Anda di halaman 1dari 13

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Oleh :
AHMAD YUNUS
2007113990

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2022/2023
A. Pendahuluan
Pembangkit listrik Tenaga Nuklir merupakan pembangkit dengan konsep
thermal power plant, dimana energi thermal tersebut berasal dari energi nuklir
yang dihasilkan dari suatu reaksi fisi/fusi. Terdapat dua cara dalam
mengantarkan energi dari suatu reaksi nuklir ke air yang menjadi fluida kerja
steam power plant. Yang pertama, air langsung dipanaskan oleh panas yang
dihasilkan oleh reaksi nuklir pada suatu reaktor BWR (boiling water reactor).
Yang kedua, panas dari reaksi nuklir diserap oleh air yang terkompresi pada
suatu reaktor PWR(pressurized water reactor), kemudian air terkompresi
tersebut menghantarkan panasnya ke fluida kerja steam power plant.
Pengembangan reaktor mempertimbangkan dua faktor utama: 1. lebih
ekonomis, 2. bisa diterapkan pada reaksi nuklir
Terdapat dua jenis reaksi nuklir, yaitu reaksi fisi dan reaksi fusi. Reaksi fisi adalah
suatu reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, sehingga
menghasilkan energi, dua atom baru yang massanya lebih kecil, dan radiasi
elektromagnetik. Sedangkan reaksi fusi adalah reaksi peleburan dua atom atau lebih
sehingga menghasilkan energi dan atom baru. Pada umunya, reaksi yang digunakan
pada PLTN merupakan reaksi fisi U-235. Berikut persamaan reaksi yang terjadi pada
U-235:

Mula-mula, uranium akan tertubruk oleh neutron sehingga menghasilkan


U-236. U-236 mengalami proses selanjutnya, bisa menjadi proses reaksi pada
pers. 2 atau pers. 3. Peluang U-236 mengalami proses seperti pers. 3 hanyalah
15%, yang mana uranium akan memancarkan radiasi sinar gamma, partikel
elektromagnetik yang berfrekuensi tinggi. Untuk kasus pers. 2, merupakan
suatu proses reaksi fisi yang ideal di mana 3 neutron dapat dihasilkan dari
reaksi tersebut. Pada praktiknya, jumlah neutron yang dihasilkan bisa 0 hingga
8 muatan neutron. Dari reaksi fisi (pers. 2) tersebut, maka dihasilkan energi
nuklir yang akan digunakan untuk pemanfaatan PLTN. Reaksi fisi dari
uranium diharapkan menghasilkan 2 neutron atau lebih untuk menghasilkan
energi nuklir. Hal ini juga untuk mengkompensasi hilangnya neutron dari 15%
kegagalan reaksi fisi serta penyebab lainnya. Suatu keadaan di mana rata-rata
dari reaksi fisi uranium yang menghasilkan 1 neutron disebut dalam kondisi
kritis. Pada kondisi ini, reaksi fisi berantai masih memungkinkan dan terjadi
secara konstan. Namun bila dalam keadaan rata-rata dari reaksi fisi
menghasilkan neutron kurang dari 1 (keadaan sub kritis), reaksi akhirnya akan
berhenti. Pada saat rata-rata reaksi fisi menghasilkan lebih dari 1
neutron(keadaan super kritis), laju reaksi fisi akan meningkat secara
eksponensial. Keadaankeadaan tersebut nantinya yang harus dikendalikan
dalam pengoperasian PLTN

B. Potensi Nuklir
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah dimulai lebih dari 50
tahun yang lalu dan sekarang menghasilkan listrik secara global sebanyak
yang diproduksi oleh berbagai sumber energi lainnya. Sekitar dua-pertiga dari
penduduk dunia hidup di negara-negara di mana pembangkit listrik tenaga
nuklir merupakan bagian integral dari produksi listrik yang juga merupakan
infrastruktur industri. Setengah penduduk dunia tinggal di negara di mana
reaktor nuklir baru masih dalam perencanaan atau sedang dibangun. Reaktor
nuklir berkapasitas 1.000 MW hanya membutuhkan sekitar 30 ton bahan bakar
uranium setahun, sehingga mudah dalam urusan transportasi bahan bakar.
Dapat dibandingkan bahwa sebuah PLTU batubara dengan kapasitas yang
sama membutuhkan 10 ribu ton batubara sehari atau sekitar 3,5 juta ton
setahun. Saat ini hampir 440 reaktor nuklir menghasilkan listrik di seluruh
dunia. Lebih dari 15 negara bergantung pada tenaga nuklir untuk 25% atau
lebih dari listrik mereka. Di Eropa dan Jepang, pangsa listrik nuklir adalah
lebih dari 30%. Di AS, tenaga nuklir menyumbang sekitar 20% energi listrik.
Pembangkit tenaga nuklir kompetitif dari segi biaya dengan pembangkit listrik
jenis lain, kecuali jika terdapat akses langsung untuk bahan bakar fosil dengan
harga murah. Biaya bahan bakar untuk pembangkit nuklir hanya sebagian
kecil dari biaya pembangkitan total. Sedangkan biaya modal lebih besar
daripada untuk pembangkit listrik tenaga batubara, dan jauh lebih besar
daripada mereka untuk pembangkit turbin gas. Dalam menilai ekonomi tenaga
nuklir, pembongkaran (decommissioning) dan biaya pembuangan limbah
secara penuh diperhitungkan.
PLTN tergolong pembangkit listrik yang mempu menghasilkan listrik dalam
skala besar hingga mencapai 1.000 – 1.500 MW per unit. Karenanya PLTN
sangat sesuai untuk negara-negara industri maupun yang berpenduduk besar.
Biaya pembangkitan PLTN kompetitif dengan biaya pembangkitan jenis lain
yang murah, seperti batubara, gas bumi dan PLTA. Biaya pembangkitan PLTN
di Finlandia dilaporkan sebesar 3.36 ¢/kWh. Sedangkan biaya pembangkitan
rata-rata di berbagai negara di seluruh dunia berkisar pada 3.4 – 7.1
¢/kWh[12]. Namun angka dapat bervariasi lebih luas berdasarkan overnight
capital cost, lama pembangunan, dan umur operasi pembangkit.

C. Siklus Pada PLTN


Pembangkit listrik tenaga nuklir bekerja menggunakan siklus rankine.
Ambil contoh PLTN menggunakan PWR. Terdapat dua loop air pada
pembangkit tersebut. Loop-1 merupakan sirkulasi air yang melewati reaktor
dan boiler, air tersebut bertekanan tinggi agar tidak menguap walaupun pada
temperatur tinggi. Sedangkan loop-2 merupakan sirkulasi air yang melewati
boiler, turbin, kondensor, dan pompa. Air bertekanan menerima panas dari
energi yang dihasilkan reaksi nuklir. Air bertekanan tersebut membawa panas
tersebut hingga ke boiler. Pada boiler, terjadi perpindahan panas dari air
bertekanan ke air biasa, sehingga air biasa berubah menjadi uap. Uap tersebut
akan mengalir ke turbin dan menggerakkan turbin. Turbin yang berputar
mengendalikan generator sehingga didapatkan energi listrik. Efisiensi PLTN
pada umumnya hingga saat ini hanya 33 % saja. Peningkatan efisiensi bisa
dilakukan dengan cara meningkatkan temperatur yang bisa dicapai oleh air
yang masuk ke turbin. Hal ini bisa dicapai dengan cara meningkatkan
teknologi reaktor, sehingga energi nuklir yang bisa diserap bisa maksimal.
Untuk saat ini dilakukan pengembangan reaktor generasi keempat dengan
efisiensi lebih dari 50%.

D. Komponen Pada PLTN


1. Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi pembelahan inti (nuklir)
atau dikenal dengan reaksi fisi berantai yang terkendali. Bagian utama
dari reaktor nuklir yaitu: elemen bakar, perisai, moderator dan elemen
kendali. Reaksi fisi berantai terjadi apabila inti dari suatu unsur dapat
belah (Uranium-235, Uranium-233) bereaksi dengan neutron
termal/lambat yang akan menghasilkan unsur-unsur lain dengan cepat
serta menimbulkan energi panas dan neutron-neutron baru
2. Turbin
Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran
fluida. Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli
rotor-blade". Fluida yang bergerak menjadikan baling-baling berputar
dan menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. Contoh turbin awal
adalah kincir angin dan roda air. Sebuah turbin yang bekerja terbalik
disebut kompresor atau pompa turbo. Turbin gas, uap dan air biasanya
memiliki "casing" sekitar baling-baling yang memfokus dan mengontrol
fluid. "Casing" dan baling-baling mungkin memiliki geometri variabel
yang dapat membuat operasi efisien untuk beberapa kondisi aliran fluid.
3. Generator
Generator listrik adalah mesin yang digunakan untuk menghasilkan
energi listrik dari sumber energi mekanis. Prinsip kerja dari generator
listrik adalah induksi elektromagnetik.[1] Berdasarkan jenis arus
listriknya, generator dibagi menjadi generator arus searah dan generator
arus bolak-balik. Perbedaan keduanya yaitu penggunaan komutator pada
generator arus searah dan cincin selip pada generator arus bolak-balik.
[2] Proses kerja generator listrik dikenal sebagai pembangkit listrik.
Generator listrik memiliki banyak kesamaan dengan motor listrik, tetapi
motor listrik adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui
sebuah sirkuit listrik eksternal, tetapi generator tidak menciptakan listrik
yang sudah ada di dalam lilitan kumparannya. Hal ini bisa dianalogikan
dengan sebuah pompa air, yang menciptakan aliran air tetapi tidak
menciptakan air di dalamnya. Sumber enegi mekanik bisa berupa
resiprokat maupun turbin mesin uap, air yang jatuh melalui sebuah
turbin maupun kincir air, mesin pembakaran dalam, turbin angin, engkol
tangan, energi surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apa
pun sumber energi mekanis yang lalu lalang.
4. Batang Kendali
Jika keluaran daya dari sebuah reactor dikehendaki konstan, maka
jumlah netron yang dihasilkan harus dikendalikan. Sebagaimana
diketahui, setiap terjadi proses fisi ada sekitar 2 sampai 3 netron baru
terbentuk yang selanjutnya menyebakan proses berantai. Batang kendalli
terbuat dari bahan-bahan penyerap netron, seperti boron dan kadmium.
Jika reaktor menjadi superkritis, batang kendali secara otomatis bergerak
masuk lebih dalam ke dalam teras reaktor untuk menyerap kelebihan
netron yang menyebabkan kondisi itu kembali ke kondisi kritis.
Sebaliknya, jika reaktor menjadi subkritis batang kendali sebagian
ditarik menjauhi teras reactor sehingga lebih sedikit netron yang diserap.
Dengan demikian, lebih banyak netron tersedia untuk reaksi fisi dan
reaktor kembali ke kondisi kritis. Untuk menghentikan operasi reaktor
(missal untuk perawatan) batang kendali turun penuh sehingga seluruh
netron diserap dan reaksi fisi berhenti.
5. Pendingin
Energi yang dihasilkan oleh reaksi fisi meningkatkan suhu reaktor. Suhu
ini dipindahkan dari reaktor dengan menggunakan bahan pendingin
misalnya air atau karbon dioksida. Bahan pendingin (air) disirkulasikan
melalui system pompa, sehingga air yang keluar dari bagian atas teras
reactor digantikan air dingin yang masuk melalui bagian bawah teras
reactor
6. Perisai Atau Wadah
Terbuat dari bahan yang mampu menahan radiasi agar pekerja reactor
dapat bekerja dengan aman dari radiasi.

E. Dampak PLTN Terhadap Lingkungan Dan Manusia


Industri nuklir adalah satu-satunya industri yang melaksanakan
pengamanan dan menangani keselamatan mulai dari hulu sampai ke ujung
hilir. Semuanya dilakukan nyaris tanpa emisi gas buang ataupun limbah cair
yang radioaktif ataupun berbahaya. Praktis tidak ada pembuangan ke
lingkungan sekitar dari operasi pembangkitan listrik nuklir. Kalaupun ada
yang lepas dari operasi normal, waktu parohnya pendek dan cepat hilang.
Limbah nuklir yang berpotensi membahayakan, seluruhnya masih di dalam
bahan bakar bekas dan diamankan/disimpan, atau, apabila diproses-ulang guna
memanfaatkan sisa bahan fisil, limbahnya dimampatkan dalam gelas
(vitrifikasi) dan diamankan/disimpan. Masalah lingkungan utama yang
dihadapi umat manusia dewasa ini adalah pemanasan global yang diakibatkan
oleh perkembangan industri. Sinar matahari yang dipantulkan oleh bumi
semakin lama semakin sedikit yang dapat lolos ke angkasa luar, berkat efek
rumah kaca. Energi nuklir yang ramah lingkungan sebenarnya adalah bagian
dari solusi masalah pemanasan global.. Menurut penelitian energi nuklir
menghasilkan emisi sebanding dengan tenaga angin.
Dampak radiologi terhadap manusia dan lingkungan (sebagai end-point)
terjadi .oleh adanya proses interaksi antara radiasi pengion yang berasal dari
luar (external) maupun dalam - tubuh (internal) dengan bahan sel biologi.
seperti kematian sel atau,mutasi sel. Akan tetapi secara ilmiah·setiap sel
memiliki kemampuan untuk memperbaiki perubahan yang tetjadi pada DNA.
Hal ini berarti sebagian besar perubahan yang tetjadi pada molekul. tidak
menimbulkan kerusakan, kecuali untuk sel yang gagal melakukan perbaikan.
Bila dampak radiasi terjadi secara langsung terhadap sel penerima disebut
dampak somatik, akan tetapi bila dampak atau efek baru muncul pada
keturunannya disebut juga akibat herediter atau genetik. Ditinjau diiri sifatnya
dampak biologi di bagi dalam dampak determiriistik(non-stokastik) dan
akibat stokastik. Akibat deterministikditandai dengan adanya dosis minimum
tertentu yang menyebabkan suatu akibat tertentu.
Radionuklida yang terdispersi di atmosfir dapat menjadi sumber radiasi
berupa awan radiasi terhadap manusia. Karena radiasi awan ini berada di luar
tubuh manusia, maka sering disebut sebagai sumber radiasi ekternal. Radiasi
ekternal ini terdiri dari dua jenis radiasi yaitu radiasi gamma dan radiasi beta
(elektron). Awan radiasi bungkah gamma. yang terbentuk awan semi tak-
hingga menimbulkan dosis serap di udara pertahun

F. Jenis – Jenis PLTN


1. Pressurized Water Reactor (PWR)/Reaktor Air Tekan
PWR adalah jenis reaktor daya nuklir yang menggunakan air ringan biasa
sebagai pendingin maupun moderator neutron. Reaktor ini pertama sekali
dirancang oleh Westinghouse Bettis Atomic Power Laboratory untuk
kepentingan kapal perang, tetapi kemudian rancangan ini dijadikan
komersial oleh Westinghouse Nuclear Power Division. Reaktor jenis ini
merupakan jenis reaktor yang paling umum. Lebih dari 230 buah reaktor
digunakan untuk menghasilkan listrik, dan beberapa ratus lainnya
digunakan sebagai tenaga penggerak kapal.
Pada reaktor jenis PWR, aliran pendingin utama yang berada di teras
reaktor bersuhu mencapai 325oC sehingga perlu diberi tekanan tertentu
(sekitar 155 atm) oleh perangkat pressurizer sehingga air tidak dapat
mendidih. Pemindah panas, generator uap, digunakan untuk memindahkan
panas ke aliran pendingin sekunder yang kemudian mendidih menjadi uap
air dan menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik. Uap kemudian
diembunkan di dalam kondenser menjadi aliran pendingin sekunder. Aliran
ini kembali memasuki generator uap dan menjadi uap kembali, memasuki
turbin, dan demikian seterusnya.

2. Boiling water reactor (BWR)/Reaktor Air DidihDsds


Reaktor jenis BWR merupakan rancangan reaktor jenis air ringan sebagai
pendingin dan moderator, yang juga digunakan di beberapa Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir. Reaktor BWR pertama sekali dirancang oleh Allis-
Chambers dan General Electric (GE). Sampai saat ini, hanya rancangan
General Electric yang masih bertahan. Reaktor BWR rancangan General
Electric dibangun di Humboldt Bay di California. Reaktor ini mempunyai
banyak persamaan dengan reaktor PWR; perbedaan yang paling kentara
ialah pada reaktor BWR, uap yang digunakan untuk memutar turbin
dihasilkan langsung oleh teras reaktor.
Pada reaktor BWR hanya terdapat satu sirkuit aliran pendingin yang
bertekanan rendah (sekitar 75 atm) sehingga aliran pendingin tersebut
dapat mendidih di dalam teras mencapai suhu 285oC. Uap yang dihasilkan
tersebut mengalir menuju perangkat pemisah dan pengering uap yang
terletak di atas teras kemudian menuju turbin. Karena air yang berada di
sekitar teras selalu mengalami kontaminasi oleh peluruhan radionuklida,
maka turbin harus diberi perisai dan perlindungan radiasi sewaktu masa
pemeliharaan. Kebanyakan zat radioaktif yang terdapat pada air tersebut
beumur paro sangat singkat, misalnya N-16 dengan umur paro 7 detik
sehingga ruang turbin dapat dimasuki sesaat setelah reaktor dipadamkan.
Uap tersebut kemudian memasuki turbin-generator. Setelah turbin
digerakkan, uap diembunkan di kondenser menjadi aliran pendingin,
kemudian dipompa ke reaktor dan memulai siklus kembali seperti di atas
3. Reaktor Air Didih Lanjut (Advanced Boiling Water Reactor, ABWR)
ABWR adalah reaktor air didih lanjut, yaitu tipe modifikasi dari reaktor air
didih yang ada pada saat ini. Perbaikan ditekankan pada keandalan,
keselamatan, limbah yang rendah, kemudahan operasi dan faktor ekonomi.
Perlengkapan khas ABWR yang mengalami perbaikan desain adalah (1)
pompa internal, (2) penggerak batang kendali, (3) alat pengatur aliran uap,
(4) sistem pendinginan teras darurat, (5) sungkup reaktor dari beton pra-
tekan, (6) turbin, (7) alat pemanas untuk pemisah uap (penurun
kelembaban), (8) sistem kendali dijital dan lain-lain.
4. Reactor Tabung Tekan
Reaktor tabung tekan merupakan reaktor yang terasnya tersusun atas
pendingin air ringan (ada juga air berat) dan moderator air berat atau
pendingin air ringan dan moderator grafit dalam pipa kalandria. Bahan
pendingin dan bahan moderator dipisahkan oleh pipa tekan, sehingga
bahan pendingin dan bahan moderator dapat dipilih secara terpisah. Pada
kenyataannya terdapat variasi gabungan misalnya pendingin air ringan
moderator air berat (Steam-Generating Heavy Water Reactor, SGHWR),
pendingin air berat moderator air berat (Canadian Deuterium Uranium,
CANDU), pendingin air ringan moderator grafit (Channel Type Graphite-
moderated Water-cooled Reactor, RBMK). Teras reaktor terdiri dari
banyak kanal bahan bakar dan dideretkan berbentuk kisi kubus di dalam
tangki kalandria, bahan pendingin mengalir masing-masing di dalam pipa
tekan, energi panas yang timbul pada kanal bahan bakar diubah menjadi
energi penggerak turbin dan digunakan pada pembangkit listrik. Disebut
juga rektor nuklir tipe kanal

G. Pertimbangan Energi Nuklir Untuk Indonesia


Dalam sudut pandang kebutuhan energi listrik di masa sekarang dan akan
datang, sebagian besar masyarakat sepakat bahwa Indonesia harus
meningkatkan produksi energinya yang sering gagal diantisipasi. Selain
sebagai sumber penerangan, listrik mempunyai peranan lain, yaitu sebagai
pendorong kemajuan perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, ada suatu
hubungan antara konsumsi listrik dengan keadaan perekonomian suatu
masyarakat. Dari beberapa sumber energi yang ada perlu ditentukan juga
beberapa alternatif pilihan yang sudah sering ditawarkan oleh pemerintah dan
banyak dibahas, dikaji, dikomentari oleh para pakar energi, pakar listrik,
maupun masyarakat umum, dan PLTN merupakan salah satu alternatif untuk
mengantisipasi kebutuhan listrik Indonesia yang terus meningkat tersebut.
Dengan memperhatikan kondisi ketersediaan energi sekarang tidak
mungkin kebutuhan tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan
kebijakan dan strategi yang mantap yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam lingkungan IPTEK yang mampu mendukung ketersediaan energi
berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka pertambahan
penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan issu
lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara
arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka
untuk memenuhi kebutuhan energi di masa mendatang, harus diterapkan
konsep bauran energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi
berbasis teknologi (technology base), dibanding energi berbasis fosil.
Sebetulnya sumber energi alternatif cukup tersedia. Misalnya, energi matahari
di musim kemarau atau musim kering, energi angin dan air. Tenaga air
memang paling banyak dimanfaatkan dalam bentuk pembangkit listrik tenaga
air (PLTA), namun bagi sumber energi lain belum kelihatan secara signifikan.
Pada saat ini, kebutuhan energi di Indonesia semakin meningkat namun
cadangan sumber energi utama yang tak terbarukan seperti minyak bumi, gas,
dan batu bara semakin lama semakin menipis. Berbagai upaya dilakukan
pemerintah untuk mengembangkan sumber daya energi alternatif seperti
contohnya biomassa, bio-etanol, biogas, serta sumber daya alam lain yang
masih bisa dimanfaatkan untuk menggantikan fossil fuel seperti, panas bumi,
air, angin, dan panas matahari.
Kegiatan eksplorasi dan produksi gas bumi bisa ditingkatkan, tidak saja
untuk meningkatkan ekspor LNG namun juga untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri. Masalah yang mendasar untuk jangka panjang adalah bahwa
kebutuhan gas yang sangat tinggi di pulau Jawa tidak akan dapat terpenuhi
dari cadangan gas di sekitarnya. Ketersediaan cadangan gas di luar Jawa akan
dapat membantu pemenuhan kebutuhan pulau Jawa dengan menjalurkannya
melalui pipa. Untuk membangun jaringan pipa sebagai sarana akan diperlukan
dana yang sangat besar. Namun demikian hanya dengan membangun jaringan
gas terpadu, pemanfaatan gas secara optimal dapat tercapai.
Sekarang yang menjadi pertanyaan apakah benar Indonesia membutuhkan
nuklir? Sebenarnya nuklir merupakan salah satu solusi alternatif dan realistis
yang dapat diandalkan untuk mencukupi pasokan listrik di negeri ini. Bagi
siapa saja yang ingin menjadi negara maju dan ingin sejahtera pasti memiliki
pembangkit listrik bertenaga nuklir. Seperti Amerika Serikat, negara-negara
Eropa, Rusia, Israel, Korea Selatan, India, China, bahkan negara Jepang yang
pernah menjadi korban bom nuklir menggunakan program energi nuklir untuk
mencukupi kebutuhan energinya.

H. Kesimpulan
Prinsip kerja PLTN berdasarkan sumber panas yang dihasilkan oleh suplai
panas dari reaksi nuklir. Pemanfaatan energy panas tersebut tidak dapat
dihasilkan apabila kurangnya bahan bakar. Adapun jenis PLTN yang ada di
Bumi, merupakan pengembangan dari kemajuan teknologi yang ada. Oleh
karena itu, banyak terjadi perkembangan pembangkit energy listrik yang baru.

Anda mungkin juga menyukai