Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan energi listrik sebagai penggerak utama pembangunan terus


meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi nasional yang dipicu oleh
pertumbuhan sektor industri jasa dan konstruksi. Pada tahun 1990 diprediksi tingkat
pertumbuhan kebutuhan energi listrik di Indonesia sekitar 8,2 % setiap tahunnya,
kenyataannya ramalan tersebut jauh berbeda dengan kenyataan bahwa di tahun 1992
kebutuhan energi listrik Indonesia justru meningkat secara mengejutkan yakni 18%
rata-rata setiap tahun. Sampai tahun 2010 pertumbuhan rata-rata kebutuhan energi
listrik berkisar pada 7% setiap tahun.

Ketergantungan pada penyediaan tenaga listrik berbasis energi fosil dengan


menempatkan bahan bakar minyak yakni solar pada porsi yang cukup tinggi,
memberikan dampak pada krisis energi listrik. Batubara masih menduduki peringkat
tertinggi, yaitu 45%, Gas alam 27%. Sisanya dipasok dari energi minyak sebesar 13%
dan energi terbarukan 15%. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pemerintah telah
mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang kebijakan energi
nasional yakni tahun 2025 penggunaan energi nuklir sudah mencapai 2% tepatnya
1,993% dari kebutuhan energi nasional.

Teknologi nuklir dipercaya sebagai teknologi yang memecahkan teka-teki


tentang krisis energi. Ilmu pengetahuan yang berkembang terkait nuklir dipercaya dapat
membangkitkan tenaga yang berlimpah, murah, dan bersih yang dapat membebaskan
ketergantungan terhadap beberapa jenis sumber energi seperti bahan bakar fosil, batu
bara, gas dan minyak yang menjadi sumber yang terbatas dan suatu saat nanti pasti akan
habis.

Nuklir menjadi salah satu alternatif yang menarik. Negara-negara maju


beramai-ramai mengembangkan teknologi nuklir untuk pembangkit listrik melalui
reaktor nuklir. Salah satu pertimbangannya adalah energi yang demikian besar
terkandung di dalamnya. Jika dibandingkan secara kasar, antara energi nuklir dengan
sumber energi lain, misalnya batubara, yaitu bahwa setiap pembakaran 1 gram uranium
akan menghasilkan energi setara 1 ton batubara. Hanya dengan volume yang kecil saja
bahan bakar nuklir berdaya guna dalam banyak hal dibandingkan dengan
batubara.Begitu dahsyatnya efek tersebut apalagi kalau reaksi nuklir dikendalikan
secara benar, maka akan diperoleh energi yang sangat besar

1.2  Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan tenaga Nuklir?


2. Apa saja kegunaan dari Nuklir ?
3. Apa saja dampak positif dan dampak negatif dari penggunaan energi nuklir?
4. Bagaimana kedudukan energi nuklir sebagai sumber energi?

1.3  Tujuan
1. Mengetahui definisi dan manfaat dari tenaga Nuklir.
2. Mengetahui kegunaan dari nuklir.
3. Mengetahui dampak positif dan negatif dari penggunaan energi nuklir.
4. Mengetahui kedudukan energi nuklir sebagai sumber energi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nuklir

Nuklir adalah zat yang bisa melepaskan oksigen dari udara atau zat yang dapat
memecah partikel benda lain nya. Dalam proses nuklir ini terjadi suatu reaksi nuklir
yang terbagi menjadi dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.
2.1.1 Fisi Nuklir

Fisi nuklir adalah  reaksi nuklir saat nukleus atom terbagi menjadi bagian-


bagian yang lebih kecil (nuklei yang lebih ringan), yang sering kali
menghasilkan foton dan neutron bebas (dalam bentuk sinar gamma), dan
melepaskan energi yang sangat besar.  Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi
nuklir dan reaksi fisi nuklir. Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat
tubrukan inti atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa
lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik.

Dalam gambar tersebut tampak neutron mengenai bahan bakar uranium-235 atau
U-235 dan menghasilkan satu produk antara yaitu U-236 yang sifatnya tidak stabil dan
kemudian akan membelah menjadi dua buah produk fisi, yaitu kripton-92 (Kr-92) dan
barium-141 (Ba-141) serta 3 buah neutron baru. Di samping itu akan muncul pula
energi yang sebagian besar berupa energi kinetik dari produk-produk fisi.

3
Berikut salah satu contoh reaksi fisi dari uranium dapat dilihat pada persamaan (1).

Karena dalam reaksi ini muncul neutron-neutron baru, tentunya akan ada pertanyaan,
bisakah neutron tersebut menumbuk material U-235 yang lain?  Jawabannya adalah
sangat bisa. Ini yang disebut dengan reaksi berantai. Kalau digambarkan kira-kira
seperti pada di bawah ini

Reaksi fisi uranium seperti di atas menghasilkan neutron. Neutron yang


dihasilkan dapat menumbuk kembali inti uranium untuk membentuk reaksi fisi
selanjutnya (Cothern dan Rebers, 1991). Mekanisme ini terus terjadi dalam waktu yang
sangat cepat hingga membentuk reaksi berantai tak terkendali. Akibatnya terjadi
pelepasan energi yang besar secara singkat. Pelepasan energi yang dihasilkan melalui
reaksi fisi berantai dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik apabila reaksi fisi
berantai ini terkendali (Zweifel, 1973).

Jadi semakin lama semakin banyak U-235 yang mengalami reaksi fisi. Kalau
misalkan saja setiap reaksi fisi menghasilkan 3 neutron baru, dan 3 neutron tersebut
menumbuk U-235 yang lain dan seterusnya, maka bisa dihitung secara sederhana akan
ada peningkatan jumlah reaksi fisi sesuai dengan deret geometris: 1, 3, 9, 27, 81, 243,
729, 2187, 6561, 19683, 59049, dan seterusnya. Karena setiap terjadi reaksi fisi akan
dibangkitkan energi, maka energi tersebut juga akan meningkat sesuai dengan deret
geometris tadi.

4
2.1.2. Fusi Nuklir
Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana
dua inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan
energi. Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar,
dan senjata nuklir meledak. Proses ini membutuhkan energi yang besar untuk
menggabungkan inti nuklir, bahkan elemen yang paling ringan, hidrogen. Tetapi
fusi inti atom yang ringan, yang membentuk inti atom yang lebih berat dan netron
bebas, akan menghasilkan energi yang lebih besar lagi dari energi yang dibutuhkan
untuk menggabungkan mereka maka sebuah reaksi eksotermik yang dapat
menciptakan reaksi yang terjadi sendirinya.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa reaksi nuklir fusi tidak
menghasilkan limbah radioaktif gamma berbahaya seperti pada reaksi nuklir fisi. Hal
inilah yang menjadi salah satu alasan utama para ilmuwan hingga saat ini berlomba-
lomba untuk menciptakan reaktor nuklir fusi. Namun pada kenyataannya pembuatan
reaktor nuklir fusi memang tidak semudah membangun reaktor nuklir fisi. Kesulitan
yang paling mendasar dari pembuatan reaktor nuklir fusi adalah
pengkondisian temperatur dan tekanan sangat tinggi. Energi berlimpah serta tak terbatas
menjadi alasan utama lain para ilmuwan hingga saat ini terus bereksperimen membuat
reaktor nuklir fusi.

5
2.2 Pemanfaatan Nuklir Sebagai Sumber Energi

Bahan Bakar Nuklir


Bahan bakar nuklir adalah semua jenis material yang dapat digunakan untuk
menghasilkan energi nuklir, demikian bila dianalogikan dengan bahan bakar kimia yang
dibakar untuk menghasilkan energi. Hingga saat ini, bahan bakar nuklir yang umum
dipakai adalah unsur berat fissil yang dapat menghasilkan reaksi nuklir berantai di
235 239
dalam reaktor nuklir. Bahan bakar fissil yang sering digunakan adalah U dan Pu,
dan kegiatan yang berkaitan dengan penambangan, pemurnian, penggunaan, dan
pembuangan dari material-material ini termasuk dalam siklus bahan bakar nuklir. Siklus
bahan bakar nuklir penting adanya karena terkait dengan PLTN dan senjata nuklir.

Gambar 3 : Proses pengolahan Uranium

Pertama, uranium diperoleh dari pertambangan. Kedua, uranium diproses


menjadi “Yellow Cake”. Langkah berikutnya adalah mengubah “Yellow Cake” menjadi
UF6 untuk proses pengkayaan dan kemudian diubah menjadi uranium dioksida, atau
tanpa proses  pengkayaan untuk kemudian langsung ke tahap ke-4 sebagaimana yang
terjadi untuk bahan bakar reaktor nuklir pada umumnya.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pada dasarnya sama dengan


pembangit listrik tenaga uap lainnya. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
menggunakan uap bertekanan tinggi yang dihasilkan dari pemanasan air dalam boiler .
Uap air bertekanan tinggi tersebut dihasilkan dengan membakar batubara, gas, minyak,

6
kayu dan bahan-bahan lain yang dapat terbakar seperti limbah tebu, kelapa sawit,
sekam, dll. Uap air hasil pembakaran tersebut akan memutar turbin generator yang
kemudian menghasilkan energi litrik. Keseluruhan proses tersebut terjadi dalam satu
siklus tertutup.

Perbedaan mendasar PLTU lainnya PLTN adalah pemanasan air pada PLTN
dilakukan oleh pembelahan inti reaksi bahan fosil seperti uranium didalam reaktor
seperti pada gambar -1

Gambar-1 Skema prinsip kerja PLTN

Cara kerja PLTN :

Cara kerja PLTN hampir mirip dengan cara kerja pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU) berbahan bakar fosil lainnya. Jika PLTU menggunakan boiler untuk
menghasilkan energi panasnya, PLTN menggantinya dengan menggunakan reaktor
nuklir.
Seperti terlihat pada gambar , PLTU menggunakan bahan bakar batubara,
minyak bumi, gas alam dan sebagainya untuk menghasilkan panas dengan cara dibakar,
kemudia panas yang dihasilkan digunakan untuk memanaskan air di dalam boiler
sehingga menghasilkan uap air, uap air yang didapat digunakan untuk memutar turbin
uap, dari sini generator dapat menghasilkan listrik karena ikut berputar seporos dengan
turbin uap. Perbedaannya pada pembangkit listrik konvensional bahan bakar untuk

7
menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fosil seperti ; batubara, minyak dan gas.
Dampak dari pembakaran bahan bakar fosil ini, akan mengeluarkan karbon dioksida
(CO2), sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (Nox), serta debu yang mengandung
logam berat. Sisa pembakaran tersebut akan ter-emisikan ke udara dan berpotensi
mencemari lingkungan hidup, yang bisa menimbulkan hujan asam dan peningkatan
suhu global.
Pada PLTN juga memiliki prinsip kerja yang sama yaitu di dalam reaktor terjadi
reaksi fisi bahan bakar uranium sehingga menghasilkan energi panas, kemudian air di
dalam reaktor dididihkan, energi kinetik uap air yang didapat digunakan untuk memutar
turbin sehingga menghasilkan listrik untuk diteruskan ke jaringan transmisi.

2.3 Energi Nuklir


Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang luar biasa
besarnya. Tenaga nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui proses pembakaran
bahan bakar nuklir. Proses ini sangat berbeda dengan pembakaran kimia biasa
yang umumnya sudah dikenal, seperti pembakaran kayu, minyak dan batubara. Besar
energi yang tersimpan (E) di dalam inti atom adalah seperti dirumuskan dalam
kesetaraan massa dan energi oleh Albert Einstein yang disebut “Hukum Ekuivalensi
Energi Massa “ yang menyatakan bahwa massa itu mempunyai nilai yang sama dalam
bentuk energi, rumusnya adalah sebagai berikut :

E = mc2
Dimana

m : massa bahan (kg)

c : kecepatan cahaya (2.998 × 1010 m/s).


C2 : faktor konversi massa jadi energi dan sebaliknya = 8.987× 1020 erg/gram =
931.1 MeV/amu

Untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya energi yang dapat


dilepaskan oleh reaksi nuklir, berikut ini diberikan contoh perhitungan sederhana.
Contoh perhitungan :

8
1). Ambil 1 g (0,001 kg) bahan bakar nuklir U235. Jumlah atom di dalam bahan
bakar ini adalah :

m
N= × NA
A

1 gram
( ) ×6,02 ×1023 atom/mol= 25,6 × 1020 atom
235 gram/mol

Karena setiap proses fisi bahan bakar nuklir U235 disertai dengan pelepasan energi
sebesar 200 MeV, maka 1 g U235 yang melakukan reaksi fisi sempurna dapat
melepaskan energi sebesar :

E = 25,6 × 1020 (atom) ×200 (MeV/atom) = 51,2 × 1022 MeV

Jika energi tersebut dinyatakan dengan satuan Joule (J), di mana

1 MeV = 1.6 x10-13 J, maka energi yang dilepaskan menjadi :

E = 51,2 × 1022 (MeV) × 1,6 × 10-13 (J/MeV) = 81,92 × 109 J

Dengan menganggap hanya 30 % dari energi itu dapat diubah menjadi energi
listrik, maka energi listrik yang dapat diperoleh dari 1 g U235 adalah :

30
E listrik = ( ) ×81,92 ×109 J = 24,58 ×109 J
100

Kemudian jika disetarakan dengan bahan bakar fosil (batubara dan minyak bumi), maka
hasilnya sebagai berikut :

1 gram Uranium = 2,5 ton batubara = 17500 liter minyak

2). Jumlah panas yang dihasilkan oleh 1 gram U-235, setara dengan konsumsi listrik
untuk satu keluarga selama berapa bulan?

Cara menghitung:

(1) 1 buah atom U-235, bila mengalami reaksi fisi akan menghasilkan energi
sebesar (dikonversi ke daya listrik)
202MeV × (1,602 × 10-13[J/MeV]) × (2,778 × 10-7[kWh/J]) 

= 8,990 × 10-18 kWh

9
(2) Jumlah atom yang terdapat di dalam 1 gram U-235
Berat 1 atom U-235 = 235,1 amu (amu : satuan massa atom)

m
N= × NA
A

1 gram
( ) ×6,02 ×1023 atom/mol= 25,6 × 1020 atom
235 gram/mol

(3) Jumlah panas 1 gram U-235 (dikonversikan ke daya listrik) = 1×2


(8,990 X 10-18 kWh) X (2,562X1021) = 23.032 kWh

(4) Daya listrik yang dihasilkan 1 gram U-235 dengan asumsi efisiensi 34%, dan
konsumsi listrik rata-rata 1 rumah tangga sebesar 264 kWh/bulan,
maka 23.032kWh(t) ´0,34 = 7.830kWh (e)  
7.830kWh : 264kWh/bulan = 29,7 bulan  
29,7 bulan : 12 bulan/tahun » 2 tahun 6 bulan

Jadi 1 gram U-235 yang mengalami reaksi fisi seluruhnya akan setara  dengan konsumsi
listrik rata-rata 1 rumah tangga selama sekitar 30 bulan.

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Dampak Positif dan Negatif Nuklir

3.1.1 Dampak Positif

a) Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada penghematan bahan bakar fossil
dan perlindungan lingkungan. Pembangkitan listrik bertanggungjawab atas 25%
konsumsi bahan bakar fossil dunia. Dengan menggunakan energi nuklir untuk
menghasilkan listrik akan mengurangi perlunya membakar bahan bakar ini,
sehingga cadangannya dapat bertahan lama.
b) PLTN secara langsung memberi manfaat kepada negara-negara berkembang.
Makin besar sumbangan nuklir, makin rendah laju peningkatan harga-harga
bahan bakar fossil. Karena, biaya energi yang tinggi berarti bahwa makin
banyak usaha diberikan dalam mendapatkan energi dan makin sedikit dihasilkan
barang dan jasa. Sumber daya yang telah dibebaskan dapat digunakan untuk
menghasilkan barang-barang atau untuk tujuan-tujuan sosial-ekonomi.
c) Dalam operasi normal PLTN sangat sedikit menyebabkan kerusakan lingkungan
dan bermanfaat bila mereka menggantikan pembangkit-pembangkit yang
mengemisi CO2, SO2 dan NOx. Dalam kaitan ini mereka akan membantu
mengurangi hujan asam dan membatasi emisi gas rumah kaca.
d) Energi nuklir telah memainkan peran signifikan dalam suplai listrik dunia dan
sumber utama listrik di sejumlah negara. Produksi listrik dunia dari nuklir
tumbuh cepat dan kini menyumbang hampir seperlima listrik yang dibangkitkan
di negara-negara industri atau 17% pada produksi listrik dunia, dan berkisar 5%
konsumsi energi primer dunia.

11
e) Kebijakan non-nuklir akan mendorong peningkatan harga-harga energi,
menyebabkan kerentanan ekonomi, membuat industri kurang kompetitif,
mengurangi standar-standar kehidupan dan menimbulkan risiko pengangguran
lebih tinggi.

3.1.2 Dampak Negatif


Berikut adalah beberapa dampak nuklir terhadap lingkungan :

 Perubahan Iklim secara Ekstrim

Para peneliti menyebutkan baha ekosistem di bumi akan berubah menjadi lebih
buruk apabila terjadi ledakan nuklir dan dampak ledakan nuklir akan sangat lebih
buruk dibandingkan dengan dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global
akibat gas greenhouse. Pencegahan ledakan nuklir harus menjadi perhatian
komunitas internasional. Bahkan perkembangan dari energi nuklir itu sendiri
sudah memiliki potensi yang berbahaya yang tidak pernah dibayangkan
sebelumnya.

 Karbon Dioksida

Energi nuklir disebut sebagai sumber daya energi yang “bersih” dikarenakan
tenaga pembangkit nuklir tidak mengeluarkan karbon dioksida. Hal ini memang
benar adanya, namun karbon dioksida dikeluarkan dalam jumlah yang sangat
banyak pada aktifitas yang berkaitan dengan pembangunan dan berjalannya
pembangkit listrik. Pembangkit tenaga nuklir menggunakan uranium sebagai
bahan bakarnya. Proses untuk menggali uranium sendiri mengeluarkan karbon
dioksida dalam jumlah yang besar ke lingkungan. Karbon dioksida juga
dikeluarkan pada saat pembangunan pembakit tenaga listrik itu sendiri. Pada
akhirnya, pembuangan limbah radioaktf juga mengakibatkan emisi karbon
dioksida.

 Radiasi Rendah

12
Pembangkit tenaga nuklir secara berkesinambungan mengeluarkan radiasi ke
lingkungan sekitar. Ada beberapa pendapat ilmuwan mengenai hal ini. Beberapa
ilmuwan meneliti bahwa adanya peningkatan pasien kanker pada orang-orang
yang tinggal di daerah sekitar tenaga pembangkit nuklir.

 Sulfur Dioksida

Dampak signifikan lainnya dari penggunaan tenaga nuklir ini adalah


meningkatnya jumlah sulfur dioksida di udara yang mengakibatkan hujan asam.
Hujan asam ini secara tidak langsung mengkontaminasi air yang ada di
permukaan bumi, menurunkan produktivitas tanah dan memiliki banyak efek
negatif lainnya yang dapat mengakibatkan kerugian baik bagi tumbuhan maupun
bagi manusia.

 Flora dan Fauna

Dampak yang paling terlihat adalah dampak pada lingkungan, khususnya pada
flora dan fauna. Untuk membuat pembangkit tenaga nuklir sudah pasti
membutuhkan area yang luas dan yang paling memungkinkan adalah di area
pedalaman. Biasanya, hutan-hutan akan dipangkas untuk memberikan area pada
pembuatan pembangkit tenaga nuklir. Dengan demikian, habitat berbagai macam
jenis flora dan fauna akan hilang, dan akan menimbulkan ketidak seimbangan
pada ekosistem.

3.2 Manfaat Nuklir di berbagai bidang

A. Bidang Kedokteran
Manfaat energi nuklir bagi manusia dalam bidang medis yakni sebagai diagnose
dan juga terapi radiasi. Hal ini tentunya sangat berguna bagi mereka para
penderita kanker. Pada bidang ini sering disebut juga sebagai kedokteran nuklir.
Sinar X merupakan salah satu hasil dari pengembangan teknologi ini yang
dikembangkan oleh banyak ahli di seluruh dunia. Sebagai kesimpulan teknologi

13
nuklir tidak hanya digunakan sebagai senjata saja, melainkan dalam bidang
medis untuk membantu menyembuhkan berbagai penyakit.
B. Bidang Pangan
Manfaat energi nuklir bagi manusia berikutnya adalah dalam bidang pertanian.
Dalam hal ini teknologi nuklir disebut dengan istilah Irradiasi makanan.
Irradiasi makanan merupakan proses memaparkan bahan makanan dengan
menggunakan ionisasi radiasi. Proses tersebut kedengarannya berbahaya, namun
proses tersebut bertujuan untuk menghancurkan bakteri, virus, maupun juga
serangga yang terdapat pada makanan. Proses ini menggunakan radiasi dari
sinar X, sinar gamma, dan electron dari hasil pemercepat electron.
C. Bidang Peternakan
Para peneliti Indonesia berhasil menggunakan isotop radioaktif untuk
mendayagunakan pakan sehingga dengan jumlah pakan yang sama akan dapat
dikomsumsi oleh lebih banyak ternak. Namanya adalah Urea Molasses
Multinutrient Block (UMMB) yang telah digunakan oleh para peternak di Jabar,
Jateng, dan kawasan timur Indonesia, khususnya Nusa Tenggara Barat. Hal ini
menyebabkan ternak yang diberi formula tersebut bisa lebih cepat
perkembangannya gemuk dan bobotnya bertambah, meningkatkan kualitas dan
produksi susu ternak, dan mempercepat reproduksi. Dibidang peternakan,
teknologi nuklir telah dimanfaatkan untuk memproduksi vaksin untuk anak
ayam, penggemukan hewan ternak, peningkatan daya tahan ternak terhadap
penyakit, dan lain sebagainya.Teknik nuklir radiasi yang dilakukan di bidang
kesehatan ternak, bermanfaat antara lain untuk melemahkan patogenisitas
penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus dan cacing.  Para ilmuwan juga
telah berhasil menemukan pemanfaatan radiasi telah membuat radiovaksin dan
pengawetan produk ternak. Radiovaksin adalah teknik pembuatan vaksin dengan
cara iradiasi. Melalui vaksin ini, kekebalan atau antibodi ternak dalam melawan
penyakit dapat ditingkatkan. Dalam usaha perbaikan genetik hewan ternak pun,
energi nuklir dapat dimanfaatkan.
D. Bidang Energi
Penggunaan yang paling signifikan adalah reaktor nuklir sebagai sumber energi
untuk pembangkitan tenaga listrik dan untuk kekuasaan di beberapa kapal-kapal.

14
Hal ini biasanya dilakukan dengan metode yang melibatkan menggunakan
panas dari reaksi nuklir untuk tenaga turbin uap. Dibidang energi, tenaga nuklir
telah dimanfaatkan secara besar-besaran untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN).Untuk transportasi dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu
pemanfaatan langsung reaktor nuklir untuk transportasi dan pemanfaatan secara
tak langsung dengan produksi Hidrogen dari kelebihan panas reaktor nuklir,
yang nantinya hidrogen tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
Energi nuklir adalah tipe teknologi nuklir yang melibatkan penggunaan
tekendali dari reaksi fisi nuklir untuk melepaskan energi, termasuk propulsi,
panas, dan pembangkitan energi listrik. Energi nuklir diproduksi oleh reaksi
nuklir terkendali yang menciptakan panas yang lalu digunakan untuk
memanaskan air, memproduksi uap, dan mengendalikan turbin uap. Turbin ini
digunakan untuk menghasilkan energi listrik dan/atau melakukan pekerjaan
mekanis.Saat ini, energi nuklir menghasilkan sekitar 15,7% listrik yang
dihasilkan di seluruh dunia (data tahun 2004) dan digunakan untuk
menggerakkan kapal induk,kapal pemecah es, dan kapal selam nuklir.
E. Bidang Biologi
Dalam bidang biologi, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari
mekanisme reaksi fotosintesis. Radioisotop ini, berupa karbon-14 (C-14) atau
oksigen-18 (O-18). Keduanya dapat digunakan untuk mengetahui asal-usul atom
oksigen (dari CO2 atau dari H2O) yang akan membentuk senyawa glukosa atau
oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis (Sutresna, 2007 dan Abdul Jalil
Amri Arma, 2009).
6CO2 + 6H2O                   C6H12O6 + 6O2
a)      Pengukuran Usia Bahan Organik
Radioisotop karbon-14, terbentuk di bagian atas atmosfer dari penembakan
atom nitrogen dengan neutron yang terbentuk oleh radiasi kosmik. Karbon
radioaktif tersebut di permukaan bumi sebagai karbon dioksida dalam udara dan
sebagai ion hidrogen karbonat di laut. Oleh karena itu karbon radioaktif itu
menyertai pertumbuhan melalui fotosintesis. Lama kelamaan terdapat
kesetimbangan antara karbon-14 yang diterima dan yang meluruh dalam
tumbuh-tumbuhan maupun hewan, sehingga mencapai 15,3 dis/menit gram

15
karbon. Keaktifan ini tetap dalam beberapa ribu tahun. Apabila organisme hidup
mati, pengambilan 14C terhenti dan keaktifan ini berkurang. Oleh karena itu
umur bahan yang mengandung karbon dapat diperkirakan dari pengukuran
keaktifan jenisnya dan waktu paruh 14C. ( 12 T = 5.730 tahun).

b)      Kegunaan lain radioisotop dalam bidang biologi sebagai berikut :

 Mempelajari proses penyerapan air serta sirkulasinya di dalam batang


tumbuhan.
 Mempelajari pengaruh unsur-unsur hara selain unsur-unsur N, P, dan K
terhadap perkembangan tumbuhan.
 Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapatkan bibit unggul.
 Mempelajari kesetimbangan dinamis.
 Mempelajari reaksi pengeseran.

F. Bidang Pertambangan

Radioisotop memberikan manfaat besar pula di bidang pertambangan.


Pada pertambangan minyak bumi, radioisotop membantu mencari jejak air di
dalam lapisan batuan. Pada pengeboran minyak bumi biasanya hanya sebagian
dari minyak bumi yang dapat diambil dengan memanfaatkan tekanan dari dalam
bumi. Jika tekanan telah habis atau tidak cukup, diperlukan tekanan tambahan
untuk mempermudah pengambilannya. Penambahan tekanan ini dapat dilakukan
dencan cara membanjiri cekungan minyak dengan air yang dikenal dengan
flooding. Air disuntikkan ke dalamnya melalui pengeboran sumur baru. Pada
proses penyuntikan air ini perlu kepastian bahwa air yang dimasukkan ke dalam
lapisan batuan benar-benar masuk ke cekungan minyak yang dikehendaki. Di
sini lah radioisotop memainkan peran. Radioisotop kobal-57, kobal-58 dan
kobal-60 dalam bentuk ion komplek hexacyanocobaltate merupakan solusinya.
Ion ini akan bergerak bersama-sama dengan air suntikan sehingga arah gerakan

16
air tersebut dapat diketahui dengan mendeteksi keberadaan radioisotop kobal
tersebut. Radiosotop kobal-60 dalam bentuk hexacyanocobaltate telah berhasil
dibuat di Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang dan siap untuk didayagunakan.

Tritium radioaktif dan cobalt 60 digunakan untuk merunut alur-alur


minyak bawah tanah dan kemudian menentukan srategi yang paling baik untuk
menyuntikkan air ke dalam sumur-sumur. Hal ini akan memaksa keluar minyak
yang tersisa di dalam kantung-kantung yang sebelumnya belum terangkat.
Berjuta-juta barrel tambahan minyak mentah telah diperoleh dengan cara ini.

G. Bidang Industri

Saat ini radioaktif digunakan oleh industri. Misalnya industri pupuk, atau
bahkan digunakan oleh perusahaan yang mencari sumber sumber baru minyak
bumi yang ada di perut bumi. Di bidang industri, teknologi nuklir pun sudah
banyak digunakan, misalnya untuk sterilisasi, pengujian kualitas bahan,
konstruksi, dan banyak lagi.

a)      Pemeriksaan tanpa merusak.

Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau
sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Teknik ini berdasarkan
sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi
yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat
apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada
bagian yang berongga itu film akan lebih hitam.

b)      Mengontrol ketebalan bahan

Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam
dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas
radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor
radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal,
maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme

17
alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat
dipertahankan.

c)      Pengawetan bahan

Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu,
barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil
karena inengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu
penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan
dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama. Radiasi sinar gamma
dapat dilakukan pada pengawetan makanan melalui dua cara:

 Membasmi mikroorganisme, misalnya pada pengawetan rempah-rempah, seperti


merica, ketumbar, dan kemimiri.
 Menghambat pertunasan, misalnya untuk pengawetan tanaman yang
berkembang biak dengan pembentukkan tunas, seperti kentang, bawang merah,
jahe, dan kunyit.

d)     Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil.

e)      Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin
bekerja

Dibidang industri, Distributed Control System (DCS) dan Nucleonic Control


System (NCS) telah dipergunakan untuk mendeteksi berbagai kesalahan atau
kelainan pada sistem kerja alat industri. DSC dan NSC akan secara otomatis
melakukan pengendalian jika terdapat ada kelainan dalam operasi terutama
dalam sistem produksi.

3.3 Pandangan Masyarakat Indonesia terhadapa Nuklir

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar,
menyatakan penerimaan masyarkat Indonesia terhadap program nuklir terus
meningkat. Mereka pun percaya bahwa Indonesia mampu mengembangkannya
menjadi sumber energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

18
Sikap masyarakat itu, menurut Arcandra, diungkapkan dalam Focus Group
Discussion (FGD) mengenai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN)

Menurutnya, sebuah jajak pendapat terhadap program nuklir melaporkan bahwa


penerimaan masyarakat terhadap rencana pembangunan PLTN mulai meningkat
sejak tahun 2012. Secara nasional, masyarakat yang menerima PLTN tercatat
77,53 persen.

Masyarakat setuju dengan rencana pembangunan PLTN, dengan alasan:

 Tidak ada pemadaman listrik


 Harga listrik lebih murah
 Terbukanya lapangan pekerjaan
 Alih teknologi
 Tidak mengeluarkan polusi
 Indonesia mampu
 Program pemerintah

Sementara 22,47 persen lainnya menyatakan tidak setuju. Mereka beralasan:

 Resiko terjadinya kecelakaan/kebocoran reaktor


 Pencemaran radioaktif
 Limbah radioaktif
 Ketidaksiapan SDM
 Pembuatan senjata nuklir
 Sumber energi lain masih mencukupi
 Biaya pembangunan mahal

3.4 Kebijakan Lingkungan

1. Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1997 tentang ketenaganukliran

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1.Ketenaganukliran adalah hal yang berkaitan dengan pemanfaatan,


pengembangan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir serta
pengawasan kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir.

19
2.Tenaga nuklir adalah tenaga dalam bentuk apa pun yang dibebasakan dalam
proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi
pengion.

3.Radiasi pengion adalah gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan


yang karena energi yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang
dilaluinya. 4.Pemanfaatan adalah kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir
yang meliputi penelitian, pengembangan, penambangan, pembuatan, produksi,
pengangkutan, penyimpanan, pengalihan, ekspor, impor, penggunaan,
dekomisioning, dan pengelolaan limbah radioaktif untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat.

5.bahan nuklir adalah bahan yang dapat menghasilkan reaksi pembelahan


berantai atau bahan yang dapat diubah menjadi bahan yang dapat menghasilkan
reaksi pembelahan berantai.

6.bahan galian nuklir adalah bahan dasar untuk pembuatan bahan bakar nuklir.
7.Bahan bakar nuklir adalah bahan yang dapat menghasilkan proses transformasi
inti berantai.

8.Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan bahan serta peralatan yang telah
terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi
nuklir yang tidak dapat digunakan lagi.

9.Zat radioaktif adalah setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan
aktivitas jenis lebih besar dari pada 70 kBq/kg (2 nCi/g).

10.Pengelolaan limbah radioaktif adalah pengumpulan pengelompokan,


pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan/atau pembuangan limbah
radioaktif.

11.Radioisotop adalah isotop yang mempunyai kemampuan untuk memancarkan


radiasi pengion.

12.Instalasi nuklir adalah: a.reaktor nuklir; b.fasilitas yang digunakan untuk


pemurnian, konversi, pengayaan bahan nuklir, fabrikasi bahan bakar nuklir
dan/atau pengolahan ulang bahan bakar nuklir bekas; dan/atau c.fasilitas yang
digunakan untuk menyimpan bahan bakar nuklir dan bahan bakar nuklir bebas.

13.Reaktor nuklir adalah alat atau instalasi yang dijalankan dengan bahan bakar
nuklir yang dapat menghasilkan reaksi inti berantai yang terkendali dan
digunakan untuk pembangkitan daya, atau penelitian, dan/atau produksi
radioisotop.

20
14.Dekomisioning adalah suatu kegiatan untuk menghentikan beroperasinya
reaktor nuklir secara tetap, antara lain, dilakukan pemindahan bahan bakar nuklir
dari teras reaktor, pembongkaran komponen reaktor, dekontaminasi, dan
pengamanan akhir. 15.Kecelakaan nuklir adalah setiap kejadian atau rangkaian
kejadian yang menimbulkan kerugian nuklir.

16.Kerugian nuklir adalah setiap kerugian yang dapat berupa kematian, cacat,
cedera atau sakit, kerusakan harta benda, pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup yang ditimbulkan oleh radiasi atau gabungan radiasi dengan sifat racun,
sifat mudah meledak, atau sifat bahaya lainnya sebagai akibat kekritisan bahan
bakar nuklir dalam instalasi nuklir atau selama pengangkutan, termasuk kerugian
sebagai akibat tindakan preventif dan kerugian sebagai akibat atau tindakan
untuk pemulihan lingkungan hidup.

17.Pengusaha instalasi nuklir adalah orang perseorangan atau badan hukum yang
bertanggung jawab dalam pengoperasian instalasi nuklir.

18.Pihak ketiga adalah orang atau badan yang menderita kerugian nuklir, tidak
termasuk pengusaha instalasi nuklir dan pekerja instalasi nuklir yang menurut
struktur organisasi berada di bawah pengusaha instalasi nuklir.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 64 tahun 2000 tentang Perizinan


Pemanfaatan Tenaga Nuklir;

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Pemanfaatan adalah kegiatan yang berkaitan dengan nuklir yang meliputi


penelitian, pengembangan, penambangan, pembuatan, produksi, pengangkutan,
penyimpangan pengalihan ekspor, impor, penggunaan, dekomisioning, dan
pengelolaan limbah radioaktif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2. Tenaga nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun yang dibebankan dalam
proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi
pengion.

3. Instalasi adalah instalasi zat radioaktif dan atau instalasi sumber radiasi
pengion.

4. Perizinan adalah seluruh proses yang meliputi persyaratan dan tata cara
memperoleh izin, penerbitan, perubahan, perpanjangan, pembekuan, pencabutan
dan kegiatan lain yang terkait dengan izin pemanfaatan tenaga nuklir.

21
5. Pemegang izin adalah orang atau badan yang telah menerima izin
pemanfaatan tenaga nuklir dari Badan Pengawas.

6. Badan adalah instansi pemerintah Badan Usaha Milik Negara, koperasi, badan
usaha swasta nasional/asing, dan badan usaha lainnya yang memanfaatkan
tenada nuklir.

7. Inspeksi adalah salah satu unsur dari pengawasan dalam arti luas yang
dilakukan oleh Inspektur Keselamatan Nuklir yang berwenang melakukan
pemeriksaan terhadap ditaatinya peraturan Perundang-undangan tenaga nuklir
dan kondisi instalasi dan sumber radiasi serta keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap radiasi.

8. Inspektur Keselamatan Nuklir adalah orang yang bertugas melaksanakan


inspeksi terhadap pemanfaatan tenaga nuklir.

9. Kecelakaan radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk


kesalahan operasi, kerusakan ataupun kegagalan fungsi dan atau kejadian lain
yang menjurus timbulnya dampak radiasi, kondisi paparan radiasi dan atau
kontaminasi yang melampaui batas keselamatan;

10. Badan Pengawas adalah badan yang bertugas melaksanakan pengawasan


terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir.

PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMPEROLEH IZIN Pasal 2

(1) Setiap orang atau badan yang akan memanfaatkan tenaga nuklir wajib
mendapat izin dari Badan Pengawas.

(2) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan setelah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.

(3) Pemanfaatan tenaga nuklir dengan aktivitas dan paparan radiasi sangat
rendah yang tidak membahayakan masyarakat, pekerja dan lingkungan hidup,
dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(4) Aktivitas dan paparan radiasi sangat rendah yang dikecualikan dari
kewajiban mendapatkan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas.

22
BAB IV

PENUTUP

Ketenaganukliran sangat banyak manfaatnya karena menggunakan bahan bakar


yang murah dan mempunyai reaksi berkesinambungan dan tidak memiliki residu
yang mengganggu lingkungan seperti lapisan ozon dan mengurangi tingkat global
warming. Juga bisa dimanfaatkan untuk tenaga listrik. Tetapi Ketenaganukliran juga
memiliki banyak dampak negatif jika dalam pemanfaatanya tidak maksimal, seperti
residu zat radioaktif sisa reaksi dalam reactor nuklir yang hanya bias terurai selama
24000 tahun.

Ketenaganukliran juga biasa dimanfaatkan oleh suatu Negara untuk dijadikan


senjata pemusnah massal. Jika terjadi kebocoran reactor pada pembangkit listrik
tenaga nuklir, akan berakibat fatal, seperti yang terjadi di Chirnobyl, ukraina dan
Fukushima Jepang.

Dalam mitigasi bencana nuklir, sebelum terjadi kebocoran nuklir, pembuatan


PLTN harus sesuai dengan standar internasional untuk meminimalisir bencana, jika
sudah terjadi kebocoran, evakuasi adalah hal yang paling penting untuk mengurangi
korban.

23
DAFTAR PUSTAKA

Daniel, Rohi.Mengkaji Kontroversi Penggunaan Energi Nuklir Dalam Mendukung


Kelistrikan Nasional. Surabaya: Universitas Kristen Petra Surabaya.

Cahyono, Didik.2013. Pemanfaatan Teknologi Nuklir(online).


https://areknerut.wordpress.com/2012/12/09/pemanfaatan-teknologi-nuklir/,
(Diakses pada 01 Maret 2020)

Prismono.2017.Penerimaan Masyarakat Terhadap Nuklir Meningkat(online0.


https://petrominer.com/penerimaan-masyarakat-terhadap-nuklir-meningkat/.
(Diakses pada 01 Maret 2020)

Izarina, Ayu Nindya.2018.”8 Dampak Nuklir Terhadap Lingkungan dan Manusia”,


https://hukamnas-com.cdn.ampproject.org/v/s/hukamnas.com/dampak-nuklir-terhadap-
lingkungan/amp?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15836364340742&amp_ct=1583636519505&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fhukamnas.com%2Fdampak-nuklir-terhadap-lingkungan. (Diakses pada 01 Maret
2020)

BPKRI Database Peraturan . 2017. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 64


tahun 2000 tentang Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir. https://peraturan.bpk.go.id/
(diakses pada 5 juni 2020)

24
25

Anda mungkin juga menyukai