PEMBAHASAN
3
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) meningkat di beberapa negara maju
seperti Jepang, Korea Selatan, Amerika dsb. Peningkatan terjadi karena adanya
peniltian dan pengembangan secara terus menerus dari teknologi energi nuklir yang
menjadi lebih aman dan efisien dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan
bakar fosil lainnya [2].
2.2. Jenis-jenis Energi Nuklir
Energi Nuklir terbagi menjadi dua yaitu nuklir fisi dan nuklir fusi. Berikut
penjelasan dari masing-masing jenis nuklir.
• Nuklir Fisi
Terjadi secara alami pada tingkat yang kecil, namun pada beberapa
unsur hal ini terjadi setelah menyerap neutron yang menyebabkan
ketidakstabilan dari keseimbangan antara gaya kuat dan gaya
elektrostatis. Kemudian nucleus terbelah dan fragmen fisi ditolak oleh
gaya elektrostatis. Pada beberapa nuklida ini mudah terjadi pada
berbagai energi neutron dan nuklida ini disebut dengan fisil. Pada
nuklida fisil tersebut sejumlah neutron juga dilepaskan sebagai
pecahan inti [3]. Neutron ini memungkinkan terjadinya reaksi fisi
nuklir lainnya dan reaksi tersebut bekerja secara terus menerus (reaksi
berantai) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut.
4
Fragment fisi (produk fisi) memiliki energi kinetic yang tinggi yang
mana menyebabkan material sekelilingnya menjadi panas pada saat
pecahan bertabrakan dengan atom-atom disekelilingnya.
• Nuklir Fusi
Nuklir fusi adalah proses kebalikannya, nucleus ringan dapat
melepaskan energi dalam jumlah besar jika digabungkan atau berfusi
menjadi nucleus yang lebih berat. Reaksi nuklir utama yang
dipertimbangkan untuk reaktor adalah reaksi isotop dari dua unsur
paling ringan yaitu hidrogen dan helium. Reaksi yang paling mudah
adalah sebagai berikut dimana ‘D’ merujuk kepada Deuterium sebuah
isotop dari hidrogen dengan satu proton dan dua neutron; ‘T’ merujuk
kepada Tritium sebuah isotop hidrogen dengan satu proton dan dua
neutron. ‘He’ adalah nukleus dari helium dengan dua proton dan satu
neutron; ‘n’ dan ‘p’ merujuk kepada neutron dan proton, dua barion
yang ditemukan di nukleus atomik [4]. Berikut adalah persamaannya.
5
Gambar 2.3 Proses Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Sumber : Energy Education
6
2. Boiling Water Reactor (BWR)
Pada reaktor BWR air dipompakan masuk kedalam reaktor dan bersilangan
langsung dengan selongsong bahan bakar nukli. Air kemudian berubah fasa
menjadi steam dan langsung digunakan untuk memutar turbin. Kondensat air
dari turbin kemudian dipompakan kembali kedalam reaktor dan siklus ini terjadi
secara berulang-ulang [6].
7
Gambar 2.6 Supercritical Water Reactor
Sumber : Energy Education
4. RBMK Reactor
RBMK reaktor adalah reaktor nuklir desain Soviet yang menggunakan
enrinched uranium sebagai bahan bakarnya. Reaktor ini sangat terkenal
dikarenakan membawa dampak buruk pada peristiwa Chernobyl. Reaktor ini
memiliki desain yang kurang aman (unsafe design). Salah satunya adalah pada
bagian control rods dan struktur penahan yang dinilai kurang aman dalam
pengoperasian. Pada Gambar 2.7 diperlihatkan diagram dari reaktor RBMK,
dimana control rods terbuat dari carbide boron yang mana berfungsi untuk
menyerap neutron. Hal ini mengontrol rate of fission di dalam reaktor. Semakin
lama control rods berada dalam inti, semakin banyak neutron yang akan
diserap, semakin lambat fisi terjadi. Penggunaan control rods inilah yang
menjadi kunci dari peristiwa Chernobyl, dimana pada saat terjadi musibah
tersebut hanya ada 6-8 control rods yang berada didalam inti sementara itu
berdasarkan perizinan tidak diperbolehkan beroperasi dengan control rods
dibawah 30 buah [8].
8
Gambar 2.7 Diagram RBMK Reaktor
Sumber : Energy Education
9
besar kontrak kerja ini digunakan untuk melakukan pekerjaan teknis tentang
penelitian pemilihan dan evaluasi tapak PLTN di lokasi Semenanjung Muria.
Pada 2 tahapan pekerjaan yang pertama (Step 1-2) sudah dilakukan dengan
baik pada tahun 1992 dan 1993. Pada fase ini 3 buah calon tapak yang spesifik
sudah berhasil dilakukan dengan studi perbandingan dan ditentukan rangkingnya.
Sebagai kesimpulan didapatkan bahwa calon tapak terbaik adalah tapak PLTN
Ujung Lemahabang. Kemudian tahapan kegiatan investigasi akhir (Step-3)
dilakukan dengan mengevaluasi calon tapak terbaik tersebut untuk melakukan
konfirmasi apakah calon tapak tersebut betul dapat diterima dan memenuhi standar
internasional. Studi tapak PLTN ini akhirnya dapat diselesaikan pada tahun 1995.
Secara keseluruhan, studi tapak PLTN di Semanjung Muria dapat diselesaikan pada
bulai Mei tahun 1996. Selain konfirmasi kelayakan calon tapak di Semanjung
Muria, hasil lain yang penting adalah bahwa PLTN jenis air ringan dengan kapasitas
antara 600 s/d 900 MWe dapat dibangun di Semenanjung Muria dan kemudian
dioperasikan sekitar tahun 2004 sebagai solusi optimal untuk mendukung sistem
kelistrikan Jawa-Bali.
Akibat krisis multidimensi yang terjadi pada tahun 1998, maka dipandang
layak dan perlu untuk melakukan evaluasi kembali tentang kebutuhan (demand)
dan penyediaan (supply) energi khususnya kelistrikan di Indonesia. Untuk itu suatu
studi perancanaan energi dan kelistrikan nasional jangka panjang “Comprehensive
Assessment of Different Energy Resources for Electricity Generation in Indonesia”
(CADES) yang dilakukan dan diselesaikan pada tahun 2002 oleh sebuah Tim
10
Nasional di bawah koordinasi BATAN dan BPPT (Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi) dengan dukungan IAEA.
11
dioperasikan untuk mengurangi beban kebutuhan energi listrik yang saat ini
semakin meningkat di Indonesia. Padahal energi nuklir saat ini di dunia sudah
cukup berkembang dengan menguasai pangsa sekitar 16% listrik dunia. Hal ini
menunjukkan bahwa energi nuklir adalah sumber energi potensial, berteknologi
tinggi, berkeselamatan handal, ekonomis, dan berwawasan lingkungan, serta
merupakan sumber energi alternatif yang layak untuk dipertimbangkan dalam
Perencanaan Energi Jangka Panjang bagi Indonesia guna mendukung
pembangunan yang berkelanjutan.
12