Anda di halaman 1dari 8

BAB IV TEKNOLOGI NUKLIR

Telah dipelajari bahwa sinar-sinar radioaktif yang


dipancarkan oleh zat-zat radioaktif dapat berbahaya bagi tumbuhan,
manusia, dan hewan. Bagaimana dahsyatnya bencana yang
ditimbulkan oleh jatuhnya bom atom pertama di Hiroshima dan
Nagasaki pada saat perang dunia kedua. Akibat dahsyatnya bencana
yang ditimbulkan, sehingga pengaruhnya masih dirasakan oleh
rakyat Jepang sampai sekarang. Gambar 4 menunjukkan ledakan
bom atom tersebut yang mampu menghasilkan sebuah awan
berbentuk cendawan.

Gambar 4. Ledakan bom atom menghasilkan sebuah awan berbentuk cendawan

Disamping sebagai senjata pamungkas yang dahsyat itu, manusia


juga telah memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat
manusia. Sampai saat ini, zat radioaktif telah digunakan secara luas
dalam bidang industri, pertanian, kedokteran, dan lain-lain.
Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara besar-besaran
adalah dalam bentuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Di
PLTN energi nuklir digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.
Teknologi yang memanfaatkan energi nuklir disebut teknologi
nuklir.
4.1. TEKNOLOGI REAKTOR NUKLIR
Reaktor atom atau reaktor nuklir adalah tempat terjadinya
reaksi inti berantai yang terkendali, baik pembelahan inti
atom (fisi) maupun reaksi penggabungan inti atom (fusi). Saat
ini yang banyak dioperasikan adalah reaktor fisi. Fungsi
reaktor fisi dapat dibagi dua, yaitu reaktor penelitian dan
reaktor daya

4.1.1. Reaktor Penelitian:


Pada reaktor penelitian, yang diutamakan adalah
pemanfaatan neutron hasil pembelahan untuk berbagai
penelitian dan iradiasi serta produksi radioisotop. Kalor yang
ditimbulkan telah dirancang sekecil mungkin sehingga kalor
tersebut dapat dibuang ke lingkungan. Pengambilan kalor
pada reaktor penelitian dilakukan dengan sistem pendingin,
yang terdiri atas sistem pendingin primer dan sistem
pendingin sekunder. Kalor yang berasal dari teras reaktor
diangkut oleh air di sekitar teras reaktor (sistem pendingin
primer) dan dipompa oleh pompa primer menuju alat penukar
kalor. Selanjutnya kalor dibuang ke lingkungan melalui
menara pendingin (alat penukar kalor pada sistem pendingin
sekunder). Perlu diketahui bahwa antara alat penukar kalor,
sistem pendingin primer dan sistem pendingin sekunder tidak
terjadi kontak langsung (lihat gambar 4.1.1)

Gambar 4.1.1. Diagram alir reaktor penelitian


4.1.2. Reaktor Daya
Pada reaktor daya, kalor yang ditimbulkan dari hasil
pembelahan dimanfaatkan untuk menghasilkan uap air yang
bersuhu dan bertekanan tinggi untuk memutar turbin. Prinsip
kerja reaktor akan dibahas dalam bahasan pembangkit listrik
tenaga nuklir. Reaktor nuklir pertama dibangun oleh Enrico
Fermi pada tahun 1942 di Universitas Chicago, Amerika
Serikat. Hingga kini telah ada berbagai jenis dan ukuran
reaktor nuklir, tetapi semua reaktor nuklir tersebut memiliki
empat komponen dasar yang sama, elemen-elemen bahan
bakar, moderator neutron, batang-batang kendali, dan perisai
beton (Gambar 4.1.2)

Gambar 4.1.2. Komponen dasar sebuah reaktor atom terdiri dari elemen-elemen bahan
bakar, batang-batang kendali, moderator (air) dan perisai beton

Elemen-elemen bahan bakar berbentuk batang-batang


tipis dengan diameter kira-kira 1 cm. dalam suatu reaktor
daya besar ada ribuan elemen bahan bakar yang diletakkan
saling berdekatan. Seluruh elemen bahan bakar dan daerah
sekitarnya disebut teras reaktor. Umumnya, bahan bakar
reaktor adalah uranium-235 (U-235). Oleh karena isotop ini
hanya kira-kira 0,7% terdapat dalam uranium alam, maka
diperlukan proses khusus untuk memperkaya (menaikkan
persentase) isotop ini. Kebanyakan reaktor atom komersial
menggunakan uranium dengan jumlah inti U-235 yang telah
diperkaya kira-kira 3%. Neutron-neutron yang mudah
membelah inti U-235 adalah neutron-neutron lambat yang
memiliki energi sekitar 0,04 eV, sedangkan neutron-nuetron
yang dibebaskan melalui proses fisi adalah neutron cepat
yang memiliki energi beberapa MeV. Oleh karena itu, sebuah
reaktor nuklir harus memiliki material yang dapat
mengurangi kelajuan neutron-neutron cepat menjadi neutron-
neutron lambat yang dapat membelah inti U-235 yang lain.
Material yang memperlambat kelajuan neutron disebut
moderator.
Moderator yang umum digunakan adalah air. Neutron
neutron berenergi tinggi yang keluar dari elemen bahan
bakar, melewati air di sekitarnya dan bertumbukan dengan
molekul-molekul air yang terdiri dari atom hidrogen. Neutron
cepat akan kehilangan sebagian besar energinya sehingga
menjadi neutron lambat. Jika keluaran daya dari sebuah
reaktor tetap konstan, maka diusahakan agar satu neutron
yang dihasilkan dari setiap pembelahan inti hanya
menyebabkan satu pembelahan inti yang lain. Kondisi reaktor
seperti ini disebut keadaan kritik. Sebuah reaktor secara
normal bekerja dalam kondisi subkritis. Pada kondisi ini
reaktor menghasilkan keluaran energi yang mantap. Reaktor
berada dalam kondisi subkritis jika secara rata-rata, setiap
pembelahan menghasilkan pembelahan tambahan yang lebih
kecil dari satu pembelahan.
Reaktor berada dalam kondisi superkritis, jika
setiap pembelahan menghasilkan pembelahan inti tambahan
yang lebih besar dari satu pembelahan inti. Selama kondisi
superkritis, energi yang dibebaskan oleh sebuah reaktor
meningkat drastis. Jika kondisi ini tidak dikendalikan,
peningkatan energi yang besar akan mencairkan sebagian atau
seluruh teras reaktor, sehingga terjadi pembebasan bahan
radioaktif ke lingkungan sekitarnya. Jelaslah bahwa sebuah
mekanisme kendali sangat diperlakukan untuk menjaga
reaktor pada kondisi normal atau kondisi subkritis. Kendali
ini dilakukan oleh batang batang kendali yang dapat bergerak
keluar masuk teras reaktor. Batang-batang kendali terbuat
dari bahan-bahan yang menyerap neutron, seperti boron atau
kadmium. Jika reaktor menjadi superkritis, batang-batang
kendali secara otomatis bergerak lebih masuk ke dalam teras
reaktor untuk menyerap kelebihan neutron yang
menyebabkan kondisi itu sehingga reaktor kembali ke kondisi
subkritis. Sebaliknya, jika reaktor menjadi subkritis, batang-
batang kendali sebagian ditarik menjauhi teras reaktor
sehingga lebih sedikit neutron yang diserap. Dengan
demikian, lebih banyak neutron tersedia untuk pembelahan,
dan reaktor kembali ke kondisi kritisnya.
Inti-inti atom hasil pembelahan dapat menghasilkan
radiasi. Untuk menahan radiasi ini (radiasi sinar gamma dan
neutron), agar keamanan orang-orang yang bekerja di sekitar
reaktor terjamin, maka umumnya reaktor nuklir dikungkungi
oleh perisai beton.

4.1.3. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir


Berdasarkan kepada jenis pendinginnya, maka ada
beberapa jenis reaktor. Dalam sub-subbab ini hanya akan
dibahas pembangkit listrik tenaga nuklir yang menggunakan
reaktor air bertekanan (Pressurized Water Reactor = PWR).
Gambar 4.1.3 menunjukkan skema dari reaktor ini.

Gambar 4.1.3. Skema dari sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir yang
menggunakan reaktor air bertekanan
Dalam reaktor air bertekanan, kalor yang dihasilkan
dalam batang-batang bahan bakar diangkut keluar dari teras
reaktor oleh air yang terdapat di sekitarnya (sistem pendingin
primer). Air ini secara terus-menerus dipompakan oleh
pompa primer ke dalam reaktor melalui saluran pendingin
reaktor (sistem pendingin primer). Agar dapat mengangkut
kalor sebesar mungkin, maka suhu air dikondisikan mencapai
300oC. Untuk menjaga air tidak mendidih pada suhu 100oC
pada tekanan 1 atmosfer, maka pada air diberi tekanan 160
atm. Air panas diangkut melalui suatu alat penukar panas
(heat exchanger), di mana kalor dari air panas dipindahkan ke
air yang mengalir di sekitar alat penukar panas (sistem
pendingin skunder). Kalor yang dipindahkan ke sistem
pendingin sekunder memproduksi uap air yang mampu
memutar turbin. Turbin dikopel dengan suatu generator
listrik. Selanjutnya daya listrik yang dihasilkan disalurkan
menuju konsumen melalui kawat transmisi tegangan tinggi.
Uap air yang keluar dari turbin, didinginkan kembali menjadi
air oleh pengembun (condensor) dan kemudian dikembalikan
lagi ke alat penukar panas oleh pompa sekunder

4.1.4. Teknologi Reaktor Fusi Nuklir


Reaksi fisi nuklir ternyata dapat dikendalikan dalam
reaktor nuklir pembangkit listrik tenaga nuklir. Apakah reaksi
fusi nuklir dapat dikendalikan dalam suatu reaktor nuklir?
Mengendalikan fusi nuklir secara teknik sangatlah sulit.
Reaksi fusi hanya dapat berlangsung pada suhu yang sangat
tinggi, yakni paling rendah 100 juta derajat celcius. Suhu
sangat tinggi ini diperlukan agar tumbukan antar inti
memiliki energi kinetik yang dapat mengatasi gaya tolak
menolak Coulomb antar proton dalam inti, sehingga reaksi
fusi dapat terjadi. Tidak ada bahan yang tahan terhadap suhu
sangat tinggi seperti di atas. Suhu 100 juta derajat celcius,
lebih besar daripada suhu di dalam matahari. Pada suhu
sangat tinggi ini semua atom terionisasi membentuk suatu
plasma. Plasma adalah sejenis gas yang disusun oleh partikel-
2 +
partikel bermuatan seperti 1 H dan e-. Dalam reaktor fusi
nuklir diusahakan untuk menahan plasma panas ini selama
suatu selang waktu yang cukup panjang sehingga tumbukan-
tumbukan antar ion dapat menyebabkan fusi.

Gambar 4.1.4. Reaktor uji fusi Tokamak di Universitas Princeton yang menggunakan
metode kurungan magnetik (magnetic confinement) untuk menahan plasma
panas selama fusi nuklir.

Suatu metode dalam usaha untuk menahan plasma


dengan menggunakan medan magnetik disebut magnetic
confinement (kurungan magnetik). Muatan-muatan listrik
yang sedang bergerak dalam suatu medan magnetik
mengalami gaya-gaya magnet. Diharapkan plasma dapat
ditahan pada suatu daerah tertentu dalam ruang oleh gaya-
gaya magnet tersebut. Gambar 4.1.4 menunjukkan reaktor uji
fusi Tokamak di Universitas Princeton, yang menggunakan
kurungan magnetik dan telah sukses memproduksi energi
listrik dengan daya listrik lebih besar dari 5 mega watt. Berita
pada tanggal 10 Desember 1993 yang menyebutkan bahwa
laboratorium Fisika Plasma Universitas Princeton telah
membuat terobosan dalam sejarah fusi nuklir. Tim riset yang
beranggota lebih dari seratus ilmuwan ini berhasil
memproduksi daya sebesar 5,6 MW dari reaksi fusi nuklir.
Daya sebesar 3 MW cukup untuk menerangi sebuah kota
kecil. Memang masih diperlukan waktu yang relatif lama
untuk dapat memproduksi daya yang lebih besar yang dapat
dipakai untuk membangkitkan tenaga listrik secara komersial.
Dengan teknologi yang digunakan dalam fusi yang baru
berlangsung ini, harus dicapai suhu 300 juta derajat celcius
untuk memproduksi daya sebesar 20 MW. Suhu yang sangat
tinggi inilah yang merupakan kendala untuk memproduksi
daya besar melalui fusi nuklir. Jika teknologi untuk
menghasilkan suhu sangat tinggi ini berhasil ditemukan oleh
para ahli nuklir, maka permasalahan energi di masa depan
teratasi.
Keuntungan energi listrik yang dibangkitkan oleh fusi
nuklir dibandingkan dengan pembangkitan energi listrik lain
adalah sebagai berikut.
1. Secara relatif lebih bersih terhadap lingkungan. Hanya
sebahagian kecil saja zat zat yang terbentuk menjadi
sampah radioaktif., dibandingkan dengan reaktor daya fisi
nuklir yang menghasilkan banyak sampah radioaktif.
2. Bahan bakarnya melimpah tanpa batas. Bahan bakar
2
1 H
deuterium ( ) dapat diperoleh dalam air yang melimpah
di lautan. Bahan bakar ini lebih mudah dipisahkan dari
1
1 H
isotop hidrogen biasa ( ). Bandingkan dengan energi
yang beasal dari fosil (minyak bumi, gas alam, batubara)
dan energi dari fisi nuklir uranium. Minyak bumi dan gas
alam diperkirakan akan habis sekitar 50 tahun lagi.
Batubara diperkirakan akan habis 200 tahun lagi, uranium
sebagai bahan bakar fisi nuklir diperkirakan akan habis
100 tahun lagi.
3. Reaksi fusi yang berlangsung di dalam reaktor fusi tentu
dapat dikendalikan. Jika timbul masalah-masalah mekanik
pada alat pembangkit listrik ataupun reaksi fusi tiba tiba
menghasilkan ledakan energi yang besar, maka reaksi fusi
dapat dihentikan dengan mudah.

Anda mungkin juga menyukai