Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom yang
dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945.
Sedemikiandahsyatnya akibat yang ditimbulkan oleh bom tersebut sehingga pengaruhnya masih dapat
dirasakan sampai sekarang. Di samping sebagai senjata pamungkas yang dahsyat, sejak lama
orang telah memikirkan bagaimana cara memanfaatkan tenaga nuklir untuk kesejahteraan
umat manusia. Sampai saat ini tenaga nuklir, khususnya zat radioaktif telah dipergunakan
secara luas dalam berbagai bidang antara lain bidang industri, kesehatan, pertanian,
peternakan, sterilisasi produk farmasi dan alat kedokteran, pengawetan bahan makanan,
bidang hidrologi, yang merupakan aplikasi teknik nuklir untuk non energi. Salah satu
pemanfaatan teknik nuklir dalam bidang energi saat ini sudah berkembang dan dimanfaatkan
secara besar-besaran dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga nuklir (PLTN), dimana
tenaganuklir digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang relatif murah, aman dan
tidak mencemari lingkungan.
Pemanfaatan tenaga nuklir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan secara komersial
sejak tahun 1954. Pada waktu itu di Rusia (USSR), dibangun dan dioperasikan satu unit
PLTN air ringan bertekanan tinggi (VVER = PWR) yang setahun kemudian mencapai daya
5Mwe. Pada tahun 1956 di Inggris dikembangkan PLTN jenis Gas Cooled Reactor (GCR
+Reaktor berpendingin gas) dengan daya 100 Mwe. Pada tahun 1997 di seluruh dunia baik
dinegara maju maupun negara sedang berkembang telah dioperasikan sebanyak 443 unit
PLTN yang tersebar di 31 negara dengan kontribusi sekitar 18 % dari pasokan tenaga listrik
dunia dengan total pembangkitan dayanya mencapai 351.000 Mwe dan 36 unit PLTN sedang
dalam tahap kontruksi di 18 negara.
Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia hampir dipastikan akan
dimulai pembangunannya pada tahun 2012 untuk kemudian dioperasikan pada tahun 2017.
Informasi tersebut disampaikan oleh menteri riset dan teknologi (menristek) Kusmayanto
Kadiman.
Ketika mengkonfirmasi informasi tersebut Menristek menepis resiko keberadaan
PLTN yang disebut lebih aman daripada merokok. Pernyataan menteri mengenai kecilnya
resiko PLTN merupakan refleksi persepsi pemerintah mengenai ketiadaan bahaya PLTN,

1
yang tentunya berolak belakang dengan presepsi yang terbangun dalam masyarakat mengenai
besarnya resiko PLTN ditinjau dari beberbagai aspek.
Kontroversi mengenai keberadaan PLTN adalah wajar karena berbagai trauma
mengenai nuklir masih menjadi ingatan kolektif masyarakat dunia. Energi nuklir senantiasa
diakitkan dengan pembuatan sejata pemusnah masal dan fakta beberapa kecelakaan reaktor
PLTN menimbulkan korban jiwa, walaupun angka korban akibat PLTN dibandingkan dengan
kecelakaan yang lain sangatlah kecil. Namun demikian, perlu ditelusuri lebih obyektif ihkwal
bahaya PLTN sehingga begitu menakutkan. Penelusuran ini menjadi penting, karena
partisipasi masyarakat dalam memberikan pendapat mengenai hal yang berkaitan langsung
dengan keselamatan jiwa banyak orang akan membuahkan keiklasan masyarakat untuk
mendukung keberadaan PLTN. Dukungan tersebut untuk kesejahteraan masyarakat juga.
Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan beberapa hal yakni pertama urain sepintas
mengenai prinsip dasar yang bersifat teknis mengenai teknologi nuklir, secara khusus
teknologi PLTN yang akan di kembangkan di Indonesia. Setelah itu akan ditelusuri beberapa
argumentasi rasional atau pendekatan yang lazim dikemukakan oleh pihak-pihak yang stuju
atau menolak kehadiran PLTN.
Pendekatan-pendekatan ini kemudian dipakai untuk menilai pendapat beberapa
kalangan di Indonesia mulai dari para cendekiawan, politisi, masyarakat awam dan lembaga
swadaya masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap dampak dan prospek PLTN di
Indoneia. Berbagai pandangan tersebut dicari dari berbagai sumber pustaka, yang kemudian
diasumsikan sebagai presepsi masyarakat mengenai PLTN.
Urgensi mengetahui persepsi masyarakat akan menjadi indikator penerimaan
masyarakat mengenai PLTN. Pembahasan secar obyektif mengani hal ini masih belum tuntas
sebagaimana disampaikan oleh seorang pegiat yang stuju dengan PLTN melaui ungkapan “
harus diakui bahwa hingga kini belum ada studi yang mendalam dan objektif dalam rangka
mengukur presepsi atau penerimaan masyarakat terhadap kehadiran PLTN di Indonesia”
Presepsi seseorang terhadap sesuatu ditentukan oleh tiga faktor yakni pribadi yang
memberikan persepsi, obyek yang diamati dan situasi yang melingkupi yang bersangkutan
ketika melakukan penilain. Selain itu, faktor pribadi yang memberikan pengamatan
tergantung juga pada sistem nilai yang diyakini dan asumsi yang dipakai.

2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengenal secara umum proses pembangkitan listrik tenaga nuklir.
b. Membuktikan bahwasanya energy nuklir dalam hal ini dapat digunakan sebagai bahan
bakar terbarukan yang ramah lingkungan.

1.3 Rumusan Masalah


Dalam penulisan makalah ini ada beberapa permasalahan yang perlu dibahas antara
lain:
1. Bagaimana prinsip kerja dari PLTN?
2. Bagaimana proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di
dalam PLTN?
3. Keuntungan dan kerugian dari PLTN ?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal
dimana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit
listrik.PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik
ketikadaya keluarannya konstan (meskipun boiling water reactor dapat turun hingga setengah
dayanya ketika malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari
40MWe hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai
daya 600-1200 MWe. Hingga tahun 2005 terdapat 443 PLTN berlisensi di dunia, dengan
441diantaranya beroperasi di 31 negara yang berbeda. Keseluruhan reaktor tersebut
menyuplai17% daya listrik dunia.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau yang lebih dikenal dengan singkatan PLTN,
sudah digunakan teknologinya lebih dari 50 tahun yang lalu. Keunggulan PLTN adalah tidak
menghasilkan emisi gas CO2 sama sekali. Selain itu PLTN juga mampu menghasilkan daya
stabil yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya. Perlu
diketahui juga bahwa bahan bakar uranium yang sudah habis dipakai dapat didaur ulang
kembali menghasilkan bahan bakar baru untuk teknologi di masa depan.
Indonesia sebenarnya sangat cocok mengembangkan pembangkit listrik ini, sebagai
upaya diversifikasi penggunaan pembangkit listrik primer berbahan bakar fosil, seperti
batubara, minyak bumi, dan gas alam. Dengan penanggulangan radiasi yang cermat dan
berlapis, PLTN dapat menjadi solusi kebutuhan energi listrik yang besar di Indonesia.

2.2 Reaktor Nuklir


Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi inti berantai terkendali, baik pembelahan
inti (Fisi) atau penggabungan inti (Fusi). Awalnya, reaktor nuklir pertama digunakan untuk
memproduksi Plutonium sebagai bahan senjata nuklir. Hingga saat ini telah ada berbagai jenis
dan ukuran reaktor nuklir, tetapi semua reaktor atom tersebut memiliki lima komponen dasar
yang sama, yaitu: elemen bahan bakar, moderator netron, batang kendali, pendingin dan
perisai beton.
Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan, diantaranya sebagai reaktor penelitian
dan reactor daya. Saat ini reaktor nuklir banyak digunakan untuk membangkitkan listrik. Hal
ini biasanya melibatkan panas dari reaksi nuklir untuk tenaga turbin uap. Sedangkan reaktor

4
penelitian digunkan untuk pembuatan radioisotop (isotop radioaktif) dan penelitian lebih
lanjut.
Sebagaimana diketahui bahwa reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi inti
berantai terkendali, baik pembelahan inti (Fisi) atau penggabungan inti (Fusi). Reactor
menghasilkan panas dalam beberapa cara:
1. Energi kinetik produk-produk fisi diubah menjadi energi panas ketika inti bertabrakan
dengan atom di dekatnya.
2. Sebagian dari sinar gamma yang dihasilkan selama fisi deserap oleh reaktor, energy
 

mereka diubah menjadi panas.


3. Panas yang dihasilkan oleh peluruh radioaktif produk fisi dan bahan-bahan yang telah
diaktifkan oleh penyerapan neutron. Sumber panas pembusukan ini akan tetap selama
beberapa waktu bahkan setelah reaktor mati. Kekuatan panas yang dihasilkan oleh reaksi
nuklir adalah 1.000.000 kali dari massa yang sama batubara.

2.3 Komponen Dasar Reaktor Nuklir

Gambar 2.1 Struktur Reaktor Nuklir

2.3.1 Elemen Bahan Bakar


Elemen bahan bakar ini berbentuk batang-batang tipis dengan diameter kira-kira 1 cm.
Dalam suatu reaktor daya besar, ada ribuan elemen bahan bakar yang diletakkan saling
berdekatan. Seluruh elemen bahan bakar dan daerah sekitarnya dinamakan
teras reaktor. Umumnya, bahan bakar reaktor adalah uranium-235.

5
2.3.2 Moderator Netron
Netron yang mudah membelah inti adalah netron lambat yang memiliki energi sekitar
0,04 eV (atau lebih kecil), sedangkan netron-netron yang dilepaskan selama proses
pembelahan inti (fisi) memiliki energi sekitar 2 MeV. Oleh karena itu, sebuah reaktor atom
harus memiliki materaial yang dapat mengurangi kelajuan netron-netron yang energinya
sangat besar sehingga netron-netron ini dapat dengan mudah membelah inti. Material yang
memperlambat kelajuan netron dinamakan moderator.
Moderator yang umum digunakan adalah air. Ketika netron berenergi tinggi keluar dari
sebuah elemen bahan bakar, netron tersebut memasuki air di sekitarnya dan bertumbukan
dengan molekul-molekul air. Netron cepat akan kehilangan sebagian energinya selama
menumbuk molekul air (moderator) terutama dengan atom-atom hidrogen. Sebagai hasilnya
netron tersebut diperlambat.

2.3.3 Batang Kendali


Jika keluaran daya dari sebuah reactor dikehendaki konstan, maka jumlah netron yang
dihasilkan harus dikendalikan. Sebagaimana diketahui, setiap terjadi proses fisi ada sekitar 2
sampai 3 netron baru terbentuk yang selanjutnya menyebakan proses berantai. Batang
kendalli terbuat dari bahan-bahan penyerap netron, seperti boron dan kadmium. Jika reaktor
menjadi superkritis, batang kendali secara otomatis bergerak masuk lebih dalam ke dalam
teras reaktor untuk menyerap kelebihan netron yang menyebabkan kondisi itu kembali ke
kondisi kritis.
Sebaliknya, jika reaktor menjadi subkritis batang kendali sebagian ditarik menjauhi
teras reactor sehingga lebih sedikit netron yang diserap. Dengan demikian, lebih banyak
netron tersedia untuk reaksi fisi dan reaktor kembali ke kondisi kritis. Untuk menghentikan
operasi reaktor (missal untuk perawatan) batang kendali turun penuh sehingga seluruh netron
diserap dan reaksi fisi berhenti.

2.3.4 Pendingin
Energi yang dihasilkan oleh reaksi fisi meningkatkan suhu reaktor. Suhu ini
dipindahkan dari reaktor dengan menggunakan bahan pendingin misalnya air atau karbon
dioksida. Bahan pendingin (air) disirkulasikan melalui system pompa, sehingga air yang
keluar dari bagian atas teras reactor digantikan air dingin yang masuk melalui bagian bawah
teras reactor.

6
2.3.5 Perisai/Wadah
Terbuat dari bahan yang mampu menahan radiasi agar pekerja reactor dapat bekerja
dengan aman dari radiasi.

2.3.6 Reaksi Nuklir


Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.

2.3.7 Reaksi Fusi


Fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana dua inti atom
bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi nuklir adalah
sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar dan bom Hidrogen meledak.

2.3.8 Reaksi Fisi


Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom
lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi
elektromagnetik. Reaksi ini bereaksi dengan melepas energy dalam bentuk panas.

7
2.4 Jenis-Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
2.4.1 Pressurized Water Reactor (PWR)/Reaktor Air Tekan
PWR adalah jenis reaktor daya nuklir yang menggunakan air ringan biasa sebagai
pendingin maupun moderator neutron. Reaktor ini pertama sekali dirancang oleh
Westinghouse Bettis Atomic Power Laboratory untuk kepentingan kapal perang, tetapi
kemudian rancangan ini dijadikan komersial oleh Westinghouse Nuclear Power Division.
Reaktor jenis ini merupakan jenis reaktor yang paling umum. Lebih dari 230 buah reaktor
digunakan untuk menghasilkan listrik, dan beberapa ratus lainnya digunakan sebagai tenaga
penggerak kapal. 

Gambar 2.2 Skema Reaktor Pressurized Water Reactor (PWR)

Pada reaktor jenis PWR, aliran pendingin utama yang berada di teras reaktor bersuhu
mencapai 325oC sehingga perlu diberi tekanan tertentu (sekitar 155 atm) oleh perangkat
pressurizer sehingga air tidak dapat mendidih. Pemindah panas, generator uap, digunakan
untuk memindahkan panas ke aliran pendingin sekunder yang kemudian mendidih menjadi
uap air dan menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik. Uap kemudian diembunkan di
dalam kondenser menjadi aliran pendingin sekunder. Aliran ini kembali memasuki generator
uap dan menjadi uap kembali, memasuki turbin, dan demikian seterusnya.

8
2.4.2 Boiling water reactor (BWR)/Reaktor Air Didih
Reaktor jenis BWR merupakan rancangan reaktor jenis air ringan sebagai pendingin
dan moderator, yang juga digunakan di beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Reaktor
BWR pertama sekali dirancang oleh Allis-Chambers dan General Electric (GE). Sampai saat
ini, hanya rancangan General Electric yang masih bertahan. Reaktor BWR rancangan General
Electric dibangun di Humboldt Bay di California. Reaktor ini mempunyai banyak persamaan
dengan reaktor PWR; perbedaan yang paling kentara ialah pada reaktor BWR, uap yang
digunakan untuk memutar turbin dihasilkan langsung oleh teras reaktor. 

Gambar 2.3 Skema Reaktor Boiling Water Reactor (BWR)

Pada reaktor BWR hanya terdapat satu sirkuit aliran pendingin yang bertekanan
rendah (sekitar 75 atm) sehingga aliran pendingin tersebut dapat mendidih di dalam teras
mencapai suhu 285oC. Uap yang dihasilkan tersebut mengalir menuju perangkat pemisah dan
pengering uap yang terletak di atas teras kemudian menuju turbin. Karena air yang berada di
sekitar teras selalu mengalami kontaminasi oleh peluruhan radionuklida, maka turbin harus
diberi perisai dan perlindungan radiasi sewaktu masa pemeliharaan. Kebanyakan zat
radioaktif yang terdapat pada air tersebut beumur paro sangat singkat, misalnya N-16 dengan
umur paro 7 detik sehingga ruang turbin dapat dimasuki sesaat setelah reaktor dipadamkan.
Uap tersebut kemudian memasuki turbin-generator. Setelah turbin digerakkan, uap
diembunkan di kondenser menjadi aliran pendingin, kemudian dipompa ke reaktor dan
memulai siklus kembali seperti di atas.

2.4.3 Reaktor Air Didih Lanjut (Advanced Boiling Water Reactor, ABWR)
ABWR adalah reaktor air didih lanjut, yaitu tipe modifikasi dari reaktor air didih yang
ada pada saat ini. Perbaikan ditekankan pada keandalan, keselamatan, limbah yang rendah,
kemudahan operasi dan faktor ekonomi. Perlengkapan khas ABWR yang mengalami
perbaikan desain adalah (1) pompa internal, (2) penggerak batang kendali, (3) alat pengatur
9
aliran uap, (4) sistem pendinginan teras darurat, (5) sungkup reaktor dari beton pra-tekan, (6)
turbin, (7) alat pemanas untuk pemisah uap (penurun kelembaban), (8) sistem kendali dijital
dan lain-lain.

2.4.4 Reaktor tabung tekan


Reaktor tabung tekan merupakan reaktor yang terasnya tersusun atas pendingin air
ringan (ada juga air berat) dan moderator air berat atau pendingin air ringan dan moderator
grafit dalam pipa kalandria. Bahan pendingin dan bahan moderator dipisahkan oleh pipa
tekan, sehingga bahan pendingin dan bahan moderator dapat dipilih secara terpisah. Pada
kenyataannya terdapat variasi gabungan misalnya pendingin air ringan moderator air berat
(Steam-Generating Heavy Water Reactor, SGHWR), pendingin air berat moderator air berat
(Canadian Deuterium Uranium, CANDU), pendingin air ringan moderator grafit (Channel
Type Graphite-moderated Water-cooled Reactor, RBMK). Teras reaktor terdiri dari banyak
kanal bahan bakar dan dideretkan berbentuk kisi kubus di dalam tangki kalandria, bahan
pendingin mengalir masing-masing di dalam pipa tekan, energi panas yang timbul pada kanal
bahan bakar diubah menjadi energi penggerak turbin dan digunakan pada pembangkit listrik.
Disebut juga rektor nuklir tipe kanal.

2.5 Prinsip kerja dari PLTN


Prinsip kerja PLTN sebenarnya mirip dengan pembangkit listrik lainnya, misalnya
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Yang membedakan antara dua jenis pembangkit
listrik itu adalah sumber panas yang digunakan. PLTN mendapatkan suplai panas dari reaksi
nuklir, sedang PLTU mendapatkan suplai panas dari pembakaran bahan bakar fosil seperti
batubara atau minyak bumi.  Uap bertekanan tinggi pada PLTU digunakan untuk memutar
turbin. Tenaga gerak putar turbin ini kemudian diubah menjadi tenaga listrik dalam sebuah
generator.
Perbedaan PLTN dengan pembangkit lain terletak pada bahan bakar yang digunakan
untuk menghasilkan uap, yaitu Uranium. Reaksi pembelahan (fisi) inti Uranium menghasilkan
tenaga panas (termal) dalam jumlah yang sangat besar serta membebaskan 2 sampai 3 buah
neutron. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus
menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan bahan bakar
uranium ini tidak melepaskan partikel seperti CO2, SO, atau NOx, juga tidak melepaskan
asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Satu gram U-235
setara dengan 2650 batu bara.

10
Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah
radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN, adalah berupa elemen bakar bekas
dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan dilokasi PLTN,
sebelum dilakukan penyimpanan secara lestari.

 
Gambar 2.4 Prinsip kerja dari PLTN

Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di dalam PLTN
adalah sebagai berikut : 
a. Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi dalam bentuk panas
yang sangat besar. 
b. Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air pendingin, bisa
pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe reaktor nuklir yang digunakan. 
c. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi gerak
(kinetik). 
d. Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator sehingga
dihasilkan arus listrik. 

11
2.6 Perbandingan Energi
Densitas energi nuklir sangat tinggi, lebih tinggi dibandingkan dengan batu bara
ataupun minyak bumi. Sebagai ilustrasi, dalam 1 kg uranium dapat menghasilkan energi
listrik sebesar 50.000 kWh bahkan dengan proses lebih lanjut dapat mencapai 3.500.000 kWh.
Sementara 1 kg batu bara dan 1 kg minyak bumi hanya dapat menghasilkan energi sebesar 3
kWh dan 4 kWh.
Pada sebuah pembangkit listrik non-nuklir berkapasitas 1000 MWe diperlukan
2.600.000 ton batu bara atau 2,000,000 ton minyak bumi sebagai bahan bakarnya. Sementara
pada pembangkit listrik tenaga nuklir dengan kapasitas listrik yang sama hanya memerlukan
30 ton uranium dengan teras reaktor 10 m3, sebagai bahan bakarnya. Saat ini, kontribusi
energi nuklir terhadap pasokan kebutuhan energi primer dunia sekitar 6% dan pasokan
kebutuhan energi listrik global sekitar 17%.

2.7 Proteksi
PLTN mempunyai sistem pengamanan yang ketat dan berlapis-lapis, sehingga
kemungkinan terjadi kecelakaan maupun akibat yang ditimbulkan sangat kecil. Desain
keselamatan suatu PLTN menganut falsafah pertahanan berlapis (defence in depth).
Pertahanan berlapis ini meliputi :
a. Lapisan keselamatan pertama, PLTN dirancang, dibangun dan diperasikan sesuai dengan
ketentuan yang sangat ketat, mutu yg tinggi dan teknologi mutakhir.
b. PLTN dilengkapi dengan sistem pengamanan/ keselamatan yang digunakan untuk
mencegah dan mengatasi akibat-akibat dari kecelakaan yang mungkin dapat terjadi
selama umur PLTN. .
c. PLTN dilengkapi dengan sistim pengamanan tambahan, yang dapat diandalkan untuk
dapat mengatasi kecelakaan hipotesis, atau kecelakaan terparah yang diperkirakan dapat
terjadi pada suatu PLTN. Namun kecelakaan tersebut kemungkinannya tidak akan pernah
terjadi selama umur PLTN.
Keselamatan Terpasang :
Keselamatan terpasang dirancang berdasarkan sifat-sifat alamiah air dan uranium. Bila
suhu dalam teras reaktor naik, jumlah neutron yang tidak tertangkap maupun yang tidak
mengalami proses perlambatan akan bertambah, sehingga reaksi pembelahan berkurang.
Akibatnya panas yang dihasilkan juga berkurang. Sifat ini akan menjamin bahwa teras reaktor
tidak akan rusak walaupun sistem kendali gagal beroperasi.

12
2.8 Keselamatan Reaktor Nuklir
Aspek keselamatan yang digunakan pada reaktor nuklir adalah mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan memperkecil dampak yang dapat diakibatkan oleh
kejadian kecelakaan, yang lebih dikenal dengan nama sistem pertahanan berlapis (defence in
depth). Ada 5 pertahanan yang utama, yaitu:
1. Komponen-komponen reactor
2. Sistem proteksi reactor
3. Konsep hambatan ganda
4. Pemeriksaan dan pengujian
5. Operator
Desain keselamatan reaktor adalah memanfaatkan sifat-sifat alam yang menjamin
adanya keselamatan inheren sehingga reaktor nuklir mempunyai sistem yang forgiving
terhadap kekeliruan yang dilakukan oleh operator. Disamping itu reaktor nuklir dilengkapi
dengan peralatan keselamatan yang dirancang menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Pemisahan: komponen-komponen sistem keselamatan yang berbeda dipisahkan secara
fisis satu dengan yang lainnya. Hal ini dimaksudkan bahwa kegagalan mekanis pada satu
lokasi tidak mempengaruhi unjuk kerja komponen yang berada di tempat lain.
Diversiti: maksudnya adalah selalu terdapat lebih dari satu cara untuk melakukan suatu
pekerjaan. Contohnya dengan sistem yang berbeda-beda akan dapat memadamkan
reaktor.
b. Redundansi: selalu terdapat lebih dari satu komponen yang diperlukan. Contohnya
terdapat 2 pompa yang dipasang paralel, namun yang dipergunakan hanya satu.
c. Saling tak gayut: sistem keselamatan saling tak gayut dengan yang lain. Contohnya
terdapat beberapa jalur pemasok daya.
Kegagalan yang aman (fail safe): dimaksudkan bahwa bila terjadi kegagalan pada
suatu komponen/sistem, maka secara otomatis akan merangsang untuk bergerak pada kondisi
yang aman. Contohnya daya listrik dibutuhkan untuk mematikan reaktor, tetapi bila suatu saat
kehilangan daya listrik, reakto akan tetap mati dengan jatuhnya elemen kendali secara
gravitasi.

13
2.8.1 Konsep Hambatan Ganda
Konsep hambatan ganda mengusahakan tetap terkungkungnya zat-zat radioaktif dalam
sistem reaktor daya (PLTN) dan tidak menyebar ke lingkungan yang mengakibatkan bahaya
radiasi bagi penduduk yang tinggal di daerah sekitarnya. Hambatan ganda tersebut terdiri dari:
a. Elemen bakar: unsusr-unsur hasil belahan nuklir harus selalu tetap berada bersama
elemen bakar
b. Kelongsong elemen bakar: apabila unsur hasil belahan nuklir dapat lepas dari elemen
bakar, maka diusahakan agar unsur hasil belahan tersebut masih di dalam kelongsong
elemen bakar
c. Sistem pendingin primer: terdiri dari sistem pipa, katup-katup, pompa dan juga
pembangkit uap berfungsi pula sebagai penghambat hasil belahan, seandainya
kolongsong tidak dapat menghambat bocornya hasil-hasil belahan.
d. Bangunan reaktor (sistem pengungkung): merupakan penghambat terluar sebelum zat
radioaktif lepas ke lingkungan. Bangunan reaktor juga didesain untuk menahan
gangguan-gangguan dari luar, seperti gempa bumi, tornado, banjir, kejatuhan pesawat
terbang, dan sebagainya
e. Daerah eksklusif: Apabila zat radioaktif dapat lepas dari sistem pengungkung, maka
kemungkinan sampainya zat radioaktif tersebut kepada masyarakat diperkecil dengan
adanya jarak antara reaktor dengan tempat tinggal penduduk, yang disebut daerah
eksklusif

2.9 Keuntungan dan Kekurangan


2.9.1 Keuntungan PLTN
Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:
a. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) – gas rumah kaca
hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit
menghasilkan gas
b. Tidak mencemari udara – tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karbon
monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap
fotokimia
c. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)
d. Biaya bahan bakar rendah – hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan
e. Ketersedian bahan bakar yang melimpah – sekali lagi, karena sangat sedikit bahan bakar
yang diperlukan

14
2.9.2 Kekurangan PLTN
a. Resiko kecelakaan nuklir – kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl
(yang tidak mempunyai containment building).
b. Limbah nuklir – limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat berthan hingga
ribuan.

2.10 Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir


Energi nuklir mulai dikembangkan pada tahun 1940-an oleh Amerika Serikat guna
memenangkan Perang Dunia II. Penggunaan energi nuklir didasarkan dari persamaan Einstein
(E=mc2), dan pertama kali dikembangkan oleh  FisikawanRobert Oppenheimer sebagai
pimpinan proyek  bom atom.  Sebelum mengebom Jepang, tanggal 16 Juli 1945, Amerika
Serikat menguji bom atom  di Trinity Site (New Mexico). Tanggal 6 Agustus 1945 bom atom
uranium dijatuhkan di Hiroshima dan bom atom plutonium di Nagasaki (9 Agustus). Kedua
bom tersebut menewaskan lebih 120.000 orang dalam waktu seketika.
Barulah setelah tahun 1950-an, energi nuklir digunakan untuk tujuan sipil yakni
sebagai pembangkit tenaga listrik  Berbagai negara yang menguasi teknologi mulai
memanfaatkan energi nuklir secara besar-besaran. Hal ini dikarenakan efisiensi dari
pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) cukup tinggi terutama dengan massa kecil (‘bahan
bakar’) dapat menghasilkan energi besar. Dan hingga saat ini, energi nuklir menyumbang
16% dari total kebutuhan energi listrik dunia yang hanya tersebar di 30 negara. Berikut daftar
30 negara pengguna energi nuklir yang saya olah dari situs World Nucler Association
(WNA) :
Tabel 1.2 Daftar Negara pengguna PLTN
No Negara Jumlah Reaktor % PLTN
Nuklir
Jumlah MW
1 Amerika S 104 101,119 19%
2 Prancis 59 63,473 77%
3 Jepang 53 46,236 28%
4 Rusia 31 21,743 16%
5 Jerman 17 20,339 26%
6 Korea Selatan 20 17,716 35%
7 Ukraina 15 13,168 48%
8 Kanada 18 12,652 15%

15
9 Inggris 19 11,035 15%
10 Swedia 10 9,016 46%
11 China 11 8,587 2%
12 Spanyol 8 7,448 17%
13 Belgia 7 5,728 54%
14 India 17 3,779 3%
15 Rep. Czech 6 3,472 30%
16 Switzerland 5 3,220 43%
17 Finlandia 4 2,696 29%
18 Bulgaria 2 1,906 32%
19 Brazil 2 1,901 3%
20 Afrika Selatan 2 1,842 6%
21 Hungaria 4 1,826 37%
22 Slovakia 4 1,688 54%
23 Meksiko 2 1,310 5%
24 Romania 2 1,310 13%
25 Lithuania 1 1,185 64%
26 Argentina 2 935 6%
27 Slovenia 1 696 42%
28 Belanda 1 485 4%
29 Pakistan 2 400 2%
30 Armenia 1 376 44%

Keterangan : 
Jumlah : jumlah unit reaktor nuklir untuk PLTN
MW : Megawatt
%PTLN : persentase pengguna energi nuklir untuk kebutuhan domestik listrik negara
bersangkutan
Dari daftar/tabel di atas  (dan data (WNA)) , dapat disimpulkan fakta-fakta menarik
yakni:

a. Amerika Serikat merupakan negara dengan total pembangkit energi nuklir terbesar di
dunia yakni  104 unit reaktor nuklir dengan daya 101 ribu megawatt. 104 unit reaktor
nuklir Amerika menyumbang sekitar 5% dari total produksi energi listrik dunia yakni
mencapai 806,6 miliar Kwh pada tahun 2007.
16
b. Prancis merupakan negara dengan persentase penggunaan energi nuklir terbesar untuk
kebutuhan listrik rakyatnya yakni mencapai 77%. Pada tahun 2007, 59 reaktor nuklir
Prancis menghasilkan 420 miliar Kwh atau sekitar 2.6% energi listrik dunia.
c. Jepang merupakan negara pengguna sekaligus pemilik reaktor nuklir terbesar di Asia
meskipun struktur geologi negaranya rawan gempa. Jepang memiliki 53 unit reaktor
nuklir jauh diatas Rusia yang hanya memiliki 31 reaktor nuklir.
d. Hanya ada 3 negara yang mengantungkan kebutuhan listrik terbesarnya dari nuklir
[mencapai 50% lebih) yakni Prancis (77%), Lithuania (64%), Slovakia (54%)
dan Ukraina(48%).
e. Penggunaan energi nuklir untuk pembangkit masih didominasi negara Eropa + Amerika
Utara dan negara-negara yang maju yang relatif maju dalam teknologi nuklir.
f. Pakistan dan India menjadi negara Asia yang relatif "miskin" (negara berkembang) secara
ekonomi, namun mampu memiliki reaktor nuklir untuk pembangkit listrik.

2.10.1 Energi Nuklir dan Tantangannya


Pembangkit reaktor nuklir merupakan metode memanfaatkan energi dari hasil
radioaktivitas dari atom berat . Atom berat adalah atom dengan nomor atom (Ar) dan massa
(Mr) besar dimana perbandingan antara nomor massa terhadap nomor atom jauh diatas 2 atau
jumlah neutron jauh lebih banyak dari jumlah proton dalam inti atomnya. Reaktor nuklir
umumnya menggunakan reaksi fisi atom (ada juga metode reaksi fusi). Reaksi fisi muncul
ketika sebuah energi ataupun partikel (sinar gamma, partikel alfa, partikel elektron)
menembak sebuah inti atom radioaktif seperti Uranium-235 atau Plutonium (nomor
massa/nomor atom relatif besar) sehingga inti atom tersebut membelah menjadi atom
bermassa lebih ringan (Nomor massa/nomor atom lebih kecil). Secara alami, reaksi ini akan
menyebabkan reaksi berantai tanpa terkendali dan menghasilkan energi yang sangat besar
dalam waktu beberapa detik saja.
Jika reaksi fisi atom ini dikendalikan, maka energi yang dihasilkan dalam bentuk
panas yang teratur digunakan untuk memanas air dan sekaligus menghasilkan uap air
bertekanan tinggi. Uap air bertekanan tinggi inilah yang mampu menggerakan turbin
pembangkit listrik. Turbin yang berputar menggerakan kumparan generator
(kumparan+magnet) yang menghasilan induksi elektromagnetik (atau tegangan listrik).
Listrik inilah yang kemudian diatur nilai arus, tegangan, frekuensi dan distribusi daya yang
kemudian didistribusikan ke masyarakat.

17
Membangun sekaligus memiliki reaktor nuklir sebagai pembangkit listrik bukanlah hal
yang mudah, namun bukan pula sesuatu yang tidak mungkin. Istilahnya “tidak ada hal yang
tidak mungkin dilakukan selama batas kewajaran”. Kejadian ledakan reaktor nuklir Chernobyl
Uni Soviet menjadi momok perkembangan industri nuklir dunia. Sehingga muncul stereotife
bahwa hanya negara yang kaya dan majulah yang dapat dan boleh memiliki energi nuklir.
Negara-negara berkembang dan miskin diharapkan menggantungkan sepenuhnya energi
listrik dari bahan bakar fosil. Sedangkan negara-negara Barat berusaha lepas dari
ketergantungan energi fosil yakni minyak bumi dan batubara. Sebagian besar negara-negara
Eropa menggunakan energi alternatif sebagai pembangkit listrik, baik dari angin, air,
matahari, hingga nuklir.
Tidak bisa dipungkiri bawha setiap teknologi yang digunakan menghasilkan masalah
tersendiri disamping manfaatnya bagi manusia, begitu juga teknologi nuklir. Limbah nuklir
sangatlah berbahaya dan dibutuhkan biaya yang relatif sangat mahal untuk mengolahnya
sebelum dibuang ke alam. Disamping itu, biaya investasi untuk sebuah reaktor nuklir
sangatlah mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar batubara, diesel
maupun teknologi panas bumi, air (PLTA) ataupun angin. Dan apabila terjadi kebocoran
bahkan ledakan reaktor nuklir, maka bisa dibayangkan berapa korban yang akan ditimbulkan.
Belum lagiradiasi yang dihasilkanpun akan terus dipancarkan hingga belasan bahkan puluhan
tahun bagi penduduk apabila reaktor bocor.

2.10.2 Perkembangan Energi Nuklir


Disaat ini, semua tantangan dan potensi marabahaya reaktor nuklir tentu dapat
diprediksi dengan sistem pengamanan berlapis (bukan hanya ganda). Dengan menggunakan
teknologi mutakhir (seperti 3G) dan pembangunan dengan super security, maka berbagai
kemungkinan bencana nuklir dapat dicegah selama sumber daya manusia dan alat kontrol ler
terus dipantau dan dimaintenance. Apalagi dengan menipisnya cadangan minyak bumi di
alam, maka penggunaan energi nuklir secara besar-besaran telah dan akan dikembangkan oleh
beberapa negara. Berikut daftar negara-negara yang akan memiliki daya pembangkit listrik
yang besar (Sumber: WNA).

Tabel 1.2 Daftar Negara yang memiliki pembangkit listrik dengan kapasitas yang besar

Reaktor yg Sedang
Jumlah Reaktor Nuklir Total ***
No Negara Bangun
Jumlah MW Jumlah MW
1 Amerika S 104 101,119 1 1,180 102,299
18
2 Prancis 59 63,473 1 1,630 65,103
3 Jepang 53 46,236 2 2,285 48,521
4 Rusia 31 21,743 8 5,980 27,723
5 Korea Selatan 20 17,716 5 5,350 23,066
6 Jerman 17 20,339 - 0 20,339
7 China 11 8,587 11 11,000 19,587
8 Kanada 18 12,652 2 1,500 14,152
9 Ukraina 15 13,168 - 0 13,168
10 Inggris 19 11,035 - 0 11,035
11 Swedia 10 9,016 - 0 9,016
12 Spanyol 8 7,448 - 0 7,448
13 India 17 3,779 6 2,976 6,755
14 Belgia 7 5,728 - 0 5,728
15 Finlandia 4 2,696 1 1,600 4,296
16 Rep. Czech 6 3,472 - 0 3,472
17 Switzerland 5 3,220 - 0 3,220
18 Slovakia 4 1,688 2 840 2,528
19 Bulgaria 2 1,906 - 0 1,906
20 Brazil 2 1,901 - 0 1,901
21 Afrika Selatan 2 1,842 - 0 1,842
22 Hungaria 4 1,826 - 0 1,826
23 Argentina 2 935 1 692 1,627
24 Meksiko 2 1,310 - 0 1,310
25 Romania 2 1,310 - 0 1,310
26 Lithuania 1 1,185 - 0 1,185
27 Iran - 0 1 915 915
28 Pakistan 2 400 1 300 700
29 Slovenia 1 696 - 0 696
30 Belanda 1 485 - 0 485
31 Armenia 1 376 - 0 376
32 Indonesia  ???? - 0 - 0 0

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Prinsip kerja PLTN berdasarkan sumber panas yang dihasilkan oleh suplai panas dari
reaksi nuklir. Pemanfaatan energi panas tersebut tidak dapat dihasilkan apabila kurangnya
bahan bakar.
Adapun jenis PLTN yang ada di Bumi, merupakan pengembangan dari kemajuan
teknologi yang ada. Oleh karena itu, banyak terjadi perkembangan pembangkit energy listrik
yang baru.

3.2 Saran
1. Pengembangan PLTN di Indonesia sangat penting bagi kemajuan ekonomi bagi Negara
tersebut.
2. Sebaiknya pengembangan PLTN dibuat berdasarkan kebutuhan.
3. Oleh karena itu, pemerintah mampu menyokong dalam pengembangan PLTN di
Indonesia.

20
REFERENSI

http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2011/11/01/pembangkit-listrik-tenaga-nuklir-pltn-
406462.html

http://nusantaranews.wordpress.com/2009/04/22/30-negara-pengguna-nuklir-terbesar-dunia/

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_nuklir

http://muntokhenecianuklir.blogspot.com/2011/09/komponen-komponen-utama-reaktor-
nuklir.html

http://muhammadcandras.blogspot.com/2012/11/makalah-pembangkit-listrik-tenaga.html

http://prayforstudy.blogspot.com/2014/01/makalah-pltn.html

21

Anda mungkin juga menyukai