Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pelajaran ilmu kelistrikan terdapat hubungan timbal balik antara teori
dan praktik. Hubungan timbal balik ini merupakan kaitan yang sangat erat,
dimana pengetahuan yang kita dapatkan dalam teori haruslah kita praktikkan.
Karena dengan melakukan praktik akan membantu kita dalam mengetahui dan
mengerti serta mampu melaksanakan pekerjaan dilapangan atau industri dengan
baik dan benar. Umumnya kegiatan praktik ini dilakukan di dalam bengkel dan
laboratorium.

Untuk melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan tenaga yang efisien, agar


menghasilkan pula hasil yang baik. Untuk mencapai efisiensi kerja di dalam
bengkel perlu mempersiapkan terlebih dahulu tenaga dan pengalaman kerja pada
waktu melaksanakan praktik.

Dunia industri di negara kita saat ini berjalan sangat pesat seiring dengan
meluasnya jenis-jenis produk industri. Kompleksitas pengolahan bahan mentah
menjadi bahan baku, yang berproses baik secara fisika maupun secara kimia, telah
memacu manusia untuk selalu meningkatkan kerja sistem yang mendukung proses
tersebut, agar semakin produktif dan efisien.

Salah satu yang menjadi perhatian utama dalam hal ini ialah penggunaan
sistem pengendalian proses industri (sistem kontrol industri). Pada kontrol ini, kita
menentukan proses kerja dari motor tersebut agar menghasilkan barang jadi
dengan bantuan relay ataupun kontaktor atau yang lebih lazim dikenal sebagai
sistem kontrol.

1
1.1 Tujuan

Setelah menyelesaikan praktik bengkel ini, praktikan diharapkan dapat:


1. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa dalam
menggunakan alat dan bahan sesuai dengan fungsinya;
2. Merangkai diagram ladder di program simulasi (CX-Programmer) dengan
berpacu pada rangkaian kontrol di jobsheet;
3. Melakukan pengujian fungsi rangkaian kontrol PLC setelah selesai merakit;
4. Menganalisis gangguan (troubleshooting) yang terjadi selama praktik;
5. Meningkatkan keterampilan sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja
sesuai dengan bidang kelistrikan.

1.2 Manfaat
Setelah melakukan praktik kerja bengkel pada semester IV ini, manfaat
yang diperoleh oleh praktikan yakni;
1. Dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa dalam
menggunakan alat dan bahan sesuai dengan fungsinya;
2. Dapat merangkai diagram ladder di program simulasi (CX-Programmer)
dengan benar;
3. Dapat melakukan pengujian fungsi rangkaian kontrol PLC setelah selesai
merakit sehingga sistem bekerja;
4. Dapat menganalisis gangguan (troubleshooting) yang terjadi setelah
melakukan pengetesan PLC dan dapat memperbaiki diagram ladder;
6. Dapat meningkatkan keterampilan sebagai bekal untuk memasuki lapangan
kerja sesuai dengan bidang kelistrikan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada praktik kontrol industri lanjutan ini, menggunakan PLC dan SCADA
dalam penyederhanaan sistem kontrol industri, terdapat 4 job yang dilakukan
yaitu Milling, Tanur, Airblast dan Pompa. Maka dari itu terdapat landasan teori
dalam praktik bengkel kontrol industri lanjutan ini;

2.1 PLC
2.2 SCADA

2.3 Tanur
Tanur adalah suatu alat sejenis oven berukuran besar, berupa ruangan
dengan penyekat termal yang dapat dipanaskan hingga mencapai suhu tertentu,
untuk menyelesaikan tugas atau proses tertentu seperti pengeringan, pengerasan,
atau perubahan kimiawi.

2.4 Airblast
Sistem airblast merupakan suatu unit proses transportasi yang sering
digunakan di dunia industri. Airblast juga sering disebut sebagai mesin pemindah
bahan-bahan yang bersifat lunak seperti : biji-bijian, bahan pakan ternak, serbuk
semen, tepung dan lain sebagainya yang dipindahkan dari suatu silo ke silo
lainnya melalui pipa dengan menggunakan tiupan angin yang dihasilkan oleh fan
motor.

2.5 Keselamatan Kerja

2.5.1 Keselamatan Umum

Listrik merupakan salah satu sumber daya yang sangat dibutuhkan


oleh manusia karena sebagian besar aktivitas manusia menggunakan sumber
daya listrik. Akan tetapi, listrik juga dapat menghasilkan dampak negatif

3
akibat kesalahan dalam menggunakannya, listrik juga dapat menyebabkan
kematian pada manusia jika manusia lalai dan tak memperhatikan bahaya
yang ditimbulkan oleh akibat listrik tersebut.

Oleh karena itu, diciptakanlah / ditemukan pedoman, dalam hal ini K3


(Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Selain adanya panduan tentang K3
maka kita akan terhindar dari bahaya kecelakaan saat bekerja.

2.5.2 Keselamatan Kerja di Bengkel


Dalam Praktik Kontrol Industri Konvensional pada semester IV ini,
praktikan harus mengutamakan keselamatan kerja saat melakukan praktik.
Hal-hal yang berkenaan dengan keselamatan kerja diantaranya:

1. Menggunakan sepatu safety selama melakukan praktik;


2. Memperhatikan isolator setiap perkakas alat listrik;
3. Memperhatikan rangkaian kontrol jangan sampai ada kabel terbuka
yang mengakibatkan arus bocor;
4. Sebelum mengetes rangkaian, pastikan periksa terlebih dahulu
sumber tegangan dengan menggunakan testpen;
5. Menghubungan panel kerja ke grounding.

2.6 Perkakas Kerja

2.6.1 Jenis Obeng


Obeng memiliki fungsi untuk memasang atau membuka baut yang
biasanya ada pada kendaraan, barang-barang elektronik dan yang lain tetapi
bisa juga berfungsi untuk mencongkel sesuatu yang kira-kira sulit sekali di
buka. Dalam praktik bengkel semester IV ini terdapat 2 jenis obeng yang
digunakan, yaitu:

4
Gambar 2.1 Obeng (+) dan (-) Gambar 2.2 Obeng Terminal

2.6.2 Testpen
Testpen memiliki ujung seperti obeng min (-) hanya saja testpen
dilengkapi dengan led pada ujung lainnya sebagai indikator jika pada suatu
benda terdapat tegangan. Contoh gambar testpen dapat dilihat pada gambar;

Gambar 2.3 Testpen

2.6.3 Jenis Tang


Tang berfungsi sebagai penjepit, pemuntir, pemotong, dsb. Terdapat
banyak jenis tang, namun dalam praktik bengkel semester IV ini ada 4 jenis
tang yang digunakan, yakni:

(a) (b) (c) (d)

Gambar 2.4 (a)Tang Potong; (b)Tang Lancip;


(c)Tang Kombinasi; (d)Tang Pengupas Kabel

5
2.7 Panel Hubung Bagi (PHB)
Panel hubung bagi adalah peralatan yang berfungsi menerima energi listrik
dari  PLN dan selanjutnya mendistribusikan dan sekaligus mengontrol penyaluran
energi listrik tersebut melalui sirkit panel utama dan cabang ke PHB cabang
atau  langsung melalui sirkit akhir ke beban yang berupa beberapa  titik lampu dan
melalui kotak-kontak ke peralatan pemanfaatan listrik yang berada di dalam
bangunan.

Gambar 2.5 Panel Hubung Bagi

2.8 MCB (Miniatur Circuit Breaker)

MCB berfungsi sebagai alat pengaman saat terjadi hubung singkat


(korsleting) maupun beban lebih (over load). MCB akan memutuskan arus apa
bila arus yang melewatinya melebihi dari arus nominal MCB, sebagai contoh
MCB 2A akan memutuskan arus jika penggunaan beban melebihi 2A, MCB juga
akan memutuskan arus jika terjadi hubung singkat karena saat hubung singkat
arus yang dihasilkan sangat besar dan melebihi 2A. Sebagai salah satu alat
pengaman listrik, jika MCB  putus maka kita hanya perlu menghidupkannya
kembali layaknya sakelar.

MCB merupakan  pengaman listrik yang bekerja dengan prinsip bimetal


dan memiliki dua cara pemutusan yakni secara thermal (panas) dan
elektromagnetik. Saat terjadi hubung singkat maka MCB akan memutuskan arus
dengan sangat cepat karena menggunakan cara kerja elektromagnetik, namun saat

6
memutuskan arus karena beban lebih maka akan sedikit lambat karena MCB
menggunakan cara kerja berdasarkan panas atau thermal.

Untuk memasang MCB pada suatu rangkaian atau peralatan arus lebih, yang
pertama harus diperhitungkan adalah bahwa apabila ada gangguan maka MCB
harus berfungsi terlebih dahulu. Contoh MCB dapat dilihat pada gambar di
bawah;

(a) (b)

Gambar 2.6 (a)MCB 3 phasa; (b)MCB 1 phasa

2.9 Thermal Overload Relay (TOR)

Fungsi dari TOR adalah untuk proteksi motor listrik dari beban lebih.
Seperti halnya sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang bekerja cepat dan
ada yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat mencapai 6 kali nominal,
sehingga apabila digunakan pengaman yang bekerja cepat, maka pengamannya
akan putus setiap motor dijalankan.

Mekanisme kerja TOR apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari
nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan
membawa slide ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian
bawah terdorong ke kiri dan kontak NC (95-96) akan lepas, dan membuat kontak
NO (97-98) akan terhubung. Contoh TOR dapat dilihat pada gambar di bawah:

7
(a) (b)

Gambar 2.7 (a)TOR; (b)Simbol TOR

2.10 Kontaktor

Kontaktor adalah suatu saklar yang bekerja berdasarkan dengan


elektromagnetis. Kontaktor akan bekerja bila sesuai dengan tegangan kerjanya
(tegangan nominal), tegangan kerja kontaktor dapat dilihat pada name platnya,
tapi pada umumnya tegangan kontaktor antara 220 – 240 Volt.

Kontaktor merupakan suatu alat kontrol yang konvensional yang masih


tetap bisa dipakai sampai sekarang ini, dari segi fungsi dalam pengontrolan bisa
saja digunakan dengan alat/komponen yang lebih canggih misalnya;
mikrokontroller, PLC dan sebagainya, namun dari segi hubungan line ke beban
sampai saat ini penggunaan kontaktor belum bisa digantikan fungsinya. Contoh
gambar kontaktor dapat dilihat pada gambar 2.8;

(a) (b)

Gambar 2.8 (a)Kontaktor; (b) Simbol Kontaktor

8
2.11 Kontaktor Timer ON Delay dan OFF Delay

Kontaktor delay/timer ini pada prinsipnya juga merupakan kontaktor


pengontrol. Adapun fungsi dari kontaktor delay/timer ini untuk memindahkan
kerja dari rangkaian pengontrol dalam waktu tertentu yang bekerja secara
otomatis, misalnya untuk rangkaian kontrol hubungan Ү – Δ secara otomatis,
hubungan kontrol secara berurutan dan lain – lain.

Pada bengkel semester IV ini digunakan kontaktor ON Delay dan OFF


Delay. Kontaktor penunda waktu “ ON “ (On Delay) adalah suatu Timer yang
dihubungkan secara langsung ke kontaktor yang akan berfungsi jika kontaktor
bekerja ( ON ) maka Timer juga bekerja ( ON ). Prinsip kerja kontaktor ini secara
umum sama dengan kontaktor lainnya yaitu berdasarkan magnit. Tetapi pada
kontaktor ini dilengkapi dengan pengatur waktu. Pada kontaktor biasanya saat
terdapat magnit, kontaktornya langsung berubah posisi dengan seketika dalam
waktu yang bersamaan, sedangkan pada kontaktor penunda waktu “ ON “ bila
kumparannya terdapat magnit, kontaknya tidak langsung berubah posisi, tetapi
beberapa saat kemudian baru kontaknya akan berpindah posisi. Kontaknya akan
kembali keposisi semula dengan seketika bila magnit pada kumparannya
dihilangkan. Sedangkan kontaktor penunda waktu “ OFF “ (Off Delay) adalah
suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke kontaktor yang akan berfungsi
jika kontaktor selesai bekerja ( OFF ) yang terhubung jika timer telah selesai
menghitung. Contoh gambar kontaktor timer dapat dilihat pada gambar di bawah;

(a) (b)

Gambar 2.9 (a)Timer; (b)Simbol Timer

9
2.12 Limit Switch
Limit switch (saklar pembatas) adalah saklar atau perangkat elektromekanis
yang mempunyai tuas aktuator sebagai pengubah posisi kontak terminal (dari NO
ke NC atau sebaliknya dari NC ke NO). Posisi kontak akan berubah ketika tuas
aktuator tersebut terdorong atau tertekan oleh suatu objek. Sama halnya dengan
saklar pada umumnya, limit switch juga hanya mempunyai 2 kondisi, yaitu
menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik. Dengan kata lain hanya
mempunyai kondisi on atau off.

(a) (b)

Gambar 2.10 (a)Limit Switch ; (b)Simbol limit switch


2.13 Relay (rele kontaktor)

Relay merupakan sebuah saklar elektrik yang dapat mengubah kontak-


kontak dari NO (Normally Open) menjadi NC (Normally Close) atau sebaliknya
jika mendapat supply arus listrik. Bila relay bekerja, kontak-kontak utama dan
bantu akan bekerja pada waktu yang bersamaan. Contoh rele kontaktor dapat
dilihat pada gambar di bawah;

(a) (b)
Gambar 2.11 (a)Relay Kontaktor; (b)Simbol Relay

10
2.14 Saklar Impuls
Saklar impuls adalah suatu saklar yang bekerja berdasarkan prinsip kerja
magnet, dimana posisi saklarnya akan berubah setiap impuls. Saklar ini
mempunyai dua posisi kontak, “off” pada impuls kedua dan kontak “on” pada
posisi pertama. Dalam mengendalikan (on dan off) suatu lampu, saklar impuls
berkoordinasi dengan saklar push button sebagai kontrol bantu. Contoh saklar
impuls dapat dilihat pada gambar di bawah;

(a) (b)

Gambar 2.12 (a) Saklar impuls ; (b)simbol saklar impulSaklar Impuls

2.15 Saklar Tekan (Push Button)


Push button (saklar tekan) adalah saklar yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan
unlock (tidak mengunci). Saklar ini memberikan daya yang sifatnya sementara,
apabila dikombinasi dengan saklar impuls maka pada saat saklar dilepas
hubungannnya dengan beban tetap ada karena saklar tersebut terkunci oleh
impuls. Contoh saklar tekan dapat dilihat pada gambar di bawah;

(a) (b)

Gambar 2.13 (a) Saklar tekan; (b)Simbol saklar tekan

11
2.16 Saklar Pilih (Selector Switch)
Saklar Pilih biasa juga disebut dengan selector switch. Saklar ini terdiri dari
sebuah poros yang dapat berputar kekanan atau kekiri dalam satu piringan. Pada
piringan tersebut terdapat lekuk-lekuk, dan pada porosnya dipasang alat
pengoperasian. Pada masing-masing posisi sakelar (0,1,2) terdapat penahan, oleh
karena itu setiap kedudukan saklar kontaknya akan tertahan. Jumlah kontak yang
terdapat dalam satu perangkat alat ini tergantung dari jenis dan keperluan saklar
tersebut. Contoh saklar pilih dapat dilihat pada gambar di bawah;

1 0 2
   

(a) (b)

Gambar 2.14 (a) saklar pilih; (b) Simbol saklar pilih

2.18 Lampu Tanda (Indikator)


Pada rangkaian panel penerangan lampu tanda merupakan peralatan
indikator yang cukup penting terutama dalam rangkaian kontrol. Lampu tanda ini
berfungsi untuk memberikan keterangan tentang kondisi dari rangkaian
kontrol.Seorang operator dapat mengetahui kondisi kerja dari rangkian dengan
melihat lampu tanda tersebut, apakah rangkaian bekerja dalam operasi normal
atau terdapat gangguan-gangguan. Contoh lampu tanda dapat dilihat pada gambar
di bawah;

12
Gambar 2.18 Lampu tanda

2.19 Kabel NYAF

Kabel NYAF adalah kabel dengan inti tembaga serabut (fleksibel), dengan
inti tunggal (satu) berisolasi PVC satu lapis. Kabel NYAF adalah kabel tembaga
tipe serabut berinti satu sama seperti NYA. Kabel NYAF ini direkomendasikan
untuk instalasi yang permanen, didalam panel distribusi atau sebagai konektor
dalam panel.Kabel jenis ini sangat cocok untuk tempat yang mempunyai belokan–
belokan tajam serta cukup lentur karena di dalamnya terdiri dari kabel serabut
yang disusun perkelompok. Contoh kabel NYAF dapat dilihat pada gambar di
bawah;

Gambar 2.11 Kabel NYAF

13
2.20 Line Up Terminal

Line Up Terminal berfungsi sebagai penghubung kabel satu dengan yang


lainnya agar tetap aman serta rapi. Contoh line up terminal dapat dilihat pada
gambar berikut;

Gambar 2.20 Line Up Terminal

2.21 Wireduct

Wireduct berfungsi sebagai tempat jalurnya kabel pada panel. Wireduct juga
merupakan salah satu cara untuk merapikan kabel-kabel pada panel agar tidak
terlihat berantakan. Contoh gambar wireduct dapat dilihat pada gambar di bawah;

Gambar 2.21 Wireduct

14
BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1 Daftar Alat

Tabel 3.1 Daftar Alat

No. Nama Peralatan Jumlah Satuan


1. Obeng terminal 2 buah
2. Obeng tes (Tespen) 1 buah
3. Obeng plat (-) 1 buah
4. Obeng plus (+) 2 buah
5. Tang potong 1 buah
6. Tang lancip 1 buah
7. Tang Kombinasi 1 buah
8. Tang pengupas 1 buah

3.2 Daftar Bahan


Tabel 3.2.1 Daftar Bahan Tanur

No. Nama Peralatan Jumlah Satuan


1. Selector Switch 3 buah
2
2. Kabel NYAF 1,5 mm 60 meter
3. Relay 3 buah
4. Kontaktor 11 buah
5. Lampu Indikator 3 buah
6. Line-up Terminal 40 buah
7. MCB 1 phasa 1 buah
8. MCB 3 phasa 2 buah
9. Panel Kontrol 1 buah
10. Push button 7 buah
11. TOR 1 buah
12. Wiring Channel 3 meter

15
13 Timer ON OFF Delay 2 buah

Tabel 3.2.2 Daftar Bahan Airblast

No. Nama Peralatan Jumlah Satuan


1. Kabel NYAF 1,5 mm2 40 meter
2. Timer ON OFF Delay 3 buah
3. Kontaktor 10 buah
4. Lampu Indikator 6 buah
5. Line-up Terminal 40 buah
6. MCB 1 Phasa 1 buah
7. MCB 3 Phasa 2 buah
8. Panel Kontrol 1 buah
9. Push button 8 buah
10. TOR 2 buah
11. Selector Switch 2 buah
12. Wiring Channel 3 meter

16
BAB IV
LANGKAH KERJA
1.
4.1 Langkah Kerja Tanur
Adapun langkah-langkah pada praktek kontrol Tanur adalah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Merangkai pada panel kontrol sesuai dengan gambar rangkaian “Diagram
Daya Tanur” untuk menghubungkan rangkaian ke sumber.
3. Memasangkan instalasi pada PLC sesuai dengan gambar rangkaian “Sistem
Kontrol Tanur Berbasis PLC”, dengan menghubungkan port Com pada
input ke port positif (+) pada output.
4. Memasang atau menghubungkan tiap port com pada port output.
5. Menghubungkan pin negatif (-) pada port output ke Push Button dan
selanjutnya menghubungkan keluaran Push Button ke port input mulai dari
port 00, 01, 02, dan seterusnya.
6. Menghubungkan port output ke koil kontaktor mulai dari port 00, 01, 02,
dan seterusnya.
7. Membuat ladder diagram dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuka aplikasi CX-Programmer dan akan muncul jendela seperti
gambar.

Gambar 4.1. Aplikasi CX-Programmer


b. Setelah aplikasi terbuka maka selanjutnya adalah membuat project baru
dengan cara mengklik menu File > New.

17
Gambar 4.2. New Project CX-Programmer
c. Kemudian akan muncul jendela Change PLC. Memastikan bahwa
Device Type nya adalah CP1E kemudian Network Type adalah
SYSMAC WAY.

Gambar 4.3.Change PLC


d. Mengklik tab “Settings” bagian Device Type, dan memilih CPU Type
sesuai PLC yang digunakan, kemudian mengklik OK.

Gambar 4.4. Decive Type Settings

18
e. Selanjutnya akan muncul workspace baru.

Gambar 4.5. New Workspace


f. Save all page dengan mengklik menu file > save all page. Menyimpan
di tempat atau lokasi yang diinginkan.
g. Membuat ladder diagram dengan mengacu pada rangkaian
konvensional yang ada.
h. Untuk membuat kontak bantu kondisi NO maka pilih no.1 pada gambar
sedangkan untuk membuat kontak bantu kondisi NC maka memilih
no.2 pada gambar. Jika ingin menggunakan output maka memilih no.3
pada gambar, sedangkan jika ingin menggunakan timer atau counter
maka memilih no.4 pada gambar.

Gambar 4.6. Fasilitas Kontak CX-Programmer


i. Setelah dipilih, misalkan kontak yang dipilih adalah NC maka akan
muncul tampilan berikut.

19
Gambar 4.7. New Contact

j. Memasukkan alamat kontak tersebut. Misalkan kontak NC tersebut


adalah sebuah Push Button yang kondisinya adalah NC, maka
dibuatkan kontak NC dengan alamat sesuai yang terpasang pada PLC.
Contoh Push Button tersebut berada pada Pin 00, maka alamat yang
diberikan adalah “0.00”. Kode 0 di depan .00 adalah kode bahwa alamat
tersebut adalah sebuah input yang terpasang pada pin ke 00.
k. Jika ingin menggunakan kontak bantu tambahan tanpa ada kontak yang
sebenarnya maka dapat digunakan kontak bantu internal dengan
menggunakan kode awal “200.”. Prinsip kerja dari kontak ini sama
seperti kontaktor atau relay pada umumnya yakni pada saat koil
mendapat tegangan maka anak kontak akan berubah dari NO berubah
menjadi NC kemudian NC berubah menjadi NO.
8. Setelah ladder diagram selesai, maka langkah selanjutnya adalah
menyambungkan PLC ke PC kemudian mendownload program yang telah
dibuat ke PLC . Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Memilih menu PLC dan pilih Transfer untuk mentransfer program ke
PLC.

Gambar 4.8. Transfer To PLC

20
b. Setelah selesai selanjutnya memilih menu PLC lalu memilih work
online untuk mendownload program ke PLC.

Gambar 4.9. Work Online


c. Kemudian memilih menu PLC dan memilih operating mode dan
memilih monitoring untuk melihat apakah tombol pada panel
terhubung dengan PLC.

Gambar 4.10. Operating Mode


9. Setelah selesai mendownload Program ke PLC, selanjutnya yaitu
mensimulasikan hasil pengontrolan di depan dosen pembimbing.

21
4.2 Langkah Kerja Air Blast
Adapun langkah-langkah pada praktek kontrol Air Blast adalah
sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Merangkai pada panel kontrol sesuai dengan gambar rangkaian “Diagram
Daya Air Blast” untuk menghubungkan rangkaian ke sumber.
3. Memasangkan instalasi pada PLC sesuai dengan gambar rangkaian “Sistem
Kontrol Air Blast Berbasis PLC”, dengan menghubungkan port Com pada
input ke port positif (+) pada output.
4. Memasang atau menghubungkan tiap port com pada port output.
5. Menghubungkan pin negatif (-) pada port output ke Push Button dan
selanjutnya menghubungkan keluaran Push Button ke port input mulai dari
port 00, 01, 02, dan seterusnya.
6. Menghubungkan port output ke koil kontaktor mulai dari port 00, 01, 02,
dan seterusnya.
7. Membuat ladder diagram dengan langkah-langkah seperti pada pembuatan
ladder diagram tanur di atas.
8. Setelah selesai mendownload Program ke PLC, selanjutnya yaitu
mensimulasikan hasil pengontrolan di depan dosen pembimbing.

22
BAB V

GAMBAR RANGKAIAN

23
GAMBAR RANGKAIAN PUSAT MILLING

24
25
26
27
28
29
GAMBAR RANGKAIAN PUSAT TANUR

30
31
32
33
34
GAMBAR RANGKAIAN PUSAT AIRBLAST

35
36
37
38
39
GAMBAR RANGKAIAN PUSAT POMPA

40
41
42
43
44
BAB VI

ANALISA RANGKAIAN

4.2 Pusat Tanur

Input Output
No.
Fungsi Address Fungsi Address
1 S8 (Stop) 0.00 K11M (Con. Belt) 100.00
2 S9 (Start) 0.01 Y15 (Valve 1) 100.01
3 S11 (Con. Belt) 0.02 Y16 (Valve 2) 100.02
4 S12AE (LB1) 0.03 K18M (Main Heater) 100.03
5 S25AE (LB2) 0.04 K19M (3/3 Heater) 100.04
6 S16 (LS1) 0.05 K20M (1/3 Heater) 100.05
7 S17 (LS2) 0.06 Y24 (Valve 3) 100.06
8 S17AE1 0.07 K13 200.01
9 S17AE2 0.08 K14 200.02
10 S23 (LS3) 0.09 K16 200.03
11 K17 200.04
12 K21T 200.05
13 K22 200.06
14 K23T 200.07

Proses kerja dari rangkaian Tanur ini ialah bekerja secara otomatis. Dimulai
dari memanaskan material dari suhu awal hingga sebesar 800°C hingga nantinya
dipertahankan sampai 820°C di dalam suatu tempat yang biasanya disebut tungku
pemanas (KILN). Hingga selanjutnya berakhir pada suatu tempat yang disebut
kontainer atau silo. Proses kerja dari rangkaian tanur yaitu:

Untuk memulai sistem tanur, S8 di ON kan terlebih dahulu dan lampu H27
aktif (plant ready). Lalu untuk menjalankan motor 1 conveyor belt maka S11
ditekan yang mengakibatkan K11M aktif dan lampu H28 aktif (conveyor belt
run). Selanjutnya S12AE ditekan yang menandakan barang melewati light barrier
1 dan mengaktifkan K13 (auxiliary relay light barrier 1). K13 mengaktifkan
K14M (auxiliary relay contact holder) dan Y15 (valve 1), serta menonaktifkan
K11M (conveyor belt stop). Valve 1 mendorong pintu 1 untuk menutup hingga
mengenai S16 (Limit Switch 1 aktif) yang mengakibatkn Y16 (valve 2) aktif.
Valve 2 mendorong pintu 2 untuk menutup hingga mengenai S17 (Limit Switch 2

45
aktif) yang mengakibatkan K17, K18M, dan K19M aktif (Motor 2 heater bekerja
dalam pengasutan Δ). Saat heater sudah mencapai suhu tinggi maka S17AE1
ditekan untuk mengaktifkan K16, K20M (Motor 2 heater bekerja dalam
pengasutanY), dan K21T (Heater timer). Timer K21T mulai menghitung lalu
dalam 30 detik mengaktifkan K22 yang mengakibatkan K14, K17, K18M,
K19M, Y15, dan Y16 nonaktif (motor 2 heater off dan pintu 1 dan pintu 2 terbuka
kembali). pintu 2 terbuka dan mengenai S23 (Limit Switch 3 aktif) yang
mengakibatkn Y24 (valve 3) dan K23T (Discharge control relay Y24) aktif. Timer
K23T mulai menghitung lalu dalam 10 detik valve 3 off. Saat barang dalam heater
jatuh ke container dan melewati light barrier 2 maka S25AE aktif dan
mengakibatkan K11M aktif dan lampu H28 aktif (conveyor belt run) sehingga
sistem tanur berjalan terus menerus. Untuk menghentikan sistem yakni dengan
menekan tombol S9 (Tombol stop).

4.3 Pusat Airblast

Input Output
No.
Fungsi Address Fungsi Address
1 S7a (normal) 0.00 K6M (Main Fan) 100.00
2 S7b (manual) 0.01 K7M (Delta Fan) 100.01
3 S6B 0.02 K8M (Star Fan) 100.02
4 S8A 0.03 K13M (Vibrator) 100.03
5 S8B 0.04 K9T (T000) 200.00
6 S14A 0.05 K11T (T001) 200.01
7 S14B 0.06 K14T (T002) 200.02
8 S13 (Flow Switch) 0.07 K16 200.03
9 S14 (Normal OFF) 0.08 K22 200.04
10 S16 (LB) 0.09

Sistem Airblast dapat dioperasikan dalam 2 kondisi, yakni kondisi Normal


dan Manual.

Posisi Normal :

46
Saat selector switch S7 di posisi normal, S6b ditekan untuk memulai
sistem. Maka, K6M, K8M, K9T aktif (motor 1 fan aktif dengan pengasutan Y),
S13 (sensor flow control aktif), dan lampu H12 (motor 1 fan ON) aktif. Kontak
timer K9T menghitung dan 30 detik kemudian mengakibatkan K7M aktif dan
K8M OFF yang menandakan motor 1 fan bekerja dengan hubungan Δ. Disaat
bersamaan, K11T (time delay fan-vibrator) aktif dan kontak timer pada K11T
mulai menghitung lalu 20 detik kemudian mengaktifkan K13M (motor 2 vibrator)
dan lampu H19 (Vibrator motor ON). Motor 1 dan motor 2 akan bekerja bersama
terus menerus sampai S16 (sensor light barrier) ON yang menandakan silo sudah
penuh. Saat S16 aktif, K16 (full indikator), K14T (time delay vibrator-fan), lampu
H25 (full indicator) aktif, serta K13M (motor 2 vibrator) OFF. Kontak timer
K14T mulai menghitung lalu 15 detik kemudian meng-OFF kan K6M, K7M, dan
K9T (motor 1 fan OFF).

Kondisi Manual :

Untuk membersihkan bahan dalam pipa transport, dapat menggunakan


selector switch S7 posisi manual. Dalam kondisi ini, saat S7 di posisi manual,
K22 dan lampu H23 aktif. motor 1 fan dan motor 2 vibrator dapat dioperasikan
secara terpisah karena kontak bantu NC K22 berubah menjadi NO. Untuk
mengaktifkan motor 1 fan maka saklar S8b ditekan dan untuk meng-offkan motor
1 fan maka S8a ditekan. Untuk mengaktifkan motor 2 vibrator maka saklar S14b
ditekan dan untuk meng-offkan motor 2 vibrator maka S14a ditekan.

4.4 Analisa Troubleshooting


Tujuan dari troubleshooting adalah untuk melatih praktikan dalam
mengatasi permasalahan yang terjadi pada rangkaian. Berikut ini beberapa
troubleshooting yang terjadi saat melakukan praktik :
1. Pada pusat Tanur, saat melakukan pengecekan pada rangkaian kontrol, fungsi
Limit Switch tidak mengunci karena menggunakan push button NO, sehingga

47
saat simulasi sistem tidak berjalan dengan baik. Solusinya yakni mengganti
push button dengan selector switch 2 posisi.
2. Pada pusat Airblast pada posisi manual, K6M langsung aktif sebelum saklar
S8b (start manual) ditekan. Hal ini disebabkan karena pengunci posisi manual
K6M bukan NO melainkan NC. Solusinya yakni mengubah kontak bantu
yang tadinya NC menjadi NO.
3. Pada pusat Pompa, saat posisi otomatis (dengan sensor level) saat pada level
2 dimana pompa 1 dan pompa 2 seharusnya bekerja bergantian setiap ada
impuls namun hal ini tidak terjadi. Hal ini disebabkan karena koil impuls
belum terhubung sesuai dengan gambar. Solusinya yakni memasang
hubungan koil impuls pada kontak bantu relay d15.
BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktik kontrol industry konvensional, maka praktikan


dapat menyimpulkan bahwa;

1. Milling pada industri biasanya dijumpai pada perusahaan semen, pemecah


batu dan lain-lain. Dengan menggunakan ban berjalan (conveyor belt) untuk
memindahkan material dari tempat atau silo yang satu ke silo lainnya.
2. Tanur adalah alat yang digunakan sebagai pemanas dalam ukuran besar yang
biasa digunakan pada industry pengemasan suatu barang.
3. Sistem Airblast adalah merupakan suatu unit proses transportasi yang sering
di gunakan di dunia industri. Airblast juga sering disebut sebagai mesin
pemindah bahan-bahan yang bersifat lunak.
4. Pompa sebagai alat pemindah zat ( cair dan gas ) dari suatu tempat ke tempat
yang lain. Dimana alat ini akan menghisap zat tersebut dan mengeluarkan
kembali melalui saluran lainnya akibat tekanan yang ditimbulkannya.
5. Dalam merangkai sistem kontrol praktikan harus memahami terlebih dahulu
gambar yang diberikan serta dapat membedakan rangkaian daya dan

48
rangkaian kontrol, serta mengetahui simbol-simbol kontak bantu pada gambar
agar membantu dalam merangkai suatu sistem kontrol;
6. Saat melakukan pengetesan, praktikan harus memperhatikan phasa dan netral
yang masuk pada rangkaian.
7. Saat terjadi masalah (troubleshooting) pada rangkaian, praktikan terlebih
dahulu memperhatikan apakah sumber tegangan masih ada atau tidak dengan
testpen, lalu menganalisis tiap masalah dengan memperhatikan kembali
gambar pada jobsheet dan mengeceknya menggunakan multimeter sehingga
rangkaian kembali berjalan baik.

7.2 Saran dan Kritik


Setelah melakukan praktik kontrol industri konvensional, maka praktikan
menyampaikan hal-hal yang kiranya dapat menjadi perhatian oleh pembimbing,
teknisi dan teman-teman praktikan yaitu;
1. Untuk pembimbing agar kiranya selalu berada di dalam ruangan praktik
untuk memaksimalkan praktik ini. Karena seringkali praktikan membutuhkan
bimbingan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.
2. Untuk teknisiuntuk menyediakan peralatan maupun bahan yang sudah tidak
layak untuk digunakan kembali.
3. Untuk teman-teman praktikan agar menjaga ketenangan dan mengutamakan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

49
DAFTAR PUSTAKA

1. Jobsheet Praktikum Bengkel Listrik Semester IV


2. http://www.google.com/
3. Shoffi,Rizki Tia. 2018. Laporan Bengkel Semester . Makassar : Politeknik
Negeri Ujung Pandang.
4. https://www.academia.edu/36253436/PRAKTEK_OTOMASI_INDUSTRI_P
roses_Milling_Dengan_PLC_PROGRAM_STUDI_TEKNIK_LISTRIK
5. https://www.academia.edu/36253438/PRAKTEK_KONTROL_INDUSTRI_
LANJUTAN_TL_338523_MODUL_1_TANUR_PROGRAM_STUDI_TEK
NIK_LISTRIK
6. https://www.academia.edu/36253437/PRAKTEK_KONTROL_INDUSTRI_
LANJUTAN_TL_338523_MODUL_2_AIRBLAST_PROGRAM_STUDI_T
EKNIK_LISTRIK
7. https://www.academia.edu/22669588/job_sheet_pusat_pompa

50
LAMPIRAN

Gambar Rangkaian Tanur

Gambar Rangkaian Airblast

51
52

Anda mungkin juga menyukai