Anda di halaman 1dari 16

PEMBANGKIT

LISTRIK
TENAGA
NUKLIR
Oleh Rendiansyah dan
Nurul Amrinah
POINT OF INTEREST
• Gambaran umum
• Nuklir di Indonesia
• ​Prinsip kerja Nuklir
• Jenis – jenis PLTN
• ​Kesimpulan
3

GAMBARAN UMUM
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN adalah sebuah pembangkit daya
thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai
sumber panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah
Pembangkilt Listrik Tenaga Uap, menggunakan uap bertekanan tinggi untuk
memutar turbin. Putaran turbin inlah yang diubah menjadi energi listrik.
Perbedaannya ialah sumber panas yang digunakan untuk menghasilkan
panas. Sebuah PLTN menggunakan Uranium sebagai sumber panasnya.
Reaksi pembelahan (fisi) inti Uranium menghasilkan energi panas yang
sangat besar.
4

NUKLIR DI INDONESIA
Indonesia saat ini memiliki tiga reaktor nuklir, yakni RA Kartini atau Reaktor Atom Kartini di Yogyakarta,
reaktor TRIGA 2000 di Bandung, dan reaktor GA. Siwabessy di Serpong. Sebagai catatan, ketiga reaktor ini adalah
reaktor riset dan bukan reaktor komersil.
Reaktor nuklir Kartini ini berjenis TRIGA. TRI dalam TRIGA merupakan akronim dari Training, Research,
Isotop Production, sedangkan GA adalah akronim dari nama pabrik General Atomic. TRIGA di Yogyakarta ini hanya
berkapasitas 100 kWh. Reaktor nuklir Kartini berada di Kawasan Sains dan Edukasi Achmad Baiquni Babarsari,
Yogyakarta. Wilayah ini telah berkembang menjadi kawasan padat penduduk jika dibandingkan dengan awal
keberadaannya pada 1979 silam.
"Nuclear power is one hell of a
way to boil water.“
-Einstein, Albert
6

PRINSIP KERJA NUKLIR


Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang luar biasa besarnya. Tenaga nuklir itu hanya
dapat dikeluarkan melalui proses pembakaran bahan bakar nuklir. Proses ini sangat berbeda dengan
pembakaran kimia biasa yang umumnya sudah dikenal, seperti pembakaran kayu, minyak dan
batubara. Besar energi yang tersimpan (E) di dalam inti atom adalah seperti dirumuskan dalam
kesetaraan massa dan energi oleh Albert Einstein : E = m C 2, dengan m : massa bahan (kg) dan C =
kecepatan cahaya (3 x 108 m/s).
Energi nuklir berasal dari perubahan sebagian massa inti dan keluar dalam bentuk panas. Dilihat dari
proses berlangsungnya, ada dua jenis reaksi nuklir, yaitu reaksi nuklir berantai tak terkendali dan
reaksi nuklir berantai terkendali. Reaksi nuklir tak terkendali terjadi misal pada ledakan bom nuklir.
Dalam peristiwa ini reaksi nuklir sengaja tidak dikendalikan agar dihasilkan panas yang luar biasa
besarnya sehingga ledakan bom memiliki daya rusak yang maksimal. Agar reaksi nuklir yang terjadi
dapat dikendalikan secara aman dan energi yang dibebaskan dari reaksi nuklir tersebut dapat
dimanfaatkan, maka manusia berusaha untuk membuat suatu sarana reaksi yang dikenal sebagai
reaktor nuklir. Jadi reaktor nuklir sebetulnya hanyalah tempat dimana reaksi nuklir berantai terkendali
dapat dilangsungkan. Reaksi berantai di dalam reaktor nuklir ini tentu sangat berbeda dengan reaksi
berantai pada ledakan bom nuklir.
• Energi Nuklir 7
Untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya energi yang dapat dilepaskan oleh reaksi nuklir, berikut ini
diberikan contoh perhitungan sederhana. Ambil 1 g (0,001 kg) bahan bakar nuklir 235U. Jumlah atom di dalam
bahan bakar ini adalah : N = (1/235) x 6,02 x 1023 = 25,6 x 1020 atom 235U.
Karena setiap proses fisi bahan bakar nuklir 235U disertai dengan pelepasan energi sebesar 200 MeV, maka 1 g
235U yang melakukan reaksi fisi sempurna dapat melepaskan energi sebesar :
 E = 25,6 x 1020 (atom) x 200 (MeV/atom) = 51,2 x 1022 MeV
 Jika energi tersebut dinyatakan dengan satuan Joule (J), di mana 1 MeV = 1.6 x 10 13 J, maka energi yang
dilepaskan menjadi :
 E = 51,2 x 1022 (MeV) x 1,6 x 1013 (J/MeV) = 81,92 x 109 J
Dengan menganggap hanya 30 % dari energi itu dapat diubah menjadi energi listrik, maka energi listrik yang
dapat diperoleh dari 1 g 235U adalah :
Elistrik = (30/100) x 81,92 x 109 J = 24,58 x 109 J
Karena 1J = 1 W.s ( E = P.t), maka peralatan elektronik seperti pesawat TV dengan daya (P) 100 W dapat dipenuhi
kebutuhan listriknya oleh 1 g 235U selama :
t = Elistrik / P = 24,58 x 109 (J) / 100 (W) = 24,58 x 107 s
 Angka 24,58 x 107 sekon (detik) sama lamanya dengan 7,78 tahun terus-menerus tanpa dimatikan. Jika
diasumsikan pesawat TV tersebut hanya dinyalakan selama 12 jam/hari, maka energi listrik dari 1 g 235U bisa
dipakai untuk mensuplai kebutuhan listrik pesawat TV selama lebih dari 15 tahun.
 Contoh perhitungan di atas dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai kandungan energi yang
tersimpan di dalam bahan bakar nuklir. Energi panas yang dikeluarkan dari pembelahan satu kg bahan bakar nuklir
235U adalah sebesar 17 milyar kilo kalori, atau setara dengan energi yang dihasilkan dari pembakaran 2,4 juta kg
(2.400 ton) batubara. Melihat besarnya kandungan energi tersebut, maka timbul keinginan dalam diri manusia
untuk memanfaatkan energi nuklir sebagai pembangkit listrik dalam rangka memenuhi kebutuhan energi dalam
kehidupan sehari-hari. 
• Proses Kerja Pusat Listrik Tenaga Nuklir 8
Proses kerja PLTN sebenarnya hampir sama dengan proses kerja pembangkit listrik konvensional seperti pembangkit listrik tenaga
uap (PLTU), yang umumnya sudah dikenal secara luas. Yang membedakan antara dua jenis pembangkit listrik itu adalah sumber
panas yang digunakan. PLTN mendapatkan suplai panas dari reaksi nuklir, sedang PLTU mendapatkan suplai panas dari
pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara atau minyak bumi. Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi listrik
melalui PLTN. Reaktor daya hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi fisi, sedang kelebihan neutron dalam teras
reaktor akan dibuang atau diserap menggunakan batang kendali. Karena memanfaatkan panas hasil fisi, maka reaktor daya
dirancang berdaya thermal tinggi dari orde ratusan hingga ribuan MW. Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan
energi listrik di dalam PLTN adalah sebagai berikut : 
• Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi dalam bentuk panas yang
sangat besar. 
• Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air pendingin, bisa
pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe reaktor nuklir yang digunakan. 
• Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi gerak
(kinetik). 
• Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator sehingga dihasilkan
arus listrik. 
Diagram PLTN 9
10

JENIS – JENIS PLTN


Sebagian besar reaktor daya yang beroperasi dewasa ini adalah jenis Reaktor Air Ringan
atau LWR (Light Water Reactor) yang mula-mula dikembangkan di AS dan Rusia. Disebut
Reaktor Air Ringan karena menggunakan H2O kemurnian tinggi sebagai bahan moderator
sekaligus pendingin reaktor. Reaktor ini terdiri atas Reaktor Air tekan atau PWR
(Pressurized Water Reactor) dan Reaktor Air Didih atau BWR (Boiling Water Reactor)
dengan jumlah yang dioperasikan masing-masing mencapai 52 % dan 21,5 % dari total
reaktor daya yang beroperasi. Sedang sisanya sebesar 26,5 % terdiri atas berbagai type
reaktor daya lainnya. Berikut ini akan dibahas lebih lanjut berbagai jenis PLTN yang
dewasa ini beroperasi diberbagai negara.
11

JENIS – JENIS PLTN


• Reaktor Air Didih
 Pada reaktor air didih, panas hasil fisi dipakai secara langsung untuk
menguapkan air pendingin dan uap yang terbentuk langsung dipakai untuk
memutar turbin. Turbin tekanan tinggi menerima uap pada suhu sekitar 290 ºC
dan tekanan sebesar 7,2 MPa. Sebagian uap diteruskan lagi ke turbin tekanan
rendah. Dengan sistim ini dapat diperoleh efisiensi thermal sebesar 34 %.
Efisiensi thermal ini menunjukkan prosentase panas hasil fisi yang dapat
dikonversikan menjadi energi listrik. Setelah melalui turbin, uap tersebut akan
mengalami proses pendinginan sehingga berubah menjadi air yang langsung
dialirkan ke teras reaktor untuk diuapkan lagi dan seterusnya. Dalam reaktor ini
digunakan bahan bakar 235U dengan tingkat pengayaannya 3-4 % dalam bentuk
UO2. 
12

JENIS – JENIS PLTN


• Reaktor Air Tekan
Reaktor Air Tekan juga menggunakan H2O sebagai pendingin sekaligus moderator. Bedanya dengan Reaktor Air
Didih adalah penggunaan dua macam pendingin, yaitu pendingin primer dan sekunder. Panas yang dihasilkan
dari reaksi fisi dipakai untuk memanaskan air pendingin primer. Dalam reaktor ini dilengkapi dengan alat
pengontrol tekanan (pessurizer) yang dipakai untuk mempertahankan tekanan sistim pendingin primer. 
Sistim pressurizer terdiri atas sebuah tangki yang dilengkapi dengan pemanas listrik dan penyemprot air. Jika
tekanan dalam teras reaktor berkurang, pemanas listrik akan memanaskan air yang terdapat di dalam tangki
pressurizer sehingga terbentuklah uap tambahan yang akan menaikkan tekanan dalam sistim pendingin primer.
Sebaliknya apabila tekanan dalam sistim pendingin primer bertambah, maka sistim penyemprot air akan
mengembunkan sebagian uap sehingga tekanan uap berkurang dan sistim pendingin primer akan kembali ke
keadaan semula. Tekanan pada sistim pendingin primer dipertahankan pada posisi 150 Atm untuk mencegah
agar air pendingin primer tidak mendidih pada suhu sekitar 300 ºC. Pada tekanan udara normal, air akan
mendidih dan menguap pada suhu 100 ºC.
Dalam proses kerjanya, air pendingin primer dialirkan ke sistim pembangkit uap sehingga terjadi pertukaran
panas antara sistim pendingin primer dan sistim pendingin sekunder. Dalam hal ini antara kedua pendingin
tersebut hanya terjadi pertukaran panas tanpa terjadi kontak atau percampuran, karena antara kedua pendingin
itu dipisahkan oleh sistim pipa. Terjadinya pertukaran panas menyebabkan air pendingin sekunder menguap.
Tekanan pada sistim pendingin sekunder dipertahankan pada tekanan udara normal sehingga air dapat
menguap pada suhu 100 ºC. Uap yang terbentuk di dalam sistim pembangkit uap ini selanjutnya dialirkan untuk
memutar turbin.
13

JENIS – JENIS PLTN


• Reaktor Air Berat atau HWR (Heavy Water Reactor)
Reaktor Air Berat merupakan jenis reaktor yang menggunakan D2O (air berat) sebagai moderator
sekaligus pendingin. Reaktor ini menggunakan bahan bakar uranium alam sehingga harus
digunakan air berat yang penampang lintang serapannya terhadap neutron sangat kecil. PLTN
dengan Reaktor Air berat yang paling terkenal adalah CANDU (Canadian Deuterium Uranium) yang
pertama kali dikembangkan oleh Canada. Seperti halnya Reaktor Air tekan, Reaktor CANDU juga
mempunyai sistim pendingin primer dan sekunder, pembangkit uap dan pengontrol tekanan untuk
mempertahankan tekanan tinggi pada sistim pendingin primer. D2O dalam reaktor CANDU hanya
dimanfaatkan sebagai sistim pendingin primer, sedang sistim pendingin sekundernya
menggunakan H2O. Dalam pengoperasian reaktor CANDU, kemurnian D2O harus dijaga pada
tingkat 95-99,8 %. Air berat merupakan bahan yang harganya sangat mahal dan secara fisik
maupun kimia tidak dapat dibedakan secara langsung dengan H2O. Oleh sebab itu, perlu adanya
usaha penanggulangan kebocoran D2O baik dalam bentuk uap maupun cairan. Aliran ventilasi dari
ruangan dilakukan secara tertutup dan selalu dipantau tingkat kebasahannya, sehingga
kemungkinan adanya kebocoran D2O dapat diketahui secara dini. 
14

JENIS – JENIS PLTN


• Reaktor Magnox atau MR (Magnox Reactor)
Reaktor Magnox menggunakan bahan bakar dalam bentuk logam uranium atau paduannya yang
dimasukkan ke dalam kelongsong paduan magnesium (Mg). Reaktor ini dikembangkan dan banyak
dioperasikan oleh Inggris. Termasuk dalam reaktor jenis ini adalah reaktor penelitian pertama di
dunia yang dibangun oleh tim pimpinan Enrico Fermi di Chicago, Amerika Serikat. Reaktor Magnox
menggunakan CO2 sebagai pendingin, grafit sebagai moderator, dan uranium alam sebagai bahan
bakar. Panas hasil fisi diambil dengan mengalirkan gas CO2 melalui elemen bakar menuju ke
sistim pembangkit uap. Dari pertukaran panas ini akan dihasilkan uap air yang selanjutnya dapat
dipakai untuk memutar turbin. 
Hasil dari usaha dalam penyempurnaan unjuk kerja Reaktor Magnox adalah diperkenalkannya
Reaktor Maju Berpendingin Gas atau AGR (Advanced Gas-cooled Reactor). Dalam reaktor ini juga
menggunakan CO2 sebagai pendingin, grafit sebagai moderator, namun bahan bakarnya berupa
uranium sedikit diperkaya yang dibungkus dengan kelongsong dari baja tahan karat. Pengayaan
bahan bakar ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi thermal dan fraksi bakar bahan
bakarnya. 
15

JENIS – JENIS PLTN


• Reaktor Temperatur Tinggi atau HTR (High Temperature Reactor)
Reaktor Temperatur Tinggi adalah jenis reaktor yang menggunakan pendingin gas helium (He) dan
moderator grafit. Reaktor ini mampu menghasilkan panas hingga 750 ºC dengan efisiensi
thermalnya sekitar 40 %. Panas yang dibangkitkan dalam teras reaktor dipindahkan menggunakan
pendingin He (sistim primer) ke pembangkit uap. Dalam pembangkit uap ini panas akan diserap
oleh sistim uap air umpan (sistim sekunder) dan uap yang dihasilkannya dialirkan ke turbin. Dalam
reaktor ini juga ada sistim pemisah antara sistim pendingin primer yang radioaktif dan sistim
pendingin sekunder yang tidak radioaktif. 
Elemen bahan bakar yang digunakan dalam Reaktor Temperatur Tinggi berbentuk bola, tiap
elemen mengandung 192 gram carbon, 0,96 gram 235U dan 10,2 gram 232Th yang dapat
dibiakkan menjadi bahan bakar baru 233U. Proses fisi dalam teras reaktor mampu memanaskan
gas He hingga mencapai suhu 750 _C. Setelah terjadi pertukaran panas dengan sistim sekunder,
suhu gas He akan turun menjadi 250 ºC. Gas He selanjutnya dipompakan lagi ke teras reaktor
untuk mengambil panas fisi, demikian seterusnya. Dalam operasi normal, reaktor ini
membutuhkan bahan bakar bola berdiameter 60 mm sebanyak ± 675.000 butir yang diletakkan di
dalam teras reaktor. Rata-rata setiap butir bahan bakar tinggal di dalam teras selama enam bulan
pada operasi beban penuh.
THANK YOU
Mirjam Nilsson​
mirjam@contoso.com
www.contoso.com

Anda mungkin juga menyukai