Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional
yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan
atau teknologi dan kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan
nasional.
Latar belakang dilaksanakannya praktik ini adalah untuk
meningkatkan potensi kerja, keterampilan, dan kreatifitas mahasiswa.
Sehingga tercipta tenaga-tenaga yang profesional di bidang kelistrikan.
Mengingat pentingnya praktik ini, maka secara tidak langsung
mahasiswa dapat mengambil suatu pelajaran yang sangat berarti yang
nantinya dapat dijadikan bekal dan merupakan dasar dalam
meningkatkan kreatifitasnya di industri.
Dalam suatu industri, keterampilan teknik bagi seorang alumni
SMU/SMK belum cukup untuk mendukung proses suatu industri. Untuk
meningkatkan keterampilan tersebut, banyak hal yang harus dilakukan
untuk mengantisipasinya, salah satunya adalah membekali ilmu dengan
praktik bengkel.
Salah satu sarana pendidikan yang bergerak dalam bidang teknik
adalah Politeknik Negeri Ujung Pandang. Teknik elektro program studi
teknik listrik merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
menghasilkan tenaga profesional, karena keberadaannya merupakan
sarana dalam memenuhi kebutuhan tenaga ahli yang professional,
sehingga sangat dibutuhkan saat ini dan juga saat yang akan datang.
Praktik bengkel yang dilakukan pada semester III ini adalah
“Praktikum Instalasi Penerangan dan Tenaga ”. Pada praktik semester III
1
ini mengutamakan pada instalasi penerangan dimana praktikan
diharapkan dapat memahami prinsip dan fungsi dari suatu alat listrik
seperti saklar impuls, push button, kontaktor, saklar tukar, dsb.
Sedangkan pada praktik instalasi tenaganya, yaitu metode pengontrolan
motor yang berbeda. Baik itu pengasutan motor dengan metode Y - Δ,
forward reverse (pembalik putaran), dan juga DOL dalam dan DOL luar.

Dalam pemasangan instalasi listrik baik itu instalasi  penerangan


maupun instalasi tenaga, harus sesuai dengan diagram gambar dan
peraturan-peraturan yang  berlaku agar mudah melakukan perbaikan jika
terjadi gangguan. Peraturan- peraturan tersebut dapat diikuti dari PUIL
2000.

Pada instalasi listrik yang berdaya besar, akan lebih baik jika tiap-
tiap  bagian dipisahkan kedalam kelompok yang berbeda. Ini juga
berguna untuk kemudahan dalam memperbaiki rangkaian jika terjadi
gangguan.

1.2 Tujuan

Setelah melakukan praktik kerja bengkel pada semester III ini,


praktikan diharapkan dapat:

1. Memasang instalasi yang menggunakan sumber 3 phasa;


2. Mengetahui prinsip kerja dari peralatan listrik yang digunakan pada
instalasi penerangan serta memahami tujuan dari pembagian group
pada instalasi penerangan;
3. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari rangkaian daya dan
rangkaian kontrol metode forward reverse, metode Y-Δ (segitiga-
bintang), serta metode DOL dalam dan DOL luar;
4. Memperbaiki rangkaian jika sewaktu-waktu terjadi gangguan
(troubleshooting);
2
1.3 Manfaat

Setelah melakukan praktik kerja bengkel pada semester III ini,


manfaat yang diperoleh oleh praktikan yakni;

1. Mendapat pengalaman dalam memasang sebuah instalasi dengan


menggunakan sumber PLN 3 fasa, baik dalam instalasi penerangan
maupun instalasi tenaga;
2. Memahami prinsip dari alat-alat listrik serta memahami fungsi
pembagian group dalam instalasi penerangan;
3. Memahami prinsip dari rangkaian daya dan rangkaian kontrol dalam
metode pengasutan motor, baik dalam metode forward reverse,
metode Y-Δ (segitiga-bintang), ataupun metode DOL dalam dan
DOL luar
4. Menganalisis gangguan (troubleshooting) yang terjadi selama
praktik.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan Kerja

2.1.1 Keselamatan Umum

Listrik merupakan salah satu sumber daya yang sangat


dibutuhkan oleh manusia karena sebagian besar aktivitas manusia
menggunakan sumber daya listrik. Akan tetapi, listrik juga dapat
menghasilkan dampak negatif akibat kesalahan dalam
menggunakannya, listrik juga dapat menyebabkan kematian pada
manusia jika manusia lalai dan tak memperhatikan bahaya yang
ditimbulkan oleh akibat listrik tersebut.

Oleh karena itu, diciptakanlah / ditemukan pedoman, dalam


hal ini K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Selain adanya
panduan tentang K3 maka kita akan terhindar dari bahaya
kecelakaan saat bekerja.

2.1.2 Keselamatan Kerja di Bengkel

Dalam praktik Instalasi Penerangan dan Instalasi Tenaga


Industri pada semester III ini, praktikan harus mengutamakan
keselamatan kerja saat melakukan praktik. Hal-hal yang berkenaan
dengan keselamatan kerja diantaranya:
1. Menggunakan sepatu safety selama melakukan praktik;
2. Memperhatikan isolator setiap perkakas alat listrik;
3. Memperhatikan rangkaian instalasi jangan sampai ada kabel
terbuka yang mengakibatkan arus bocor;
4. Sebelum mengetes rangkaian, pastikan periksa terlebih dahulu
sumber tegangan dengan menggunakan testpen;

4
5. Menghubungan panel kerja ke grounding.
2.2 Perkakas Kerja

2.2.1 Jenis Obeng


Obeng memiliki fungsi untuk memasang atau membuka
baut yang biasanya ada pada kendaraan, barang-barang elektronik
dan yang lain tetapi bisa juga berfungsi untuk mencongkel sesuatu
yang kira-kira sulit sekali di buka. Dalam praktik Instalasi
Penerangan dan Instalasi Tenaga Industri pada semester III ini
terdapat 2 jenis obeng yang digunakan, yaitu:

Gambar 2.1 Obeng (+) dan (-) Gambar 2.2 Obeng Terminal

2.2.2 Testpen
Testpen memiliki ujung seperti obeng min (-) hanya saja
testpen dilengkapi dengan led pada ujung lainnya sebagai indikator
jika pada suatu benda terdapat tegangan. Contoh gambar testpen
dapat dilihat pada gambar;

Gambar 2.3 Testpen

2.2.3 Jenis Tang

5
Tang berfungsi sebagai penjepit, pemuntir, pemotong, dsb.
Terdapat banyak jenis tang, namun dalam kelistrikan ada 3 tang
umum yang sering digunakan oleh teknisi, yaitu:

Gambar 2.4 Tang Potong, Tang Lancip, dan Tang Kombinasi

2.3 Panel Hubung Bagi (PHB)

Panel hubung bagi adalah peralatan yang berfungsi menerima


energi listrik dari  PLN dan selanjutnya mendistribusikan dan sekaligus
mengontrol penyaluran energi listrik tersebut melalui sirkit panel utama
dan cabang ke PHB cabang atau  langsung melalui sirkit akhir ke beban
yang berupa beberapa  titik lampu dan melalui kotak-kontak ke peralatan
pemanfaatan listrik yang berada di dalam bangunan.
Untuk  penempatan panel listrik hendaknya disesuaikan dengan
situasi bangunan dan terletak ditempat yang mudah dijangkau dalam
memudahkan pelayanan. Panel dapat dibedakan menjadi :
1. Panel Distribusi = Panel yang digunakan untuk motor-motor listrik
atau alat-alat yang menggunakan daya besar.
2. Panel Penerangan = Panel yang digunakan untuk penerangan.

6
Gambar 2.5 Panel Distribusi Gambar 2.6 Panel Penerangan
2.4 MCB (Miniatur Circuit Breaker)

MCB berfungsi sebagai alat pengaman saat terjadi hubung singkat


(korsleting) maupun beban lebih (over load). MCB akan memutuskan
arus apa bila arus yang melewatinya melebihi dari arus nominal MCB,
sebagai contoh MCB 2A akan memutuskan arus jika penggunaan beban
melebihi 2A, MCB juga akan memutuskan arus jika terjadi hubung
singkat karena saat hubung singkat arus yang dihasilkan sangat besar dan
melebihi 2A. Sebagai salah satu alat pengaman listrik, jika MCB  putus
maka kita hanya perlu menghidupkannya kembali layaknya sakelar.

MCB merupakan  pengaman listrik yang bekerja dengan prinsip


bimetal dan memiliki dua cara pemutusan yakni secara thermal (panas)
dan elektromagnetik. Saat terjadi hubung singkat maka MCB akan
memutuskan arus dengan sangat cepat karena menggunakan cara kerja
elektromagnetik, namun saat memutuskan arus karena beban lebih maka
akan sedikit lambat karena MCB menggunakan cara kerja berdasarkan
panas atau thermal.

Untuk memasang MCB pada suatu rangkaian atau peralatan arus


lebih, yang pertama harus diperhitungkan adalah bahwa apabila ada
gangguan maka MCB harus berfungsi terlebih dahulu. Contoh MCB
dapat dilihat pada gambar di bawah;

7
Gambar 2.7 MCB 3 phasa Gambar 2.8 MCB 1 phasa

2.5 Thermal Overload Relay (TOR)

Fungsi dari TOR adalah untuk proteksi motor listrik dari beban
lebih. Seperti halnya sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang
bekerja cepat dan ada yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat
mencapai 6 kali nominal, sehingga apabila digunakan pengaman yang
bekerja cepat, maka pengamannya akan putus setiap motor dijalankan.

Mekanisme kerja TOR apabila resistance wire dilewati arus lebih


besar dari nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan
melengkung ke kiri dan membawa slide ke kiri, gesekan ini akan
membawa lengan kontak pada bagian bawah terdorong ke kiri dan
kontak NC (95-96) akan lepas, dan membuat kontak NO (97-98) akan
terhubung. Contoh TOR dapat dilihat pada gambar di bawah:

Gambar 2.9 TOR Gambar 2.10 Simbol TOR

8
2.6 Kontaktor

Kontaktor adalah suatu saklar yang bekerja berdasarkan dengan


elektromagnetis. Kontaktor akan bekerja bila sesuai dengan tegangan
kerjanya (tegangan nominal), tegangan kerja kontaktor dapat dilihat pada
name platnya, tapi pada umumnya tegangan kontaktor antara 220 – 240
Volt.

Kontaktor merupakan suatu alat kontrol yang konvensional yang


masih tetap bisa dipakai sampai sekarang ini, dari segi fungsi dalam
pengontrolan bisa saja digunakan dengan alat/komponen yang lebih
canggih misalnya; mikrokontroller, PLC dan sebagainya, namun dari segi
hubungan line ke beban sampai saat ini penggunaan kontaktor belum bisa
digantikan fungsinya. Contoh gambar kontaktor dapat dilihat pada
gambar di bawah;

Gambar 2.11 Kontaktor Gambar 2.12 Simbol Kontaktor

2.7 Kontaktor Timer ON Delay

Kontaktor delay/timer ini pada prinsipnya juga merupakan


kontaktor pengontrol. Adapun fungsi dari kontaktor delay/timer ini untuk
memindahkan kerja dari rangkaian pengontrol dalam waktu tertentu yang
bekerja secara otomatis, misalnya untuk rangkaian kontrol hubungan Ү –
Δ secara otomatis, hubungan kontrol secara berurutan dan lain – lain.

9
Pada bengkel semester tiga ini digunakan kontaktor On Delay.
Kontaktor penunda waktu “ ON “ (On Delay) adalah suatu Timer yang
dihubungkan secara langsung ke kontaktor yang akan berfungsi jika
kontaktor bekerja ( ON ) maka Timer juga bekerja ( ON ). Prinsip kerja
kontaktor ini secara umum sama dengan kontaktor lainnya yaitu
berdasarkan magnit. Tetapi pada kontaktor ini dilengkapi dengan
pengatur waktu. Pada kontaktor biasanya saat terdapat magnit,
kontaktornya langsung berubah posisi dengan seketika dalam waktu yang
bersamaan, sedangkan pada kontaktor penunda waktu “ ON “ bila
kumparannya terdapat magnit, kontaknya tidak langsung berubah posisi,
tetapi beberapa saat kemudian baru kontaknya akan berpindah posisi.
Kontaknya akan kembali keposisi semula dengan seketika bila magnit
pada kumparannya dihilangkan. Contoh gambar kontaktor timer on delay
dapat dilihat pada gambar di bawah;

Gambar 2.13 Timer ON Delay Gambar 2.14 Simbol Timer ON Delay

2.8 Sekring

Sekring adalah pengaman lebur yang fungsinya untuk


mengamankan instalasi dari gangguan arus hubung singkat. Cara
kerjanya apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau terjadi hubungan
arus pendek, maka secara otomatis sekering tersebut akan memutuskan
aliran listrik dan tidak akan menyebabkan kerusakan pada komponen
yang lain. Contoh gambar sekring dapat dilihat pada gambar di bawah;
10
Gambar 2.15 Sekring

2.9 Terminal

Terminal berfungsi sebagai penghubung kabel satu dengan yang


lainnya agar tetap aman serta rapi. Contoh terminal, yakni:

Gambar 2.16 Line Terminal Gambar 2.17 Terminal Strip

2.10 Kabel

Banyak jenis kabel dalam kelistrikan. Pemilihan jenis kabel


disesuaikan dengan kebutuhan instalasi listrik yang akan dipasang.
Dalam praktik instalasi penerangan dan instalasi tenaga industri semester
tiga ini, ada dua jenis kabel yang digunakan, yaitu:

11
Gambar 2.18 Kabel NYAF Gambar 2.19 Kabel NYA

2.11 Saklar
2.11.1 Impuls

Saklar impuls adalah suatu saklar yang bekerja berdasarkan


prinsip kerja magnet, dimana posisi saklarnya akan berubah setiap
impuls. Lamanya mengoperasikan dari kontak tekan tidak
mempengaruhi sistem kerjanya. Saklar ini mempunyai dua posisi
kontak, “off” pada impuls kedua dan kontak “on” pada posisi
pertama.

Dalam mengendalikan (on dan off) suatu lampu, saklar


impuls berkoordinasi dengan saklar push button sebagai kontrol
bantu. Contoh saklar impuls dapat dilihat pada gambar di bawah;

Gambar 2.20 Impuls Gambar 2.21 Simbol Impuls

2.11.2 Push Button

12
Saklar push button adalah tipe saklar yang menghubungkan
aliran listrik sesaat saja saat ditekan dan setelah dilepas maka
kembali lagi pada posisi off. Saklar tipe ini dikombinasikan
dengan saklar impuls sebagai pengunci dalam suatu rangkaian.
Contoh saklar push button dapat dilihat pada gambar di bawah;

Gambar 2.22 Push Button Gambar 2.23 Simbol Push Button

2.11.3 Saklar Tukar

Saklar tukar atau saklar dua arah adalah sebuah saklar yang
dapat mengoperasikan dua buah beban secara bergantian. Contoh
saklar tukar dapat dilihat pada gambar di bawah;

Gambar 2.24 Saklar Tukar Gambar 2.25 Simbol Saklar Tukar

2.11.4 Saklar Tunggal


Saklar tunggal adalah sebuah saklar yang dapat
mengoperasikan satu buah beban. Contoh saklar tunggal dapat
dilihat pada gambar di bawah:

13
Gambar 2.26 Saklar Tunggal Gambar 2.27 Simbol Saklar Tunggal

2.12 Kotak Kontak

Kotak kontak berfungsi sebagai tempat untuk mendapatkan sumber


tegangan listrik yang diperlukan untuk peralatan elektronik. Kotak
kontak yang digunakan saat praktik yaitu kotak kontak 1 fasa dan 3 fasa.
Contoh kotak-kontak dapat dilihat pada gambar 2.28;

Gambar 2.28 Kotak kontak

2.13 Fitting

Fitting merupakan alat listrik untuk menghubungkan lampu dengan


kabel pada jaringan listrik secara aman. Contoh fitting lampu yaitu;

Gambar. 2.29 Fitting Lampu

14
2.14 Lampu
2.14.1 Lampu Pijar

Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan


melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian
memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi
filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan
dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat
teroksidasi.
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk
dan tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari
mulai 1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik yang diperlukan
lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar
dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu
pendar dan dioda cahaya, maka secara bertahap pada beberapa
negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi.

Gambar 2.30 Lampu Pijar

2.14.2 Lampu TL

Lampu TL (Tubular lamp) yaitu jenis lampu pelepasan gas


berbentuk tabung, berisi uap raksa bertekanan rendah. Radiasi
ultraviolet yang ditimbulkan oleh ion gas raksa oleh lapisan fosfor
dalam tabung akan dipancarkan berupa cahaya tampak (gejala
fluorensensi). Elektroda yang dipasang pada ujung-ujung tabung

15
berupa kawat lilitan pijar dan akan menyala bila dialiri listrik.
Contoh gambar lampu TL dapat dilihat seperti gambar di bawah;

Gambar 2.31 Lampu TL

2.15 Kotak Sambung

Kotak sambung berfungsi sebagai tempat penyambungan kabel


atau kawat dalam instalasi listrik. Contoh kotak sambung yaitu;

Gambar 2.32 Kotak Sambung

2.16 Pipa Instalasi

Pipa PVC pada instalasi berfungsi sebagai isolator atau pelindung


kabel yang tertanam dalam dinding. Khususnya kabel jenis NYA. Contoh
pipa PVC dapat dilihat pada gambar dibawah;

16
Gambar 2.33 Pipa PVC

2.17 Wireduct

Wireduct berfungsi sebagai tempat jalurnya kabel pada panel.


Wireduct juga merupakan salah satu cara untuk merapikan kabel-kabel
pada panel agar tidak terlihat berantakan. Contoh gambar wireduct dapat
dilihat pada gambar 2.34;

Gambar 2.34 Wireduct

2.18 Limit Switch

Limit switch atau dalam bahasa Indonesianya bisa juga disebut


sensor pembatas, dalam artian mendeteksi gerakan dari suatu mesin
sehingga bisa mengontrolnya atau memberhentikan gerakan dari mesin
tersebut sehingga dapat membatasi gerakan mesin dan tidak sampai
kebablasan, pemakaiannyapun sangat umum dan banyak, juga
mempunyai prinsip kerja yang sederhana, sehingga sangat mudah untuk
dipelajari, baik itu oleh pelajar ataupun praktisi dibidangnya. Hampir
setiap mesin-mesin produksi yang ada di industri menggunakannya.
Contoh gambar Limit Switch dapat dilihat pada gambar di bawah;

17
Gambar 2.35 Limit Switch Gambar 2.36 Simbol Limit Switch

2.19 Motor Listrik AC

Motor AC ialah motor listrik yang digerakkan oleh arus AC.


Terdiri atas dua bagian utama, yaitu stator di bagian luar dan memiliki
koil yang di-supply dengan arus AC untuk menghasilkan medan magnet
putar, dan rotor di bagian dalam dipasang pada tangkai output yang
diberi torsi oleh medan putar. Motor listrik AC yang paling luas
digunakan adalah motor induksi. Penamaannya berasal dari kenyataan
bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke
statornya.

Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3 phasa


dan motor induksi 1 phasa. Motor induksi 3 phasa dioperasikan pada
sistem tenaga 3 phasa dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang
industri, sedangkan motor induksi 1 phasa dioperasikan pada sistem
tenaga 1 phasa yang banyak digunakan pada penggunaan untuk peralatan
rumah tangga seperti kipas angin, lemari es dan lain-lain.

18
Gambar 2.37 Motor AC Gambar 2.38 Simbol Motor AC 3 fasa

19
BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
No
Nama Bahan Jumlah Satuan
.
1 Tang Kombinasi 1 Buah
2 Tang Potong 1 Buah
3 Tang Lancip 1 Buah
4 Obeng Terminal 2 Buah
5 Tespen 1 Buah
6 Obeng Plat (-) 1 Buah
7 Obeng Bunga (+) 1 Buah

3.2 Bahan
3.2.1 Instalasi Penerangan

No
Nama Bahan Jumlah Satuan
.
1 Fuse 3 Buah
2 MCB 3 phasa 1 Buah
3 MCB 1 phasa 1 Buah
4 Bus bar 2 Buah
5 Saklar Impuls 1 Buah
6 Saklar Tukar 2 Buah
7 Saklar tunggal 1 Buah
8 Push Button 2 Buah
9 Kontaktor 3 phasa 1 Buah
10 Kotak kontak 3 phasa 1 Buah
11 Kotak kontak 1 phasa 2 Buah
12 Fitting lampu 3 Buah
13 Lampu pijar 3 Buah
14 Armatur lampu TL 3 Buah
15 Lampu TL 3 Buah
16 Ballast 20 watt 3 Buah
17 Stater 3 Buah
18 Terminal ring 2 Buah
19 Penutup terminal 2 Buah
20 Pipa union 12 Meter
21 End tube pipa besi 8 Buah
22 Kabel NYA 4 x 2,5 mm2 40 Meter
23 Panel kontrol 1 Set
20
3.2.2 Instalasi Tenaga

No
Nama Bahan Jumlah Satuan
.
1 Panel kontrol 1 Buah
2 Terminal line up 25 Buah
3 Wiring channel 3 Meter
4 MCB 3 phasa 6 Buah
5 Kontaktor 6 Buah
6 ON relay 1 Buah
7 TOR 6 Buah
8 Push Button 7 Buah
9 Saklar 3 kutub 1 Buah
10 Kabel NYAF 4 x 1,5 mm2 40 Meter
Motor AC 3 phasa dengan
11 spesifikasi : 1,5 KW; 380V; CONN 1 Unit
Y/Δ; 3/2,4 A; cosφ 0.8/0.72
Motor AC 3 phasa dengan
12 spesifikasi :7,5 HP; 380/680V; 1 Unit
CONN Y – Δ; 11,6/6,7 A
13 Lampu simulasi 1 Unit
14 Lampu tanda 6 Buah
15 Kotak kontak 3 phasa 1 Buah

21
BAB IV
LANGKAH KERJA

Adapun langkah-langkah yang dilakukan selama praktikum adalah


sebagai berikut:
1. Menyiapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam
praktek instalasi penerangan dan tenaga.
2. Memasang komponen-komponen pada panel utama seperti MCB,
kontaktor, wire duct dan terminal line up berdasarkan petunjuk dari
job sheet.
3. Memasang kabel instalasi pada panel penerangan dan pipa dalam
tembok sesuai dengan rangkaian instalasi penerangan yang tertera
pada job sheet.
4. Memasang komponen-komponen listrik pada lokasi seperti sakelar
tukar, sakelar tunggal, push button, kotak kontak dan fitting lampu
beserta lampunya.
5. Memasang semua kabel-kabel instalasi pada komponen-komponen
listrik sesuai dengan diagram kontrol pada job instalasi tenaga yang
telah direncanakan.
6. Memasang semua kabel-kabel instalasi pada komponen-komponen
listrik sesuai dengan diagram daya pada job instalasi tenaga.
7. Mengecek ulang semua rangkaian instalasi listrik yang telah
dikerjakan.
8. Memberikan sumber tegangan pada rangkaian kemudian mengetes
satu per satu kebeneran instalasi setiap group yang telah dirangkai
sesuai dengan perencanaan pada jobsheet.
9. Setelah mengecek kebenaran pada instalasi penerangan dan instalasi
tenaga yang telah dikerjakan, dilanjutkan dengan pengetesan ulang
oleh dosen pembimbing atau instruktur, kalau rangkaian telah
dinyatakan benar, maka akan dilanjutkan dengan troubleshooting

22
dalam hal tempat atau lokasi kerja diambil alih oleh dosen
pembimbing atau instruktur yang bersangkutan.
10. Pada saat troubleshooting, praktikan mengecek kembali semua
rangkaian instalasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
terjadi pada rangkaian instalasi sehingga rangkaian dapat bekerja
normal kembali seperti semula.
11. Setelah praktikan selesai memperbaiki rangkaiannya dan sudah
yakin akan kebenaran rangkaiannya, maka akan dilanjutkan dengan
pengetesan kebenaran pada rangkaian instalasi oleh dosen
pembimbing atau instruktur yang bersangkutan.
12. Setelah dosen Pembimbing menyatakan semua rangkaian telah benar
maka praktikan membongkar semua rangkaian dan mengembalikan
semua peralatan dan bahan kepada teknisi bengkel.

23
BAB V
GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 01 Panel Penerangan

Gambar 02 Diagram Kontrol Panel Penerangan

Gambar 03 Diagram Lokasi Instalasi Penerangan

Gambar 04 Panel Utama

Gambar 05 Diagram Lokasi Tenaga

Gambar 06 Diagram Kontrol DOL Dalam

Gambar 07 Diagram Daya DOL Dalam

Gambar 08 Diagram Kontrol Forward Reverse

Gambar 09 Diagram Daya Forward Reverse

Gambar 10 Diagram Kontrol Y – Δ

Gambar 11 Diagram Daya Pengasutan Y – Δ

Gambar 12 Diagram Kontrol DOL Luar dan DOL Dalam

Gambar 13 Pelaksanaan pada Tempat Kerja

Gambar 14 Tenaga Pengasutan Y- Δ dan Forward Reverse

24
BAB VI
ANALISA RANGKAIAN

6.1 Analisa Instalasi Penerangan

Instalasi penerangan dan instalasi tenaga disuplai dari panel


distribusi, dimana menggunakan sumber PLN 3 fasa. Kemudian dalam
panel distribusi dibagi beberapa group berdasarkan MCB 3 fasa.
Sehingga praktikan mudah menganalisanya seperti pada analisa instalasi
penerangan dan instalasi tenaga sebagai berikut :

6.1.1 Group 1

Group ini terdiri dari tiga buah sekering sebagai pengaman


yang berfungsi melayani sebuah kotak kontak 3 fasa untuk beban
cooker.

6.1.2 Group 2

Group ini terdiri dari sebuah MCB 1 fasa yang berfungsi


melayani penerangan pada dapur gedung dimana terdapat 2 buah
saklar tukar yang melayani sebuah lampu pijar sehingga lampu
pijar dapat dikontrol (ON-OFF kan) dari dua tempat yang berbeda.
Serta terdapat sebuah kotak kontak 1 fasa yang dikontrol oleh
saklar tunggal atau dengan kata lain kotak kontak ini dapat
digunakan dengan men-ONkan saklar, agar dalam memasang
peralatan elektronik, untuk menyalakan atau memadamkan tidak
harus dengan mencabut steker pada peralatan elektronik.

6.1.3 Group 3

Group ini terdiri dari sebuah MCB 3 fasa yang berfungsi


melayani dua buah push button (C1 & C2) yang berfungsi
mengoperasikan saklar impuls dan kontaktor untuk melayani
penerangan pada bengkel. Pengoperasian penerangan ini dilakukan
oleh sebuah kontaktor 3 phasa yang akan aktif jika saklar impuls
25
aktif atau dengan kata lain merupakan cara sinkronisasi antara
kontaktor dengan impuls. Dalam mengoperasikan push button
dibutuhkan saklar impuls sebagai pengunci dari push button agar
dapat mengoperasikan lampu dari dua tempat yang berbeda.
Adapun cara kerjanya yaitu jika push button ditekan maka arus
mengalir ke impuls yang kemudian anak kontak pada impuls
berubah dari NO menjadi NC sehingga arus mengalir ke kontaktor .
Saat kontaktor aktif maka anak kontak pada impuls berubah dari
NO menjadi NC yang mengakibatkan lampu menyala. Untuk
lampu pijar 1 dan lampu TL 1 dilayani oleh fasa R, lampu pijar 2
dan lampu TL 2 dilayani oleh fasa S, sedangkan untuk fasa T
melayani lampu TL 3.

6.2 Analisa Instalasi Tenaga


6.2.1 Pembalik Putaran Motor 3 fasa (Forward Reverse)

Pada rangkaian Forward Reverse terdiri dari 3 buah push


button yang terdiri dari 1 buah saklar NC (S0) dan 2 buah saklar
NO (S1 dan S2) yang berfungsi mengoperasikan 2 buah kotaktor
(K1 dan K2 yang dicouple dengan Thermal Overload Relay).

Pada rangkaian ini putaran motor tidak bisa dioperasikan


dari putaran arah kiri ke kanan atau sebaliknya secara automatis
tetapi motor harus di-off-kan terlebih dahulu dengan menekan
saklar off atau menekan limit switch sebelum membalik putaran.

6.2.2 Pengasutan Motor Y - Δ

Pada rangkaian pengasutan motor Y - Δ terdapat dua buah


saklar push button dimana terdiri dari 1 buah saklar NC (S0) dan
1 buah saklar NO (S1) serta dilengkapi dengan lampu indikator
saat motor bekerja. Selain itu, pada rangkaian ini juga terdiri dari

26
3 buah kontaktor dimana kontaktor satu (K1) dicouple dengan
timer on delay.

Pada rangkaian ini starting motor dimulai dengan bintang


“Y” kemudian delta “Δ” dimana jumlah tegangan pada tiap
kumparan 120 Volt pada hubungan “Y” ini dimaksudkan agar
starting awal motor tidak terlalu besar.

6.2.3 Direct On Line (DOL)

Pada praktik instalasi tenaga industri semester tiga ini,


pengasutan motor dengan DOL terbagi menjadi dua, yaitu DOL
luar dab DOL dalam.

Dimana DOL luar terdiri dari sebuah saklar satu kutub 3


fasa yang berfungsi melayani sebuah motor induksi 3 fasa yang
dipasang Δ.

Sedangkan DOL dalam terdiri dari satu buah kontaktor


yang dicouple dengan TOR dan dikontrol oleh push button NO
untuk start dan push button NC untuk stop serta terdapat dua buah
lampu indikator saat motor bekerja dan saat terjadi beban berlebih
pada motor.

6.3 Analisa Troubleshooting


Tujuan dari troubleshooting adalah untuk melatih praktikan dalam
mengatasi permasalahan yang terjadi pada rangkaian. Berikut ini
beberapa troubleshooting yang didapatkan pada rangkaian :
1. Masalah pertama yang terjadi yaitu pada panel distribusi, saat MCB
Utama dinaikkan tidak ada fasa T yang diketahui melalui lampu
indikator fasa T yang tidak menyala.
Penyebabnya adalah sumber fasa T tidak terpasang baik pada masukan
MCB utama. Perbaikannya adalah dengan mencabut terlebih dahulu

27
steker sumber 3 fasa lalu memasang sumber 3 fasa kembali dengan kuat
dan aman.

2. Masalah yang kedua yaitu ada bagian instalasi tenaga tepatnya pada
Forward Reverse. Pada saat pengujian kontaktor tidak berfungsi.
Penyebabnya adalah kabel keluaran anak kontak NC K2 tidak
terhubung dengan coil kontaktor K1 karena tembaga terputus di dalam.
Maka perbaikannya dengan mengganti kabelnya.

3. Masalah yang ketiga yaitu pada panel penerangan, saat pengujian lampu
yang dioperasikan oleh kontaktor 3 fasa melalui fasa T tidak menyala.
Penyebabnya adalah kabel keluaran kontaktor fasa T tembaganya patah
maka perbaikannya dengan mengupas kembali kabel dan
mengubungkannya kembali.

28
BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum instalasi penerangan dan instalasi


tenaga, maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa;

1. Dalam memasang instalasi 3 fasa praktikan mengambil kesimpulan


bahwa pembagian group pada instalasi penerangan dan instalasi tenaga
bertujuan untuk memudahkan praktikan dalam menganalisis dan
memperbaiki rangkaian jika terdapat troubleshooting dan tidak terjadi
beban berlebih pada salah satu fasa ;
2. Dalam memasang instalasi penerangan, praktikan dapat memahami
fungsi alat-alat listrik seperti fungsi saklar impuls yang berkoordinasi
dengan saklar tekan (pushbutton) yang prinsip kerjanya sama seperti
saklar tukar, serta pembagian fasa R,S, dan T pada beban-beban. Dalam
hal ini yaitu lampu TL dan lampu pijar;
3. Dalam pemasangan instalasi tenaga, praktikan mengetahui banyak
metode dalam motor 3 fasa. Untuk metode pengontrolan forward
reverse, motor akan berbalik arah putarnya hanya dengan menukar
posisi dua fasanya. Untuk metode pengasutan Y – Δ, motor yang
digunakan adalah motor dengan daya diatas 5 HP untuk lebih amannya
perhatikan terlebih dahulu nameplate pada motor. Metode pengasutan Y
– Δ bertujuan agar starting awal motor tidak terlalu besar. Dan untuk
metode DOL luar dan DOL dalam, pengontrolannya melalui saklar
tekan (push button).
4. Saat terjadi masalah (troubleshooting) pada rangkaian, praktikan
menganalisis dan memperbaiki suatu kerusakan. Dalam memperbaiki
suatu masalah, terlebih dahulu memperhatikan apakah sumber tegangan
masih ada atau tidak dengan testpen, lalu menganalisis tiap masalah dan
memberikan solusi sehingga rangkaian kembali berjalan baik.
29
7.2 Saran dan Kritik
Setelah melakukan praktik instalasi penerangan dan tenaga, maka
praktikan menyampaikan suatu hal yang kiranya dapat menjadi perhatian
oleh teknisi dan pembimbing yaitu;
Tidak menyediakan peralatan maupun bahan yang sudah tidak
layak untuk digunakan kembali.

30
LAMPIRAN

Rangkaian Metode Pengasutan Motor Y – Δ

Rangkaian Metode Forward-Reverse

Rangkaian DOL dalam dengan kontaktor

31
Rangkaian DOL luar tanpa kontaktor

Instalasi Penerangan

Instalasi Tenaga
32
DAFTAR PUSTAKA

1. Rangkaian Dasar Motor Listrik.pdf


2. Jobsheet Praktikum Instalasi Penerangan dan Tenaga Semester III
3. Rizki Tia Shoffi, 2017. Laporan Praktik Penerangan Lanjutan,
Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar.
4. https://teknikelektronika.com/pengertian-mcb-miniature-circuit-breaker
prinsip-kerja-mcb/
5. http://blog.unnes.ac.id/antosupri/motor-ac-teori-motor-ac-dan-jenis
motor-ac/
6. http://dunialistrikelektron.blogspot.com/2015/04/pengertian-tor-thermal
overload-relay.html
7. http://alamatapasaja.blogspot.com/2015/07/kontaktor-dan-cara
kerjanya.html
8. https://jaringcyber.blogspot.com/2018/06/penjelasan-berbagai-macam-
saklar-jenis-dan-fungsinya.html
9. https://jagad.id/macam-macam-jenis-lampu/
10. http://listrik-rumahku.blogspot.com/2010/05/pembagian-group-
instalasi.html
11. http://kusumandarutp.blogspot.com/2015/12/panel-hubung-bagi-
phb.html
12. http://www.academia.edu/36661775/INSTALASI_TENAGA_LISTRIK

33

Anda mungkin juga menyukai