Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

INDUKSI MAGNET

OLEH :
NAMA : ILHAM MAULANA
NPM : 218120009

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kawat yang dialiri listrik atau kawat berarus memiliki medan magnet disekitarnya. Hal
ini dibuktikan oleh H.C Oersted. Sebagai bagian dari gejala-gejalan alam, proses
kemagnetan dan kelistrikan dapat dibolak-balik. Yang artinya kemagnetan dapat
menimbulkan kelistrikan.
Michael Faraday terusik untuk melakukan serangkaian percobaan. Ia berhasil
menunjukkan bahwa arus listrik dapat dihasilkan dari perubahan medan magnet. Peristiwa
dihasilkanya listrik dari medan maget ini dinamakan induksi elektromagnetik. Arus yang
dihasilkan dari induksi elektromagnetik ini dinamakan arus induksi (Yohanes Surya, 2009).
Penemuan induksi elektromagnetik ini membawa dampak yang sangat besar bagi
perkembangan teknologi. Diantaranya adalah penemuan generator (alat yang mampu
menghasilkan listrik) dan transformator (alat untuk mengubah tegangan listrik).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan induksi elektromagnetik?
2. Bagaimanakah prinsip-prinsip dalam induksi elektromagnetik?
3. Apakah yang dimaksud dengan hukum lenz?
4. Apakah yang dimaksud dengan induktansi diri?
5. Bagaimana penerapan induksi elektromagnetik dalam teknologi?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari induksi elektromagnetik.
2. Mengetahui prinsip-prinsip induksi elektromagnatik.
3. Mengetahui pengertian hukum lenz.
4. Mengetahui pengertian induktansi diri.
5. Mengetahui penerapan induksi elektromagnatik dalam teknologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. GGL Induksi (Induksi Elektromagnetik)


Konsep tentang fluks magnet pertama kali dikemukaan oleh ilmuwan Fisika yang
bernama Michael Faraday untuk menggambarkan medan magnet. Ia menggambarkan medan
magnet dengan menggunakan garis-garis gaya, di mana daerah yang medan magnetnya kuat
digambarkan garis gaya rapat dan yang kurang kuat digambarkan dengan garis gaya yang
kurang rapat. Sedangkan untuk daerah yang memiliki kuat medan yang homogen
digambarkan garis-garis gaya yang sejajar. Garis gaya magnet dilukiskan dari kutub utara
magnet dan berakhir di kutub selatan magnet. Untuk menyatakan kuat medan magnetik
dinyatakan dengan lambang B yang disebut dengan induksi magnet, induksi magnetik
menyatakan kerapatan garis gaya magnet.
Sedangkan fluks magnetik menyatakan banyaknya jumlah garis gaya yang menembus
permukaan bidang secara tegak lurus, yang dapat dinyatakan dalam persamaan, sebagai
berikut.

Garis medan magnet yang menembus permukaan bidang.

.
Gambar 1.1 Arah B tegak lurus bidang Gambar 1.2 Arah B tidak tegak lurus
bidang

(1.1)

3
(1.2)
Persamaan (2) digunakan apabila arah B tidak tegak lurus permukaan bidang seperti pada
gambar 1.2.
Keterangan

= fluks magnetik (Wb = weber)

= induksi magnet (T atau Wb.m-2)

= luas permukaan bidang (m2)

= sudut yang dibentuk antara arah B dengan garis normal (radian atau derajat)

B. Hukum Faraday
Tahun 1821 Michael Faraday membuktikan bahwa perubahan medan magnet dapat
menimbulkan arus listrik (artinya magnet menimbulkan listrik) melalui eksperimen yang
sangat sederhana seperti yang ditunjukkanpada gambar 1.3.

Gambar 1.3 Percobaan Michael faraday


Sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan dapat
menghasilkan arus listrik pada kumparan itu. Galvanometer merupakan alat yang dapat
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik yang mengalir. Ketika sebuah magnet
yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke
kanan dan ke kiri. Bergeraknya jarum galvanometer menunjukkan bahwa magnet yang
digerakkan keluar dan masuk pada kumparan menimbulkan arus listrik. Arus listrik bisa

4
terjadi jika pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL (gaya gerak listrik). GGL yang terjadi
di ujung-ujung kumparan dinamakan GGL induksi. Arus listrik hanya timbul pada saat
magnet bergerak. Jika magnet diam di dalam kumparan, di ujung kumparan tidak terjadi
arus listrik.
Perhatikan gambar (1.4) Apabila magnet batang digerakkan mendekati kumparan,
maka jarum galvanometer akan menyimpang ke kanan dan sebaliknya jika magnet batang
digerakkan menjauhi kumparan, maka jarum galvanometer akan menyimpang ke kiri. Akan
tetapi jika magnet batang diam tidak digerakkan, jarum galvanometer juga diam. Jarum
galvanometer yang bergerak menunjukkan adanya arus listrik yang timbul di dalam
kumparan pada saat terjadi gerak relatif pada magnet batang atau kumparan. Peristiwa ini
disebut induksi elektromagnetik, yaitu timbulnya ggl pada ujung-ujung kumparan yang
disebabkan adanya perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan, ggl yang
timbul disebut ggl induksi.

Gambar 1.4 Percobaan Faraday untuk menyelidiki hubungan ggl induksi dengan
kecepatan perubahan fluks magnet

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan oleh Faraday menyimpulkan bahwa


besarnya ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung kumparan tergantung pada kecepatan
perubahan fluks magnetik yang dilingkupinya. Kesimpulan ini lebih dikenal dengan hukum
Faraday yang berbunyi :
“Besarnya ggl induksi yang timbul antara ujung-ujung kumparan berbanding lurus
dengan kecepatan perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan
tersebut.”

5
Secara matematik hukum faraday dapat dituliskan dalam persamaan :

(1.3)

(1.4)
Persamaan (1.4) dipakai jika perubahan fluks magnetik berlangsung dalam waktu singkat
atau t mendekati nol. dengan :

= ggl induksi pada ujung-ujung kumparan (Volt)

= jumlah lilitan dalam kumparan

= perubahan fluks magnetik (Wb)

= selang waktu perubahan fluks magnetik (s)

= laju perubahan fluks magnetik (Wb.s-1)


Tanda negatif pada persamaan untuk menyesuaikan dengan hukum Lenz. Berdasarkan
persamaan (1.2) dapat diketahui bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya
perubahan fluks magnetik, yaitu :
a) Luas bidang kumparan yang melingkupi garis gaya medan magnetik.
b) Perubahan induksi magnetiknya.
c) Perubahan sudut antara arah medan magnet dengan garis normal bidang kumparan.

1. Besarnya GGL Induksi karena Perubahan Luas Penampang Bidang Kumparan


Untuk menyelidiki ggl induksi yang terjadi akibat perubahan luas penampang, perhatikan
Gambar (1.5).

6
Gambar 1.5 Perubahan luas bidang kumparan akibat perpindahan penghantar PQ

Sebuah kawat penghantar berbentuk huruf U yang di atasnya terdapat sebuah kawat
penghantar (PQ) yang panjang l yang mudah bergerak bebas pada kawat penghantar U.
Kawat penghantar tersebut berada dalam medan magnet yang arahnya masuk bidang gambar.
Apabila kita menggerakkan kawat PQ ke kanan dengan kecepatan v akan menyebabkan
terjadinya perubahan luas penampang bidang yang melingkupi garis gaya medan magnet.
Apabila kawat PQ dalam selang waktu dt telah berpindah sejauh ds maka selama itu terjadi
perubahan luas penampang sebesar dA = l ds, sehingga besarnya perubahan luas penampang
per satuan waktu adalah :

Sehingga besarnya ggl yang terjadi dapat dituliskan :

Sehingga besarnya ggl yang terjadi dapat dituliskan :

Keterangan:

= ggl yang terjadi (Volt)

= Induksi magnetik (Wb/m2)

= panjang kawat penghantar (m)

= kecepatan kawat penghantar

2. GGL Induksi karena Perubahan Induksi Magnet

7
Gambar 1.6 Prinsip Kerja Tranformator

Dua buah kumparan kawat yang saling berdekatan pada kumparan pertama dirangkai
dengan sebuah baterai dan sakelar, sedangkan kumparan yang satunya dirangkai dengan
galvanometer. Apabila sakelar ditutup terlihat bahwa jarum pada galvanometer bergerak,
demikian juga pada saat sakelar dibuka. Dengan membuka dan menutup sakelar
menyebabkan arus listrik yang mengalir pada kumparan 1 berubah. Karena arus listrik
melalui kumparan 1, maka akan menimbulkan perubahan medan magnet di sekitar kumparan.
Perubahan medan magnet inipun terjadi pada kumparan 2, sehingga pada kumparan timbul
ggl induksi.
Besarnya ggl induksi yang disebabkan karena perubahan induksi magnet ini
digunakan sebagai dasar dalam pembuatan transformator, secara matematik dapat dinyatakan:

(1.6)

3. Penyebab Terjadinya GGL Induksi


Ketika kutub utara magnet batang digerakkan masuk ke dalam kumparan, jumlah
garis gaya-gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan bertambah banyak.
Bertambahnya jumlah garis- garis gaya ini menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung
kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik mengalir menggerakkan
jarum galvanometer. Arah arus induksi dapat ditentukan dengan cara memerhatikan arah
medan magnet yang ditimbulkannya. Pada saat magnet masuk, garis gaya dalam kumparan
bertambah. Akibatnya medan magnet hasil arus induksi bersifat mengurangi garis gaya itu.
Dengan demikian, ujung kumparan itu merupakan kutub utara sehingga arah arus induksi.

8
Ketika kutub utara magnet batang digerakkan keluar dari dalam kumparan, jumlah
garis-garis gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan berkurang. Berkurangnya jumlah
garis-garis gaya ini juga menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan. GGL
induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik mengalir dan menggerakkan jarum
galvanometer. Sama halnya ketika magnet batang masuk ke kumparan. pada saat magnet
keluar garis gaya dalam kumparan berkurang. Akibatnya medan magnet hasil arus
induksi bersifat menambah garis gaya itu. Dengan demikian, ujung, kumparan itu merupakan
kutub selatan. Ketika kutub utara magnet batang diam di dalam kumparan, jumlah garis-garis
gaya magnet di dalam kumparan tidak terjadi perubahan (tetap). Karena jumlah garis-garis
gaya tetap, maka pada ujung-ujung kumparan tidak terjadi GGL induksi. Akibatnya, tidak
terjadi arus listrik dan jarum galvanometer tidak bergerak. Jadi, GGL induksi dapat terjadi
pada kedua ujung kumparan jika di dalam kumparan terjadi perubahan jumlah garis-garis
gaya magnet (fluks magnetik).
GGL yang timbul akibat adanya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam
kumparan disebut GGL induksi. Arus listrik yang ditimbulkan GGL induksi disebut arus
induksi. Peristiwa timbulnya GGL induksi dan arus induksi akibat adanya perubahan jumlah
garis-garis gaya magnet disebut induksi elektromagnetik.

4. Faktor yang Memengaruhi Besar GGL Induksi


Sebenarnya besar kecil GGL induksi dapat dilihat pada besar kecilnya penyimpanga sudut
jarum galvanometer. Jika sudut penyimpangan jarum galvanometer besar, GGL induksi dan
arus induksi yang dihasilkan besar. Terdapat beberapa cara memperbesar GGL induksi. Ada
tiga faktor yang memengaruhi GGL induksi, yaitu :
a) kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan jumlah garis-garis gaya magnet
(fluks magnetik)
b) jumlah lilitan,
c) medan magnet

C. Hukum Lenz
Hukum Lenz ditemukan oleh ilmuwan fisika bernama Friederich Lenz pada tahun
1834. Hukum Lenz merupakan hukum fisika yang memberikan pernyataan tentang GGL
(Gaya Gerak Listrik) Induksi. Hukum ini menjelaskan arah arus induksi akibat adanya GGL
induksi tersebut.

9
Berdasarkan hukum Faraday, perubahan fluks magnetik akan menyebabkan
timbulnya beda potensial antara ujung kumparan. Apabila kedua ujung kumparan itu
dihubungkan dengan suatu penghantar yang memiliki hambatan tertentu, maka akan mengalir
arus yang disebut arus induksi dan beda potensial yang terjadi disebut ggl induksi. Faraday
pada saat itu baru dapat menghitung besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi belum
menentukan ke mana arah arus induksi yang timbul pada kumparan. Lenz menyatakan
bahwa:
“Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang
dihasilkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnetik induksi yang menentang
perubahan medan magnetik (arus induksi berusaha mempertahankan fluks magnetik totalnya
konstan)”

Gambar 1.8 Arah arus induksi berdasarkan hukum Lenz. (a) magnet mendekati kumparan, (b)
magnet menjauhi kumparan.

Ketika kedudukan magnet dan kumparan diam, tidak ada perubahan fluks magnet
dalam kumparan. Tetapi ketika kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan, maka
timbul perubahan fluks magnetik yang semakin membesar akibatnya timbul fluks magnetik
yang menentang pertambahan fluks magnetik awal. Oleh sebab itu, arah fluks induksi harus
berlawanan dengan fluks magnetik. sehingga fluks total yang dilingkupi kumparan selalu
konstan.

Begitu juga pada saat magnet digerakkan menjauhi kumparan, maka akan terjadi
pengurangan fluks magnetik dalam kumparan, akibatnya pada kumparan timbul fluks induksi
yang menentang pengurangan fluks magnet, sehingga fluks totalnya selalu konstan.

D. Menentukan arah simpangan jarum galvanometer :

Arah simpangan galvanometer sesuai dengan arah arus yang masuk galvanometer

10
Gambar 1.9 Arah simpangan galvanometer dengan arah magnet masuk

Karena ujung kumparan A didekati kutub magnet utara (U), maka ujung kumparan A
menjadi kutub utara (U) dan B menjadi kutub selatan (S). Dengan aturan tangan kanan
diperoleh arah arus listrik keluar dari ujung kumparan A. Sehingga jarum galvanometer
menyimpang ke arah kanan.

Gambar 1.10 Arah simpangan galvanometer dengan arah magnet keluar

Karena ujung kumparan A dijauhi kutub magnet utara (U), maka ujung kumparan A
menjadi kutub selatan (S) dan B menjadi kutub utara (U). Dengan aturan tangan kanan
menggenggam diperoleh arah arus listrik keluar dari ujung B. Sehingga jarum galvanomter
menyimpang ke arah kiri.

Arah arus induksi dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan yaitu jika arah ibu jari
menyatakan arah induksi magnet maka arah lipatan jari-jari yang lain menyatakan arah arus
induksi.

11
Gambar 1.11 Arah arus induksi menggunakan aturan tangan kanan

sehingga didapat persamaan sebagai berikut :

E. Penerapan Induksi Elektromagnetik


Pada induksi elektromagnetik terjadi perubahan bentuk energi gerak menjadi energi
listrik. Induksi elektromagnetik digunakan pada pembangkit energi listrik. Pembangkit energi
listrik yang menerapkan induksi elektromagnetik adalah generator dan dinamo. Di dalam
generator dan dinamo terdapat kumparan dan magnet. Kumparan atau magnet yang berputar
menyebabkan terjadinya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam kumparan.
Perubahan tersebut menyebabkan terjadinya GGL induksi pada kumparan. Energi mekanik
yang diberikan generator dan dinamo diubah ke dalam bentuk energy gerak rotasi. Hal itu
menyebabkan GGL induksi dihasilkan secara terus-menerus dengan pola yang berulang
secara periodic.

12

Anda mungkin juga menyukai