Anda di halaman 1dari 4

RESUME

INDUSTRI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)


Nama Kelompok 1. Randi Septa Aji 2101060002
2. Rifki Dwi Handayanto 2101060019
3. Vivi Alida Yahya 2101060001
Nama Mata Kuliah Pengelolaan Limbah Industri
Dosen Pengampu Ananda Alfan Maulana, MT.

A. Gambaran Umum
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah pembangkit yang memanfaatkan energi
nuklir untuk menghasilkan listrik. Energi nuklir dihasilkan dari reaksi nuklir antara partikel neutron
dengan inti atom bahan bakar nuklir. Jenis unsur yang dapat digunakan sebagai bahan bakar nuklir
diantaranya Uranium-35 (U-235).

Gambar 1 Reaktor Nuklir Jenis Presurized Water Reactor (PWR)


Prinsip kerja PLTN sangat mirip dengan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), di mana
listrik dihasilkan dari perputaran turbin-generator yang digerakkan oleh uap air hasil pemanasan air
pendingin. Letak perbedaannya adalah pada pembangkitan panas yang dimanfaatkan untuk
menghasilkan uap.
Pada PLTU, panas dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan
gas. Sedangkan pada PLTN panas dihasilkan dari reaksi nuklir bahan bakar nuklir, seperti Uranium.
Reaksi nuklir yang dimanfaatkan dalam PLTN merupakan reaksi pembelahan inti uranium yang
dipicu oleh partikel neutron dan menghasilkan energi panas yang sangat tinggi.

Gambar 2 Reaktor Nuklir Jenis Boiling Water Reaktor (BWR)


Panas inilah yang digunakan untuk memanaskan air hingga mejadi uap yang dapat memutar
turbin-generator dan menghasilkan listrik. Reaksi nuklir yang dipicu oleh partikel neutron dapat
berlangsung secara berantai (terus-menerus) sehingga menghasilkan energi panas yang berlajut.
Gambar 3 Nuklir Jenis Fisi Gambar 4 PLTN
Reaksi nuklir dipicu oleh partikel neutron, dan berangsungnya reaksi nuklir yang berantai juga
sangat bergantung pada jumlah neutron di dalam reaktor nuklir. Sehingga cara mengendalikan reaksi
nuklir adalah dengan mengendalikan jumlah partikel neutron yang ada di dalam reaktor nuklir.
Pengendalian jumlah partikel neutron dilakukan dengan menggunakan batang kendali (control
rods), yang terbuat dari bahan yang dapat menyerap neutron. Batang kendali diletakkan di antara
batang-batang elemen bakar nuklir, sehingga dapat mengendalikan jumlah neutron yang dapat
memicu reaksi nuklir berantai.

Gambar 5 Teras reaktor


Kemudian, penggantian elemen bahan bakar nuklir dalam reaktor nuklir dilakukan setelah
jumlah U-235 yang mengalami pembelahan sudah cukup banyak, sehingga jumlahnya dalamelemen
bakar tidak lagi efisien untuk menghasilkan panas. Kondisi ini terjadi setelah kurang dari dua tahun
(yaitu 18 bulan). Setelah itu, reaktor diisi lagi dengan elemen bakar baru, yaitu dengan cara megganti
1/3 jumlah elemen bakarnya. Penggantian ini biasanya memerlukan waktu satu sampai dua bulan.
Tetapi perkembangan terbbaru dilaporkan bahwa River Band sebuah instalasi PLTN di Louisiana
USA telah menurunkan waktu tersebut menjadi 17 hari.

B. Limbah yang di hasilkan


Limbah PLTN adalah limbah yang dihasilan akibat pengoperasian PLTN. Limbah PLTN terdiri
dari elemen bakar bekas serta bahan atau peralatan yang terkontaminasi zat radioaktif (produk fisi)
dan tidak dipergunakan kembali, misalnya pakaian kerja, sarung tangan, dan masker.
Limbah yang berupa elemen bakar bekas tingkat radiasinya sangat tinggi tetapi volumenya
kecil. Sedankan limbah yang berupa bahan atau perlatan terkontaminasi tingkat radiasinya kecil,
tetapi volumenya relatif lebih besar.

Gambar 6 Limbah Nuklir dari PLTN


Jumlah limbah PLTN berupa produk fisi yang dihasilkan dari reaktor berkapasitas daya 1000
Mwe kurang lebih 1,5 ton per tahun. Apabila limbah tersebut dimasukkan kedalam gelas kaca, berat
totalnya sekita 15 ton.
Apabila berat jenisnya 3 kali berat jenis air, berat volume limbah tersebut adalah 0,5 meter
kubik, dan volume gelas limbah tersebut kira-kira 5 menter kubik. Disamping produk fisi, elemen
bahan bakar bekas mengandung sejumlah plutonium. Plutonium dan uranium sisa yang berada pada
batang bahan bakar nuklir dapat dipisahkan di instalasi daur ulang (reprocessing plant) dan
kemudian dapat digunakan kembali sebagai bahan bakar reaktor.

Gambar 7 Penyimpanan Limbah Nuklir

C. Pengelolaan Limbah
Penanganan limbah yang berupa elemen bahan bakar bekas menggunakan sistem remote
control. Secara hati-hati limbah ini disimpan d dalam kolam penyimpanan yang berlokasi di dekat
reaktor. Kolam penyimpanan berisi air, yang berfungsi sebagai pendingin sekaligus shielding untuk
melindungi pekerja dari radiasi.
Selama berada di dalam kolam penyimpanan yang luasnya kira-kira seluas kolam renang,
elemen bakar bekas mengalami peluruhan. Sehingga produk disi yang memiliki waktu paro (half
life) pendek akan cepat habis. Semakin lama elemen bakar bekas disimpan, maka semakin mudah
penanganan selanjutnya.

Gambar 8 Proses Penyimpanan Limbah Nuklir Tingkat Tinggi

Setelah disimpan selama kurang lebih sepuluh tahun, elemen bakar bekas tersebut dimasukkan
ke wadah (container) yang terbuat dari beton atau baja untuk selanjutnya disimpan ditempat yang
aman. Container tersebut dirancang mampu bertahan jika terjadi bencana alam, seperti gempa bumi
atau angin tornado.
Gambar 9 Penyimpanan Limbah Nuklir

Selain dapat dismpan (dikubur) di tempat yang dalam, elemen bakar nuklir bekas dapat didaur
ulang di intalasi daur ulang. Diinstalasi ini dilakukan pemisahan secara kimia antara plutonium dan
uranium sisa yang belum terbakar (bereaksi) dan selanjutnya elemen bakar bekas ini dapat
digunakan kembali sebagai bahan bakar pada rekator nuklir yang sesuai. Tujuan pengolahan elemen
bakar bekas adalah untuk mendapatkan nilai ekonomi dari plutonium ini. Karena plutonium dapat
digunakan sebagai bahan bakar nuklir. Selain itu, supaya terjadi pemisahan antara produk fisi yang
memiliki waktu paro pendek dan panjang sehingga mudah pengelolaannya.

Gambar 10 Instalasi pengolahan limbah nuklir

Anda mungkin juga menyukai