Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

LISTRIK DAN MAGNET

“Elektromagnetik Faraday”

NAMA : KORRY NILYANI


NIM :17033100
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA (C)
DOSEN PEMBIMBING : Dra. Desnita, M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
Elektromagnetik Faraday

A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan besarnya medan magnet berdasarkan perubahan sudut
2. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan ggl induksi
3. Menyelidiki hubungan antara luas penampang dengan ggl induksi
4. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan fluks magnet

B. Alat dan Bahan


1. Virtual lab
a) Komputer/laptop
b) Software elektromagnetik faraday
c) Aplikasi java
2. Nyata
Alat : Bahan :
a) Multimeter a) Kawat logam
b) Galvanometer b) Resiator
c) Kompas c) Kapasitor
d)Kabel penghubung

C. Teori Dasar

1. Kemagnetan dan kelistrikan


Kemagnetan dan kelistrikan merupakan dua gejala alam yang prosesnya dapat
di bolak-balik. Ketikan H.C Oersted membuktikan sector kawat beraus listrrik
terdapat medan magnet (artinya listrik menimbulkan magnet ) para ilmuan mulai
memikirkan tentang kaitan antara kelistrikan dan kemagnetan. Tahun 1821 Michel
faraday bahwa perubahan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik (artinya
magnet menimbulkan listrik ) melalui eksperrimen yang sangat sederhana , yaitu
sebuah magnet yang di gerakkan masuk dan keluar pada kumparan kawat logam.
Galvanometer merupakan alat yang dapat di gunakan untuk mengetahui ada atau
tidak adanya arus yang mengalir. Ketika sebuah kawat di gerakkan masuk dan keluar
pada kumparan kawat logam maka jarum galvanometer menyimpang kekanan dan
kekiri.Begeraknya jarum galvanometer menunjukkan bahwa magnet yang di gerakkan
keluar dan masuk pada kumparan menimbulkan arrus listik.Arus listrik bisa terjadi
jika pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL.GGL yang terjadi di ujung-ujung
kumparan dinamakan GGL induksi

Medan magnet pada suatu titik bukan hanya dapat dihasilkan oleh medan magnet
permanen akan tetapi juga dapat dihasilkan oleh kawat berarus. Disekitar kawat
berarus terdapat muatan listrik dengan garis gaya magnet melikar dan berpusat pada
kawat tersebut.

2. Penyebab terjadinya GGL induksi`


Ketika kutub utara magnet digerakkan mamasuki kumparan,jumlah garis dari ga
ya-gaya magnet yang terdapat didalam kumparan bertambah banyak. Bertambahnya j
umlah garis-garis gaya ini menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan. G
GL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik mengalir menggerakkan jaru
m galvanometer.Arah arus induksi dapat ditentukan dengan cara memperhatikan arah
medan magnet yang ditimbulkannya. Pada saat magnet masuk,garis gaya dan kumpar
an betambah.Akibatnya medan magnet hasil arus induksi bersifat mengurangi gaya itu
Dengan demikian ujung kumparan itu merupakan kutub utara sehingga arah itu meru
pakan arah arus induksi dan sebalinya.
Di dalam kumparan timbul suatu beda potensial (atau gaya gerak listrik, GGL),
Timbulnya GGL dengan cara ini disebut induksi elektromagnetik,Batang magnet me
miliki medan magnet di sekitarnya. Medan magnet divisualkan dalam bentu garis-gari
s medan. Sebuah batang magnet mempunyai bentuk garis-garis medan magnet. Seku
mpulan garis-garis medan disebut fluks magnet.Bentuk garis-garis medan magnet pad
a sebuah batang magnet.GGL yang di induksi oleh fluks magnet yang berubah dapat d
ianggap terdistribusi di seluruh rangkaiannya.
Gaya magnetic yang bekerja pada konduktor berarus.arus adalah kumpulan parti
kel bermuatan dan bergeak.oleh sebab itu, gaya resultan yang di hasilkan oleh medan
kawat adalah penjumlahan vector dan masing-masing gaya yang dihasilkan oleh meda
n kawat adalah penjumlahan vector darri masing-masing gaya yang dihasilkan arus.ga
ya yang dihasilkan pada partikel bermuatan yang membentuk arus gaya yang dihasilk
an pada partikel yang diteruskan ke kawat ketika partikel bertumbukan dengan atom y
ang membentuk kawat.
Pada umumnya, medan magnetic muncul di sekitar magnet.Benda-benda yang
memiliki sifat kemagnetan akan terpengaruh oleh medan magnet itu. Sesuatu yang me
ngejutkan,bila disekitar benda yang bukan termasuk magnetic terdapat medan magneti
c.Peristiwa keanehan itu pertama kali ditemukan oleh Oersted.Hans Christian Oersted
pada tahun 1820 menemukan bahwa arus listrik dalam sebuah kawat penghantar dapat
menghasilkan efek magnetk. Efek magnetic yang ditimbulkan oleh arus tersebut dapat
membelokkan arah jarum kompas.
Arah meda magnetic induksi dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tan
gan kanan seperti gamba 1 dibawah ini.

Gambar 1.Kaedah tangan kanan

Kaidah tangan kanan menyatakna bahwa, jika kita mengenggam penghantar seh
ingga ibu jari kita menunjukkan arah arus maka arah genggaman jari yang lain menun
jukkan arah medan magnetic induksi disekitar penghantar. Sedangkan arah medan ma
gnetic di suatu titik searah dengan garis singgung lingkaran di titik tersebut,seperti ya
ng di tunjukkan pada gambar 2.
Gambar 2,Arah medan magnetic induksi disuatu titik disekitar aus listrik
Gelombang mekanik merupakan gelombang yang memerlukan medium untuk per
ambatannya.selain gelombang mekanik,terdapat gelombang yang perambatannya tida
k memerlukan medium,yaitu gelombang elektrromagnetik.cahaya merupakan contoh
gelombang elektromagnetik.

3. Hukum Faraday
Melalui berbagai percobaan, Mchael Faraday (1791-1867),seorang ilmuwan jeni
us dari inggris akhirnya berhasil membuktikan bahwa arus listrik memang dapat dihas
ilkan dari perubahan medan magnetic.Peistiwa dihasilkan nya arus listrik akibat adany
a perubahan medan magnetic dinamakan induksi elektromagnetik, sedangkan arus yan
g dihasilkan dari induksi elektromagnetik dinamakan arus induksi.Penemuan ini dina
makan” Hukum Faraday”, Penemuan ini dianggap sebagai penemuan monumental. M
engapa?Pertama,”Hukum Faraday”.Memiliki arti penting didalam hubungan dengan p
engertian teoritis tentang elektromagnetik.Kedua,elektromagnetik dapat dipergunakan
sebagai penggerak secara terus-menerus arus aliran listrik seperti yang digunakan oleh
Faraday dalam pembuatan dinamo listik petama.
Menurut Faraday,besar GGL induksi pada kedua ujung kumparan sebanding de
ngan laju perubahan fluks magnetic yang dilingkupi perubahan. Artinya, makin cepat
terjadinya fluks magnetic makin besar GGL yang timbul.adapun yang dimaksud fluks
magnet adalah kerapatan garis-garis gaya dalam medan magnet. Artinya fluks magnet
yang berada di permukaan yang lebih luas kerapatannya rendah dan kuat medan magn
et lebih lemah.sedangkan pada permukaan yang lebih sempit kerapatannya tinggi mak
a kuat medan magnet lebih tinggi. Satuan internasional dari fluks magnetic adalah diu
kur dalam weber disingkat dengan wb dan didefenisikan dengan :
“suatu medan magnet serba sama mempunyai fluks magnetic sebesar 1 weber bi
la sebatang penghantar memotong garis-garis gaya magnetic selama 1 detik aka
n menimbulkan gaya gerak listik sebesar 1 volt”.

4. Induksi Magnet dan Fluks Magnet

Dari hasil percobaan Faraday di peroleh kesimpulan tantang besarnya GGL indu
ksi sebagai berikut :
a. Besar ggl induksi bergantung pada kecepatan gerakan batang magnet,dalam
hal ini sama dengan perubahan fluks magnetic setiap saat.
b. Besar ggl induksi bergantung pada jumlah lilitan pada kumparan.

Dengan demikian,besar ggl induksi yang dihasilkan adalah

(3.1)

Keterangan :

ε = ggl induksi (volt) 


N = banyaknya lilitan kumparan 
ΔΦB  = perubahan fluks magnetik (weber) 
Δ t = selang waktu (s)

Tanda negatif yang digunakan untuk menentukan arah ggl induksi.Cara lain unt
uk mendapatkan perubahan fluks magnetic ialah kawat digerakkan,sedangkan magnet
nya tetap.dengan cara seperti ini, pada kawatakan terjadi perubahan fluks magnetic ya
ng meghasilkan ggl induksi.
Hukum Lenz pada kawat AB timbul gaya Lorentz yang arah nya berlawanan de
ngan arah gerak kawat AB.besarnya gaya Lorenz tersebut bernilai negative (-),sehing
ga besarnya usaha mekanik yang harus dilawan untuk memindahkan kawat AB sejauh
s adalah
W=-F.S (3.2)
Selama bergerak menempuh jarak s,pada kawat mengalir arus I,sehingga pada kawat
tersebut timbul energy listrik sebesar.
W=I2lt (3.3)
Menurut hokum kekekalan energy, besa kedua energy tersebur sama sehingga:
-FS = I2lt
-Fvt = I2lt s = vt
-BIlvt = I2lt F = BIl
Il = -lv

Il adalah beda potensial, dalam hal ini sama dengan ggl induksi Il = ε
Dengan demikian ,rumus diatas dapat di tulis :

ε = -BIlv (3.4)

Keterangan :

ε = ggl induksi (volt) 


B = medan magnet (Wh/m2)

L = panjang kawat (m)

v = kecepatan gerak kawat (m/s)

jika arah medan magnet dengan kawat AB tidak tegak lurus,melainkan membentuk s
udut sehingga ggl induksi yang dihasilkan dirumuskan :

ε = -Biv sin θ (3.5)

Induksi magnet sangat bergantng pada waktu yaitu semakin cepat terjadinya
perubahan medan magnet GGL induksi akan semakin besar.disisi lain, GGL tidak
sebanding dengan laju perubahan medan magnetic B,tetapi sebanding dengan laju
perubahan fluks magnetic yang bergerak melintasi loop seluas A.secara matematis
fluks magnetic tersebut dinyatakan sebagai:

Φ = B A sin θ (3.6)

Dengan B sama dengan rapat fluks magnetic,yaitu banyaknya fluks magnetic per
satuan luas penampang yang di tembus gaya fluks magnetic tegak lurus.dan θ
adalah satuan sudut antara B dan satuan gerak lurus permukaan kumparan. Jika
permukaan kumparan tegak lurus B, θ = 900 dan Φθ =0,tetapi jika B sejajar tehadap
kumparan θ =00 ,sehingga

ΦB = B.A (3.7)

Jika fluks Φθ dapat dianggap sebanding dengan jumlah garis yang melewati
kumparan. Dari defenisi fluks tersebut dapat dinyatakan bahwa jika fluks yang
melalui loop kawat penghantar dengan N lilitan berubah sebesar ΦB dalam waktu
∆t.
D. Prosedur kerja

1. Membuka software Elektromagnetik Faraday

2. Menentukan besarnya medan magnet berdasarkan perubahan sudut

a. Mengklik “magnet batang” pada bagian atas layar

b. Menampilkan alat uku medan magnet

c. Menggeser alat ukur tesebut untuk mendapatkan sudut

d. Mencatat nilai B, Bx, By, yang terdapat pada alat ukur

e. Melakukan variasi sudut sebanyak 10 kali,kemudian memasukkan data yang


didapatkan pada table 1

3. Menyelidikan hubungan antara jumlah lilitan dengan GGL induksi

a. Mengambil gulungan kawat kompleks dan alat ukur medan magnet

b. Mengganti inductor pada gulungan kawat menjadi alat voltase

c. Memvariasikan jumlah lilitan

d. Menarik magnet keluar dan masuk lilitan dan mencatat nilai yang ditunjukka
n oleh alat ukur

e. Dengan melakukan hal yang sama,kemudian memvariasikan jumlah lilitan da


n memasukkan data pada table 2

4. Menyelidiki hubungan antara luas penampang dengan GGL induksi

a. Mengambil bagian elektromagnetik pada bagian atas layar

b. Menyiapkan alat uku yang akan digunakan

c. Menetapkan jumlah lilitan dan sudut

d. Memvariasikan nilai GGL induksi dengan menggeser tombol pada layar dan
mengukur Bx

e. Memvariasikan nilai GGL induksi sebanyak 10 kali dan mencatat data pada ta
ble 3

5. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan fluks maget

a. Menetapkan nilai GGL induksi dan sudut

b. Menyiapka alat ukur yang akan digunakan

c. Memvariasikan jumlah lilitan dan mencatat nilan Bx yang ditunjukkan pada a


lat ukur

d. Memvariasikan jumlah lilitan sebanyak 4 kali dan memasukkan data pada tab
le 4
E. Tabel data

1. Menentukan besarnya medan magnet berdasarkan perubahan sudut.

No. θ B BXU BXH BYU BYH

1. 20.66 ⁰ 3.13 G 2.93 G 2.93 G 1.10 G 1.10 G

2. 21.67 ⁰ 2.08 G 1.93 G 1.93 G 0.77 G 0.77 G

3. 22.40 ⁰ 1.46 G 1.35 G 1.35 G 0.56 G 0.56 G

4. 23.35 ⁰ 1.17 G 1.07 G 1.07 G 0.46 G 0.46 G

5. 24.78 ⁰ 0.92 G 0.84 G 0.84 G 0.39 G 0.39 G

6. 25.44 ⁰ 0.76 G 0.69 G 0.69 G 0.33 G 0.33 G

7. 26.02 ⁰ 0.64 G 0.57 G 0.57 G 0.28 G 0.28 G

8. 27.53 ⁰ 0.68 G 0.60 G 0.60 G 0.31 G 0.31 G

9. 28.35 ⁰ 0.49 G 0.43 G 0.43 G 0.23 G 0.23 G

10. 29.36 ⁰ 0.41 G 0.35 G 0.35 G 0.20 G 0.20 G

2. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan GGL induksi.

No. N ℇ ᶺᶲ/ᶺt
1. 1 4 -4

2. 2 8 -4

3. 3 11 -3,6

3. Menyelidiki hubungan antara luas penampang dengan GGL induksi.

N= 4 θ=60.40 ⁰

No. ℇ Bx A

1. 1V 0.11 G 4,60

2. 2V 0.21 G 4,82

3. 3V 0.32 G 4,74

4. 4V 0.43 G 4,70

5. 5V 0.53 G 4,77
6. 6V 0.64 G 4,74

7. 7V 0.83 G 4,26

8. 8V 0.95 G 4,79

9. 9V 1.07 G 4,25

10. 10V 1.19 G 4,25

4. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan fluks magnet

ℇ= 4 V θ= 70.40 ⁰

No. N Bx ᶺᶲ/ᶺt
1. 1 0.08 G -4

2. 2 0.16 G -2

3. 3 0.25 G -1,3

4. 4 0.33 G -1
F. Pengolahan data

Tabel 1.

1. θ =20.66 ⁰

B =3,13 G

%
BxU =2.93 G KSR(%)= =0

BxH = B cos θ

= 3,13 cos 20,66

= 2,93 G

ByU = 1.10 G KSR(%)=

ByH = B sin θ = 0%

= 3,13 sin 20,66

= 1,10 G

2. θ = 21.67 ⁰

B =2.08 G

BxU = 1.93 G KSR(%)=

BxH = B cos θ =0%

= 2,08 cos 21,67

= 1,93 G

ByU = 0.77 G KSR(%)=

ByH = B sin θ = 0%

= 2,08 sin 21,67

= 0,77 G
3. θ = 22.40 ⁰

B = 1.46 G

BxU =1.35 G KSR(%)=| |

BxH = B cos θ =0 %

= 1,46 cos 22,40

= 1,35 G

ByU =0.56 G KSR(%)=| |

ByH = B sin θ = 0%

= 1,46 sin 22,40

= 0,56 G

4. θ =23.35 ⁰

B =1.17 G

BxU = 1.07 G KSR(%)=| |

BxH = B cos θ =0 %

= 1,17 cos 23,35

= 1,07 G

ByU = 0.46 G KSR(%)=| |

ByH = B sin θ = 0%

= 1,17 sin 23,35

= 0,46 G
5. θ =24.78 ⁰

B =0,92 G

BxU = 0.84 G KSR(%)=| |

BxH = B cos θ =0 %

= 0,92 cos 24,78

= 0,84 G

ByU = 0.39 G KSR(%)=| |

ByH = B sin θ = 0%

= 0,92 sin 24,78

= 0,39 G

6. θ =25.44 ⁰

B =0.76 G

BxU = 0.69 G KSR(%)=| |

BxH = B cos θ =0 %

= 0,76 cos 25,44

= 0,69 G

ByU = 0.33 G KSR(%)=| |

ByH = B sin θ = 0%

= 0,76 sin 25,44

= 0,33 G
7. θ =26.02 ⁰

B=0.64 G

BxU = 0.57 G KSR(%)=| |

BxH = B cos θ =0%

= 0,64 cos 26,02

= 0,57 G

ByU =0.28 G KSR(%)=| |

ByH = B sin θ = 0%

= 0,64 sin 26,02

= 0,28 G

8. θ =27.53 ⁰

B=0.68 G

BxU = 0.60 G KSR(%)=| |

BxH = B cos θ =0%

= 0,68 cos 27,53

= 0,60 G

ByU =0.31 G KSR(%)=| |

ByH = B sin θ = 0%

= 0,68 sin 27,53

= 0,31 G
9. θ =28.35 ⁰

B =0.49 G

BxU = 0.43 G KSR(%)=| |

BxH = B cos θ =0%

= 0,49 cos 28,35

= 0,43G

ByU = 0.23 G KSR(%)=| |

ByH = B sin θ = 0%

= 0,49 sin 28,35

= 0,23 G

10. θ =29.36 ⁰

B =0.41 G

BxU = 0.35 G KSR(%)=| |

BxH = B cos θ =0%

= 0,41 cos 29,36

= 0.35 G

ByU = 0.20 G KSR(%)=| |

ByH = B sin θ = 0%

= 0,41 sin 29,36

= 0,20 G
Tabel 2.

∆∅
ε = N ∆t
∆∅ ε
=
∆t N

1. N = 1

ε =4

∆ ∅ −ε
=
∆t N

2. N = 2

ε =8

∆ ∅ −ε
=
∆t N

3. N = 3

ε = -11

∆ ∅ −ε
=
∆t N
Tabel 3.

ε
A=
N Bx cos θ

N=4 θ =60,40

1. ε = 1
Bx = 0.11 G

2. ε= 2
Bx = 0.21 G

3. ε= 3
Bx = 0,32 G

4. ε= 4
Bx = 0,43 G

5. ε= 5
Bx = 0,53 G
6. ε = 6
Bx = 0,64 G

7. ε = 7
Bx = 0,83 G

8. ε = 8
Bx = 0,95 G
8
A=
4.0,59 cos 45
= 4.79

9. ε = 9
Bx = 1,07 G

10. ε = 10
Bx = 1,19 G
Tabel 4
∆ ∅ −ε
=
∆t N

ε = 4V
Θ=70,40֯

1. N = 1

2. N = 2

3. N = 3

4. N = 4
G . Pembahasan

Pada percobaa pertama kami menentukan besarnya medan magnet berdasarkan


peubahan sudut. Dengan cara memvariasikan sudutnya dan mengukur B,Bx, dan By d
imana sudut yang kami variasikan 20.66 ⁰,21.67 ⁰,22.40 ⁰,23.35 ⁰,24.78 ⁰,25.44 ⁰,26.02
⁰,27.53 ⁰,28.35 ⁰,29.36 ⁰ dan diperoleh variasi medan magnet yaitu 3.13 G ,2.08 G, 1.46
G,1.17 G,0.92 G,0.76 G,0.64 G,0.68 G,0.49 G,0.41 G . Dari percobaan ini dapat disimpulkan
bahwa semakin besar sudut yang diberikan maka akan semakin kecil medan listrik ya
ng dihasilkan. Maka di dapat nilai Bx dan nilai By pada pecobaan ini hasil yang di per
oleh dari hasil pengukuran tidak jauh berbeda atau sama dengan hasil yang dipeoleh d
ari hasil perhitungan.

Percobaan kedua kami menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan GGL
induksi dengan cara memvariasikan jumlah lilitan yaitu N : 1, 2, 3 kemudian didapat n
ilai ε : 4,8,11, dan di dapat laju setiap fluksnya sebesar -4,-4 dan -3,6, dari percobaan
ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar atau banyak jumlah lilitan yang
digunakan, maka akan semakin besar GGL induksi yang dihasilkan dan sebaliknya.

Pada pecobaan ketiga kami menyelidiki hubungan antara jumlah lilita dan
susutnya, dengan memvariasikan GGL induksi seharusnya pada percobaan ini jika
semakin besal GGL yang di berikan n maka akan semakin besar pula luas penampang
sebanding dengan GGL induksi tetapi pada percobaan ini luas penampang yang
dihasilkan untuk semua variasinya tetap. Hal ini disebabkan kesalahan dalam
praktikum.

Percobaan selanjutnya yaitu kami menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan


dengan fluks magnetic dengan cara menetapkan nilai GGL induksi dan
memvariasikan jumlah lilitan. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa semakin
banyak lilitan yang digunakan maka akan semakin kecil laju perubahan fluks yang
akan dihasilkan.

H. Kesimpulan
1. Menentukan besarnya medan magnet berdasarkan perubahan sudut

Θ=20.66 ⁰ B = 3.13 G Bxu = 3.13 G Bxy =1.10 G

Θ=21.67 ⁰ B = 2.08 G Bxu = 1.93 G Bxy = 0.77 G

2.Hubungan antara ggl induksi dengan jumlah lilitan adalah berbanding lurus yang mana jika
nilai ggl induksi besar maka jumlah lilitannya juga akan semakin besar.

3. Hubungan antara luas penampang dengan ggl induksi adalah berbanding lurus, jika
semakin besar ggl induksinya maka akan semakin besar pula las penampangnya.

4.Hubungan antara jumlah lilitan dengan fluks magnet adalah berbanding terbalik. se
makin besar jumlah lilitan maka fluks magnet semakin kecil saat GGL induksi tetap d
an sebaliknya .

Tabel 1
Tabel 2

Tabel 3
Tabel 4
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto . j . 2009 . Fisika . Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nas


ional.

Ramli . 2006 . Bahan Ajar Fisika Dasar . Padang : UNP Press.

Tim mata kuliah listrik dan magnet . 2018 . Penuntun Praktikum Listik dan Magnet .

Padang : UNP

Anda mungkin juga menyukai