Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIKA LINGKUNGAN

“ENERGI TERBARUKAN ”
“ENERGI DARI AIR”

Nama : Korry Nilyani

Nim :17033100

Prodi :Pendidikan Fisika C

Nama Dosen :Drs.Gusnedi,M.s

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah
Fisika Lingkungan dengan judul “ Energi Air”.
Terima kasih disampaikan kepada bapak Drs.Gusnedi,M.si selaku dosen mata
kuliah Fisika Lingkungan yang telah membimbing dan memberikan kuliah kepada
kami dengan sangat sabar dan baik.

Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat agar dapat memenuhi


tugas mata kuliah Fisika Lingkungan.

Padang, April 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi memiliki peran penting dan tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan
manusia. Terlebih, saat ini hampir semua aktivitas manusia sangat tergantung pada
energi. Berbagai alat pendukung, seperti alat penerangan, motor penggerak, peralatan
rumah tangga, dan mesin-mesin industri dapat difungsikan jika ada energi. Namun,
seperti yang telah diketahui, terdapat dua kelompok besar energi yang didasarkan
pada pembaharuan. Dua kelompok tersebut adalah energi terbarukan dan energi yang
tersedia terbatas di alam.

Energi terbarukan ini meliputi energi matahari, energi air, energi listrik, energi
nuklir, energi minyak bumi dan gas sedangkan energi yang tersedia terbatas dialam
meliputi energi yang berasal dari fosil/energi mineral dan batubara. Pada dasarnya,
pemanfaatan energi –energi tersebut sudah dilakukan sejak dahulu.

Pemanfaatan energi yang tidak dapat diperbaharui secara berlebihan dapat


menimbulkan krisis energi. Energi menjadi komponen penting bagi kelangsungan
hidup manusia karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung
pada ketersediaan energi yang cukup. Dewasa ini dan beberapa tahun ke
depan,manusia masih akan tergantung pada sumber energi fosil karena sumber energi
fosil inilah yang mampu memenuhi kebutuhan energi manusia dalam skala besar.

Sedangkan sumber energi terbarukan belum dapat memenuhi kebutuhan


energi manusia dalam skala besar karena fluktuasi potensi dan tingkat keekonomian
yang belum bisa bersaing dengan energi kovensional.Di lain pihak, manusia
dihadapkan pada situasi menipisnya cadangan sumber energi fosil dan meningkatnya
kerusakan lingkungan akibat penggunaan energi fosil.

Kelangkaan energi tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di negara


lain. Pasalnya, populasi manusia yang terus bertambah setiap tahun mengakibatkan
permintaan terhadap energi juga meningkat. Di indonesia terdapat potensi sumber
energi terbarukan yang masih belum di manfaatkan secara optimal. Apalagi di negara
kita ini masih bergantung kepada sumber energi fosil yang ketersediaannya terbatas di
alam. Sumber energi terbarukan yang ada di indonesia contohnya yaitu energi angin,
energi air, energi matahari, energi gelombang pasang surut, energi panas bumi dll.

Melihat  kondisi tersebut  maka  saat  ini  sangat  diperlukan  pengetahuan


tentang apa itu energi terbarukan, sumber-sumber energi terbarukan, sekaligus
masalah yang timbul dari pemanfaatan energi terbarukan agar didapatkan solusi atau
kebijakan tentang pemanfaatan energi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan energi?
2. Apa yang dimaksud dengan energi terbarukan?
3. Berasal dari manakan sumber-sumber energi air ?
4. Bagaimana pemanfaatan energi air ?
5. Apa sajakah kekurangan dan kelebihan dari energi air di Indonesia ?
6. Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh energi air?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu energi.
2. Untuk mengetahui tentang energi terbarukan.
3. Untuk mengetahui sumber - sumber energi air.
4. Untuk mengetahui pemanfaatan energi air.
5. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari energi air
6. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Energi Terbarukan
2.1.1 Definisi Energi

Energi adalah kemampuan melakukan kerja. Disebut demikian karena


setiap kerja yang dilakukan sekecil apapun dan seringan apapun tetap
membutuhkan energi. Menurut KBBI energi didefiniskan sebagai daya atau
kekuatan yang diperlukan untuk melakukan berbagai proses kegiatan. Energi
merupakan bagian dari suatu benda tetapi tidak terikat pada benda tersebut.
Energi bersifat fleksibel artinya dapat berpindah dan berubah. Berikut
beberapa pendapat ahli tentang pengertian energi;
1. Energi adalah kemampuan membuat sesuatu terjadi (Robert L.
Wolke)
2. Energi adalah  kemampuan benda untuk melakukan usaha
(Mikrajuddin)
3. Energi adalah suatu bentuk kekuatan yang dihasilkan atau dimiliki
oleh suatu benda (Pardiyono)
4. Energi adalah sebuah konsep dasar termodinamika dan merupakan
salah satu aspek penting dalam analisis teknik (Michael J. Moran),
dll
Dari berbagai pengertian dan definisi energi diatas dapat disimpulkan
bahwa secara umum energi dapat didefinisikan sebagai kekuatan yang dimilki
oleh suatu benda sehingga mampu untuk melakukan kerja.

2.1.2 Definisi Energi Terbarukan

Energi terbarukan adalah adalah energi yang berasal dari "proses alam yang
berkelanjutan", seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air proses biologi, dan panas
bumi.
2.2 Pengertian Air

Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena
pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air
mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang
mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud
energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan
dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air
terjun atau aliran air di sungai. Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air
bergantung pada besarnya head dan debit air. Air adalah substansi kimia dengan
rumus kimia H2O: satu molekul air memiliki dua atom hidrogen kovalen terikat pada
atom oksigen tunggal. Air muncul di alam dalan semua tiga negara umum dari materi
dan dapat mengambil berbagai bentuk di bumi seperti uap air dan awan di langit, air
laut dan gunung es dilautan kutub, gletser dan sungai-sungai di pegunungan, dan
cairan pada akuifer.
Pada suhu dan tekana yang tinggi, seperti di pedalaman planet raksasa, ia
berpendapat bahwa air ada air inonik dimana molekul terurai menjadi sub ion
hidrogen dan oksigen, dan pada tekanan bahkan lebih tinggi sebagai air superionik
dimana oksigen mngkristal tetapi ion hidrogen mengapung dengan bebas dalam kisi
oksigen.

2.3 Sumber - sumber energi air

2.3.1 Energi Kandungan Mekanis Air

a. Air Terjun

Pada dasarnya ada 3 faktor utama dalam penentuan pemakaian suatu potensi
sumber tenaga air untuk pembangkit tenaga listrik, yaitu :

 Jumlah air yang tersedia


 Tinggi terjun yang bisa dimanfaatkan
 Jarak Lokasi

Perlu kita ketahui bahwa potensi energi air terjun adalah memanfaatkan energi
dari ketinggian atau potensial yang selanjutnya dikonversi menjadi energi kinetik
untuk menggerakkan sirip dan memutar turbin selanjutnya dirubah menjadi energi
listrik. Menurut perkiraan, potensi tenaga air yang dapat diperoleh secara teoritis
adalah 48,23.1012 Kwh setahun atau 11,011 GW, bila diperhitungkan faktor kapasitas
besar 50 %. Dari jumlah ini, potensi secara teknis dapat dikembangkan diperkirakan
sebanyak 19,39.1012 Kwh atau 4,426 GW. Pemanfaatan sumber air yang belum
optimal sesuai dengan teoritis karena disebabkan kondisi geografis antara sumber
energi air dengan pusat pembangkit serta transmisi yang menghubungkan antara pusat
pembangkit listrik dengan konsumen listrik.

b. Energi Pasang Surut

Stasiun pembangkit pasang surut memiliki bendungan atau bendungan di


lokasi di mana terjadi perbedaan ketinggian pasang surut yang tinggi. Darat harus ada
ruang yang cukup untuk menyimpan banyak air, sering di mulut sungai atau di celah
lebar. Dengan air pasang yang masuk, air akan melewati bendungan melalui sistem
kunci; pada saat air surut, air dikeluarkan oleh turbin hidrolik untuk menghasilkan
listrik. Dimungkinkan juga untuk menggunakan kekuatan pasang surut untuk
menggerakkan turbin, menggunakan gelombang pasang dua kali. Tenaga dari stasiun
pasang surut akan bergantung pada potensi sumber daya air dari bendungan. Di sini
Persamaan.

P = ρQgh[Js−1]≈10hQ [kW] berlaku.

Perbedaan ketinggian h dan fluks Q [m 3 s-1] dari air yang keluar adalah faktor
penentu dalam menentukan kelayakan ekonomi. Jika seseorang menggunakan
gelombang pasang yang masuk juga, Persamaan

sungai yang mengalir akan berlaku.

Pasang surut ditentukan oleh siklus bulan dan sangat dapat diprediksi. Oleh
karena itu jumlah daya yang akan diproduksi dapat dihitung secara akurat dan dijual
di pasaran. Kesulitannya adalah biaya modal yang tinggi untuk membangun
pembangkit listrik pasang surut, yang akan membuat listrik lebih tinggi. Di lain pihak,
investasi dapat dikumpulkan dengan menimbun penyimpanan selama beberapa jam
pasang rendah, yang dapat meningkatkan daya saing ekonominya.(Egbert Boeker and
Rienk van grondelle: 174)

c. Energi dari Sungai yang Mengalir

Energi kinetik dari sungai yang mengalir di beberapa tempat masih


digunakan untuk menggerakkan roda air. Energi rotasi kemudian digunakan
langsung untuk menyalakan gergaji di industri penebangan kayu, atau alat tenun,
seperti pada industri tekstil Inggris awal. Kincir air modern sering mengubah
rotasi roda menjadi tenaga listrik.
Untuk aliran dengan kecepatan u dan massa m, energi kinetik sama dengan
mu2 / 2. Jika Q [m3 s-1] melewati kincir air atau turbin massanya lagi akan
menjadi Qρ [kg s-1], memberikan tenaga mekanis

(Egbert Boeker and Rienk van grondelle: 170)

d. Energi dari bendungan

Stasiun tenaga air menggunakan bendungan, dari mana air akan turun setinggi h
dan melewati turbin. Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik turbin, yang
digabungkan dengan generator listrik. Massa m dengan ketinggian h akan memiliki
energi potensial mgh, di mana g adalah percepatan gravitasi. Jika Q [m3 s-1] melewati
turbinnya

massa akan menjadi ρQ [kg s -1 ], di mana ρ adalah kepadatan air. Akibatnya daya
mekanis yang dihasilkan bendungan

P = ρQgh[Js -1]≈10hQ [kW]

Ini tentu saja setara dengan Persamaan

P = ρQgh[Js-1=W]≈ Q×(h/100)[MW]

yang diturunkan dalam konteks penyimpanan hidro yang dipompa dari tenaga
listrik. Untuk pembangkit listrik besar, 90% dari output mekanis dapat dikonversi
menjadi tenaga listrik. Penggunaan utama bendungan adalah menggunakan reservoir
untuk mengatur output listrik dengan mengatur aliran Q melalui turbin. Selain
penyimpanan sebagai penggunaan kedua, banyak bendungan juga digunakan untuk
mengatur air irigasi untuk pertanian hilir. Kedua kegunaan, tentu saja, dapat bersaing.
Tenaga air menyediakan sekitar 1/6 dari semua tenaga listrik di tingkat dunia pada
tahun 2008. Di sebagian besar negara industri sebagian besar sumber daya tenaga air
sudah digunakan; ekspansi harus datang dari negara-negara berkembang. Pada tahun
2050 total output tenaga air mungkin telah berlipat ganda. .(Egbert Boeker and Rienk
van grondelle: 169-170).

Air dalam bendungan juga dapat digunakan dalam berbagai cara selain
menghasilkan listrik, seperti untuk irigasi, air minum, rekreasi, dan penyimpanan
energi hidroelektrik yang dipompa. PLTA telah lama dianggap sebagai sumber energi
terbarukan yang paling ramah lingkungan.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, vegetasi


yang membusuk di danau di belakang bendungan dapat memancarkan sejumlah besar
karbon dioksida dan metana. Gangguan habitat alami sekarang diakui sebagai hasil
yang signifikan dari pembangunan bendungan. Ini juga merupakan kasus bahwa,
untuk proyek-proyek bendungan besar seperti Bendungan Tiga Ngarai di Cina, jutaan
orang mungkin terlantar, menyebabkan masalah ekonomi dan sosial yang parah.
Masalah potensial lainnya adalah beratnya air di belakang proyek bendungan besar
dapat menyebabkan pergeseran geologis dan gempa bumi. Pada titik tertentu investasi
energi dan lingkungan yang terlibat dalam menangkap energi dalam aliran air yang
lebih kecil dan lebih kecil akan lebih besar daripada manfaat membangun bendungan
baru. Masalah lingkungan dan ekonomi telah memperlambat pembangunan
bendungan di Amerika Utara; ini ditambah dengan masalah teknis mungkin akan
membatasi tenaga air hingga sebagian kecil tapi signifikan dari pasokan energi global.

Mekanika dasar memberi tahu kita bahwa energi potensial gravitasi, dalam joule,
dari suatu massa, m adalah U = mgh, di mana g adalah percepatan gravitasi dan h
adalah jarak massa di atas beberapa titik referensi. Kita dapat membayangkan "blok"
air yang melewati bendungan memiliki volume Ax, di mana A adalah area permukaan
frontal dari "blok" (area penampang pipa air menuju generator atau cross-sectional
area jalur pelimpah) dan x adalah panjang sewenang-wenang. Massa air kemudian
dapat dinyatakan dengan menggunakan kerapatan, ρ, sebagai m = ρ V = ρ Kapak, dan
energi potensial adalah U = ρ Axgh. Membagi berdasarkan waktu memberikan
kekuatan yang tersedia, dan menggunakan v = x / t untuk kecepatan air, kita dapat
menulis

Ungkapan ini kadang-kadang disebut kepala hidrolik dan merupakan sumber


energi utama untuk bendungan komersial berskala besar tradisional. Persamaan (5.1)
kadang-kadang juga ditulis dalam hal laju aliran, Q = Av, as

(5.2) P = ρ Qgh

di mana Q diukur dalam meter kubik per detik


Air yang bergerak juga memiliki energi kinetik,

Oleh karena itu kekuatan kinetik air dalam gerak Ini adalah sumber
energi untuk turbin bawah laut, yang mengambil keuntungan dari gerakan pasang
surut dan aliran sungai, dan undershot waterwheels. Namun, tidak semua kekuatan ini
dapat diekstraksi; air harus mengalir jauh dari dasar kincir air atau bendungan dan
karenanya masih memiliki energi kinetik residual. Jika kecepatan berubah dari vi ke
vf, maka daya yang dihasilkan adalah

Karenanya, daya total yang tersedia dari air di bendungan setinggi h

di mana vi adalah kecepatan air ketika mencapai bendungan dan vf adalah


kecepatan saat ia mengalir menjauh dari dasar bendungan.(Forinash, 
Kyle.Foundations of Environmental Physics:183-184)

2.4 Potensi dan Pemanfaatan Energi Air di Indonesia

Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyedia energi
listrik melalui pembangkit listrik tenaga air maupun mikrohidro. Potensi tenaga air di
seluruh Indonesia diperkirakan sebesar 75684 MW. Potensi ini dapat dimanfaatkan
untuk pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas 100 MW ke atas dengan jumlah
sekitar 800.
Banyaknya sungai dan danau air tawar yang ada di Indonesia merupakan modal
awal untuk pengembangan energi air ini. Namun eksploitasi terhadap sumber energi
yang satu ini juga harus memperhatikan ekosistem lingkungan yang sudah ada.
Pemanfaatan energi air pada dasarnya adalah pemanfaatan energi potensial
gravitasi.  Energi mekanik aliran air yang merupakan transformasi dari energi
potensial gravitasi dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin atau kincir. Umumnya
turbin digunakan untuk membangkitkan energi listrik sedangkan kincir untuk
pemanfaatan energi mekanik secara langsung.  Pada umumnya untuk mendapatkan
energi mekanik aliran air ini, perlu beda tinggi air yang diciptakan dengan
menggunakan bendungan.  Akan tetapi dalam menggerakkan kincir, aliran air pada
sungai dapat dimanfaatkan ketika kecepatan alirannya memada.
Pembangkit listrik mikrohidro mengacu pada pembangkit listrik dengan skala di
bawah 100 kW.  Banyak daerah pedesaan di Indonesia yang dekat dengan aliran
sungai yang memadai untuk pembangkit listrik pada skala yang demikian. 
Diharapkan dengan memanfaatkan potensi yang ada di desa-desa tersebut dapat
memenuhi kebutuhan energinya sendiri dalam mengantisipasi kenaikan biaya energi
atau kesulitan jaringan listrik nasional untuk menjangkaunya.
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki begitu banyak sumber daya
alam seperti minyak bumi, gas alam, batubara serta potensi-potensi lainnya . Air
merupakan salah satu potensi terbesar yang dimiliki oleh Indonesia sebagai
Pembangkit listrik selain karena ramah lingkungan PLTA juga merupakan pemasok
sekitar 70.000 MW listrik yang ada di Indonesia, berikut beberapa contoh PLTA di
Indonesia :

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Angkup Terdapat di Provinsi DI Aceh


2. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Cibadak Terdapat di Provinsi Jawa
Barat
3. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Saguling Terdapat di Provinsi Jawa
barat
4. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Selorejo Terdapat di Provinsi Jawa
Timur
5. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Sempor Terdapat di Provinsi Jawa
Tengah
6. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Sentani Terdapat di Provinsi Papua
7. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Tes Terdapat di Provinsi Bengkulu

Hal ini membuktikan bahwa indonesia benar-benar berpotensi untuk


menggunakan air sebagai pembangkit listrik yang kedepannya nanti bisa lebih
dikembangkan lagi agar tidak terlalu bergantung ke energi fossil yang semakin hari
semakin menipis.

2.5 Kekurangan dan kelebihan penggunaan PLTA


Keunggulan dan Kekurangan PLTA
Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat
dirangkum secara garis besar sebagai berikut :
1. Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban.
Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai pembangkit
listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di
jaringan.
2. Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan pembangkit
energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh
Indonesia.
3. PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
4. Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk
kegiatan lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.
5. Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi
lingkungan.

Kekurangan dari pembangunan PLTA/kerugiannya yaitu sebagai berikut:


1. Pada lingkungan, yaitu mengganggu keseimbangan ekosistem sungai/danau
akibat dibangunnya bendungan.
2.  Biaya investasi paling mahal.
3.  Pembangunan bendungan memakan waktu yang lama.
4.   Memerlukan lahan yang luas.
5.  Disamping itu terkadang, kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan
resiko kecelakaan dan kerugian yang sangat besar.

2.6 Dampak dari energi air

1. Bendungan air pembangkit listrik dapat menciptakan penghalang bagi migrasi


ikan - masalah serius di bagian barat laut pasifik yang telah mengurangi populasi ikan
salmon.

2. Salah satu dampak negatif dari Hydropower terhadap lingkungan di skala besar
(pemanfaatan waduk) adalah emisi gas methane dari pembusukan materi organik. Hal
ini dikarenakan waduk merupakan titik pengumpulan berbagai zat dari area hulu.
Sebagai bagian siklus alami, zat-zat organik terbawa ke waduk melalui anak sungai.
Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi air limbah domestik, air limbah industri, dan
polutan agrikultur untuk dapat ikut terbawa ke waduk.
3. Hydropower tidak termasuk golongan teknologi karbon netral, atau dalam arti
lain, teknologi ini menambah jumlah bersih GHG ke atmosfer.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa Air merupakan
sumber energi yang luas yang bisa digunakan, ada beberapa pembangkit listrik yang
bisa kita gunakan diantaranya :

 PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)


 PLTO (Pembangkit Listrik Tenaga Ombak)
 PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga MikroHidro)
Banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan apabila menggunakan pembangkit
tenaga air, serta bersahabat dengan lingkungan sekitar. Lagipula potensi air di
Indonesia sangatlah besar sehingga bisa mendapatkan sumber energi air yang sangat
mudah dan besar, serta dapat mengurangi pemakaian energi fosil sebagai bahan bakar
pada pembangkit listrik yang semakin hari semakin berkurang bahkan kandungan
minyak bumi sekarang hanya cukup untuk 19 tahun lagi.

Daftar Pustaka
Boeker ,Egbert and Rienk Van Grondelle.2011.Environmental Physics
Sustainable Energy and Climate Change.amsterdam:Wiley

Edenhofer, O., Pichs-Madruga, R., Sokona, Y., Seyboth, K., Kadner, S., Zwickel, T.,
& Matschoss, P. (Eds.). (2011). Renewable energy sources and climate change
mitigation: Special report of the intergovernmental panel on climate change:
Chapter 5 Hydropower. Cambridge University Press.

Forinash, Kyle.2010.Foundations of Environmental Physics.washington:ISLAND


PRESS

Scherer, L., & Pfister, S. (2016). Hydropower’s Biogenic Carbon Footprint. PloS


one, 11(9), e0161947

Anda mungkin juga menyukai