ENERGI TERBARUKAN
KELOMPOK 3
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR
Dibuat Oleh :
Nama : Husnie Mubarok
Frans Superlin
Rendi Renaldi
Benediktus Pamabore
Fadluramadhan
BENGKEL ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
(2022)
BAB I
PENDAHULUAN
III. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan komponen utama dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN).
2. Mengetahui prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
3. Untuk mengetahui tipe-tipe dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
4. Mengetahui permasalahan yang muncul dari pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN).
5. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN).
6. Mengetahui perkembangan PLTN di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Definisi PLTN
(PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan
diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. PLTN termasuk dalam
pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya
konstan (meskipun boiling water reaktor dapat turun hingga setengah dayanya ketika
malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe
hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya
600-1200 MWe.
Teknologi PLTN dirancang agar energi nuklir yang terlepas dari proses fisi
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam kehidupan sehari-hari. PLTN
merupakan sebuah sistem yang dalam operasinya menggunakan reaktor daya yang
berperan sebagai tungku penghasil panas.
Komponen utama dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yaitu :
1. Reaktor
2. Sistem Kendali
3. Instrumentasi
4. Bejana tekan berpendingin
utama
5. Pengungkung
6. Sistem keselamatan
7. Turbin Uap
8. Generator Listrik
9. Pompa
Komponen dasar dari reaktor nuklir antara lain:
1. Bahan bakar nuklir, berbentuk batang logam berisi bahan radioaktif yang
berbentuk pelat. Sebagai contoh bahan bakar nuklir adalah:
a. Uranium-235 (U-235)
b. Pu-239
c. U-233
2. Moderator, berfungsi menyerap energi neutron.
3. Reflector, berfungsi memantulkan kembali neutron.
4. Pendingin berupa bahan gas atau logam cair untuk mengurangi energi panas dalam
reaktor.
5. Batang kendali, berfungsi menyerap neutron untuk mengatur reaksi fisi.
6. Perisai, merupakan pelindung dari proses reaksi fisi yang berbahaya.
PLTN dikelompokkan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Tetapi ada juga
PLTN yang menerapkan unit-unit independen, dan hal ini bisa menggunakan jenis
reaktor yang berbeda.
Tipe – tipe reaktor PLTN yang telah beroperasi di dunia antara lain :
1. Reaktor air didih (Boiling Water Reactor, BWR)
Pada reaktor air didih, panas hasil fisi dipakai secara langsung untuk menguapkan
air pendingin dan uap yang terbentuk langsung dipakai untuk memutar turbin.
Turbin tekanan tinggi menerima uap pada suhu sekitar 290 ºC dan tekanan sebesar
7,2 MPa. Sebagian uap diteruskan lagi ke turbin tekanan rendah. Dengan sistem
ini dapat diperoleh efisiensi thermal sebesar 34 %. Efisiensi thermal ini
menunjukkan prosentase panas hasil fisi yang dapat dikonversikan menjadi energi
listrik. Setelah melalui turbin, uap tersebut akan mengalami proses pendinginan
sehingga berubah menjadi air yang langsung dialirkan ke teras reaktor untuk
diuapkan lagi dan seterusnya. Dalam reaktor ini digunakan bahan bakar 235U
dengan tingkat pengayaannya 3-4 % dalam bentuk UO2.
2. Reaktor Air Tekan ( Pressurized Water Reactor, PWR)
Reaktor Air Tekan juga menggunakan H2O sebagai pendingin sekaligus
moderator. Bedanya dengan Reaktor Air Didih adalah penggunaan dua macam
pendingin, yaitu pendingin primer dan sekunder. Panas yang dihasilkan dari reaksi
fisi dipakai untuk memanaskan air pendingin primer. Dalam reaktor ini dilengkapi
dengan alat pengontrol tekanan (pessurizer) yang dipakai untuk mempertahankan
tekanan sistem pendingin primer.
Sistem pressurizer terdiri atas sebuah tangki yang dilengkapi dengan pemanas
listrik dan penyemprot air. Jika tekanan dalam teras reaktor berkurang, pemanas
listrik akan memanaskan air yang terdapat di dalam tangki pressurizer sehingga
terbentuklah uap tambahan yang akan menaikkan tekanan dalam sistem pendingin
primer. Sebaliknya apabila tekanan dalam sistem pendingin primer bertambah,
maka sistem penyemprot air akan mengembunkan sebagian uap sehingga tekanan
uap berkurang dan sistem pendingin primer akan kembali ke keadaan semula.
Tekanan pada sistem pendingin primer dipertahankan pada posisi 150 Atm untuk
mencegah agar air pendingin primer tidak mendidih pada suhu sekitar 300 ºC.
Pada tekanan udara normal, air akan mendidih dan menguap pada suhu 100 ºC.
Dalam proses kerjanya, air pendingin primer dialirkan ke sistem pembangkit uap
sehingga terjadi pertukaran panas antara sistem pendingin primer dan sistem
pendingin sekunder. Dalam hal ini antara kedua pendingin tersebut hanya terjadi
pertukaran panas tanpa terjadi kontak atau percampuran, karena antara kedua
pendingin itu dipisahkan oleh sistem pipa. Terjadinya pertukaran panas
menyebabkan air pendingin sekunder menguap. Tekanan pada sistem pendingin
sekunder dipertahankan pada tekanan udara normal sehingga air dapat menguap
pada suhu 100 ºC. Uap yang terbentuk di dalam sistem pembangkit uap ini
selanjutnya dialirkan untuk memutar turbin.
Dari uraian di atas tergambar bahwa sistem kerja PLTN dengan Reaktor Air
Tekan lebih rumit dibandingkan dengan sistem Reaktor Air Didih. Namun jika
dilihat pada sistem keselamatannya, Reaktor Air Tekan lebih aman dibandingkan
dengan Reaktor Air Didih. Pada Reaktor Air Tekan perputaran sistem pendingin
primernya betul-betul tertutup, sehingga apabila terjadi kebocoran bahan
radioaktif di dalam teras reaktor tidak akan menyebabkan kontaminasi pada
turbin. Sedang pada Reaktor Air Didih, kebocoran bahan radioaktif yang terlarut
dalam air pendingin primer dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi pada
turbin. Reaktor Air Tekan juga mempunyai keandalan operasi dan keselamatan
yang sangat baik. Salah satu faktor penunjangnya adalah karena reaktor ini
mempunyai koefisien reaktivitas negatif. Apabila terjadi kenaikan suhu dalam
teras reaktor secara mendadak, maka daya reaktor akan segera turun dengan
sendirinya. Namun karena menggunakan dua sistem pendingin, maka efisiensi
thermalnya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Reaktor Air Didih.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat di ambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pusat Listrik Tenaga Nuklir adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas
yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.
2. Komponen utama PLTN terdiri dari Reaktor, Sistem Kendali, Instrumentasi, Bejana
tekan berpendingin utama, Pengungkung, Sistem keselamatan, Turbin Uap, Generator
Listrik dan Pompa
3. Prinsip kerja PLTN adalah uap dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil
(uranium) dalam reaktor nuklir. Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan
bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk menggerakkan
generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik.
4. Jenis-jenis PLTN dikelompokkan berdasarkan jenis reaktor, ada 2 jenis yaitu jenis
reaktor menurut perbedaan tipe reaktor daya yang digunakan dan jenis reaktor yang
beroperasi di berbagai negara.
5. PLTN mempunyai kelebihan antara lain tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca,
tidak mencemari udara, sedikit menghasilkan limbah padat, biaya bahan bakar rendah,
ketersedian bahan bakar yang melimpah.
6. PLTN mempunyai kekurangan antara lain risiko kecelakaan nuklir dan limbah
radioaktif nuklir tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan tahun.
7. Perkembangan PLTN di Indonesia yaitu dapat diliat dari rencana pembangunan PLTN
di Kabupaten Bangka Selatan dan Bangka Barat yang akan selesai pada 2013.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com
http://AlQoimKaltim.com.htm
http://www.ut.ac.id
http://sttn-batan.ac.id
http://www.wikipedia.org
http://gopltnindonesia.blogspot.com
http://kamuslistrik.blogspot.com
Anonim. Peningkatan Peranan Energi Nuklir di 15 Negara. Buletin BATAN: Th. XII (3)
Murray, Raymond L. Nuclear Energy. Oxford: Pergamon Press (1980)