FAKULTAS TEKNIK
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “ sistem proteksi pada
transformator”
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
ii
DAFTAR ISI
1. Latar Belakang..............................................................................................1
3. Tujuan……………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan................................................................................................10
2. Saran ……………………………………………………………………..10
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pusat pembangkit tenaga listrik, tidak hanya penyaluran tenaga pada
sisi pembangkitan yang diproteksi dengan tepat tetapi juga pada konsumsi
pemakaian sendiri untuk menunjang operasi unit. Kesalahan operasi sistem
proteksi terjadi di PLTU Tanjung Jati B, Unit 1&2 menyebabkan unit black out
pada 19 September 2009 dan 11 Maret 2010. Kesalahan proteksi yang terjadi
dimana proteksi pada sisi hulu bekerja lebih dahulu sebelum proteksi pada sisi
hilir bekerja dan salah penginderaan.
1
A. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membatasi topik permasalahan yang akan kami
bahas yaitu, mengenai sistem proteksi pada trafo.
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mata kuliah sistem proteksi.
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mempelajari lebih
dalam mengenai sistem proteksi pada trafo, serta mempelajari bagaimana
teknik pemasangan dan fungsinya pada peralatan listrik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Relay Buchollz
berfungsi untuk mengamankan trafo dari gangguan internal trafo yang
menimbulkan gas dimana gas tersebut timbul akibat adanya hubung singkat di
dalam trafo atau akibat busur di dalam trafo.
Cara kerja adalah gas yang timbul di dalam trafo akan mengalir melalui pipa
dan tekanan gas ini akan mengerjakan relay dalam 2 tahap, yaitu :
Mengerjakan alarm (bucholz 1st) pada kontak bagian atas (1).
3
Mengerjakan perintah trip ke PMT pada kontak bagian bawah (2).
Analisa gas yang timbul pada relay bucholz adalah sebagai berikut :
H2 dan C2H2 menunjukkan adanya busur api pada minyak antara bagian-
bagian konstruksi
H2, C2H2 dan CH4 menunjukkan adanya busur api sehingga isolasi
phenol terurai, misalnya terjadi gangguan pada sadapan
H2, C2H4 dan C2H2 menunjukkan adanya pemanasan pada sambungan
inti.
H2, C2H, CO2 dan C3H4 menunjukkan adanya pemanasan setempat pada
lilitan inti.
Relay Jansen
adalah relay yang digunakan untuk mengamankan trafo dari gangguan di dalam
tap changer yang menimbulkan gas. Relay ini dipasang pada pipa yang menuju
konservator. Cara kerja pada prinsipnya sama dengan relay bucholz akan tetapi
hanya punya satu kontak tripping
4
Relay Sudden Pressure
digunakan untuk melindungi trafo dari gangguan tekanan berlebih yang
disebabkan oleh gangguan di dalam trafo.
5
Apabila tekanan di dalam trafo sudah turun atau lebih kecil dari tekanan pegas
maka valve akan menutup kembali.
Relay Suhu
berfungsi untuk melindungi trafo dari temperature yang berlebih. Apabila
temperature trafo melebihi batas yang ditentukan maka relay suhu akan
bekerja. Besar kenaikan suhu adalah sebanding dengan factor pembebanan dan
suhu udara luar trafo.
Relay suhu dibedakan menjadi dua jenis, yaitu relay suhu winding (belitan) dan
relay suhu Oil (Minyak trafo) yang bekerja pada dua tahap:
Tahap 1 : mengerjakan alarm
6
Relay Arus lebih
berfungsi untuk melindungi trafo dari gangguan hubung singkat antar fasa di
dalam maupun di luar daerah pengaman trafo
bekerja dengan prinsip instant, yaitu relay tersebut akan bekerja seketika ketika
terdeteksi adanya arus gangguan. Sehingga dengan cepat dapat mengamankan
trafo dan peralatan lain dari kerusakan.
Relay arus lebih biasanya di beri kode relay 51 dan dipasang pada sisi primer
dan sisi sekunder trafo.
7
Gambar relay tangki tanah
Relay tangki tanah biasa diberi kode relay 51G dan dipasang dengan skema
seperti gambar 6 diatas. Relay ini bekerja jika terjadi kebocoran arus dari
belitan ke tangki trafo, arus dari tangki akan mengalirke tanah dan akan
terdeteksi oleh relay arus lebih melalui CT. Kemudian relay akan mentripkan
PMT di kedua sisi (primer dan sekunder).
Relay Differensial
Fungsi dari relay differensial adalah untuk mengamankan trafo dari gangguan
hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengamanan trafo relay ini bekerja
dengan cara membandingkan arus yang masuk dan arus yang keluar
8
Skema umum relay differensial
Dari Gb 7 di atas dapat dilihat bahwa dalam kondisi arah arus Ip dan Is adalah
berlawanan dan mempunyai besar yang sama maka relay differensial tidak
dialiri arus. Relay ini bekerja apabila terjadi perbedaan arus antara sisi primer
dan sisi sekunder. Perbedaan arus tersebu disebabkan oleh gangguan yang
terdapat didaerah pengamanan trafo
9
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Dari uraian tentang pembahasan koordinasi over current relay maka penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa :
1. Koordinasi kerja dari Rele Arus Lebih pada Interbus Transformator 100
MVA dengan sisi 150 KV/70 KV yaitu besarnya arus hubung singkat
bergantung pada jarak titik gangguan dari sumber. Semakin jauh letak
gangguan hubung singkat 3 fasa dari sumber, maka semakin kecil pula
arus yang ditimbulkan. Untuk itu setting waktu pada over current relay
semakin jauh dari sumber maka semakin cepat waktu untuk memutuskan
PMT agar gangguan tidak mengganggu fungsi kerja alat lainnya.
2. Cara penyetelan Rele Arus Lebih pada sisi primer dan sisi sekunder
transformator tenaga terlebih dahulu harus dihitung arus nominal
transformator tenaga. Untuk mendapatkan nilai setelan sekunder yang
dapat disetkan pada Rele Arus Lebih, maka harus dihitung dengan
menggunakan ratio trafo (CT) yang terpasang pada sisi primer maupun sisi
sekunder transformator tengah.
B. Saran
Untuk mendapatkan selektivitas yang baik dan respon rele terhadap gangguan
maka disarankan kepada pihak GI Keramasan untuk melakukan perawatan
yang baik guna menghindari terjadinya kerusakan. Pemeliharaan peralatan dan
pengecekan setting OCR juga diperlukan agar sistem proteksi dapat bekerja
dengan bai
10
DAFTAR PUSTAKA
https://rakhman.net/electrical-id/relay-proteksi-pada-transformator/
https://www.academia.edu/10088593/Sistem_Proteksi_pada_Trafo
11