Anda di halaman 1dari 6

Nama : Abdul Aziz

NIM : 2007113726
Mata Kuliah : Pembangkit Energi Listrik

PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR


1. Konsep Dasar Teoritis
Sebuah reaktor bekerja berdasarkan reaksi pembelahan (fisi) dari sebuah inti. Pada reaktor
dibedakan dua jenis material yang dapat mengalami fisi atau pembelahan yang disebut dengan
fissionable material yaitu material fisil dan material fertil. Sebuah material fisil merupakan
material yang akan mengalami pembelahan ketika ditembak oleh sebuah neutron dengan sejumlah
energi, sedangkan material fertil adalah material yang akan menangkap neutron dan melalui
peluruhan radioaktif akan berubah menjadi material fisil. Uranium-235 adalah material yang
secara alami bersifat fisil dan uranium-238 adalah material fertil. Radiasi nuklir bukan hanya
terjadi pada reaksi nuklir di dalam reaktor nuklir, melainkan juga dalam peluruhan unsur radioaktif
yang tidak dapat belah. Contoh unsur radioaktif yang tidak dapat belah (yaitu tidak dapat
digunakan sebagai bahan bakar nuklir) adalah Cobalt-60, Irridium-192.
Sumber energi yang bisa dikatakan siap dengan segala konsekuensinya pada lingkungan adalah
energi batubara dan energi nuklir. Beban batubara untuk memenuhi kebutuhan energi di masa yang
akan datang dirasa terlalu berat, mengingat minyak bumi dan gas alam tidak dapat lagi diandalkan
sebagai pencatu sumber daya energi dan sebagai komoditi ekspor yang harus digantikan oleh
batubara. Sumber bahan bakar minyak dan gas bumi merupakan bahan bakar yang tidak dapat
diperbaharui, dan diperkirakan pada satu saat akan habis. Pengembangan energi surya, angin,
biomassa, dll, tidak perlu dinafikan, namun untuk skala besar belum mungkin untuk
dicapai.Dengan memperhatikan adanya keterbatasan maupun kendala dalam sumber energi
konvensional, maka Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) layak dipertimbangkan sebagai
salah satu opsi alternatif dalam menyediakan energi listrik. Pemanfaatan energi nuklir dapat
meminimalkan ketergantungan negara dari energi fosil. Selain itu, pemanfaatan energi nuklir juga
dapat mengurangi masalah pemanasan global yang sedang menjadi perhatian dunia saat
ini.Masyarakat Indonesia hendaknya harus berpikir rasional dan proporsional dalam hal
pembangunan PLTN. Setiap pengambilan keputusan memang sebaiknya mempertimbangkan
keunggulan dan kelemahannya.. Kita harus berpikir dingin dan tidak emosional. Memang sekarang
waktunya Indonesia untuk memiliki PLTN, karena kondisi dan situasi sudah sangat mendesak dan
membahayakan pembangunan bangsa secara berkelanjutan.

2. Potensi Nuklir
Potensi nuklir mengacu pada manfaat dan risiko yang terkait dengan penggunaan energi nuklir.
Berikut adalah beberapa aspek potensi nuklir yang relevan:
1) Energi yang Kuat: Energi yang dihasilkan melalui reaksi nuklir sangat besar. Satu gram bahan
bakar nuklir dapat menghasilkan energi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan bahan
bakar fosil seperti batu bara atau minyak bumi. Potensi energi nuklir yang besar
memungkinkan pembangkit listrik tenaga nuklir untuk menyediakan suplai energi yang
konsisten dan berkelanjutan.
2) Emisi Rendah: Pembangkit listrik tenaga nuklir memiliki emisi gas rumah kaca yang sangat
rendah. Reaksi nuklir tidak menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan
penyebab utama perubahan iklim. Dalam konteks perubahan iklim global, energi nuklir
dianggap sebagai sumber energi yang bersih.
3) Sumber Energi Baseload: Pembangkit listrik tenaga nuklir dapat beroperasi secara kontinu dan
dapat menyediakan energi baseload yang stabil. Ini berarti pembangkit listrik tenaga nuklir
dapat memenuhi permintaan energi dasar suatu wilayah tanpa fluktuasi yang signifikan.
4) Diversifikasi Energi: Energi nuklir dapat berfungsi sebagai alternatif untuk sumber energi fosil
seperti batu bara dan minyak bumi. Diversifikasi sumber energi dapat mengurangi
ketergantungan pada sumber energi tertentu dan membantu mengurangi risiko pasokan energi.
Namun, ada juga risiko dan tantangan yang terkait dengan energi nuklir, termasuk:
1) Keamanan Nuklir: Keamanan instalasi nuklir, bahan bakar nuklir, dan limbah radioaktif
merupakan tantangan penting yang harus diatasi. Kecelakaan atau pelanggaran keamanan di
pusat listrik tenaga nuklir dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia.
2) Pengelolaan Limbah Radioaktif: Limbah radioaktif yang dihasilkan oleh reaksi nuklir
memerlukan penanganan dan penyimpanan yang aman dan jangka panjang. Pengelolaan
limbah radioaktif merupakan isu yang kompleks dan membutuhkan kebijakan dan teknologi
yang tepat.
3) Non-Proliferasi Nuklir: Pengembangan teknologi nuklir dapat meningkatkan risiko
penyebaran senjata nuklir. Kesepakatan dan perjanjian internasional, seperti Perjanjian Non-
Proliferasi Nuklir, dirancang untuk mencegah penyebaran senjata nuklir.
4) Biaya dan Waktu Pembangunan: Pembangunan pusat listrik tenaga nuklir membutuhkan
investasi finansial yang besar dan waktu yang signifikan. Pembangunan dan pengoperasian
pusat listrik tenaga nuklir sering kali mel

3. Diagram/ Siklus Pembangkit


Sistem PLTN tergolong teknologi tinggi dan prospektif ke masa depan. PLTN mempunyak
karakteristik sumbernya berkelimpahan di alam, bisa dibangkitkan dalam skala besar, ekonomis
dalam skala massal, dan ramah lingkungan. Gambar dibawah menunjukkan perbandingan
pembangkit listrik batubara dan PLTN. Perbedaannya adalah panas yang digunakan untuk
membangkitkan uap tidak dihasilkan dari pembakaran bahan fosil, tetapi sebagai hasil dari
pembelahan inti atom U-235 yang ditembak dengan neutron. Panas yang dihasilkan dari reaksi
pembelahan diangkut keluar dari teras reaktor oleh fluida pendingin, yang secara terus menerus
dipompakan ke dalam reaktor melalui saluran pendingin reaktor. PLTN terbagi atas dua bagian,
yaitu sistem pemasok uap nuklir (nuclear steam supply system) yang merupakan tempat bagi
reaktor nuklir dan pembangkit uap, dan Instalasi Pendukung (balance of plant) yang merupakan
tempat bagi turbin uap dan generator listrik.

Gambar 1. Perbandingan Pembangkit Listrik Batubara dan Pembangkit Listrik Nuklir

Gambar 2. Skema Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) adalah jenis pembangkit listrik yang menggunakan
reaksi nuklir untuk menghasilkan energi listrik. Secara umum, berikut adalah cara kerja PLTN:
1. Fisi Nuklir: PLTN menggunakan reaksi fisi nuklir, yaitu pembelahan inti atom berat seperti
uranium atau plutonium. Saat inti atom tersebut dibelah, energi yang besar dilepaskan dalam
bentuk panas dan radiasi.
2. Reaktor Nuklir: PLTN memiliki sebuah reaktor nuklir yang merupakan pusat dari
pembangkit listrik. Di dalam reaktor, reaksi fisi nuklir terjadi dalam rantai reaksi yang
dikendalikan dengan menggunakan bahan bakar nuklir, biasanya uranium yang diperkaya.
3. Perancangan Reaktor: Reaktor nuklir didesain dengan hati-hati untuk memastikan reaksi fisi
nuklir berlangsung secara terkendali. Reaktor dilengkapi dengan tongkat kendali neutron
yang dapat dimasukkan atau ditarik untuk mengatur tingkat reaksi nuklir. Tujuan utamanya
adalah menjaga reaktor agar beroperasi dalam kondisi kritis, yaitu kondisi di mana reaksi
berantai dapat dipertahankan dengan stabil.
4. Pendingin: Reaktor nuklir menghasilkan panas yang tinggi saat reaksi fisi terjadi. Untuk
mengeluarkan panas ini, PLTN menggunakan sistem pendingin yang biasanya berupa air. Air
pendingin mengalir melalui reaktor untuk menyerap panas dari bahan bakar nuklir.
5. Uap dan Turbin: Panas yang diambil oleh pendingin air digunakan untuk menghasilkan uap.
Uap ini kemudian dialirkan ke turbin yang terhubung dengan generator listrik. Ketika uap
melewati turbin, energi kinetiknya diubah menjadi energi mekanik, yang selanjutnya
digunakan untuk memutar generator listrik.
6. Generator Listrik: Turbin menggerakkan rotor dalam generator listrik. Ketika rotor berputar,
medan magnet di sekitarnya berubah, yang menghasilkan arus listrik dalam kumparan kawat
di sekitarnya. Inilah yang menghasilkan energi listrik.
7. Transformator dan Jaringan Listrik: Listrik yang dihasilkan dari generator listrik pada
tegangan rendah kemudian ditingkatkan melalui transformator menjadi tegangan yang lebih
tinggi untuk memudahkan distribusi listrik melalui jaringan transmisi.
8. Distribusi Listrik: Listrik yang dihasilkan oleh PLTN didistribusikan melalui jaringan listrik
ke rumah, gedung, dan industri untuk digunakan sebagai sumber energi.

4. Komponen
Untuk dapat mengendalikan laju pembelahan (reaksi fisi), sebuah reaktor nuklir harus didukung
oleh beberapa fasilitas yang disebut sebagai Komponen Reaktor. Adapun komponen dari sebuah
reaktor nuklir adalah sebagai berikut.
a. Bahan Bakar (fuel)
Bahan bakar nuklir merupakan bahan yang akan menyebabkan terjadinya reaksi fisi berantai
berlangsung sebagai sumber energi nuklir. Terdapat dua jenis bahan bakar nuklir yaitu bahan fisil
dan bahan fertil. Bahan fisil adalah unsur atau atom yang langsung dapat membelah apabila
menangkap neutron, sedangkan bahan fertil merupakan suatu unsur atau atom yang tidak dapat
langsung membelah setelah menangkap neutron tetapi akan membentuk bahan fisil. Bahan yang
banyak digunakan sebagai bahan bakar nuklir diantaranya yaitu Uranium-235, Uranium-233,
Plutonium-235 dan Thorium.
b. Moderator
Moderator adalah komponen reaktor yang berfungsi untuk menurunkan energi neutron cepat
(+ 2 MeV) menjadi neutron dengan energi termal (+ 0,02 - 0,04 eV) agar dapat bereaksi dengan
bahan bakar nuklir. Selain itu, moderator juga berfungsi sebagai pendingin primer. Persyaratan
yang diperlukan untuk bahan moderator yang baik adalah dapat menghilangkan sebagian besar
energi neutron cepat tersebut dalam setiap tumbukan. Bahan-bahan yang digunakan sebagai
moderator, antara lain: air ringan (H2O), air berat (D2O), Grafit dan Berilium.
c. Batang Kendali (control rod)
Setiap reaksi fisi menghasilkan neutron baru yang lebih banyak (2 - 3 neutron baru), maka
perlu diatur jumlah neutron yang bereaksi dengan bahan bakar. Komponen reaktor yang berfungsi
sebagai pengatur jumlah neutron yang bereaksi dengan bahan bakar adalah batang kendali. Bahan
yang dipergunakan untuk batang kendali reaktor haruslah memiliki kemampuan tinggi menyerap
neutron. Bahan-bahan tersebut antara lain Kadmium (Cd), Boron (B), atau Haefnium (Hf ).
d. Perisai (shielding)
Perisai (shielding), berfungsi sebagai penahan agar radiasi hasil fisi bahan tidak menyebar
pada lingkungan luar dari sistem reaktor. Karena reaktor adalah sumber radiasi yang sangat
potensial, maka diperlukan suatu sistem perisai yang mampu menahan semua jenis radiasi tersebut
pada umumnya perisai yang digunakan adalah lapisan beton berat dan struktur baja.
5. Jenis Reaktor
Ada dua jenis utama pusat listrik tenaga nuklir yang paling umum digunakan: reaktor nuklir
daya pembangkit listrik tenaga air (pressurized water reactor/PWR) dan reaktor air berat
berpendingin bertekanan berpendingin air (boiling water reactor/BWR).
a. Pressurized Water Reactor (PWR)
Reaktor jenis PWR berasal dari reaktor kapal selam dan digunakan hampir di sebagian
besar belahan dunia, reaktor ini memiliki efisiensi termal yang rendah yaitu sekitar 33%, PWR
beroperasi pada tekanan 16 MPa dengan temperatur rata-rata 280-290 oC.

Gambar 3. Skematik Reaktor Jenis PWR

Bahan bakar reaktor ini adalah 3% Uranium dengan selongsong yang terbuat dari bahan
Zircalloy sedangkan batang kendali (control rods) dioperasikan dari bagian atas reaktor,
penggantian bahan bakar dilakukan setiap 3 tahun sekali. Pada reaktor ini, air primer dan air
sekunder mampu dipisahkan secara kimia. PWR banyak digunakan di Amerika Serikat,
Perancis, Jerman, Spanyol, Rusia dan China

b. Boiling Water Reactor (BWR)


Reaktor jenis BWR beroperasi pada tekanan 7,3 MPa dengan temperatur rata-rata 310 o
C. Bahan bakar reaktor ini adalah 3% Uranium dengan selongsong yang terbuat dari bahan
Zircalloy sedangkan control rods dioperasikan dari bagian bawah reaktor sehingga tidak
jatuh ke inti dan menghentikan reaktor, penggantian bahan bakar (recycle) dilakukan setiap
2 tahun sekali.

Gambar 4. Skematik Reaktor Jenis BWR


Pendingin pada reaktor jenis ini terjadi secara konveksi (alami). Pemisah uap berada di
atas inti dan berhadapan langsung dengan turbin uap sehingga beberapa diantaranya
terkontaminasi. BWR banyak digunakan di Amerika Serikat, swedia dan Jepang

6. Masalah Lingkungan
Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dapat menimbulkan beberapa masalah lingkungan,
meskipun dampaknya relatif terbatas dan bergantung pada aspek-aspek seperti pengelolaan limbah
radioaktif, kecelakaan potensial, dan penggunaan air pendingin. Berikut adalah beberapa masalah
lingkungan yang mungkin terkait dengan PLTN:
a. Limbah Radioaktif: PLTN menghasilkan limbah radioaktif yang memerlukan penanganan dan
penyimpanan yang aman untuk waktu yang sangat lama. Pengelolaan limbah radioaktif
menjadi masalah utama karena beberapa jenis limbah radioaktif tetap berbahaya selama ribuan
tahun.
b. Kecelakaan Nuklir: Kecelakaan nuklir, meskipun jarang terjadi, dapat memiliki dampak
lingkungan yang serius. Kecelakaan seperti kebocoran radiasi atau meledaknya reaktor dapat
mengakibatkan pelepasan bahan radioaktif ke lingkungan. Dampak jangka panjang dari
kecelakaan nuklir seperti Chernobyl dan Fukushima dapat berdampak signifikan pada
ekosistem dan kesehatan manusia.
c. Penggunaan Air Pendingin: PLTN memerlukan pasokan air sebagai pendingin untuk
mendinginkan sistem reaktor. Air yang digunakan dalam proses ini seringkali diambil dari
sumber air, seperti sungai atau danau, dan kemudian dikembalikan setelah digunakan.
Pemanfaatan air ini dapat berdampak negatif pada ekosistem air, terutama jika tidak ada
pengawasan yang tepat terhadap suhu air yang dikembalikan atau dampak pada organisme air.
d. Penambangan Bahan Bakar Nuklir: Penambangan uranium dan bahan bakar nuklir lainnya
yang diperlukan untuk PLTN dapat memiliki dampak lingkungan. Penambangan dapat
menyebabkan kerusakan habitat alami, pencemaran air dan tanah, serta masalah kesehatan bagi
pekerja penambangan.
e. Pembuangan Peralatan Radioaktif: Peralatan dan struktur yang terkontaminasi radioaktif di
PLTN yang sudah tidak digunakan harus dibuang dengan aman. Pembuangan yang tidak tepat
dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia.

Anda mungkin juga menyukai