Anda di halaman 1dari 20

PLTN

(Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)

OLEH ;
Safri Dwi Kurniawati
2 D3K PLN A/ 1303187019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom yang
dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945.
Sedemikian dahsyatnya akibat yang ditimbulkan oleh bom tersebut sehingga
pengaruhnya masih di rasakan sampai sekarang. Di samping sebagai senjata
pamungkas yang dahsyat, sejak lama orang telah memikirkan bagaimana cara
memanfaatkan tenaga nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Sampai saat ini
tenaga nuklir, khususnya zat radioaktif telah dipergunakan secara luas dalam berbagai
bidang antara lain bidang industri, kesehatan, pertanian, peternakan, sterilisasi produk
farmasi dan alat kedokteran, pengawetan bahan makanan, bidang hidrologi, yang
merupakan aplikasi teknik nuklir untuk non energi. Salah satu pemanfaatan teknik
nuklir dalam bidang energi saat ini sudah berkembang dan dimanfaatkansecara besar-
besaran dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga nuklir (PLTN), dimana tenaga
nuklir digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang relatif murah, aman dan
tidak mencemari lingkungan.
Pemanfaatan tenaga nuklir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan secara
komersial sejak tahun 1954. Pada waktu itu di Rusia (USSR), dibangun dan
dioperasikan satu unit PLTN air ringan bertekanan tinggi (VVER = PWR) yang
setahun kemudian mencapai daya 5Mwe. Pada tahun 1956 di Inggris dikembangkan
PLTN jenis Gas Cooled Reactor (GCR +Reaktor berpendingin gas) dengan daya 100
Mwe. Pada tahun 1997 di seluruh dunia baik dinegara maju maupun negara sedang
berkembang telah dioperasikan sebanyak 443 unit PLTNyang tersebar di 31 negara
dengan kontribusi sekitar 18 % dari pasokan tenaga listrik dunia dengan total
pembangkitan dayanya mencapai 351.000 Mwe dan 36 unit PLTN sedang dalam tahap
kontruksi di 18 negara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi PLTN
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit
listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih
reaktor nuklir pembangkit listrik. PLTN termasuk dalam pembangkit daya base
load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan
(meskipu
n boiling water reaktor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam
hari). Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe
hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada tahun 2005
mempunyai daya 600-1200 MWe.
Teknologi PLTN dirancang agar energi nuklir yang terlepas dari proses
fisi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam kehidupan sehari-hari.
PLTN merupakan sebuah sistem yang dalam operasinya menggunakan reaktor
daya yang berperan sebagai tungku penghasil panas.
Komponen utama dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yaitu :
1. Reaktor
2. Sistem Kendali
3. Instrumentasi
4. Bejana tekan berpendingin utama
5. Pengungkung

2.1.1 Reaktor Nuklir


Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi inti berantai terkendali, baik
pembelahan inti (Fisi) atau penggabungan inti (Fusi). Awalnya, reaktor nuklir
pertama digunakan untuk memproduksi Plutonium sebagai bahan senjata nuklir.
Hingga saat ini telah ada berbagai jenis dan ukuran reaktor nuklir, tetapi semua
reaktor atom tersebut memiliki lima komponen dasar yang sama, yaitu: elemen bahan
bakar, moderator netron, batang kendali, pendingin dan perisai beton.
Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan, diantaranya sebagai reaktor
penelitian dan reactor daya. Saat ini reaktor nuklir banyak digunakan untuk
membangkitkan listrik. Hal ini biasanya melibatkan panas dari reaksi nuklir untuk
tenaga turbin uap. Sedangkan reaktor penelitian digunkan untuk pembuatan
radioisotop (isotop radioaktif) dan penelitian lebih lanjut.

Sebagaimana diketahui bahwa reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi


inti berantai terkendali, baik pembelahan inti (Fisi) atau penggabungan inti (Fusi).
Reactor menghasilkan panas dalam beberapa cara:

 Energi kinetik produk-produk fisi diubah menjadi energi panas ketika inti
bertabrakan dengan atom di dekatnya
 Sebagian dari sinar gamma yang dihasilkan selama fisi deserap oleh reaktor,
energy mereka diubah menjadi pana
 Panas yang dihasilkan oleh peluruh radioaktif produk fisi dan bahan-bahan
yang telah diaktifkan oleh penyerapan neutron. Sumber panas pembusukan ini
akan tetap selama beberapa waktu bahkan setelah reaktor mati. Kekuatan
panas yang dihasilkan oleh reaksi nuklir adalah 1.000.000 kali dari massa
yang sama batubara.
Adapun skema dasar dari sebuah reactor nuklir adalah seperti gambar berikut.
2.2 Komponen Dasar Reaktor Nuklir

2.2.1. Elemen Bahan Bakar

Elemen bahan bakar ini berbentuk batang-batang tipis dengan diameter kira-kira 1
cm. Dalam suatu reaktor daya besar, ada ribuan elemen bahan bakar yang
diletakkan saling berdekatan. Seluruh elemen bahan bakar dan daerah sekitarnya
dinamakan teras reaktor. Umumnya, bahan bakar reaktor adalah uranium-235.

2.2.2. Moderator Netron

Netron yang mudah membelah inti adalah netron lambat yang memiliki energi
sekitar 0,04 eV (atau lebih kecil), sedangkan netron-netron yang dilepaskan
selama proses pembelahan inti (fisi) memiliki energi sekitar 2 MeV. Oleh karena
itu, sebuah reaktor atom harus memiliki materaial yang dapat mengurangi
kelajuan netron-netron yang energinya sangat besar sehingga netron-netron ini
dapat dengan mudah membelah inti. Material yang memperlambat kelajuan
netron dinamakan moderator. Moderator yang umum digunakan adalah air.
Ketika netron berenergi tinggi keluar dari sebuah elemen bahan bakar, netron
tersebut memasuki air di sekitarnya dan bertumbukan dengan molekul-molekul
air. Netron cepat akan kehilangan sebagian energinya selama menumbuk molekul
air (moderator) terutama dengan atom-atom hidrogen. Sebagai hasilnya netron
tersebut diperlambat.

2.2.3. Batang Kendali Jika keluaran daya dari sebuah reactor dikehendaki konstan,
maka jumlah netron yang dihasilkan harus dikendalikan. Sebagaimana diketahui,
setiap terjadi proses fisi ada sekitar 2 sampai 3 netron baru terbentuk yang
selanjutnya menyebakan proses berantai. Batang kendalli terbuat dari bahan-
bahan penyerap netron, seperti boron dan kadmium. Jika reaktor menjadi
superkritis, batang kendali secara otomatis bergerak masuk lebih dalam ke dalam
teras reaktor untuk menyerap kelebihan netron yang menyebabkan kondisi itu
kembali ke kondisi kritis. Sebaliknya, jika reaktor menjadi subkritis batang
kendali sebagian ditarik menjauhi teras reactor sehingga lebih sedikit netron yang
diserap. Dengan demikian, lebih banyak netron tersedia untuk reaksi fisi dan
reaktor kembali ke kondisi kritis. Untuk menghentikan operasi reaktor (missal
untuk perawatan) batang kendali turun penuh sehingga seluruh netron diserap dan
reaksi fisi berhenti.

2.2.4. Pendingin

Energi yang dihasilkan oleh reaksi fisi meningkatkan suhu reaktor. Suhu ini
dipindahkan dari reaktor dengan menggunakan bahan pendingin misalnya air atau
karbon dioksida. Bahan pendingin (air) disirkulasikan melalui system pompa,
sehingga air yang keluar dari bagian atas teras reactor digantikan air dingin yang
masuk melalui bagian bawah teras reactor.

2.2.5. Perisai/Wadah

Terbuat dari bahan yang mampu menahan radiasi agar pekerja reactor dapat
bekerja dengan aman dari radiasi.
Komponen dasar dari reaktor nuklir antara lain:
1. Bahan bakar nuklir, berbentuk batang logam berisi bahan radioaktif yang
berbentuk pelat. Sebagai contoh bahan bakar nuklir adalah:
a. Uranium-235 (U-235)
b. Pu-239
c. U-233
2. Moderator, berfungsi menyerap energi neutron.
3. Reflector, berfungsi memantulkan kembali neutron.
4. Pendingin berupa bahan gas atau logam cair untuk mengurangi energi
panas dalam reaktor.
5. Batang kendali, berfungsi menyerap neutron untuk mengatur reaksi fisi.
6. Perisai, merupakan pelindung dari proses reaksi fisi yang berbahaya.

2.2 Prinsip Kerja PLTN

Gambar 2.2.1 Prinsip kerja sederhana PLTN


Prinsip kerja PLTN, pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik
konvensional, yaitu air diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Uap
yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap.
Perputaran turbin digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga
menghasilkan tenaga listrik. Perbedaannya pada pembangkit listrik konvensional
bahan bakar untuk menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fosil seperti
batubara, minyak dan gas. Sisa pembakaran tersebut akan ter-emisikan ke udara
dan berpotensi mencemari lingkungan hidup, yang bisa menimbulkan hujan asam
dan peningkatan suhu global.
Sedangkan pada PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan uap
yang sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam
reaktor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan
secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang
menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel seperti CO2,
SO2, atau NOx, juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung
logam berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan
pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan
dari pengoperasian PLTN berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat.
Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN, sebelum
dilakukan penyimpanan secara lestari.
Panas yang digunakan untuk membangkitkan uap diproduksi sebagai
hasil dari pembelahan inti atom yang dapat diuraikan sebagai berikut : Apabila
satu neutron (dihasilkan dari sumber neutron) tertangkap oleh satu inti atom
uranium-235, inti atom ini akan terbelah menjadi 2 atau 3 bagian/fragmen.
Sebagian dari energi yang semula mengikat fragmen-fragmen tersebut masing -
masing dalam bentuk energi kinetik, sehingga mereka dapat bergerak dengan
kecepatan tinggi. Oleh karena fragmen-fragmen itu berada di dalam struktur
kristal uranium, mereka tidak dapat bergerak jauh dan gerakannya segera
diperlambat. Dalam proses perlambatan ini energi kinetik diubah menjadi panas
(energi thermal). Sebagai gambaran dapat dikemukakan bahwa energi thermal
yang dihasilkan dari reaksi pembelahan 1 kg uranium-235 murni besarnya adalah
17 milyar kilo kalori, atau setara dengan energi thermal yang dihasilkan dari
pembakaran 2,4 juta kg (2400 ton) batubara. Selain fragmen-fragmen tersebut
reaksi pembelahan menghasilkan pula 2 atau 3 neutron yang dilepaskan dengan
kecepatan lebih besar dari 10.000 km per detik. Neutron-neutron ini disebut
neutron cepat yang mampu bergerak bebas tanpa dirintangi oleh atom-atom
uranium atau atom-atom kelongsongnya. Agar mudah ditangkap oleh inti atom
uranium guna menghasilkan reaksi pembelahan, kecepatan neutron ini harus
diperlambat. Zat yang dapat memperlambat kecepatan neutron disebut moderator.
Seperti telah disebutkan di atas, panas yang dihasilkan dari reaksi
pembelahan, oleh air yang bertekanan 160 atmosfir dan suhu 3000 C secara terus
menerus dipompakan ke dalam reaktor melalui saluran pendingin reaktor. Air
bersirkulasi dalam saluran pendingin ini tidak hanya berfungsi sebagai pendingin
saja melainkan juga bertindak sebagai moderator, yaitu sebagai medium yang
dapat memperlambat neutron. Neutron cepat akan kehilangan sebagian energinya
selama menumbuk atom-atom hidrogen. Setelah kecepatan neutron turun sampai
2000 m per detik atau sama dengan kecepatan molekul gas pada suhu 3000 C,
barulah ia mampu membelah inti atom uranium-235. Neutron yang telah
diperlambat disebut neutron thermal.
Untuk mendapatkan keluaran thermal yang mantap, perlu dijamin agar
banyaknya reaksi pembelahan inti yang terjadi dalam teras reaktor dipertahankan
pada tingkat tetap, yaitu 2 atau 3 neutron yang dihasilkan dalam reaksi itu hanya
satu yang dapat meneruskan reaksi pembelahan. Neutron lainnya dapat lolos
keluar reaktor, atau terserap oleh bahan lainnya tanpa menimbulkan reaksi
pembelahan atau diserap oleh batang kendali. Batang kendali dibuat dari bahan-
bahan yang dapat menyerap neutron, sehingga jumlah neutron yang
menyebabkan reaksi pembelahan dapat dikendalikan dengan mengatur keluar
atau masuknya batang kendali ke dalam teras reaktor.
Fragmen-fragmen yang diproduksi selama reaksi pembelahan inti
disebut hasil belahan, yang kebanyakan berupa atom-atom radioaktif seperti
xenon-133, kripton-85 dan iodium- 131. Zat radioaktif ini meluruh menjadi atom
lain dengan memancarkan radiasi alpha, beta, gamma atau neutron. Selama
proses peluruhan, radiasi yang dipancarkan dapat diserap oleh bahan-bahan lain
yang berada di dalam reaktor, sehingga energi yang dilepaskan berubah menjadi
panas. Panas ini disebut panas peluruhan yang akan terus diproduksi walaupun
reaktor berhenti beroperasi. Oleh karena itu reaktor dilengkapi dengan suatu
sistem pembuangan panas peluruhan. Selain hasil belahan, dalam reaktor
dihasilkan pula bahan radioaktif lain sebagai hasil aktivitas neutron. Bahan
radioaktif ini terjadi karena bahan-bahan lain yang berada di dalam reaktor
(seperti kelongsongan atau bahan struktur) menangkap neutron sehingga berubah
menjadi unsur lain yang bersifat radioaktif. Radioaktif adalah sumber utama
timbulnya bahaya dari suatu PLTN, oleh karena itu semua sistem pengamanan
PLTN ditujukan untuk mencegah atau menghalangi terlepasnya zatradioaktif ke
lingkungan dengan aktivitas yang melampaui nilai batas ambang yang diizinkan
menurut peraturan yang berlaku.

2.3 Tipe-Tipe PLTN


PLTN dikelompokkan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Tetapi
ada juga PLTN yang menerapkan unit-unit independen, dan hal ini bisa
menggunakan jenis reaktor yang berbeda.
Tipe – tipe reaktor PLTN yang telah beroperasi di dunia antara lain :
1. Reaktor air didih (Boiling Water Reactor, BWR)
Pada reaktor air didih, panas hasil fisi dipakai secara langsung untuk
menguapkan air pendingin dan uap yang terbentuk langsung dipakai untuk
memutar turbin. Turbin tekanan tinggi menerima uap pada suhu sekitar
290 ºC dan tekanan sebesar 7,2 MPa. Sebagian uap diteruskan lagi ke
turbin tekanan rendah. Dengan sistem ini dapat diperoleh efisiensi thermal
sebesar 34 %. Efisiensi thermal ini menunjukkan prosentase panas hasil
fisi yang dapat dikonversikan menjadi energi listrik. Setelah melalui
turbin, uap tersebut akan mengalami proses pendinginan sehingga berubah
menjadi air yang langsung dialirkan ke teras reaktor untuk diuapkan lagi
dan seterusnya. Dalam reaktor ini digunakan bahan bakar 235U dengan
tingkat pengayaannya 3-4 % dalam bentuk UO2.
Gambar 2.3.1 Reaktor air didih (Boiling Water Reactor, BWR)

2. Reaktor Air Tekan ( Pressurized Water Reactor, PWR)


Reaktor Air Tekan juga menggunakan H2O sebagai pendingin sekaligus
moderator. Bedanya dengan Reaktor Air Didih adalah penggunaan dua
macam pendingin, yaitu pendingin primer dan sekunder. Panas yang
dihasilkan dari reaksi fisi dipakai untuk memanaskan air pendingin primer.
Dalam reaktor ini dilengkapi dengan alat pengontrol tekanan (pessurizer)
yang dipakai untuk mempertahankan tekanan sistem pendingin primer.

Gambar 2.3.2 Reaktor Air Tekan ( Pressurized Water Reactor, PWR)


3. Reaktor Air Berat atau HWR (Heavy Water Reactor)
Reaktor Air Berat merupakan jenis reaktor yang menggunakan D2O (air
berat) sebagai moderator sekaligus pendingin. Reaktor ini menggunakan
bahan bakar uranium alam sehingga harus digunakan air berat yang
penampang lintang serapannya terhadap neutron sangat kecil. PLTN
dengan Reaktor Air berat yang paling terkenal adalah CANDU (Canadian
Deuterium Uranium) yang pertama kali dikembangkan oleh Canada.

4. Reaktor Magnox atau MR (Magnox Reactor)


Reaktor Magnox menggunakan bahan bakar dalam bentuk logam uranium
atau paduannya yang dimasukkan ke dalam kelongsong paduan
magnesium (Mg). Reaktor Magnox menggunakan CO2 sebagai
pendingin, grafit sebagai moderator, dan uranium alam sebagai bahan
bakar. Panas hasil fisi diambil dengan mengalirkan gas CO2 melalui
elemen bakar menuju ke sistem pembangkit uap. Dari pertukaran panas
ini akan dihasilkan uap air yang selanjutnya dapat dipakai untuk memutar
turbin.

Gambar 2.3.4 Reaktor Magnox atau MR (Magnox Reactor)

Hasil dari usaha dalam penyempurnaan unjuk kerja Reaktor Magnox


adalah diperkenalkannya Reaktor Maju Berpendingin Gas atau AGR
(Advanced Gas-cooled Reactor). Dalam reaktor ini juga menggunakan
CO2 sebagai pendingin, grafit sebagai moderator, namun bahan bakarnya
berupa uranium sedikit diperkaya yang dibungkus dengan kelongsong dari
baja tahan karat. Pengayaan bahan bakar ini dimaksudkan untuk
meningkatkan efisiensi thermal dan fraksi bakar bahan bakarnya.
5. Reaktor Temperatur Tinggi atau HTR (High Temperature Reactor)
ini mampu menghasilkan panas hingga 750 ºC dengan efisiensi
thermalnya sekitar 40 %. Panas yang dibangkitkan dalam teras reaktor
dipindahkan menggunakan pendingin He (sistem primer) ke pembangkit
uap. Dalam pembangkit uap ini panas akan diserap oleh sistem uap air
umpan (sistem sekunder) dan uap yang dihasilkannya dialirkan ke turbin.
Dalam reaktor ini juga ada sistem pemisah antara sistem pendingin primer
yang radioaktif dan sistem pendingin sekunder yang tidak radioaktif.

Gambar 2.3.5 Reaktor Temperatur Tinggi atau HTR (High Temperature


Reactor)
Elemen bahan bakar yang digunakan dalam Reaktor Temperatur Tinggi
berbentuk bola, tiap elemen mengandung 192 gram carbon, 0,96 gram
235U dan 10,2 gram 232Th yang dapat dibiakkan menjadi bahan bakar
baru 233U. Proses fisi dalam teras reaktor mampu memanaskan gas He
hingga mencapai suhu 750 _C. Setelah terjadi pertukaran panas dengan
sistem sekunder, suhu gas He akan turun menjadi 250 ºC. Gas He
selanjutnya dipompakan lagi ke teras reaktor untuk mengambil panas fisi,
demikian seterusnya. Dalam operasi normal, reaktor ini membutuhkan
bahan bakar bola berdiameter 60 mm sebanyak ± 675.000 butir yang
diletakkan di dalam teras reaktor. Rata-rata setiap butir bahan bakar
tinggal di dalam teras selama enam bulan pada operasi beban penuh.

2.4. Perlindungan dan Keselamatan pada PLTN

Berbagai usaha pengamanan dilakukan untuk melindungi kesehatan dan


keselamatan masyarakat, para pekerja reaktor dan lingkungan PLTN. Usaha ini
dilakukan untuk menjamin agar radioaktif yang dihasilkan reaktor nuklir tidak
terlepas ke lingkungan baik selama operasi maupun jika terjadi kecelakaan. Tindakan
protektif dilakukan untuk menjamin agar PLTN dapat dihentikan dengan aman setiap
waktu jika diinginkan dan dapat tetap di pertahakan dalam keadaan aman, yakni memperoleh
pendinginan yang cukup. Untuk ini panas peluruhan yang dihasilkan harus dibuang dari
teras reaktor, karena dapat menimbulkan bahaya akibat pemanasan lebih pada reaktor.
Keselamatan terpasang dirancang berdasarkan sifat-sifat alamiah air dan uranium.
Bila suhu dalam teras reaktor naik, jumlah neutron yang tidak tertangkap maupun yang tidak
mengalami proses perlambatan akan bertambah, sehingga reaksi pembelahan
berkurang. Akibatnya panas yang dihasilkan juga berkurang. Sifat ini akan menjamin
bahwa teras reaktor tidak akan rusak walaupun sistem kendali gagal beroperasi.

PLTN mempunyai sistem pengamanan yang ketat dan berlapis-lapis, sehingga


kemungkinan terjadi kecelakaan maupun akibat yang ditimbulkan sangat kecil.
Desain keselamatan suatu PLTN menganut falsafah pertahanan berlapis (defence in
depth).

Pertahanan berlapis ini meliputi :

a. Lapisan keselamatan pertama, PLTN dirancang, dibangun dan diperasikan


sesuai dengan ketentuan yang sangat ketat, mutu yg tinggi dan teknologi
mutakhir
b. PLTN dilengkapi dengan sistem pengamanan/ keselamatan yang digunakan
untuk mencegah dan mengatasi akibat-akibat dari kecelakaan yang mungkin
dapat terjadi selama umur PLTN.
c. PLTN dilengkapi dengan sistim pengamanan tambahan, yang dapat
diandalkan untuk dapat mengatasi kecelakaan hipotesis, atau kecelakaan
terparah yang diperkirakan dapat terjadi pada suatu PLTN. Namun kecelakaan
tersebut kemungkinannya tidak akan pernah terjadi selama umur PLTN.
Keselamatan Terpasang :

Keselamatan terpasang dirancang berdasarkan sifat-sifat alamiah air dan


uranium. Bila suhu dalam teras reaktor naik, jumlah neutron yang tidak
tertangkap maupun yang tidak mengalami proses perlambatan akan bertambah,
sehingga reaksi pembelahan berkurang. Akibatnya panas yang dihasilkan juga
berkurang. Sifat ini akan menjamin bahwa teras reaktor tidak akan rusak
walaupun sistem kendali gagal beroperasi.

2.4.4. Keselamatan Reaktor Nuklir

Aspek keselamatan yang digunakan pada reaktor nuklir adalah mencegah


kemungkinan terjadinya kecelakaan dan memperkecil dampak yang dapat
diakibatkan oleh kejadian kecelakaan, yang lebih dikenal dengan nama sistem
pertahanan berlapis (defence in depth).

Ada 5 pertahanan yang utama, yaitu:

1. Komponen-komponen reactor

2. Sistem proteksi reactor

3. Konsep hambatan ganda

4. Pemeriksaan dan pengujian

5. Operator

Desain keselamatan reaktor adalah memanfaatkan sifat-sifat alam yang


menjamin adanya keselamatan inheren sehingga reaktor nuklir mempunyai sistem
yang forgiving terhadap kekeliruan yang dilakukan oleh operator. Disamping itu
reaktor nuklir dilengkapi dengan peralatan keselamatan yang dirancang menggunakan
prinsip-prinsip sebagai berikut:

 Pemisahan: komponen-komponen sistem keselamatan yang berbeda


dipisahkan secara fisis satu dengan yang lainnya. Hal ini dimaksudkan
bahwa kegagalan mekanis pada satu lokasi tidak mempengaruhi unjuk kerja
komponen yang berada di tempat lain.
 Diversiti: maksudnya adalah selalu terdapat lebih dari satu cara untuk
melakukan suatu pekerjaan. Contohnya dengan sistem yang berbeda-beda
akan dapat memadamkan reaktor.
 Redundansi: selalu terdapat lebih dari satu komponen yang diperlukan.
Contohnya terdapat 2 pompa yang dipasang paralel, namun yang
dipergunakan hanya satu.
 Saling tak gayut: sistem keselamatan saling tak gayut dengan yang lain.
Contohnya terdapat beberapa jalur pemasok daya.

Kegagalan yang aman (fail safe): dimaksudkan bahwa bila terjadi kegagalan
pada suatu komponen/sistem, maka secara otomatis akan merangsang untuk
bergerak pada kondisi yang aman. Contohnya daya listrik dibutuhkan untuk
mematikan reaktor, tetapi bila suatu saat kehilangan daya listrik, reakto akan
tetap mati dengan jatuhnya elemen kendali secara gravitasi.Konsep
Hambatan Ganda
Konsep hambatan ganda mengusahakan tetap terkungkungnya zat-zat
radioaktif dalam sistem reaktor daya (PLTN) dan tidak menyebar ke
lingkungan yang mengakibatkan bahaya radiasi bagi penduduk yang tinggal
di daerah sekitarnya. Hambatan ganda tersebut terdiri dari:

 Elemen bakar: unsusr-unsur hasil belahan nuklir haru


 selalu tetap berada bersama elemen bakar
 Kelongsong elemen bakar: apabila unsur hasil belahan nuklir dapat lepas
dari elemen bakar, maka diusahakan agar unsur hasil belahan tersebut masih
di dalam kelongsong elemen bakar
 Sistem pendingin primer: terdiri dari sistem pipa, katup-katup, pompa dan
juga pembangkit uap berfungsi pula sebagai penghambat hasil belahan,
seandainya kolongsong tidak dapat menghambat bocornya hasil-hasil
belahan.
 Bangunan reaktor (sistem pengungkung): merupakan penghambat terluar
sebelum zat radioaktif lepas ke lingkungan. Bangunan reaktor juga didesain
untuk menahan gangguan-gangguan dari luar, seperti gempa bumi, tornado,
banjir, kejatuhan pesawat terbang, dan sebagainya
 Daerah eksklusif: Apabila zat radioaktif dapat lepas dari sistem
pengungkung, maka kemungkinan sampainya zat radioaktif tersebut kepada
masyarakat diperkecil dengan adanya jarak antara reaktor dengan tempat
tinggal penduduk, yang disebut daerah eksklusif

2.5 Keuntungan dan Kerugian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir


a. Keuntungan pembangkit listrik tenaga nuklir adalah:
1. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal).
2. Tidak mencemari udara.
Tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti karbon monoksida, sulfur
dioksida aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap fotokimia.
3. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal).
4. Biaya bahan bakar rendah.
5. Ketersedian bahan bakar yang melimpah karena sangat sedikit bahan bakar
yang diperlukan.
6. Menghasilkan daya listrik yang cukup besar

b. Kerugian pembangkit listrik tenaga nuklir adalah:


1. Resiko kecelakaan nuklir.
Kasus kebocoran reaktor nuklir paling parah dan tragis sepanjang sejarah
adalah insiden Chernobyl yang terjadi pada tanggal 26 April 1986 di
Ukraina.
2. Limbah nuklir
limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga
ribuan tahun.
3. Reaktor nuklir sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa
manusia. Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua, yaitu :
a) Radiasi langsung yaitu radiasi yang terjadi bila radioaktif
yang dipancarkan mengenai langsung kulit atau tubuh
manusia.
b) Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat
makanan dan minuman yang tercemar zat radioaktif, baik
melalui udara, air, maupun media lainnya.

Baik radiasi langsung maupun tidak langsung, akan


mempengaruhi fungsi organ tubuh melalui sel-sel pembentukannya.
Organ-organ tubuh yang sensitif akan dan menjadi rusak. Sel-sel tubuh
bila tercemar radioaktif uraiannya sebagai berikut : terjadinya ionisasi
akibat radiasi dapat merusak hubungan antara atom dengan molekul-
molekul sel kehidupan, juga dapat mengubah kondisi atom itu sendiri,
mengubah fungsi asli sel atau bahkan dapat membunuhnya.

Pada prinsipnya, ada tiga akibat radiasi yang dapat berpengaruh


pada sel, antara lain :

a) Sel akan mati.


b) Terjadi penggandaan sel, pada akhirnya dapat menimbulkan
kanker.
c) Kerusakan dapat timbul pada sel telur atau testis, yang akan
memulai proses bayi-bayi cacat.

Masalah lain juga ditimbulkan oleh limbah atau sampah nuklir


terhadap tingkat kesuburan tanah limbah/sampah nuklir merupakan
semua sisa bahan (padat atau cair) yang dihasilkan dari proses
pengolahan uranium, misalnya sisa bahan bakar nuklir yang tidak
digunakan lagi, dan bersifat radioaktif, tidak bisa dibuang atau
dihilangkan seperti jenis sampah domestik lainnya (sampah organik dan
lain-lain.) Sampah nuklir ini harus ditimbun dengan cara yang paling
aman. Hal yang saat ini dapat dilakukan oleh manusia hanyalah
menunggu sampai sampah nuklir tersebut tidak lagi bersifat radioaktif,
dan itu memerlukan waktu ribuan tahun.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat di
ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pusat Listrik Tenaga Nuklir adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana
panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit
listrik.
2. Komponen utama PLTN terdiri dari Reaktor, Sistem Kendali, Instrumentasi,
Bejana tekan berpendingin utama, Pengungkung, Sistem keselamatan, Turbin
Uap, Generator Listrik dan Pompa
3. Prinsip kerja PLTN adalah uap dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan
fisil (uranium) dalam reaktor nuklir. Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin
yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan
untuk menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik.
4. PLTN mempunyai kelebihan antara lain tidak menghasilkan emisi gas rumah
kaca, tidak mencemari udara, sedikit menghasilkan limbah padat, biaya bahan
bakar rendah, ketersedian bahan bakar yang melimpah.
5. PLTN mempunyai kekurangan antara lain risiko kecelakaan nuklir dan limbah
radioaktif nuklir tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan
tahun.
3.2 Daftar Pustaka
1. http://www.google.com
2. https://www.academia.edu/8538564/PLTN_Pembangkit_Listrik_Tenaga_Listrik_
3. http://muhammadcandras.blogspot.co.id/2012/11/makalah-pembangkit-listrik-
tenaga.html

Anda mungkin juga menyukai