Konstruksi Dasar
Deskripsi sistem utama reaktor air tekan diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Perbedaan kinerja antara APWR (Advanced Pressurized Water Reactor) dan PWR
(Pressurized Water Reactor)
2.
Reaktor air tekan tipe CE ditunjukkan pada Gambar di atas. Reaktor ini
mempunyai 2 untai pendingin primer (2 buah pembangkit uap dan 4 buah pompa
pendingin pada sistem primer). Air pendingin sistem primer yang keluar dari
pembangkit uap dikembalikan ke bejana reaktor dengan tenaga dorong dari 4 buah
pompa. Konstruksi dari pembangkit uap sama dengan pembangkit uap pada
reaktor WH, yaitu pembangkit uap berdiri vertikal dengan tabung pipa U terbalik
di mana terbentuk uap dengan resirkulasi balik. Pembangkit uap buatan CE
dipakai di Jepang pada reaktor Mihama 1. Reaktor air tekan desain CE diberi
nama System80+. KNSP Korea telah membangun reaktor berbasis System80+
yang sangat murah ongkos pembangunannya dan sangat tinggi keandalannya.
Beberapa reaktor tipe ini yang telah mulai beroperasi di Korea adalah reaktor
Ulchin-3, 4 dan Yonggwang-1,2.
3.
reaktor air tekan CE, yaitu mempunyai dua untai pendingin pada sistem primer (2
buah pembangkit uap dan 4 buah pompa pendingin pada sistem primer).
Seperti terlihat pada Gambar di bawah ini, pembangkit uap diletakkan
secara vertikal. Reaktor Three Mile Island yang mengalami kecelakaan pada tahun
1979 adalah reaktor air tekan tipe B&W.
4.
dapat digolongkan pada reaktor air tekan tipe WH. Perbedaan menonjol
dibandingkan dengan reaktor tipe Eropa barat adalah bentuk perangkat bahan
bakar. Tampang lintang perangkat bahan bakar VVER adalah segi enam. Selain
bentuk perangkat bahan bakar, VVER mempunyai pembangkit uap yang
diletakkan secara horisontal. Pada tipe lama (VVER-440/V-230) diperkirakan
terdapat persoalan pada sistem keselamatannya, tetapi pada VVER-1000 (1000
MWe) sistem keselamatannya sudah diperhitungkan dengan baik sehingga bisa
disejajarkan dengan reaktor-reaktor Eropa Barat.
5.1.3 Cara Kerja Reaktor Nuklir Jenis Preassure Water Reactor (PWR)
Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk
keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara terkendali
di dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat
komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali,
dan perisai beton. Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan
mengalami fusi nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai bahan bakar adalah
uranium U. Elemen bahan bakar dapat berbentuk batang yang ditempatkan di
dalam teras reaktor.
Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi uranium berada dalam kelajuan
yang cukup tinggi. Adapun, neutron yang memungkinkan terjadinya fisi nuklir
adalah neutron lambat sehingga diperlukan material yang dapat memperlambat
kelajuan neutron ini. Fungsi ini dijalankan oleh moderator neutron yang umumnya
berupa air. Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air sebagai moderator yang
berfungsi memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan kehilangan
sebagian energinya saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Fungsi pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir
dalam reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar reaksi berantai
yang terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang diserap untuk
memicu fisi nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat menyerap neutronneutron di dalam teras reaktor. Bahan seperti boron atau kadmium sering
digunakan sebagai batang kendali karena efektif dalam menyerap neutron.
Batang kendali didesain sedemikian rupa agar secara otomatis dapat keluarmasuk teras reaktor. Jika jumlah neutron di dalam teras reaktor melebihi jumlah
yang diizinkan (kondisi kritis), maka batang kendali dimasukkan ke dalam teras
reaktor untuk menyerap sebagian neutron agar tercapai kondisi kritis. Batang
kendali akan dikeluarkan dari teras reaktor jika jumlah neutron di bawah kondisi
kritis (kekurangan neutron), untuk mengembalikan kondisi ke kondisi kritis yang
diizinkan.
Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir
dapat membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Diperlukan sebuah pelindung
di sekeliling reaktor nuklir agar radiasi dari zat radioaktif di dalam reaktor tidak
menyebar ke lingkungan di sekitar reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh perisai beton
yang dibuat mengelilingi teras reaktor. Beton diketahui sangat efektif menyerap
sinar hasil radiasi zat radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan perisai.
Secara garis besar cara kerja sebuah reaktor nuklir (jenis PWR) hingga bisa
menghasilkan listrik adalah sebagai berikut :
1. Didalam inti reaktor, reaksi fisi terjadi karena adanya penembakan neutron
terhadap bahan bakar nuklir yang menghasilkan energi panas.
2. Energi panas yang dihasilkan dari inti reaktor kemudian dibawa oleh air
bertekanan pada primary loop ke generator uap.
3. Didalam generator uap, air yang berasal dari secondary loop menjadi
terpanaskan dan terbentuklah uap.
4. Uap yang dihasilkan diarahkan ke turbin uap untuk memutar generator dan
akhirnya menghasilkan listrik
5.2 RBMK (CHERNOBYL TYPE REACTOR)
5.2.1 Konsep dan Karakteristik RBMK (Chernobyl Type Reactor)
RBMK berasal dari bahasa Rusia "Reaktory Bolshoi Moshchnosti
Kanalynye" (hi-power pressure-tube reactors: Reaktor pipa tekan berdaya tinggi).
Dalam bahasa Inggris dikenal dengan Light Water-cooled Graphite-moderated
Reactor (LWGR). RBMK adalah reaktor pipa tekan pendingin air didih dengan
menggunakan grafit sebagai moderator yang merupakan hasil pengembangan
negara Uni Soviet. bahan bakar yang digunakan adalah uranium dioksida dengan
pengayaan rendah. Pada mulanya reaktor ini dirancang sebagai reaktor produksi
plutonium, tetapi kemudian dikembangkan menjadi reaktor pembangkit daya
(PLTN). Salah satu jenis RBMK yaitu reaktor Chernobyl yang ada di Republik
Ukraina dimana reaktor ini telah mengalami kecelakaan pada tahun 1986.
Kecelakaan ini terkenal dengan kecelakaan Chernobyl.
Reaktor Chernobyl merupakan reaktor jenis RBMK 1000 atau reaktor pipa
tekan berdaya tinggi. Reaktor ini menggunakan air biasa sebagai pendingin
(dalam pipa tekan, air dibiarkan mendidih), grafit sebagai bahan memperlambat
kecepatan neutron (moderator neutron). Sebagai bahan bakar digunakan uranium
dioksida yang dibungkus dengan kelongsong dari bahan Zirconium alloy
membentyk elemen bakar. Perangkat bahan bakar diletakkan di dalam pipa tekan
yang disebut kanal bahan bakar. Pipa tekan ini ditempatkan dalam suatu blok
grafit yang berperan sebagai moderator neutron dengan batang kendali yang
berada di antaranya untuk mengatur reaktivitas reaktor. Dalam pipa mengalir air
pendingin bertekanan yang mengambil panas dari bahan bakar sehingga akan
mendidih. Jadi dalam pipa ini terdapat aliran campuran air dan uap (aliran dua
fasa). Uap yang terjadi dialirkan ke tangki pemisah uap dan dipisahkan dari fasa
cairnya, dan uap yang telah kering (terpisah dari fasa cairnya) disalurkan ke turbin
Dengan diameter luar bejana reaktor 14,8 meter (diameter teras efektif 11,8
meter) dan tinggi 9,8 meter, bejana RBMK merupakan suatu bejana reaktor yang
tergolong sangat besar. Teras reaktor terdiri dari susunan tumpukan blok grafit. Di
antara tumpukan grafit tersebut terdapat pipa tekan (kanal bahan bakar). Dalam
kanal bahan bakar ini terdapat perangkat bahan bakar dengan (jumlah pipa tekan
1661, diameter luar 88 mm, ketebalan 4mm), dan air biasa dialirkan dalam kanal
bahan bakar untuk mengambil panas yang dibangkitkan dari reaksi fisi dalam
bahan bakar. Di dalam satu pipa tekan (kanal bahan bakar) terdapat sebuah
perangkat bahan bakar, sedangkan dalam satu perangkat bahan bakar terdapat 18
batang bahan bakar. Panjang satu perangkat bahan bakar adalah 7 meter, terdiri
dari bagian atas dan bawah tepat di tengah-tengah ketinggian (tinggi efektif teras
adalah 3,43 m x 2). Pipa tekan terbuat dari Zr - 2% Nb (bagian tengah), perangkat
bahan bakar dalam pipa tekan dapat menghasilkan energi termal rata-rata 1.890
MWt.
Jika diambil contoh bahan bakar yang terdapat pada reaktor Chernobyl
No.3, bahan bakar reaktor mempunyai pengayaan U-235 sebanyak 1,8% berat,
digunakan hingga mencapai derajat bakar 20.000 MWd/t. Bahan yang digunakan
untuk membuat kelongsong bahan bakar (batang bahan bakar: panjang 6,9 m,
diameter luar 13,6 mm, tebal 0,9 mm dengan jenis bahan bakar Pelet UO 2 ) adalah
Zr - 1% Nb.
Dalam RBMK terdapat beberapa tipe batang kendali sesuai dengan
fungsinya, yaitu batang kendali otomatis pengatur daya rata-rata, batang kendali
otomatis pengatur daya lokal, batang kendali penghenti reaktor pada kondisi
darurat, dan batang kendali pengatur distribusi daya aksial (vertikal). Batang
kendali terbuat dari bahan penyerap neutron, yaitu B4C (Boron Carbida) dengan
jumlah 211 batang kendali yang dimasukkan ke dalam kelongsong yang terbuat
dari logam paduan aluminium. Sebagai penggerak batang kendali digunakan
konstruksi motor dan sabuk penggerak (belt). Pada bagian bawah batang kendali
dilengkapi dengan displacer yang terbuat dari grafit yang berguna untuk
menghalangi masuknya air pada kanal batang kendali saat batang kendali berada
di luar teras. Pada saat batang kendali berada pada luar teras, displacer ini berada
Gambar 2.3: Sketsa posisi displacer pada saat (a) batang kendali berada di luar teras dan
(b) batang kendali berda di dalam teras.
Teras reaktor RBMK mempunyai ukuran yang sangat besar sehingga mudah
terjadi ketidakstabilan karena distribusi daya ruang yang tak merata. Oleh karena
itu pada reaktor ini diperlukan pengaturan distribusi daya, baik ke arah horisontal
maupun vertikal.
Pada bagian atas dan bawah reaktor terdapat perisai biologis yang terbuat
dari beton berat dan beton khusus. Perisai biologis pada sisi lain dari reaktor
terbuat dari kombinasi lapisan baja, air, pasir pengisi dan beton.
5.2.3 Sistem Pendingin Reaktor
Di dalam sistem pendingin reaktor ada dua sistem pendingin yaitu sistem
pendingin primer yang berinteraksi langsung dengan teras reaktor dan sistem
pendingin skunder yang berinteraksi dengan menara pendingin. Sistem pendingin
primer mengambil panas dari teras reaktor, untuk kemudian dipindahkan ke
pendingin sekunder melalui alat penukar panas, dan panas tersebut dibuang ke
lingkungan melalui menara-menara pendingin sekunder. Sistem pendingin primer
mempunyai 1 pompa, pada operasi normal 2 pompa beroperasi dan 1 sebagai
cadangan. Air mengalir melewati teras reaktor dari atas ke bawah terus ke kamar
tunda (delay chamber), dan selanjutnya, air melewati penukar panas (heat
exchanger) dan kembali lagi ke kolam reaktor. Diagram alir pendingin reaktor
ditunjukkan dalam gambar berikut:
Keterangan:
Gambar 2.5: Gambar Aliran Sistem Pendingin Reaktor dan Pompa Utama
Gambar 2.6: Gambar Aliran Pendingin Reaktor pada Kondisi Operasi Normal
Uap air yang keluar dari pipa tekan dialirkan ke tangki pemisah uap.
Terdapat 2 buah tangki pemisah uap yang diletakkan di kiri atas dan kanan atas
bejana reaktor. Uap kering yang telah dipisahkan dari fasa cairnya di dalam tangki
pemisah uap kemudian dialirkan ke turbin pembangkit listrik. Setelah
menggerakkan turbin, uap air tersebut diembunkan di kondenser. Setelah semua
uap berubah menjadi fasa cair dalam kondenser, air dialirkan ke tangki pemisah
uap sebagai air pasokan (make-up water). Dalam tangki pemisah uap, air yang
dipisahkan dari fase uap dialirkan pada 12 pipa downcomer untuk dikumpulkan
di header umum (manifold) yang kemudian masuk ke pompa untuk disirkulasikan
ke dalam teras reaktor. Reaktor tipe RBMK dapat digolongkan sebagai salah satu
tipe reaktor air didih (Boiling Water Reactor, BWR), karena air diperbolehkan
mendidih dalam teras reaktor dan uap langsung dialirkan ke turbin untuk
membangkitkan listrik.
Dalam reaktor tipe RBMK yang diwakili oleh reaktor Chernobyl No.3,
terdapat 2 buah turbin uap, masing-masing berkapasitas 510 MWe. Temperatur
uap masuk turbin adalah 280,4 C dengan tekanan 65,9 kg/m2. Daya termal yang
dibangkitkan 3.140 MWt, dan diubah menjadi daya listrik 1.000 MWe, jadi
efisiensi termalnya adalah 31,3%.
pasokan pendingin teras. Pada untai yang tidak mengalami kebocoran, terdapat 3
sistem pendinginan teras darurat lambat dengan kemampuan pasokan 50 %
pasokan teras, yang masing-masing digerakkan oleh satu pompa listrik.
5.2.4 Masalah Keselamatan RBMK
Reaktor tipe RBMK mempunyai beberapa kelebihan, yaitu teras reaktor
dapat diperbesar dangan mudah dan penggantian bahan bakar dapat dilakukan
selama reaktor sedang beroperasi. Tetapi reaktor ini mempunyai banyak
kelemahan, di antaranya koefisien reaktivitas uap positif sehingga pengendalian
reaktor menjadi tidak mudah, bentuk teras yang besar menjadikannya sulit untuk
ditempatkan dalam bejana pengungkung reaktor. Oleh karena itu reaktor ini tidak
memiliki bejana pengungkung reaktor seperti desain reaktor air didih Eropa-Barat.
Kelemahan yang menonjol pada RBMK generasi pertama adalah sistem
pendinginan teras darurat tidak memadai, sedangkan pada generasi kedua terdapat
kelemahan yang mencolok yaitu tidak adanya sistem kendali
tekanan berlebih.
Semua kelemahan di atas menjadi masalah keselamatan dari reaktor tipe RBMK.
Pada tahun 1983 Uni Soviet memberlakukan suatu standar rekayasa (OPB82) meliputi desain PLTN, keselamatan umum bangunan fasilitas dan
operasionalnya. Tetapi kenyataannya baru pada tahun 1990 diberlakukan standar
OPB-88 yang merupakan penyempurnaan dari OPB-82
dengan mengadopsi
Dalam fisika nuklir kita mengenal ada dua jenis reaksi, yaitu reaksi fusi dan
reaksi fisi. Reaksi fisi adalah reaksi pembelahan inti berat yang bersifat fissile
seperti U-235 atau Pu-239 menjadi inti yang lebih ringan atau kecil massanya
untuk menghasilkan energi. Setiap reaksi fisi menghasilkan energi yang besarnya
kira-kira 200 MeV. Reaksi fisi tidak bisa terjadi begitu saja (spontan) tetapi reaksi
ini membutuhkan neutron berat untuk menumbuk inti berat tersebut agar
menghasilkan panas. Partikel neutron yang telah menumbuk inti berat U-235
atau Pu-239 akan memproduksi 2-3 neutron baru. Sehingga,di dalam reactor
adalah kondisi dimana jumlah neutron yang hilang karena adanya serapan dan
tumbukan dari inti berat dengan jumlah neutron yang dihasilkan setelah tumbukan
berlangsung adalah berbanding lurus.
2.
Reaktor cepat (fast reactor) yaitu reaksi fisi yang didominasi oleh neutron
cepat, ditandai dengan pengurangan bahan moderator. Reaktor ini
memerlukan bahan bakar yang diperkaya dengan sangat tinggi, atau
plutonium, untuk mengurangi jumlah U-238 yang akan menyerap neutron
cepat.Reaktor cepat tidak menggunakan bahan moderator neutron namun
membutuhkan bahan bakar yang diperkaya dengan sangat tinggi. Contoh
bahan bakarnya adalah Uranium alam (U-238 dan U-235). Reaktor cepat
dapat mengubah radioisotop yang berumur panjang dalam limbahnya
menjadi bahan yang cepat meluruh. Dengan alasan ini, reaktor cepat lebih
dapat terus-menerus sebagai sumber energi daripada reaktor thermal.
Karena kebanyakan reaktor cepat digunakan untuk menghasilkan
plutonium, maka reaktor ini dihubungkan dengan pertimbangan proliferasi
nuklir
Selain berdasarkan pada energi pada neutronnya, reaktor dibagi atas
meterial yang dipakai sebagai bahan pendinginnya. Ada yang menggunakan air
ringan atau berat, menggunakan gas dan menggunakan metal cair sebagai
pendingin.
Dalam perkembangan teknologi reaktor dewasa ini, telah dan akan
dikembangkan reaktor generasi maju yang inovatif dengan keselamatan tinggi,
menggantikan generasi yang ada sekarang ini (Gen-III/ Gen-III+). Sejak Januari
2000 telah dibentuk Generation IV International Forum (GIF) yang beranggotakan
negara-negara maju di bidang nuklir untuk membahas masalah reaktor maju
inovatif yang dibutuhkan dalam penyediaan energi di masa mendatang. Dalam
perkembangannya, forum ini telah mengevaluasi dan mengkaji sekitar 100 konsep
jenis reaktor yang mungkin cocok untuk diterapkan pada Sistem Energi Nuklir
Generasi ke-IV (Reaktor Gen-IV). Pada akhir Desember 2002, telah diputuskan 6
jenis kandidat reaktor yang potensial dan layak untuk dibangun pada tahun 2030.
Keenam jenis SEN Gen-IV ini adalah: (1) Gas-cooled Fast Reactor (GFR), (2)
Lead-cooled Fast Reactor (LFR), (3)Molten Salt Reactor (MSR), (4) Sodium-
cooled Fast Reactor (SFR), (5) Super Critical Water-cooled Reactor (SCWR), dan
(6) Very High Temperature Reactor(VHTR).
Gas-Cooled Fast Reactor (GFR) merupakan salah satu konsep reaktor dari
enam konsep reactor generasi lanjut (Generasi IV) yang sedang dalam tahap
pengembangan. Reaktor-reaktor Generasi IV belum akan dikomersialkan sebelum
tahun 2030. Penelitian reaktor-reaktor jenis ini secara resmi dimulai oleh The
Generation IV International Forum (GIF) berdasarkan delapan tujuan teknologi.
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan keselamatan nuklir, meningkatkan
resistensi proliferasi, meminimisasi limbah dan penggunaan sumber daya alam,
mengurangi biaya dalam pembangunan dan pengoperasian reaktor. Gas Cooled
Fast Reactor (GFR) termasuk kedalam jenis reaktor generasi IV yang akan
diimplementasikan pada tahun 2025.
Gas Cooled Fast Reactor (GFR) adalah jenis reaktor generasi IV yang
sedang dikembangkan oleh para ilmuwan yang menggunakan Helium sebagai
pendinginnya, Uranium alam sebagai bahan bakarnya dan memiliki siklus bahan
bakar tertutup. Dalam percobaan membakar Uranium nantinya akan dihasilkan
Plutonium yang akan dijadikan sebagai bahan bakar selanjutnya.
Seperti halnya reaktor dengan pendingin gas spektrum termal seperti
GTMHR dan PBMR, temperatur outlet yang tinggi dari pendingin helium
memungkinkan untuk menghasilkan listrik, hidrogen atau proses panas lain
dengan efisiensi tinggi. Namun berbeda dengan reaktor termal, GFR tidak
menggunakan grafit sebagai moderator. Massa termal dan konduktivitas
termal lebih rendah dibandingkan dengan reaktor termal sehingga temperatur
teras dapat naik mencapai 16000 C/menit.
ekstrim maka diperlukan keramik carbide dan nitrit seperti SiC, ZrC, TiC,
TiN dan ZrN sebagai material campuran penyusun bahan bakar (Fielding et al.,
2007: 243-249).
GFR adalah reaktor yang terbaik dalam hal ketahanan karena GFR
mempunyai siklus bahan bakar tertutup dan GFR juga sangat bagus dalam
manajemen aktinida. GFR beroperasi pada outlet 850 0C
yang tinggi. Bahan bakar dioperasikan pada suhu tinggi sehingga sangat
berpotensi untuk produksi Hidrogen.
Pada umumnya, operasi temperatur tinggi dari sebuah reaktor nuklir
akan menghasilkan efisiensi yang relatif tinggi, namun dibutuhkan material
yang advanced untuk menopang kondisi operasi. Saat ini pin, pelat dan blok
prismatik sedang dipertimbangkan sebagai konfigurasi teras.
GFR dipilih sebagai salah satu sistem energi nuklir Generasi IV
karena potensinya yang excellent dalam sustainabilitas melalui reduksi volum
dan radiotoksisitas dari bahan bakarnya sendiri dan bahan bakar bekas lainnya.
Potensi lainnya yang dimiliki GFR adalah meningkatkan pemanfaatan orde
sumber daya uranium. Dengan menggunakan turbin siklus helium Brayton
untuk
termokimia produksi hidrogen. Dengan daur ulang aktinida dalam spektrum yang
cepat, GFR akan meminimalkan pembuangan limbah berumur panjang untuk
HLW repositori dan bisa memaksimalkan pemanfaatan kandungan
energi
Neutron
spectrum
GFR
Gas
Fast
(Weston M. Stacey, 2007: 271)
Electric
H-pood
Actinide
Earliest
mission
X
mission
X
mission
X
deplay
2025
tertutup
GFR
menggunakan
gas
SiC
sebagai
pendingin
untuk
Dari kompilasi data parameter yang ditabulasikan dalam Tabel diatas dapat
dilihat bahwa, desain reaktor memiliki SiC sebagai material matriks. Seleksi
ini didasarkan untuk keberlanjutan material pada operasi temperatur tinggi.
Konsekuensinya
profil
238
bakar partikel berlapis keramik yang terdispersi dalam matriks bahan bakar GFR
sampai saat ini dalam kajian yang serius. Namun demikian SiC kemungkinan
merupakan kandidat kuat sabagai bahan matrik yang digunakan reactor ini.
Pengembangan fisika reactor jenis GFR ini diantaranya adalah efek dari aliran
neutron(neutron streaming) di sepanjang kanal pending Helium dan data nuklir
untuk aktinida transuranic (TRU) serta material kandidat untuk bahan matriks
bahan bakar seperti SiC
Parameter
Daya, MWth
Densitas Daya kW /l
Daya Spesifik (kW per/ HM
Bahan Bakar
GFR
1500-3000
100
38
UC-SiC
(U-TRU) carbide, nitride, oxide
Pendingin Primer
He(600-850)
(Tout, 0C)
Moderator
Spektrum Neutron
Tekanan Kerja
Siklus
Bahan Bakar
Keluaran
Tidak ada
Cepat
Tinggi
Tertutup
(insitu)
Listrik dan Produksi Hidrogen
48
100
320
UPuC/SiC
UPuC:70%
SiC :30%
Tergantung pada jenis dan kondisi operasi reaktor nuklir, bahan nuklir dapat
muncul dalam berbagai bentuk geometris dan berbagai senyawa kimia. Bahan
bakar oksida (UPuO2) saat ini senyawa bahan bakar standar untuk semua reaktor
nuklir, baik termal dan sistem cepat.
Analisis kebutuhan data nuklir untuk reaktor Gen- IV masih terus dikaji,
dievaluasi dan masih dikembangkan di negara-negara maju, sehingga masih
banyak data-data dan karakteristik yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
reaktor Gen-IV mendatang diantaranya dengan eksperimental untuk memperoleh
data nuklir yang sesuai, evaluasi data nuklir secara integral, studi sensitivitas data
nuklir dan tampang lintang nuklir fungsi temperatur yang sesuai untuk reaktor
Gen-IV. Data-data ini sampai sekarang masih jarang ditemukan, baik di internet
maupun di perpustakaan, karena masih terus dalam pengembangan. Untuk
meningkatkan kemampuan analisis keselamatan dan optimasi desain reaktor GenIV sangat dibutuhkan peningkatan kemampuan analisis data nuklir yang
digunakan dalam perhitungan dengan berbagai variasi parameter desain dan
parameter yang terkait lainnya seperti variasi reaktivitas dan variasi distribusi
daya teras reaktor Gen-IV. Bagian ujung belakang pengelolaan siklus bahan bakar
dari sistem reaktor Gen-IV juga membutuhkan data yang lebih akurat untuk
memperkirakan parameter siklus dan bentuk akhir bahan bakar.
5.4 Fisika Inti dalam Bidang Kesehatan
5.4.1 Aplikasi Nuklir di Bidang Kesehatan
Asal-mula fisika nuklir terikat pada fisika atom, teori relativitas, dan teori
kuantum dalam permulaan abad kedua-puluh. Kemajuan awal utama meliputi
penemuan radioaktivitas (1898), penemuan inti atom dengan menginterpretasikan
hasil hamburan partikel alfa (1911), identifikasi isotop dan isobar (1911),
pemantapan hukum-hukum pergeseran yang mengendalikan perubahan-perubahan
dalam nomor atom yang menyertai peluruhan radioaktivitas (1913), produksi
transmutasi nuklir karena penembakan dengan partikel alfa (1919) dan oleh
partikel-partikel yang dipercepat secara artifisial (1932), formulasi teori peluruhan
beta (1933), produksi inti-inti radioaktif oleh partikel-partikel yang dipercepat
(1934), dan penemuan fissi nuklir (1938). Fisika nuklir ialah unik pada tingkat
dimana ia menghadirkan banyak topik terapan dan paling fundamental.
Instrumentasi-intrumentasinya telah memiliki kegunaan yang banyak di seluruh
sains, teknologi, dan kedokteran; rekayasa nuklir dan kedokteran nuklir adalah
dua bidang spesialisasi terapan yang sangat penting.
Aplikasi teknik nuklir, baik aplikasi radiasi maupun radioisotop, sangat
dirasakan manfaatnya sejak program penggunaan tenaga atom untuk maksud
damai dilancarkan pada tahun 1953. Dewasa ini penggunaannya di bidang
kedokteran sangat luas, sejalan dengan pesatnya perkembangan bioteknologi,
serta didukung pula oleh perkembangan instrumentasi nuklir dan produksi
radioisotop umur pendek yang lebih menguntungkan ditinjau dari segi medik.
Energi radiasi yang dipancarkan oleh suatu sumber radiasi, dapat menyebabkan
peruba.hari fisis, kimia dan biologi pada materi yang dilaluinya. Perubahan yang
terjadi dapat dikendalikan dengan jalan memilih jenis radiasi (, , atau neutron)
serta mengatur dosis terserap, sesuai dengan efek yang ingin dicapai. Berdasarkan
sifat tersebut, radiasi dapat digunakan untuk penyinaran langsung seperti antara
lain pada radioterapi, dan sterilisasi. Selain itu, radiasi yang dipancarkan oleh
suatu radioisotop, lokasi dan distribusinya dapat dideteksi dari luar tubuh secara
tepat, serta aktivitasnya dapat diukur secara akurat; sehingga penggunaan
radioisotop sebagai tracer atau perunut, sangat bermanfaat dalam studi
metabolisme, serta teknik pelacakan dan penatahan berbagai organ tubuh, tanpa
harus melakukan pembedahan.
5.4.2 Kedokteran Nuklir
Ilmu Kedokteran Nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan
sumber radiasi terbuka berasal dari disintegrasi inti radionuklida buatan, untuk
mempelajari perubahan fisiologi, anatomi dan biokimia, sehingga dapat
digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran. Pada
kedokteran Nuklir, radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh pasien (studi
invivo) maupun hanya direaksikan saja dengan bahan biologis antara lain darah,
cairan lambung, urine da sebagainya, yang diambil dari tubuh pasien yang lebih
dikenal sebagai studi in-vitro (dalam gelas percobaan).
terdapat 2 buah rumah sakit lagi yang hanya mengoperasikan alat penatah ginjal
yang lebih dikenal dengan nama Renograf.
Radioisotop dan Teleterapi
Henry Bacquerel penemu radioaktivitas telah membuka cakrawala nuklir
untuk kesehatan. Kalau Wilhelm Rontgen, menemukan sinar-x ketika gambar jari
dan cincin istrinya ada pada film. Maka Marie Currie mendapatkan hadiah Nobel
atas penemuannya Radium dan Polonium dan dengan itu pulalah sampai dengan
1960-an Radium telah digunakan untuk kesehatan hampir mencapai 1000 Ci.
Tentunya ini sebuah jumlah yang cukup besar untuk kondisi saat itu. Masyarakat
kedokteran menggunakan radioisotop Radium ini untuk pengobatan kanker, dan
dikenal dengan Brakiterapi. Meskipun kemudian banyak ditemukan radiosiotop
yang lebih menjanjikan untuk brakiterapi, sehingga Radium sudah tidak
direkomendasikan lagi. Selain untuk Brakiterapi, radisotop Cs-137 dan Co-60
juga dimanfaatkan untuk Teleterapi, meskipun belakangan ini teleterapi dengan
menggunakan radioisotop Cs-137 sudah tidak direkomendasikan lagi untuk
digunakan. Meskipun pada dekade belakangan ini jumlah pesawat teleterapi Co60 mulai menurun digantikan dengan akselerator medik. Radioisotop tersebut
selain digunakan untuk brakiterapi dan teleterapi, saat ini juga telah banyak
digunakan untuk keperluan Gamma Knife, sebagai suatu cara lain pengobatan
kanker yang berlokasi di kepala.
Teleterapi adalah perlakuan radiasi dengan sumber radiasi tidak secara
langsung berhubungan dengan tumor. Sumber radiasi pemancar gamma seperti
Co-60 pemakaiannya cukup luas, karena tidak memerlukan pengamatan yang
rumit dan hampir merupakan pemancar gamma yang ideal. Sumber ini banyak
digunakan dalam pengobatan kanker/tumor, dengan jalan penyinaran tumor secara
langsung dengan dosis yang dapat mematikan sel tumor, yang disebut dosis letal.
Kerusakan terjadi karena proses eksitasi dan ionisasi atom atau molekul. Pada
teleterapi, penetapan dosis radiasi sangat penting, dapat berarti antara hidup dan
mati. Masalah dosimetri ini ditangani secara sangat ketat di bawah pengawasan
Badan Internasional WHO dan IAEA bekerjasama dengan laboratoriumlaboratorium standar nasional.
Orang pertama yang menggunakan radioisotop nuklir sebagai tracer
(perunut) pada 1913-an adalah GC Havesy, dan dengan tulisannya dalam Journal
of Nuclear Medicine, Havesy menerima hadiah Nobel Kimia 1943. Prinsip yang
ditemukan Havesy inilah yang kemudian dimanfaatkan dalam Kedokteran Nuklir,
baik untuk diagnosa maupun terapi. Radioisotop untuk diagnosa penyakit
memanfaatkan instrumen yang disebut dengan Pesawat Gamma Kamera atau
SPECT (Single Photon Emission Computed Thomography). Sedangkan aplikasi
untuk terapi sumber radioisotop terbuka ini seringkali para pakar menyebutnya
sebagai Endoradioterapi.
Rutherford dan Teknologi Pemercepat Radioisotop
Penemuan Rutherford memberikan jalan pada munculnya teknologi
pemercepat radioisotop, sehingga J Lawrence dapat menggunakan Siklotron
Berkeley dapat memproduksi P-32, yang merupakan radioisotop artifisial pertama
yang digunakan untuk pengobatan leukimia. Sekitar 1939, I-128 diproduksi
pertama kalinya dengan menggunakan Siklotron, namun dengan keterbatasan
pendeknya waktu paro, maka I-131 dengan waktu paro 8 hari diproduksi.
Perkembangan teknologi Siklotron untuk kesehatan menjadi penting setelah
beberapa produksi radioisotop dengan waktu paro pendek mulai dimanfaatkan dan
sebagai dasar utama PET (Positron Emission Tomography).
Radioisotop selain diproduksi dengan pemercepat, juga dapat diproduksi
dengan reaktor nuklir. Majalah Science telah mengumumkan bahwa reaktor nuklir
penghasil radioisotop pada 1946, dan menurut Baker sampai sekitar 1966 ada 11
reaktor nuklir di Amerika Serikat memproduksi radiosisotop untuk melayani
kesehatan. Perkembangan teknologi reaktor juga saat ini dimanfaatkan untuk
produksi secara in-situ aktivasi Boron untuk pengobatan penyakit maligna dan
biasanya dikenal dengan BNCT (Boron Netron Capture Therapy ). Meskipun saat
ini banyak juga berkembang BNCT dengan metode akselerator.
untuk
kesehatan,
terutama
kedokteran
nuklir.
Produksi,
membatasi
bentuk
jaringan
tumor
yang
akan
dikenai
radiasi,
memformulasikan serta memberikan paparan radiasi dengan dosis yang tepat pada
target. Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah
berkembang metoda pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai
pisau bedahnya (gamma knife). Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang
sulit dijangkau dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan
baik oleh pisau gamma ini, bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang
terpenting tanpa merusak jaringan di luar target.
5.4.6 Sterilisasi Alat Kedokteran
Alat/bahan yang digunakan di bidang kedokteran pada umumnya harus
steril. Banyak di antaranya yang tidak tahan terhadap panas, sehingga tidak bisa
disterilkan dengan uap air panas atau dipanaskan. Demikian pula sterilisasi
dengan gas etilen oksida atau bahan kimia lain dapat menimbulkan residu yang
membahayakan kesehatan. Satu-satunya jalan adalah sterilisasi dengan radiasi,
dengan sinar gamma dan Co-60 yang dapat memberikan hasil yang memuaskan.
Sterilisasi dengan cara tersebut sangat efektif, bersih dan praktis, serta biayanya
sangat murah. Untuk transpiantasi jaringan biologi seperti tulang dan urat, serta
amnion chorion untuk luka bakar, juga disterilkan dengan radiasi.
5.5 Fisika Inti dalam Bidang Industri
5.5.1 Pemeriksaan Tanpa Merusak
Pemeriksaan tak merusak dalam menentukan kualitas suatu sistem dapat
dilakukan baik dengan metode teknik nuklir maupun non-nuklir. Radiasi berdaya
tembus tinggi dapat dipakai untuk melakukan pemeriksaan bahan tanpa merusak
bahan yang diperiksa (non destructive testing). Teknik pemeriksaan dengan radiasi
ini disebut juga radiografi industri. Uji tak merusak ini biasanya memanfaatkan
radiasi jenis foton berdaya tembus tinggi, baik berupa sinar gamma yang
dipancarkan oleh radioisotop maupun sinar-X dari suatu pesawat. Sifat dari radiasi
itu sendiri adalah sebagian diserap dan sebagian diteruskan oleh bahan yang
diperiksa. Oleh sebab itu, radiasi akan mengalami pelemahan di dalam bahan.
Tingkat pelemahannya bergantung pada tebal bagian bahan yang menyerap
radiasi.
Prinsip dasar dalam uji tak merusak ini adalah bahwa radiasi akan
menembus benda yang diperiksa, namun karena adanya cacat dalam bahan maka
banyaknya radiasi yang diserap oleh bagian-bagian pada bahan tidak sama.
Dengan memanfaatkan sifat interaksi antara radiasi foton dengan bahan seperti
ini, maka radiasi dapat dimanfaatkan untuk memeriksa cacat yang ada di dalam
bahan. Rongga maupun retak sekecil apapun dapat dideteksi dengan teknik
radiografi ini. Apabila radiasi yang diteruskan dan keluar dari bahan ditangkap
oleh film fotografi yang dipasang di belakang bahan tersebut, maka perbedaan
intensitas radiasi akan menimbulkan kehitaman yang berbeda pada film, sehingga
cacat dalam bahan yang diperiksa akan tergambar pada film. Dengan teknik ini
dapat diketahui mutu sambungan las, kualitas logam cor dan juga keadaan dalam
diri suatu sistem. Untuk mendapatkan ketelitian pemeriksaan yang lebih tinggi,
maka teknik radiografi dapat dikombinasikan dengan teknik pemeriksaan lainnya
karena tiap cacat pada benda menimbulkan gambar yang berlainan. Maka untuk
membaca gambar pada film diperlukan pengalaman dan keahlian tersendiri,
sehingga kemungkinan terjadinya salah interpretasi dapat dihindari atau
dikurangi.
tidak tepat, proses fabrikasi dan pengaruh lingkungan. Desain yang tidak tepat
meliputi pemilihan bahan, metode pengerjaan, panas yang tidak tepat dan tidak
dilakukannya
uji mekanik.
keretakan karena
intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui.
Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih
tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan
mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat
dipertahankan.
5.5.6 Pengawetan Bahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti
kayu, barang-barang seni dan lainlain. Radiasi juga dapat meningkatkan mutu
tekstil karena inengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu
penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis
yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama.
5.6. Bidang Pertanian
5.6.1 Pemuliaan Tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan
menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan
dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga
dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan
dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya. Serta dengan
menggunakan unsur-unsur radioaktif, juga dapat diketahui waktu yang paling
tepat untuk melakukan pemupukan pada satu jenis tanaman. Selain sinar gamma,
fosfor-32 (P-32) juga berguna untuk membuat benih tumbuhan yang bersifat lebih
unggul dibandingkan induknya. Radiasi radioaktif ini ke tanaman induk akan
menyebabkan ionisasi pada berbagai sel tumbuhan. Ionisasi inilah yang
menyebabkan turunan akan mempunyai sifat yang berbeda dari induknya.
Kekuatan radiasi yang digunakan diatur sedemikian rupa hingga diperoleh sifat
yang lebih unggul dari induknya.
5.6.2 Perunut Aktivitas Pupuk
Radioisotop dapat digunakan untuk merunut gerakan pupuk di sekitar
tanaman setelah ditabur. Gerakan pupuk jenis fosfat, dari tanah sampai ke dalam
tumbuhan dapat ditelusuri dengan mencampurkan radioisotop fosfor-32 (P-32) ke
dalam senyawa fosfat di dalam pupuk. Dengan cara ini dapat diketahui pola
DAFTAR PUSTAKA
Bassi, C and Marque, M. 2008. Reliability Assessment of 2400 MWth GasCooled Fast Reactor Natural Circulation Decay Heat Removal in
Pressurized Situations. Science and Technology of Nuclear Installations
Volume 2008.
Duderstadt, J.J. 1976. Nuclear Reactor Analysis. John Wiley & Sons
Fielding, R. et al, 2007. Gas-cooled fast reactor fuel fabrication. Journal of
Nuclear Material Volume 371, Issues 1-3, 15 September 2007.
M. Dricoll, et al., Engineering and Physics Optimization of Breed and Burn Fast
Reactor Systems: Final Report. MIT-GFR-035, September, 2005.
Mulyaman, Maman.2008. Kajian Fluks Neutron Teras Reator Daya Generasi
Lanjut. Jurnal Sigma Epsilon Volume 12 Nomer 2
Rooijen, W.F.Geert.
2006.
Improving
Fuel
Cycle
Design
and Safety