelap), nilai resistansi LDR

FADELLA ADESTY / 2101032014


pada saat terkena intensitas cahaya kecil sekitar 500 ohm. Sebaliknya,
nilai resistansi LDR akan bertambah atau meningkat saat terkena
intensitas cahaya yang besar atau terang. nilai resistansi LDr pada saat
diberi cahaya gelap sekitar 200 kilo ohm.
Mengapa demikian karena nilai resistansi pada LDR menjadi besar
menyebabkan tegangan listrik menuju lampu terhambat dan lampu mati.

2.11 Relay

Gambar 2.11 Bentuk dan Simbol Relay

A. Pengertian Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri
dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal
(seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan
arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi.

B. Prinsip Kerja Relay


Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :

FADELLA ADESTY / 2101032014


Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
 Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan
selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
 Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan
selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh
sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi
tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul
gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah
dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi
Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO).
Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi
OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature
akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay
untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya
membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.
C. Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay
Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam
peralatan Elektronika diantaranya adalah :
 Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic
Function)
 Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu
(Time Delay Function)
 Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi
dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.
 Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun
komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung
singkat (Short).

FADELLA ADESTY / 2101032014


2.12 Terminal
A. Macam-macam dan jenis terminal :
1. Line up Terminal
Line up Terminal adalah suatu alat listrik yang berfungsi sebagai
penghubung kabel penghantar dan untuk menghindari sentuhan apapun
yang dapat mengakibatkan terjadinya hubungan singkat.

Gambar 2.12.a Line Up Terminal

2. Terminal Board
Terminal Board adalah tempat penyambungan kabel pada
pengawatan dalam suatu instalasi listrik. Adapun cara
penyambungan yaitu dari ujung-ujung kabel C penghantar yang
dihubungkan Board yang dibuat mata titik.

Gambar 2.12.b Terminal Board

3. Terminal Strip
Terminal Strip adalah suatu alat listrik yang terbuat dari
bahan campuran yang digunakan untuk menghubungkan pada suatu
instalasi listrik, pemasangan alat listrik ini menggunakan cara
system tertutup.

FADELLA ADESTY / 2101032014


Gambar 2.12.c Terminal Trip

4. Terminal Block
Terminal ini digunakan sebagai alat penghubung terhadap
kabel. Untuk jenis kabel yang bersangkutan adalah jenis kabel
berserabut C pejal yang akan disambungkan pada alat ini harus
menghantarkan sepatu kabel 8 Arcylit biasanya digunakan untuk
panel-panel yang disatukan.

Gambar 2.12.d Terminal Blok

2.13 Stop Kontak

Gambar 2.13 Bentuk dan Simbol Stop Kontak

A. Pengertian Stop Kontak


Kotak kontak atau stop kontak adalah tempat untuk mensuplai
tegangan pada alat-alat listrik yang dapat dipindahkan dengan saluran
tetap misalnya setrika listrik, radio dan lainya. Untuk menaggulangi arus
bocor pada peralatan yang digunakan, maka kotak kontak seharusnya
dilengkapi dengan hantaran pentanahan. Kotak kontak ini terdiri atas

FADELLA ADESTY / 2101032014


kotak kontak khusus dan kotak kontak bantu, satu fasa dan ada juga tiga
fasa.

B. Cara Kerja
Umumnya bila peralatan listrik bekerja normal maka total arus
yang mengalir pada kawat “plus” dan “netral” adalah sama sehingga tidak
ada perbedaan arus. Namun bila seseorang tersengat listrik, kawat “plus”
akan mengalirkan arus tambahan melewati tubuh orang yang tersengat ke
tanah.

2.14 Fitting Lampu

Gambar 2.14 Bentuk Fitting Lampu

Fitting lampu adalah perangkat kelistrikan yang berfungsi sebagai


dudukan atau tempat meletakkan lampu. Pins juga akan sangat terbantu
selama pemasangan lampu karena alat ini akan melindungi tangan
sehingga lebih aman dan tidak tersengat listrik. Biasanya, komponen ini
berbentuk kerucut ini memiliki berbagai macam ukuran dan jenis yang
dapat Pins sesuaikan dengan kebutuhan instalasi dan lampu yang
digunakan.

2.15 Lampu

Gambar 2.15 Bentuk dan Simbol lampu

Lampu Listrik adalah suatu perangkat yang dapat menghasilkan


cahaya saat dialiri arus listrik. Arus listrik yang dimaksud ini dapat berasal

FADELLA ADESTY / 2101032014


tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik terpusat (Centrally
Generated Electric Power) seperti PLN dan Genset ataupun tenaga listrik yang
dihasilkan oleh Baterai dan Aki.

2.16 T. Dos (Kotak Sambung)

Gambar 2.16 T.Dos

T.Dos adalah tempat sambungan kabel atau percabangan kabel


sebagai proteksi pertama bagi perlindungan dan pengamanan untuk
sambungan2 listrik. Berfungsi juga sebagai wadah penjepit dan
percabangan bagi pipa kelistrikan yg digunakan untuk melindungi
instalasi kabel dari kerusakan faktor external.

2.17 Pipa PVC

Gambar 2.17 Pipa PVC

Pipa instalasi PVC yang digunakan dalam praktik kali ini memiliki
beberapa keuntungan antara lain :
a. Tahan terhadap bahan kimia, jadi tidak perlu dicat
b. Tidak menyalurkan nyala api dan panas

FADELLA ADESTY / 2101032014


c. Ringan jadi mudah dibawah dan digunakan
d. Mudah dibentuk dengan menggunakan alat pemanas

2.18 Klem Pipa

Gambar 2.18 Klem Pipa

Digunakan pada instalasi diluar tembok, dan untuk memperkuat


pipa atau kabel.

2.19 Kedudukan Saklar

Gambar 2.19 Kedudukan Saklar


2.20 Elbow

Gambar 2.20 Bentuk Elbow

Elbow merupakan jenis komponen pada sistem pipa dengan bentuk


yang membungkuk pada sudutnya yang bisa dimanfaatkan pada sudut
sehingga pipa menjadi lurus. Dengan kata lain, Elbow juga bisa disebut

FADELLA ADESTY / 2101032014


dengan pipa sudut. Hampir sama dengan pipa yang lainnya, pipa ini bisa
dibuat dari berbagai macam bahan.

2.21 Sekrup

Gambar 2.21 Bentuk Sekrup

Sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada
permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat untuk
menahan dua objek bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk mengubah
torsi menjadi gaya linear. Sekrup dapat juga didefinisikan sebagai bidang
miring yang membungkus suatu batang.
Sebagian besar sekrup dipererat dengan memutarnya searah jarum
jam, yang disebut ulir kanan. Sekrup dengan ulir kiri digunakan pada kasus
tertentu, misalnya saat sekrup akan menjadi pelaku torsi berlawanan arah
jarum jam. Pedal kiri dari sepeda memiliki ulir kiri.

2.22 Isolasi

Gambar 2.22 Bentuk Isolasi Listrik

Sistem isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam


sistem tegangan tinggi yang berguna untuk memisahkan dua buah penghantar

FADELLA ADESTY / 2101032014


listrik yang berbeda potensial, sehingga hubung singkat atau percikan listrik
(spark over) dapat dihindari.

2.23 Wire Duct

Gambar 2.23 Bentuk Wire Duct

Tempat/jalur kabel dari terminal menuju komponen- komponen pada


panel. Penggunaan wire duct dapat membuat penataan kabel menjadi lebih
rapi dan mudah mencari kabel saat terjadi kesalahan penghubungan pada
instalasi.

Peralatan instalasi yang digunakan


1. Tang Pengupas

BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
1. Tang pengupas 1 buah
2. Tang potong 1 buah
3. Tang kombinasi 1 buah
4. Tang lancip 1 buah

FADELLA ADESTY / 2101032014


5. Obeng + 1 buah
6. Obeng - 1 buah
7. Tespen 1 buah
8. Palu 1 buah
9. Gergaji 1 buah
10. Multimeter 1 buah

3.2 Bahan
1. Kabel NYA 1,5 mm2 merah secukupnya
2. Kabel NYA 1,5 mm2 kuning secukupnya
3. Kabel NYA 1,5 mm2 biru secukupnya
4. Kabel NYA 1,5 mm2 hitam secukupnya
5. Kabel NYA 1,5 mm2 kuning-hijau secukupnya
6. MCB 1 fasa 6A 4 buah
7. Timer 1 buah
8. Relay 1 buah
9. Saklar staircase 1 buah
10. Terminal 1 buah
11. Pipa PVC secukupnya
12. Klem pipa secukupnya
13. Kotak hubung 4 buah
14. T-dos 1 buah
15. Elbow 15 buah
16. Stop kontak 3 buah
17. Kedudukan saklar 12 buah
18. Fitting lampu 7 buah
19. Lampu 7 buah
20. Saklar seri 1 buah
21. Saklar tukar 3 buah
22. Saklar silang 1 buah
23. Saklar bel 4 buah
24. Sekrup secukupnya
25. Fotocell 1 buah
26. Isolasi secukupnya

FADELLA ADESTY / 2101032014


BAB IV
GAMBAR RANGKAIAN

Dilampirkan dibelakang

FADELLA ADESTY / 2101032014


BAB V
LANGKAH KERJA

5.1 Langkah Kerja Grup 1


1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, seperti saklar seri, saklar
tukar, impuls, dan saklar bel serta stop kontak dan lain-lain.
2. Memasang semua komponen pada papan kerja sesuai dengan gambar
rangkaian.

FADELLA ADESTY / 2101032014


3. Memasang pipa instalasi untuk penempatan kabel sesuai dengan gambar
rangkaian.
4. Memasang kabel sesuai dengan diagram pengawatan dimana dua buah
lampu yaitu lampu pada C dan C1 dikontrol oleh satu buah saklar seri, dan
lampu D yang dikontrol oleh saklar impuls.
5. Memasang kabel sesuai pengawatan menuju input dari saklar bel dan
output dari saklar bel dihubungkan ke input A1 saklar impuls dan output
A2 dihubungkan ke netral.
6. Menyambung netral dari sumber ke semua komponen dan juga
menyambungkan ground pada stop kontak.
7. Memeriksa semua penyambungan terutama pada kotak hubung dan
memastikan semua penyambungan betul dan sama serta jangan lupa beri
isolasi.

5.2 Langkah Kerja Grup 2


1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, seperti saklar tukar, saklar
silang,stop kontak, dan fitting lampu.
2. Memasang semua komponen pada papan kerja sesuai dengan gambar
rangkaian.
3. Memasang pipa instalasi grup 2 untuk penempatan kabel sesuai dengan
gambar rangkaian.
4. Memasang semua kabel sesuai dengan gambar pengawatan dimana
sumber MCB 2 langsung dihubungkan dengan prinsip kerja mengontrol 1
lampu oleh 3 saklar.
5. Menyambung netral dari kotak hubung ke lampu dan stop kontak.
6. Menyambung grounding dari kotak hubung ke stop kontak.
7. Memeriksa semua penyambungan dan pemasangan pada saklar dan fitting
lampu, setelah itu beri isolasi pada penyambungan kabel.

5.3 Langkah Kerja Grup 3


1. Menyiapkan alat dan bahan seperti fitting dan relay.
2. Memsang komponen pada papan kerja sesuai dengan posisi komponen
dan relay dipasang pda box panel
3. Memasang pipa dan kotak hubung untuk meletakkan kabel ke lampu
sesuai ukuran dan lokasi pada gambar kerja.
4. Memasang kabel dari keluaran MCB ke kontak NO dari relay kemudian
dihubungkan ke lampu.

FADELLA ADESTY / 2101032014


5. Memeriksa kembali rangkaian yang diberi isolasi pada penyambungan
kabel kalau rangkaian sudah benar dan sama.

5.4 Langkah Kerja Grup 4


1. Menyiapkan komponen seperti timer, staircase, relay, photocell, saklar
bel, saklar tukar dan 1 buah lampu.
2. Memasang photocell dan saklar bel pada papan kerja.
3. Memasang relay, timer, staiarcase pada box panel.
4. Memasang kabel dari MCB ke saklar tukar dan keluaran saklar tukar
dihubungkan ke kontak 7 pada timer dan juga dihubungkan pada saklar
bel. Kemudian keluaran dari saklar bel dihubungkan ke kontak nomor 4
pada saklar staircase.
5. Memasang kabel dari MCB ke kontak nomor 2 pada timer dan kontak
nomor 1 dihubungkan pada photocell.
6. Memasang kabel dari keluaran photocell ke kontak A1 pada relay.
7. Memasang kabel dari kontak nomor 3 ke kontak A1 pada relay.
8. Memasang kabel dari keluaran saklar tukar yang dihubungkan ke kontak
L pada saklar staircase.
9. Memasang kabel netral ke kontak nomor 8 pada timer, A 2 pada relay, A2
pada saklar staircase dan netral pada lampu.
10. Memeriksa semua rangkaian dan memberi isolasi pada penyambungan
kabel jika sudah benar dan sama.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org
PUIL 2011
Modul Praktek Instalasi Listrik II
PEDC Bandung, Latihan Bengkel listrik Semester II , 1983
P.Van Harten dan Ir.E.Setyawan, Instalasi Arus Kuat
PEDC Bandung, Buku Pegangan Mahasiswa Rancangan Listrik Semester I dan II
Balai Latihan Pendidikan Teknologi Ujung Pandang, Instalasi Listrik Dasar

FADELLA ADESTY / 2101032014


LAMPIRAN

FADELLA ADESTY / 2101032014


FADELLA ADESTY / 2101032014

Anda mungkin juga menyukai