PENDAHULUAN
Dunia industri di negara kita saat ini berjalan sangat pesat seiring dengan
meluasnya jenis-jenis produk industri. Kompleksitas pengolahan bahan mentah
menjadi bahan baku, yang berproses baik secara fisika maupun secara kimia, telah
memacu manusia untuk selalu meningkatkan kerja sistem yang mendukung proses
tersebut, agar semakin produktif dan efisien.
Salah satu yang menjadi perhatian utama dalam hal ini ialah penggunaan
sistem pengendalian proses industri (sistem kontrol industri). Pada kontrol ini, kita
menentukan proses kerja dari motor tersebut agar menghasilkan barang jadi
dengan bantuan relay ataupun kontaktor atau yang lebih lazim dikenal sebagai
sistem kontrol.
1
1.1 Tujuan
1.2 Manfaat
Setelah melakukan praktik kerja bengkel pada semester IV ini, manfaat
yang diperoleh oleh praktikan yakni;
1. Dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa dalam
menggunakan alat dan bahan sesuai dengan fungsinya;
2. Dapat merangkai diagram ladder di program simulasi (CX-Programmer)
dengan benar;
3. Dapat melakukan pengujian fungsi rangkaian kontrol PLC setelah selesai
merakit sehingga sistem bekerja;
4. Dapat menganalisis gangguan (troubleshooting) yang terjadi setelah
melakukan pengetesan PLC dan dapat memperbaiki diagram ladder;
6. Dapat meningkatkan keterampilan sebagai bekal untuk memasuki lapangan
kerja sesuai dengan bidang kelistrikan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada praktik kontrol industri lanjutan ini, menggunakan PLC dan SCADA
dalam penyederhanaan sistem kontrol industri, terdapat 4 job yang dilakukan
yaitu Milling, Tanur, Airblast dan Pompa. Maka dari itu terdapat landasan teori
dalam praktik bengkel kontrol industri lanjutan ini;
2.1 PLC
2.2 SCADA
2.3 Tanur
Tanur adalah suatu alat sejenis oven berukuran besar, berupa ruangan
dengan penyekat termal yang dapat dipanaskan hingga mencapai suhu tertentu,
untuk menyelesaikan tugas atau proses tertentu seperti pengeringan, pengerasan,
atau perubahan kimiawi.
2.4 Airblast
Sistem airblast merupakan suatu unit proses transportasi yang sering
digunakan di dunia industri. Airblast juga sering disebut sebagai mesin pemindah
bahan-bahan yang bersifat lunak seperti : biji-bijian, bahan pakan ternak, serbuk
semen, tepung dan lain sebagainya yang dipindahkan dari suatu silo ke silo
lainnya melalui pipa dengan menggunakan tiupan angin yang dihasilkan oleh fan
motor.
3
akibat kesalahan dalam menggunakannya, listrik juga dapat menyebabkan
kematian pada manusia jika manusia lalai dan tak memperhatikan bahaya
yang ditimbulkan oleh akibat listrik tersebut.
4
Gambar 2.1 Obeng (+) dan (-) Gambar 2.2 Obeng Terminal
2.6.2 Testpen
Testpen memiliki ujung seperti obeng min (-) hanya saja testpen
dilengkapi dengan led pada ujung lainnya sebagai indikator jika pada suatu
benda terdapat tegangan. Contoh gambar testpen dapat dilihat pada gambar;
5
2.7 Panel Hubung Bagi (PHB)
Panel hubung bagi adalah peralatan yang berfungsi menerima energi listrik
dari PLN dan selanjutnya mendistribusikan dan sekaligus mengontrol penyaluran
energi listrik tersebut melalui sirkit panel utama dan cabang ke PHB cabang
atau langsung melalui sirkit akhir ke beban yang berupa beberapa titik lampu dan
melalui kotak-kontak ke peralatan pemanfaatan listrik yang berada di dalam
bangunan.
6
memutuskan arus karena beban lebih maka akan sedikit lambat karena MCB
menggunakan cara kerja berdasarkan panas atau thermal.
Untuk memasang MCB pada suatu rangkaian atau peralatan arus lebih, yang
pertama harus diperhitungkan adalah bahwa apabila ada gangguan maka MCB
harus berfungsi terlebih dahulu. Contoh MCB dapat dilihat pada gambar di
bawah;
(a) (b)
Fungsi dari TOR adalah untuk proteksi motor listrik dari beban lebih.
Seperti halnya sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang bekerja cepat dan
ada yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat mencapai 6 kali nominal,
sehingga apabila digunakan pengaman yang bekerja cepat, maka pengamannya
akan putus setiap motor dijalankan.
Mekanisme kerja TOR apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari
nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan
membawa slide ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian
bawah terdorong ke kiri dan kontak NC (95-96) akan lepas, dan membuat kontak
NO (97-98) akan terhubung. Contoh TOR dapat dilihat pada gambar di bawah:
7
(a) (b)
2.10 Kontaktor
(a) (b)
8
2.11 Kontaktor Timer ON Delay dan OFF Delay
(a) (b)
9
2.12 Limit Switch
Limit switch (saklar pembatas) adalah saklar atau perangkat elektromekanis
yang mempunyai tuas aktuator sebagai pengubah posisi kontak terminal (dari NO
ke NC atau sebaliknya dari NC ke NO). Posisi kontak akan berubah ketika tuas
aktuator tersebut terdorong atau tertekan oleh suatu objek. Sama halnya dengan
saklar pada umumnya, limit switch juga hanya mempunyai 2 kondisi, yaitu
menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik. Dengan kata lain hanya
mempunyai kondisi on atau off.
(a) (b)
(a) (b)
Gambar 2.11 (a)Relay Kontaktor; (b)Simbol Relay
10
2.14 Saklar Impuls
Saklar impuls adalah suatu saklar yang bekerja berdasarkan prinsip kerja
magnet, dimana posisi saklarnya akan berubah setiap impuls. Saklar ini
mempunyai dua posisi kontak, “off” pada impuls kedua dan kontak “on” pada
posisi pertama. Dalam mengendalikan (on dan off) suatu lampu, saklar impuls
berkoordinasi dengan saklar push button sebagai kontrol bantu. Contoh saklar
impuls dapat dilihat pada gambar di bawah;
(a) (b)
(a) (b)
11
2.16 Saklar Pilih (Selector Switch)
Saklar Pilih biasa juga disebut dengan selector switch. Saklar ini terdiri dari
sebuah poros yang dapat berputar kekanan atau kekiri dalam satu piringan. Pada
piringan tersebut terdapat lekuk-lekuk, dan pada porosnya dipasang alat
pengoperasian. Pada masing-masing posisi sakelar (0,1,2) terdapat penahan, oleh
karena itu setiap kedudukan saklar kontaknya akan tertahan. Jumlah kontak yang
terdapat dalam satu perangkat alat ini tergantung dari jenis dan keperluan saklar
tersebut. Contoh saklar pilih dapat dilihat pada gambar di bawah;
1 0 2
(a) (b)
12
Gambar 2.18 Lampu tanda
Kabel NYAF adalah kabel dengan inti tembaga serabut (fleksibel), dengan
inti tunggal (satu) berisolasi PVC satu lapis. Kabel NYAF adalah kabel tembaga
tipe serabut berinti satu sama seperti NYA. Kabel NYAF ini direkomendasikan
untuk instalasi yang permanen, didalam panel distribusi atau sebagai konektor
dalam panel.Kabel jenis ini sangat cocok untuk tempat yang mempunyai belokan–
belokan tajam serta cukup lentur karena di dalamnya terdiri dari kabel serabut
yang disusun perkelompok. Contoh kabel NYAF dapat dilihat pada gambar di
bawah;
13
2.20 Line Up Terminal
2.21 Wireduct
Wireduct berfungsi sebagai tempat jalurnya kabel pada panel. Wireduct juga
merupakan salah satu cara untuk merapikan kabel-kabel pada panel agar tidak
terlihat berantakan. Contoh gambar wireduct dapat dilihat pada gambar di bawah;
14
BAB III
15
13 Timer ON OFF Delay 2 buah
16
BAB IV
LANGKAH KERJA
1.
4.1 Langkah Kerja Tanur
Adapun langkah-langkah pada praktek kontrol Tanur adalah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Merangkai pada panel kontrol sesuai dengan gambar rangkaian “Diagram
Daya Tanur” untuk menghubungkan rangkaian ke sumber.
3. Memasangkan instalasi pada PLC sesuai dengan gambar rangkaian “Sistem
Kontrol Tanur Berbasis PLC”, dengan menghubungkan port Com pada
input ke port positif (+) pada output.
4. Memasang atau menghubungkan tiap port com pada port output.
5. Menghubungkan pin negatif (-) pada port output ke Push Button dan
selanjutnya menghubungkan keluaran Push Button ke port input mulai dari
port 00, 01, 02, dan seterusnya.
6. Menghubungkan port output ke koil kontaktor mulai dari port 00, 01, 02,
dan seterusnya.
7. Membuat ladder diagram dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuka aplikasi CX-Programmer dan akan muncul jendela seperti
gambar.
17
Gambar 4.2. New Project CX-Programmer
c. Kemudian akan muncul jendela Change PLC. Memastikan bahwa
Device Type nya adalah CP1E kemudian Network Type adalah
SYSMAC WAY.
18
e. Selanjutnya akan muncul workspace baru.
19
Gambar 4.7. New Contact
20
b. Setelah selesai selanjutnya memilih menu PLC lalu memilih work
online untuk mendownload program ke PLC.
21
4.2 Langkah Kerja Air Blast
Adapun langkah-langkah pada praktek kontrol Air Blast adalah
sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Merangkai pada panel kontrol sesuai dengan gambar rangkaian “Diagram
Daya Air Blast” untuk menghubungkan rangkaian ke sumber.
3. Memasangkan instalasi pada PLC sesuai dengan gambar rangkaian “Sistem
Kontrol Air Blast Berbasis PLC”, dengan menghubungkan port Com pada
input ke port positif (+) pada output.
4. Memasang atau menghubungkan tiap port com pada port output.
5. Menghubungkan pin negatif (-) pada port output ke Push Button dan
selanjutnya menghubungkan keluaran Push Button ke port input mulai dari
port 00, 01, 02, dan seterusnya.
6. Menghubungkan port output ke koil kontaktor mulai dari port 00, 01, 02,
dan seterusnya.
7. Membuat ladder diagram dengan langkah-langkah seperti pada pembuatan
ladder diagram tanur di atas.
8. Setelah selesai mendownload Program ke PLC, selanjutnya yaitu
mensimulasikan hasil pengontrolan di depan dosen pembimbing.
22
BAB V
GAMBAR RANGKAIAN
23
GAMBAR RANGKAIAN PUSAT MILLING
24
25
26
27
28
29
GAMBAR RANGKAIAN PUSAT TANUR
30
31
32
33
34
GAMBAR RANGKAIAN PUSAT AIRBLAST
35
36
37
38
39
GAMBAR RANGKAIAN PUSAT POMPA
40
41
42
43
44
BAB VI
ANALISA RANGKAIAN
Input Output
No.
Fungsi Address Fungsi Address
1 S8 (Stop) 0.00 K11M (Con. Belt) 100.00
2 S9 (Start) 0.01 Y15 (Valve 1) 100.01
3 S11 (Con. Belt) 0.02 Y16 (Valve 2) 100.02
4 S12AE (LB1) 0.03 K18M (Main Heater) 100.03
5 S25AE (LB2) 0.04 K19M (3/3 Heater) 100.04
6 S16 (LS1) 0.05 K20M (1/3 Heater) 100.05
7 S17 (LS2) 0.06 Y24 (Valve 3) 100.06
8 S17AE1 0.07 K13 200.01
9 S17AE2 0.08 K14 200.02
10 S23 (LS3) 0.09 K16 200.03
11 K17 200.04
12 K21T 200.05
13 K22 200.06
14 K23T 200.07
Proses kerja dari rangkaian Tanur ini ialah bekerja secara otomatis. Dimulai
dari memanaskan material dari suhu awal hingga sebesar 800°C hingga nantinya
dipertahankan sampai 820°C di dalam suatu tempat yang biasanya disebut tungku
pemanas (KILN). Hingga selanjutnya berakhir pada suatu tempat yang disebut
kontainer atau silo. Proses kerja dari rangkaian tanur yaitu:
Untuk memulai sistem tanur, S8 di ON kan terlebih dahulu dan lampu H27
aktif (plant ready). Lalu untuk menjalankan motor 1 conveyor belt maka S11
ditekan yang mengakibatkan K11M aktif dan lampu H28 aktif (conveyor belt
run). Selanjutnya S12AE ditekan yang menandakan barang melewati light barrier
1 dan mengaktifkan K13 (auxiliary relay light barrier 1). K13 mengaktifkan
K14M (auxiliary relay contact holder) dan Y15 (valve 1), serta menonaktifkan
K11M (conveyor belt stop). Valve 1 mendorong pintu 1 untuk menutup hingga
mengenai S16 (Limit Switch 1 aktif) yang mengakibatkn Y16 (valve 2) aktif.
Valve 2 mendorong pintu 2 untuk menutup hingga mengenai S17 (Limit Switch 2
45
aktif) yang mengakibatkan K17, K18M, dan K19M aktif (Motor 2 heater bekerja
dalam pengasutan Δ). Saat heater sudah mencapai suhu tinggi maka S17AE1
ditekan untuk mengaktifkan K16, K20M (Motor 2 heater bekerja dalam
pengasutanY), dan K21T (Heater timer). Timer K21T mulai menghitung lalu
dalam 30 detik mengaktifkan K22 yang mengakibatkan K14, K17, K18M,
K19M, Y15, dan Y16 nonaktif (motor 2 heater off dan pintu 1 dan pintu 2 terbuka
kembali). pintu 2 terbuka dan mengenai S23 (Limit Switch 3 aktif) yang
mengakibatkn Y24 (valve 3) dan K23T (Discharge control relay Y24) aktif. Timer
K23T mulai menghitung lalu dalam 10 detik valve 3 off. Saat barang dalam heater
jatuh ke container dan melewati light barrier 2 maka S25AE aktif dan
mengakibatkan K11M aktif dan lampu H28 aktif (conveyor belt run) sehingga
sistem tanur berjalan terus menerus. Untuk menghentikan sistem yakni dengan
menekan tombol S9 (Tombol stop).
Input Output
No.
Fungsi Address Fungsi Address
1 S7a (normal) 0.00 K6M (Main Fan) 100.00
2 S7b (manual) 0.01 K7M (Delta Fan) 100.01
3 S6B 0.02 K8M (Star Fan) 100.02
4 S8A 0.03 K13M (Vibrator) 100.03
5 S8B 0.04 K9T (T000) 200.00
6 S14A 0.05 K11T (T001) 200.01
7 S14B 0.06 K14T (T002) 200.02
8 S13 (Flow Switch) 0.07 K16 200.03
9 S14 (Normal OFF) 0.08 K22 200.04
10 S16 (LB) 0.09
Posisi Normal :
46
Saat selector switch S7 di posisi normal, S6b ditekan untuk memulai
sistem. Maka, K6M, K8M, K9T aktif (motor 1 fan aktif dengan pengasutan Y),
S13 (sensor flow control aktif), dan lampu H12 (motor 1 fan ON) aktif. Kontak
timer K9T menghitung dan 30 detik kemudian mengakibatkan K7M aktif dan
K8M OFF yang menandakan motor 1 fan bekerja dengan hubungan Δ. Disaat
bersamaan, K11T (time delay fan-vibrator) aktif dan kontak timer pada K11T
mulai menghitung lalu 20 detik kemudian mengaktifkan K13M (motor 2 vibrator)
dan lampu H19 (Vibrator motor ON). Motor 1 dan motor 2 akan bekerja bersama
terus menerus sampai S16 (sensor light barrier) ON yang menandakan silo sudah
penuh. Saat S16 aktif, K16 (full indikator), K14T (time delay vibrator-fan), lampu
H25 (full indicator) aktif, serta K13M (motor 2 vibrator) OFF. Kontak timer
K14T mulai menghitung lalu 15 detik kemudian meng-OFF kan K6M, K7M, dan
K9T (motor 1 fan OFF).
Kondisi Manual :
47
saat simulasi sistem tidak berjalan dengan baik. Solusinya yakni mengganti
push button dengan selector switch 2 posisi.
2. Pada pusat Airblast pada posisi manual, K6M langsung aktif sebelum saklar
S8b (start manual) ditekan. Hal ini disebabkan karena pengunci posisi manual
K6M bukan NO melainkan NC. Solusinya yakni mengubah kontak bantu
yang tadinya NC menjadi NO.
3. Pada pusat Pompa, saat posisi otomatis (dengan sensor level) saat pada level
2 dimana pompa 1 dan pompa 2 seharusnya bekerja bergantian setiap ada
impuls namun hal ini tidak terjadi. Hal ini disebabkan karena koil impuls
belum terhubung sesuai dengan gambar. Solusinya yakni memasang
hubungan koil impuls pada kontak bantu relay d15.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
48
rangkaian kontrol, serta mengetahui simbol-simbol kontak bantu pada gambar
agar membantu dalam merangkai suatu sistem kontrol;
6. Saat melakukan pengetesan, praktikan harus memperhatikan phasa dan netral
yang masuk pada rangkaian.
7. Saat terjadi masalah (troubleshooting) pada rangkaian, praktikan terlebih
dahulu memperhatikan apakah sumber tegangan masih ada atau tidak dengan
testpen, lalu menganalisis tiap masalah dengan memperhatikan kembali
gambar pada jobsheet dan mengeceknya menggunakan multimeter sehingga
rangkaian kembali berjalan baik.
49
DAFTAR PUSTAKA
50
LAMPIRAN
51
52