“Elektromagnetik Faraday”
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
Elektromagnetik Faraday
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan besarnya medan magnet berdasarkan perubahan sudut
2. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan ggl induksi
3. Menyelidiki hubungan antara luas penampang dengan ggl induksi
4. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan fluks magnet
C. Teori Dasar
Medan magnet pada suatu titik bukan hanya dapat dihasilkan oleh medan magnet
permanen akan tetapi juga dapat dihasilkan oleh kawat berarus. Disekitar kawat
berarus terdapat muatan listrik dengan garis gaya magnet melikar dan berpusat pada
kawat tersebut.
Kaidah tangan kanan menyatakna bahwa, jika kita mengenggam penghantar seh
ingga ibu jari kita menunjukkan arah arus maka arah genggaman jari yang lain menun
jukkan arah medan magnetic induksi disekitar penghantar. Sedangkan arah medan ma
gnetic di suatu titik searah dengan garis singgung lingkaran di titik tersebut,seperti ya
ng di tunjukkan pada gambar 2.
Gambar 2,Arah medan magnetic induksi disuatu titik disekitar aus listrik
Gelombang mekanik merupakan gelombang yang memerlukan medium untuk per
ambatannya.selain gelombang mekanik,terdapat gelombang yang perambatannya tida
k memerlukan medium,yaitu gelombang elektrromagnetik.cahaya merupakan contoh
gelombang elektromagnetik.
3. Hukum Faraday
Melalui berbagai percobaan, Mchael Faraday (1791-1867),seorang ilmuwan jeni
us dari inggris akhirnya berhasil membuktikan bahwa arus listrik memang dapat dihas
ilkan dari perubahan medan magnetic.Peistiwa dihasilkan nya arus listrik akibat adany
a perubahan medan magnetic dinamakan induksi elektromagnetik, sedangkan arus yan
g dihasilkan dari induksi elektromagnetik dinamakan arus induksi.Penemuan ini dina
makan” Hukum Faraday”, Penemuan ini dianggap sebagai penemuan monumental. M
engapa?Pertama,”Hukum Faraday”.Memiliki arti penting didalam hubungan dengan p
engertian teoritis tentang elektromagnetik.Kedua,elektromagnetik dapat dipergunakan
sebagai penggerak secara terus-menerus arus aliran listrik seperti yang digunakan oleh
Faraday dalam pembuatan dinamo listik petama.
Menurut Faraday,besar GGL induksi pada kedua ujung kumparan sebanding de
ngan laju perubahan fluks magnetic yang dilingkupi perubahan. Artinya, makin cepat
terjadinya fluks magnetic makin besar GGL yang timbul.adapun yang dimaksud fluks
magnet adalah kerapatan garis-garis gaya dalam medan magnet. Artinya fluks magnet
yang berada di permukaan yang lebih luas kerapatannya rendah dan kuat medan magn
et lebih lemah.sedangkan pada permukaan yang lebih sempit kerapatannya tinggi mak
a kuat medan magnet lebih tinggi. Satuan internasional dari fluks magnetic adalah diu
kur dalam weber disingkat dengan wb dan didefenisikan dengan :
“suatu medan magnet serba sama mempunyai fluks magnetic sebesar 1 weber bi
la sebatang penghantar memotong garis-garis gaya magnetic selama 1 detik aka
n menimbulkan gaya gerak listik sebesar 1 volt”.
Dari hasil percobaan Faraday di peroleh kesimpulan tantang besarnya GGL indu
ksi sebagai berikut :
a. Besar ggl induksi bergantung pada kecepatan gerakan batang magnet,dalam
hal ini sama dengan perubahan fluks magnetic setiap saat.
b. Besar ggl induksi bergantung pada jumlah lilitan pada kumparan.
(3.1)
Keterangan :
Tanda negatif yang digunakan untuk menentukan arah ggl induksi.Cara lain unt
uk mendapatkan perubahan fluks magnetic ialah kawat digerakkan,sedangkan magnet
nya tetap.dengan cara seperti ini, pada kawatakan terjadi perubahan fluks magnetic ya
ng meghasilkan ggl induksi.
Hukum Lenz pada kawat AB timbul gaya Lorentz yang arah nya berlawanan de
ngan arah gerak kawat AB.besarnya gaya Lorenz tersebut bernilai negative (-),sehing
ga besarnya usaha mekanik yang harus dilawan untuk memindahkan kawat AB sejauh
s adalah
W=-F.S (3.2)
Selama bergerak menempuh jarak s,pada kawat mengalir arus I,sehingga pada kawat
tersebut timbul energy listrik sebesar.
W=I2lt (3.3)
Menurut hokum kekekalan energy, besa kedua energy tersebur sama sehingga:
-FS = I2lt
-Fvt = I2lt s = vt
-BIlvt = I2lt F = BIl
Il = -lv
Il adalah beda potensial, dalam hal ini sama dengan ggl induksi Il = ε
Dengan demikian ,rumus diatas dapat di tulis :
ε = -BIlv (3.4)
Keterangan :
jika arah medan magnet dengan kawat AB tidak tegak lurus,melainkan membentuk s
udut sehingga ggl induksi yang dihasilkan dirumuskan :
Induksi magnet sangat bergantng pada waktu yaitu semakin cepat terjadinya
perubahan medan magnet GGL induksi akan semakin besar.disisi lain, GGL tidak
sebanding dengan laju perubahan medan magnetic B,tetapi sebanding dengan laju
perubahan fluks magnetic yang bergerak melintasi loop seluas A.secara matematis
fluks magnetic tersebut dinyatakan sebagai:
Φ = B A sin θ (3.6)
Dengan B sama dengan rapat fluks magnetic,yaitu banyaknya fluks magnetic per
satuan luas penampang yang di tembus gaya fluks magnetic tegak lurus.dan θ
adalah satuan sudut antara B dan satuan gerak lurus permukaan kumparan. Jika
permukaan kumparan tegak lurus B, θ = 900 dan Φθ =0,tetapi jika B sejajar tehadap
kumparan θ =00 ,sehingga
ΦB = B.A (3.7)
Jika fluks Φθ dapat dianggap sebanding dengan jumlah garis yang melewati
kumparan. Dari defenisi fluks tersebut dapat dinyatakan bahwa jika fluks yang
melalui loop kawat penghantar dengan N lilitan berubah sebesar ΦB dalam waktu
∆t.
D. Prosedur kerja
d. Menarik magnet keluar dan masuk lilitan dan mencatat nilai yang ditunjukka
n oleh alat ukur
d. Memvariasikan nilai GGL induksi dengan menggeser tombol pada layar dan
mengukur Bx
e. Memvariasikan nilai GGL induksi sebanyak 10 kali dan mencatat data pada ta
ble 3
d. Memvariasikan jumlah lilitan sebanyak 4 kali dan memasukkan data pada tab
le 4
E. Tabel data
No. N ℇ ᶺᶲ/ᶺt
1. 1 4 -4
2. 2 8 -4
3. 3 11 -3,6
N= 4 θ=60.40 ⁰
No. ℇ Bx A
1. 1V 0.11 G 4,60
2. 2V 0.21 G 4,82
3. 3V 0.32 G 4,74
4. 4V 0.43 G 4,70
5. 5V 0.53 G 4,77
6. 6V 0.64 G 4,74
7. 7V 0.83 G 4,26
8. 8V 0.95 G 4,79
9. 9V 1.07 G 4,25
ℇ= 4 V θ= 70.40 ⁰
No. N Bx ᶺᶲ/ᶺt
1. 1 0.08 G -4
2. 2 0.16 G -2
3. 3 0.25 G -1,3
4. 4 0.33 G -1
F. Pengolahan data
Tabel 1.
1. θ =20.66 ⁰
B =3,13 G
%
BxU =2.93 G KSR(%)= =0
BxH = B cos θ
= 2,93 G
ByH = B sin θ = 0%
= 1,10 G
2. θ = 21.67 ⁰
B =2.08 G
= 1,93 G
ByH = B sin θ = 0%
= 0,77 G
3. θ = 22.40 ⁰
B = 1.46 G
BxH = B cos θ =0 %
= 1,35 G
ByH = B sin θ = 0%
= 0,56 G
4. θ =23.35 ⁰
B =1.17 G
BxH = B cos θ =0 %
= 1,07 G
ByH = B sin θ = 0%
= 0,46 G
5. θ =24.78 ⁰
B =0,92 G
BxH = B cos θ =0 %
= 0,84 G
ByH = B sin θ = 0%
= 0,39 G
6. θ =25.44 ⁰
B =0.76 G
BxH = B cos θ =0 %
= 0,69 G
ByH = B sin θ = 0%
= 0,33 G
7. θ =26.02 ⁰
B=0.64 G
= 0,57 G
ByH = B sin θ = 0%
= 0,28 G
8. θ =27.53 ⁰
B=0.68 G
= 0,60 G
ByH = B sin θ = 0%
= 0,31 G
9. θ =28.35 ⁰
B =0.49 G
= 0,43G
ByH = B sin θ = 0%
= 0,23 G
10. θ =29.36 ⁰
B =0.41 G
= 0.35 G
ByH = B sin θ = 0%
= 0,20 G
Tabel 2.
∆∅
ε = N ∆t
∆∅ ε
=
∆t N
1. N = 1
ε =4
∆ ∅ −ε
=
∆t N
2. N = 2
ε =8
∆ ∅ −ε
=
∆t N
3. N = 3
ε = -11
∆ ∅ −ε
=
∆t N
Tabel 3.
ε
A=
N Bx cos θ
N=4 θ =60,40
1. ε = 1
Bx = 0.11 G
2. ε= 2
Bx = 0.21 G
3. ε= 3
Bx = 0,32 G
4. ε= 4
Bx = 0,43 G
5. ε= 5
Bx = 0,53 G
6. ε = 6
Bx = 0,64 G
7. ε = 7
Bx = 0,83 G
8. ε = 8
Bx = 0,95 G
8
A=
4.0,59 cos 45
= 4.79
9. ε = 9
Bx = 1,07 G
10. ε = 10
Bx = 1,19 G
Tabel 4
∆ ∅ −ε
=
∆t N
ε = 4V
Θ=70,40֯
1. N = 1
2. N = 2
3. N = 3
4. N = 4
G . Pembahasan
Percobaan kedua kami menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan GGL
induksi dengan cara memvariasikan jumlah lilitan yaitu N : 1, 2, 3 kemudian didapat n
ilai ε : 4,8,11, dan di dapat laju setiap fluksnya sebesar -4,-4 dan -3,6, dari percobaan
ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar atau banyak jumlah lilitan yang
digunakan, maka akan semakin besar GGL induksi yang dihasilkan dan sebaliknya.
Pada pecobaan ketiga kami menyelidiki hubungan antara jumlah lilita dan
susutnya, dengan memvariasikan GGL induksi seharusnya pada percobaan ini jika
semakin besal GGL yang di berikan n maka akan semakin besar pula luas penampang
sebanding dengan GGL induksi tetapi pada percobaan ini luas penampang yang
dihasilkan untuk semua variasinya tetap. Hal ini disebabkan kesalahan dalam
praktikum.
H. Kesimpulan
1. Menentukan besarnya medan magnet berdasarkan perubahan sudut
2.Hubungan antara ggl induksi dengan jumlah lilitan adalah berbanding lurus yang mana jika
nilai ggl induksi besar maka jumlah lilitannya juga akan semakin besar.
3. Hubungan antara luas penampang dengan ggl induksi adalah berbanding lurus, jika
semakin besar ggl induksinya maka akan semakin besar pula las penampangnya.
4.Hubungan antara jumlah lilitan dengan fluks magnet adalah berbanding terbalik. se
makin besar jumlah lilitan maka fluks magnet semakin kecil saat GGL induksi tetap d
an sebaliknya .
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
DAFTAR PUSTAKA
Tim mata kuliah listrik dan magnet . 2018 . Penuntun Praktikum Listik dan Magnet .
Padang : UNP