“ENERGI NUKLIR”
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah
Fisika Lingkungan dengan judul “ ENERGI NUKLIR”.
Terima kasih disampaikan kepada bapak Drs.Gusnedi,M.si selaku dosen mata
kuliah Fisika Lingkungan yang telah membimbing dan memberikan kuliah kepada
kami dengan sangat sabar dan baik.
Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat agar dapat memenuhi
tugas mata kuliah Fisika Lingkungan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat
dibicarakan. Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi baru,
pengembangan energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi minyak bumi
terhadap lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik dan banyak
didiskusikan. Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan memasuki
tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak penggunaan
energi minyak bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini.
Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi
memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru. Salah satu
alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak
dan bahaya yang ditimbulkan sangat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir
adalah salah satu alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan.
Fakta-Fakta tentang bencana yang disebabkan karena radiasi nuklir mulai dari
yang terdahsyat yang terjadi di Chernobyl, Ukraina serta yang terjadi di Fukushima,
Jepang baru baru ini menunjukkan bahwa pemanfaatan energi nuklir perlu sebuah
tinjauan ulang. Serta Memerlukan sebuah mitigasi bencana dalam penanganan
bencana tersebut. Padahal, pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung jawab, dan
terkendali atas energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus memberikan
solusi atas masalah kelangkaan energi.
1.2 Rumusan Masalah
2.1 Nuklir
Apa itu nuklir? Sepertinya sebagian besar orang berpikir bahwa nuklir itu
sesuatu yang mengerikan dan berbahaya, identik dengan bom dan dampak radiasi
yang ditimbulkannya. Bagi kebanyakan orang, nuklir dianggap sebagai sesuatu yang
tidak baik dan berbahaya. Jika kita bersikap terbuka dan mencoba untuk mengenal
nuklir lebih dalam lagi, ternyata kita dapat menemukan “kebaikan-kebaikan” yang
dapat diberikan nuklir bagi kesejahteraan hidup manusia. Dengan berlandaskan
asumsi bahwa nuklir dapat bermanfaat bagi manusia, para peneliti dan orang-orang
yang bergelut di bidang nuklir telah banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan
pengembangan teknologi nuklir.
Nuklir adalah zat yang bisa melepaskan oksigen dari udara atau zat yang dapat
memecah partikel benda lain nya. Fusi nuklir adalah sumber energi yang
menyebabkan bintang bersinar, dan Bom Hidrogen meledak. Dikenal dua reaksi
nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir. Reaksi fusi nuklir adalah reaksi
peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan menghasilkan energi, juga
dikenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti
atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang
bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan
radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang sagat berbahaya bagi manusia.
2.1.1. Fisi Nuklir
Nuklir adalah sebutan untuk bentuk energi yang dihasilkan melalui reaksi inti,
baik itu reaksi fisi (pemisahan) maupun reaksi fusi (penggabungan). Sumber energi
nuklir yang paling sering digunakan untuk PLTN adalah sebuah unsur radioaktif yang
bernama Uranium. Bagaimana caranya sebuah unsur radioaktif mampu menghasilkan
panas yang besar? Tentu saja bukan dengan dibakar. Namun melalui reaksi pemisahan
inti (reaksi fisi). Seperti terlihat pada gambar 2.1 berikut reaksi pemisahan inti (reaksi
fisi).
Gambar 2.1. Reaksi Pemisahan Inti (Reaksi Fisi)
(sumber: www.google.com)
Atom uranium (U-235) (digambarkan dengan warna hitam merah di sebelah
kiri) memiliki inti yang tidak stabil ketika ada neutron (warna hitam di paling kiri)
yang ditembakkan pada inti atom tersebut, maka inti atom uranium akan membelah
menjadi dua buah inti atom, yakni atom Barium (Ba-141) dan atom Kripton (Kr-92)
serta tiga neutron (warna hitam di kanan).
Karena massa atom sebelum pembelahan lebih besar dari pada massa atom
setelah pembelahan, maka selisih massa (disebut defek massa) tersebut berubah
menjadi energi panas yang besarnya sekitar 200 MeV (Mega elektron volt), ini baru
satu buah inti atom (Januar, 2012). satu gram uranium saja tentu memiliki banyak inti.
Sehingga panas yang dihasilkan pun luar biasa besar.
2.1.2. Fusi Nuklir
Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana
dua inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan
energi. Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar,
dan senjata nuklir meledak. Proses ini membutuhkan energi yang besar untuk
menggabungkan inti nuklir, bahkan elemen yang paling ringan, hidrogen. Tetapi
fusi inti atom yang ringan, yang membentuk inti atom yang lebih berat dan netron
bebas, akan menghasilkan energi yang lebih besar lagi dari energi yang dibutuhkan
untuk menggabungkan mereka maka sebuah reaksi eksotermik yang dapat
menciptakan reaksi yang terjadi sendirinya.
Energi yang dilepas di banyak reaksi nuklir lebih besar dari reaksi
kimia, karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih besar
dari energi yang menahan elektron ke inti atom. Contoh: energi ionisasi yang
diperoleh dari penambahan elektron ke hidrogen adalah 13.6 elektron volt lebih
kecil satu per sejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh reaksi Deuterium- Tritium
(D-T) fusion seperti pada gambar 2.2. Reaksi D-T Fusion.
Ga
mbar 2.3 Salah satu desain PLTN
(Sumber: Elsan Januar, 2012)
Lihat, air yang bersuhu tinggi dan yang bersentuhan langsung dengan bahan
bakar Uranuim (warna merah) selalu berada di dalam containment, containmentnya
sendiri dibuat dengan bahan struktur yang tidak mampu ditembus oleh radiasi yang
dipancarkan saat terjadi reaksi inti. di dalam reactor vessel juga terdapat control rod
yang berfungsi sebagai batang pengendali reaksi inti.
b) Prinsip Kerja PLTN
Proses kerja PLTN sebenarnya hampir sama dengan proses kerja
pembangkit listrik konvensional seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU),
yang umumnya sudah dikenal secara luas. Yang membedakan antara dua jenis
pembangkit listrik itu adalah sumber panas yang digunakan. PLTN mendapatkan
suplai panas dari reaksi nuklir, sedang PLTU mendapatkan suplai panas dari
pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara atau minyak bumi.
Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi listrik melalui PLTN.
Reaktor daya hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi fisi,
sedang kelebihan neutron dalam teras reaktor akan dibuang atau diserap
menggunakan batang kendali. Karena memanfaatkan panas hasil fisi, maka
reaktor daya dirancang berdaya thermal tinggi dari orde ratusan hingga ribuan
MW. Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di
dalam PLTN adalah sebagai berikut :
1. Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi dalam
bentuk panas yang sangat besar.
2. Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air
pendingin, bisa pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe
reaktor nuklir yang digunakan.
3. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi
gerak (kinetik).
4. Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator
sehingga dihasilkan arus listrik.
Secara ringkas dan sederhana, rancangan PLTN terdiri dari air mendidih,
boiling water reactor bisa mewakili PLTN pada umumnya, yakni setelah ada
reaksi nuklir fisi, secara bertubi-tubi, di dalam reaktor, maka timbul panas atau
tenaga lalu dialirkanlah air di dalamnya. Kemudian uap panas masuk ke turbin
dan turbin berputar poros turbin dihubungkan dengan generator yang
menghasilkan listrik.
2.6 Macam-macam Reaktor Atom/Nuklir
Menurut kegunaannya, reaktor nuklir dapat dibedakan menjadi tiga :
1. Reaktor Produksi Isotop
Reaktor produksi isotop yaitu reaktor yang menghasilkan radioisotop yang
banyak dipakai dalam bidang nuklir, kedokteran, biologi, industri, dan farmasi.
2. Reaktor Daya/Power
Reaktor daya yaitu reaktor yang dapat menghasilkan energi listrik. Reaktor
daya merupakan reaktor komersial yang menghasilkan energi listrik untuk dijual
misalnya PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir).
3. Reaktor Penelitian
Reaktor penelitian yaitu reaktor yang dipergunakan untuk penelitian di bidang
pertanian, peternakan, industri, kedokteran, sains, dan sebagainya.
Reaktor nuklir merupakan sebuah peralatan sebagai tempat berlangsungnya
reaksi berantai fisi nuklir terkendali untuk menghasilkan energi nuklir, radioisotop,
atau nuklida baru.
2.5.1 Dasar Reaktor Atom/Nuklir
Reaksi inti atom dapat berlangsung sangat cepat dan dihasilkan energi yang
sangat besar. Dari energi reaksi inti atom ini manusia dapat memanfaatkan untuk
kesejahteraan manusia tetapi sebagian juga memanfaatkan sebagai alat pembunuh
massal, misalnya dibuatnya bom atom dan bom hidrogen sebagai senjata perang pada
abad modern ini. Dalam hal kesejahteraan manusia memanfaatkan reaksi inti
menggunakan reaktor atom/nuklir untuk pembangkit listrik dan lainya.
2.7. Energi Nuklir di Indonesia
Sejarah pemanfaatan energi nuklir melalui Pusat Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN) dimulai beberapa saat setelah tim yang dipimpin Enrico Fermi berhasil
memperoleh reaksi nuklir berantai terkendali yang pertama pada tahun 1942.
Reaktor nuklirnya sendiri sangat dirahasiakan dan dibangun di bawah stadion olah
raga Universitas Chicago. Mulai saat itu manusia berusaha mengembangkan
pemanfaatan sumber tenaga baru tersebut. Namun pada mulanya, pengembangan
pemanfaatan energi nuklir masih sangat terbatas, yaitu baru dilakukan di Amerika
Serikat dan Jerman. Tidak lama kemudian, Inggris, Perancis, Kanada dan Rusia
juga mulai menjalankan program energi nuklirnya.
Lalu bagaimana dengan Indonesia, Indonesia memiliki cadangan uranium 53
ribu ton yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN), yakni sebanyak 29 ribu ton di Kalimantan Barat dan 24 ribu ton
sisanya ada di Bangka Belitung. Selain itu Papua juga diindikasikan memiliki
cadangan uranium yang cukup besar. Tapi soal ini masih akan diteliti dulu (BATAN,
2015).
Perkiraan bahwa Pulau Papua menyimpan cadangan uranium atau bahan baku
nuklir dalam jumlah besar didasarkan pada kesamaan jenis batuan Papua dengan
batuan Australia yang telah diketahui menyimpan cadangan uranium terbesar di dunia
(BATAN, 2015). Jika suatu PLTN seukuran 1.000 MW membutuhkan 200 ton
Uranium per tahun, maka dengan cadangan di Kalbar saja yang mencapai 29 ribu ton
Uranium berarti bisa memasok Uranium selama 145 tahun.
Proses rencana pembangunan PLTN di Indonesia cukup panjang.
Tahun1972, telah dimulai pembahasan awal dengan membentuk Komisi
Persiapan Pembangunan PLTN. Komisi ini kemudian melakukan pemilihan lokasi
dan tahun 1975 terpilih 14 lokasi potensial, 5 di antaranya terletak di Jawa
Tengah. Lokasi tersebut diteliti Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
bekerjasama dengan NIRA dari Italia. Dari keempat belas lokasi tersebut, 11 lokasi
di pantai utara dan 3 lokasi di pantai selatan.
Tenaga nuklir diharapkan bisa menjadi sumber energi masa depan Indonesia.
Karena tenaga nuklir memiliki manfaat yang sangat banyak. Dengan adanya tenaga
nuklir, diyakini bisa menambah pasokan listrik di Indonesia, terutama di pulau padat
penduduk seperti yang ada di pulau Jawa. Selain itu diharapkan masyarakat Indonesia
tidak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap petroleum, dengan demikian
Indonesia dapat memproduksi minyak bumi lebih banyak. Selain itu, emisi gas dapat
berkurang. Tenaga nuklir juga dimanfaatkan pada bidang-bidang lainnya seperti
bidang pertanian, peternakan, hidrologi, industri, kesehatan, penggunaan zat
radioaktif dan sinar-X untuk radiografi, logging, gauging, analisa bahan, kaos lampu,
perunut (tracer) dan lain-lain. Dalam bidang penelitian terutama banyak dilakukan
oleh BATAN mulai dari skala kecil sampai dengan skala besar. Pemanfaatan dalam
bidang kesehatan dapat dilihat seperti untuk diagnosa, kedokteran nuklir, penggunaan
untuk terapi dimana radiasi digunakan untuk membunuh sel-sel kanker.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Nuklir adalah salah satu sumber energi yang menghasilkan energi sangat besar
dengan bahan bakar Urainium melalui reaski fisi dan fusi.
2. Energi nuklir dapat digunakan sebagai pembakit listrik (PLTN), Bahan senjata
militer, dan Tenaga nuklir juga dimanfaatkan pada bidang-bidang lainnya seperti
bidang pertanian, peternakan, hidrologi, industri, kesehatan, penggunaan zat
radioaktif dan sinar-X untuk radiografi, logging, gauging, analisa bahan, kaos
lampu, perunut (tracer) dan lain-lain.
3. Penggunaan energi nuklir mempunyai dampak positif yang sangat
menguntungkan dan juga mempunyai dampak negatif yang sangat berbahaya
bagi kehidupan karena mempunyai produk buangannya yang sangat radioaktif,
Nuklir sebagai senjata pemusnah.
4. Penggunaan nuklir sebagai energi sangat kompeten karena dari 1 gr Uranium-235
dapat menghasilkan energi sebesar 81,92 x 109 J.
5. Indonesia mempunyai kesempatan untuk menjadikan nuklir sebagai energi
karena memiliki cadangan Uranium sangat besar yang terletak di Kalimantan
Barat dan Bangka Belitung.
3.2. Saran
1. Masyarakat harus mulai mengerti dengan keadaan sumber listrik di Indonesia.
2. Pemerintah harus mulai berani dan serius terhadap program pembangunan PLTN,
karena dampak positif dari PLTN lebih besar dibanding dengan dampak
negatifnya, karena daya yang dibangkitkan oleh PLTN bisa mencukupi
kebutuhan listrik dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA