Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ahmad Yunus

Nim : 2007113990

Proteksi Sistem Tenaga Listrik

Rele Operating system

A. Pengertian Rele
Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus. Relay memiliki sebuah
kumparan tegangan rendah yang dililitkan pada sebuah inti. Terdapat sebuah armatur besi
yang akan tertarik menuju inti apabila arus mengalir melewati kumparan. Armatur ini
terpasang pada sebuah tuas berpegas. Ketika armatur tertarik menuju ini, kontak jalur
bersama akan berubah posisinya dari kontak normal-tertutup ke kontak normal-terbuka. Relay
dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus interface antara beban
dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power supplynya. Secara fisik antara
saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay terpisah sehingga antara beban dan sistem
kontrol terpisah.

B. Pengertian Rele Proteksi


Rele Proteksi adalah susunan peralatan yang direncanakan untuk dapat merasakan
atau mengukur adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak normalan pada
pearalatan atau bagian sistem tenaga listrik dan segara secara otomatis memberi perintah
untuk membuka pemutus tenaga untuk memisahkan peralatan atau bagian dari sistem yang
tergantung dan memberi isyarat berupa lampu dan bel.

Rele proteksi juga dapat merasakan atau melihat adanya gangguan pada peralatan
yang diamankan dengan mengukur atau membandingkan besaran-besaran yang
diterimanya,misalnya arus, tegang, daya, sudut rase, frekuensi, impendasi dan sebagiannya,
dengan besaran yang telah ditentukan, kemudian mengambil keputusan untuk seketika atau
dengan perlambatan waktu membuka pemutus tenaga. Pemutus tenaga umumnya dipasang
pada generator,transformator daya, saluran transmisi, saluran distribusi dan sebagiannya
supaya masing-masing bagian sistem dapat dipisahkan sedemikian rupa sehingga sistem
lainnya tetap dapat beroperasi secara normal.
C. Syarat-syarat Rele Proteksi
Rele merupakan kunci kelangsungan kerja untuk mejaga kontinuitas
penyaluran tenaga listrik, maka untuk menjaga kandalan dari sistem tenaga listrik,
rele harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
1. Kepekaan (sensitivity)
Pada prinsipnya rele harus cukup peka sehingga dapat mendetekasi
gangguan di kawasan pengamanannya meskipun gangguan yang ada
relatif kecil.
2. Keandalan (reliability)
Maksud dari keandalan adalah bahwa sebuah rele proteksi harus selalu
berada pada kondisi yang mampu melakukan pengamanan pada daerah
yang diamankan.
Keandalan memiliki 3 aspek, antara lain :
1. Dependability, adalah kemampuan suatu sistem rele untuk beroperasi
dengan baik dan benar. Pada prinsipnya pengaman harus dapat diandalkan
bekerjanya (dapat mendetaksi dan melepaskan bagian yang terganggu),
tidak boleh gagal bekerja. Dengan kata lain dependability-nya harus
tinggi.
2. Security, adalah tingkat kepastian suatu sistem relai untuk tidak salah
dalam bekerja. Salah kerja, misalnya lokasi gangguan berada di luar
pengamanannya, tetapi salah kerja mengakibatkan pemadaman yang
seharusnya tidak perlu terjadi.
3. Availability, adalah perbandingan antara waktu di mana pengaman
dalam keadaan siap kerja (actually in service) dan waktu total operasinya.
3. Selektifitas (selectivity)
Maksudnya pengaman harus dapat membedakan apakah gangguan terletak didaerah
proteksi utama dimana pengaman harus bekerja cepat atau terletak di luar zona
proteksinya dimana pengaman harus bekerja dengan waktu tunda atau tidak bekerja
sama sekali
4. Kecepatan kerja (Speed Of Operation)
Untuk memperkecil kerugian atau kerusakan akibat gangguan, maka bagian yang
terganggu harus dipisahkan secepat mungkin dari bagian sistem lainnya. Selang
waktu sejak dideteksinya gangguan sampai dilakukan pemisahan gangguan
merupakan penjumlahan dari waktu kerja relai dan waktu kerja pemutus daya..
5. Sederhana (Simplicity)
Relai pengaman harus disusun sesederhana mungkin namun tetap mampu
bekerjasesuai dengan tujuannya
D. Jenis-jenis Rele
Ada beberapa jenis relay untuk proteksi antara lain sebagai berikut:
1. Rele Diferensial
Rele differensial pada sistem proteksi digunakan untuk mengamankan
transformator terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi di dalam
transformator dan daerah kerjanya yang dibatasi oleh transformator arus.
Prinsip kerja rele differensial yaitu membandingkan dua besaran arus. Daerah
proteksi rele differensial dibatasi pemasangan transformator arus dimana rele
tersebut dipasang.

Gambar 1.1 Rele Diferensial


2. Relay Bucholz
Sebagaimana kita ketahui, isolator sekaligus sebagai bahan pendingin
transformator menggunakan minyak transformator. Suatu kenyataan adalah
bila gangguan atau kerusakan di dalam transformator maka di dalam minyak
itu akan timbul atau berbentuk sejumlah gas. Prinsip pengaman dengan
menggunakan rele bucholz berdasarkan uraian gas-gas yang terbentuk,
karena gas- gas yang terbentuk menunjukan jenis gangguan yang terjadi.

Gambar 1.2 Rele Bucholz

3. Rele Tangki Tanah


Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap hubung
singkat antara kumparan dengan tangki transformator yang titik netralnya
ditanahkan. Rele yang digunakan untuk mengatasi hal ini adalah rele tangki
tanah yang berfungsi untuk mendeteksi arus hubung singkat, sehingga rele
hanya dapat merasakan gangguan tanah dan efektif pada transformator yang
titik netralnya ditanahkan. Agar lebih efektif lagi, maka antara tangki
transformator dan tanah harus dibatasi dengan isolator.
4. Rele Gangguan Tanah Terbatas
Rele gangguan tanah terbatas ini berfungsi untuk mengamankan
transformator terhadap gangguan tanah didekat titik netral yang tidak dapat
terdeteksi oleh rele differensial. Rele gangguan tanah terbatas hanya dipasang
pada transformator yang titik netralnya ditanahkan langsung atau pentanahan
melalui tahanan.Rele gangguan tanah terbatas ini dipasang untuk
mengimbangi rele differensial yang tingkat sensitifnya terbatas dibandingkan
dengan rele gangguan tanah terbatas, terutama dalam mendeteksi terjadinya
hubung singkat di dekat titik netral.

5. Rele Tekanan Lebih


Jika terjadi tekanan yang berlebihan di dalam transformator akibat gangguan
dalam (Internal Fault) tekanan tersebut akan berusaha mendesak ke tempat-
tempat bagian dalam tangki transformator yang bertekanan rendah.
Bilatekanan di dalam transformator naik terus dan melebihi kekuatan tekanan
diafragma rele akan mendapat tekanan lebih, maka diafragma rele akan
mendapat tekanan secara secara terus menerus yang semakin lama semakin
besar dan akhirnya diafragma akan pecah.

Gambar 1.3 Rele Tekanan Lebih


6. Rele Suhu
Rele suhu ini merupakan rele mekanis yang berfungsi untuk mendeteksi suhu
minyak dan suhu kumparan secara langsung dan dipasang pada semua
transformator. Rele suhu ini dilengkapi dengan transformator arus dan
pendeteksi temperatur. Pada rele suhu ini mempunyai dua buah rele sensor
sebagai pendeteksi
terhadap perubahan suhu pada transformator yaitu :
1. Rele suhu untuk mendeteksi perubahan suhu pada minyak transformator
2. Rele suhu untuk mendeteksi perubahan suhu pada kumparan transformator
7. Rele Beban Lebih
Rele ini mempunyai fungsi untuk mengamankan transformator terhadap
gangguan beban lebih. Prinsip kerja rele beban lebih atau rele thermis ini
berdasarkan perubahan yang temperatur yang bekerjanya menggunakan
bimetal. Bimetal yang dialiri arus listrik dari transformator arus ini
mempunyai ketebalan tertentu dan ketebalan ini yang akan mempengaruhi
kecepatan rele untuk bekerja.
8. Rele Arus Berarah
Rele arus berarah ini berfungsi untuk mengamankan transformator
terhadap gangguan hubung singkat dua fasa dan tiga fasa, akan tetapi rele
arus berarah hanya akan bekerja untuk arah tertentu. Rele arus berarah
mempunyai dua elemen yaitu :
1. Elemen arah, yaitu untuk menentukan arah kerja rele
2. Elemen kerja, yaitu elemen yang berfungsi untuk mendeteksi besaran arus
gangguan
9. Rele Arus Lebih (Over Current Relay)
Rele arus lebih adalah rele yang bekerja berdasarkan arus, yang mana rele ini
akan bekerja apabila terjadi arus yang melampaui batas tertentu yang telah
ditetapkan yang disebut arus kerja atau arus setting rele.
Didalam distribusi, rele arus lebih ini sering juga disebut pengaman
gangguan antar fasa yang dipergunakan untuk mengamankan sistem
distribusi, jika ada gangguan hubung singkat 3 fasa atau 2 fasa.

Gambar 1.4 Over Current Relay

E. Masalah Pokok Koordinasi Rele Proteksi


Adapun masalah pokok dalam koordinasi rele proteksi sebagai berikut :
1. Kecepatan relay yang terkoordinasi dalam melakukan tripping ketika terjadi
gangguan.
2. Menentukan nilai setting yang tepat pada setiap relay yang terkoordinasi.
3. Mengkoordinasikan setiap relay pada jaringan lirstrik yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai