Disusun Oleh :
Kelas : IX G
Sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Reaktor nuklir di kungkung dalam containment
building silindris.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik termal tempat
panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.
PLTN termasuk dalam pembangkit daya (EN: base load), yang dapat bekerja dengan baik ketika
daya keluarannya konstan (meskipun reaktor air didih (EN: boiling water reactor) dapat turun
hingga setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit
berkisar dari 12 MWe hingga 1400 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada tahun 2019
mempunyai daya 29-1400 MWe.
PLTN komersial pertama mulai beroperasi pada 1950-an, dan hingga saat ini terdapat 450 PLTN
berlisensi di dunia [1] yang beroperasi di 30 negara. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 10%
daya listrik dunia. PLTN adalah sumber tenaga rendah karbon terbesar kedua di dunia (29% dari
total pada tahun 2017). Saat ini terdapat 48 PLTN sedang dibangun.
Sejarah
Reaktor nuklir yang pertama kali membangkitkan listrik adalah stasiun pembangkit percobaan
EBR-I pada 20 Desember 1951 di dekat Arco, Idaho, Amerika Serikat. Pada 27 Juni 1954,
PLTN pertama dunia yang menghasilkan listrik untuk jaringan listrik (power grid) mulai
beroperasi di Obninsk, Uni Soviet [1] Diarsipkan 2009-02-25 di Wayback Machine.. PLTN
skala komersiil pertama adalah Calder Hall di Inggris yang dibuka pada 17 Oktober 1956 [2].
Untuk informasi sejarah lebih lanjut, lihat reaktor nuklir dan daya nuklir.
Jenis-jenis PLTN
Pressurized Water Reactor untuk kapal laut. Reaktor ini menggunakan air laut sebagai
kondenser pendingin reaktor.
Diagram reaktor kapal selam
Pressurizer Reactor
Steam generator
PLTN dikelompokkan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Tetapi ada juga PLTN yang
menerapkan unit-unit independen, dan hal ini bisa menggunakan jenis reaktor yang berbeda.
Sebagai tambahan, beberapa jenis reaktor berikut ini, pada masa depan diharapkan mempunyai
sistem keamanan pasif.
Reaktor Fisi
Reaktor daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi fisi nuklir dari isotop fissil uranium dan
plutonium.
Reaktor thermal
Reaktor cepat
Meski reaktor nuklir generasi awal berjenis reaktor cepat, tetapi perkembangan reaktor nuklir
jenis ini kalah dibandingkan dengan reaktor thermal.
Keuntungan reaktor cepat diantaranya adalah siklus bahan bakar nuklir yang dimilikinya dapat
menggunakan semua uranium yang terdapat dalam urainum alam, dan juga dapat
mentransmutasikan radioisotop yang tergantung di dalam limbahnya menjadi material luruh
cepat. Dengan alasan ini, sebenarnya reaktor cepat secara inheren lebih menjamin kelangsungan
ketersedian energi ketimbang reaktor thermal. Lihat juga reaktor fast breeder. Karena sebagian
besar reaktor cepat digunakan untuk menghasilkan plutonium, maka reaktor jenis ini terkait erat
dengan proliferasi nuklir.
Lebih dari 20 purwarupa (prototype) reaktor cepat sudah dibangun di Amerika Serikat, Inggris,
Uni Sovyet, Prancis, Jerman, Jepang, India, dan hingga 2004 1 unit reaktor sedang dibangun di
China. Berikut beberapa reaktor cepat di dunia:
(Daya listrik yang ditampilkan adalah daya listrik maksimum, tanggal yang ditampilkan adalah
tanggal ketika reaktor mencapai kritis pertama kali, dan ketika reaktor kritis untuk teakhir kali
bila reaktor tersebut sudah di dekomisi (decommissioned).
Reaktor Fusi
Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanya sedikit limbah
radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih baik. Namun, saat ini
masih terdapat kendal-kendala bidang keilmuan, teknik dan ekonomi yang menghambat
penggunaan energi fusi guna pembangkitan listrik. Hal ini masih menjadi bidang penelitian aktif
dengan skala besar seperti dapat dilihat di JET, ITER, dan Z machine.
Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas rumah kaca
hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit
menghasilkan gas)
Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karbon
monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap
fotokimia
Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)
Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan
Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit bahan
bakar yang diperlukan
Baterai nuklir - (lihat SSTAR)
Range of possible CANDU fuel cycles: CANDU reactors can accept a variety of fuel types,
including the used fuel from light-water reactors
Sejak PLTN komersial pertama dikembangkan pada tahun 50-an hingga saat ini, generasi PLTN
mengalami perkembangan yang cukup pesat.
PLTN Generasi I
PLTN generasi pertama dikembangkan pada rentang waktu tahun 50-an hingga tahun 60-an.
PLTN generasi pertama ini merupakan prototipe awal dari reaktor pembangkit daya yang
bertujuan untuk membuktikan bahwa energi nuklir dapat dimanfaatkan dengan baik untuk tujuan
damai. Contoh PLTN generasi pertama ini adalah Shippingport (tipe PWR), Dresden (tipe
BWR), Fermi I (tipe FBR) dan Magnox (tipe GCR).
PLTN Generasi II
PLTN generasi kedua dikembangkan setelah tahun 70-an, PLTN ini merupakan suatu pedoman
klasifikasi desain dari reaktor nuklir. PLTN generasi II dijadikan sebagai reaktor daya komersial
acuan dalam pembangunan PLTN hingga akhir tahun 90-an. Prototipe reaktor daya generasi II
adalah PLTN tipe PWR, CANDU, BWR, AGR dan VVER.
PLTN generasi III adalah reaktor daya generasi lanjut (advanced) yang dikembangkan pada
akhir tahun 1990. PLTN generasi ini mengalami perubahan desain evolosioner (perubahan yang
tidak radikal) yang bertujuan untuk meningkatkan faktor keselamatan dan ekonomi PLTN.
PLTN generasi III banyak dibangun negara-negara Asia Timur. Contoh dari PLTN generasi III
adalah ABWR, System80+.
Pengembangan PLTN generasi III terus berlanjut dan bersamaan dengan itu dilakukan perbaikan
desain yang evolusioner untuk meningkatkan faktor ekonomi dengan cukup signifikan.
Perubahan terhadap PLTN generasi III menghasilkan PLTN generasi III+ yang lebih ekonomis
dan segera dapat dibangun dalam waktu dekat tanpa harus menunggu periode R&D yang lama.
PLTN generasi III+ menjadi suatu pilihan untuk pembangunan PLTN yang akan dilakukan dari
sekarang hingga tahun 2030.
PLTN generasi IV
PLTN generasi IV adalah reaktor daya hasil pengembangan inovatif dari PLTN generasi
sebelumnya. PLTN generasi IV terdiri dari enam tipe reaktor daya yang diseleksi dari sekitar
100 buah desain. Kriteria seleksi adalah aspek ekonomi yang tinggi, tingkat keselamatan lanjut,
menghasilkan limbah dengan kuantitas yang sangat rendah, dan tahan terhadap aturan NPT.
PLTN generasi IV dirancang tidak hanya berfungsi sebagai instalasi pemasok daya listrik saja,
tetapi dapat pula digunakan untuk pemasok energi termal kepada industri proses. Oleh karena itu
PLTN generasi IV tidak lagi disebut sebagai PLTN, tetapi disebut sebagai Sistem Energi Nuklir
(SEN) atau Nuclear Energy System (NES). Enam tipe dari reaktor daya generasi IV adalah:
Very High Temperature Reactor (VHTR), Sodium-cooled Fast Reactor (SFR), Gas-cooled Fast
Reactor (GFR), Liquid metal cooled Fast Reactor (LFR), Molten Salt Reactor (MSR), dan
SuperCritical Water-cooled Reactor (SCWR).
Soviet RTG