Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia selalu
memerlukan alat-alat elektronik. Alat elektronik memerlukan arus listrik untuk menyalakan
alat elektronik tersebut. Saat mengalirkan arus dalam suatu rangkaian listrik dibutuhkan
tegangan gerak elektrik. Peristiwa munculnya arus listrik yang terjadi akibat adanya
perubahan fluks magnetik disebut induksi elektromagnetik. Beda potensial yang muncul pada
ujung kumparan disebut gaya gerak listrik (GGL) induksi. Gaya gerak listrik induksi adalah
salah satu konsep penting dalam fisika yang menunjukkan hubungan antara medan magnet
dan arus listrik. Konsep ini pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Inggris bernama
Michael Faraday pada tahun 1831, melalui serangkaian eksperimen tentang induksi
elektromagnetik. Faraday melakukan eksperimen dengan menggerakkan sebuah magnet di
dekat kumparan kawat. Dia menemukan bahwa ketika magnet bergerak, medan magnetnya
mempengaruhi kawat dan menyebabkan arus listrik mengalir di dalamnya. Ini berarti bahwa
gerakan magnet dihasilkan oleh adanya gaya yang disebabkan oleh medan magnet yang
berubah. Temuan Faraday ini menjadi dasar bagi banyak teknologi modern, termasuk
generator listrik dan motor listrik. Prinsip induksi elektromagnetik juga sangat penting dalam
sistem telekomunikasi, seperti radio dan televisi. Gaya gerak listrik induksi juga menjadi
dasar bagi banyak inovasi teknologi modern seperti transformator, kunci pintar, sensor arus
listrik, dan banyak lagi. Oleh karena itu, pemahaman tentang gaya gerak listrik induksi sangat
penting dalam bidang teknik elektromagnetik dan listrik.GGL induksi dapat terjadi ketika
kutub utara maget didekatkan ke kumparan. Jika jumlah garis gaya yang masuk ke dalam
kumparan semakin banyak maka akan menyebabkan terjadinya penyimpangan jarum
galvanometer. Jika magnet digerakkan keluar dari kumparan maka arah simpangan jarum
galvanometer berlawanan dengan penyimpangan semula. Besar GGL induksi pada kedua
ujung kumparan sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang diselubungi
kumparan. Maka semakin cepat perubahan fluks magnetik, semakin besar pula GGL induksi
yang dihasilkan. Fluks magnetik sendiri merupakan jumlah garis medan magnet yang melalui
medan magnet. Elektromagnetik dapat digunakan untuk menggerakkan arus secara terus
menerus. Pada sebagian besar alat listrik rumah tangga yang berhubungan dengan listrik
sumber tegangan gerak elektrik menggunakan pusat pembangkit listrik. Pembangkit listrik
menghasilkan energi listrik dengan mengkonversi bentuk energi lain. Suatu fenomena induksi
elektromagnetik dibutuhkan dalam konversi energi ini. Dengan melakukan praktikum ini
tujuannya akan memahami materi “Faraday Law” secara lebih mendalam dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh sudut simpangan terhadap GGL induksi dan perubahan waktu?
2. Bagaimana perngaruh jarak magnet terhadap medan magnet dan GGL induksi?

C. Tujuan
1. Menganalisis pengaruh sudut simpangan terhadap GGL induksi dan perubahan waktu.
2. Menganalisis pengaruh jarak magnet terhadap medan magnet dan GGL induksi.

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengaruh sudut simpangan terhadap GGL induksi dan perubahan
waktu.
2. Dapat mengetahui pengaruh jarak magnet terhadap medan magnet dan GGL induksi.
BAB II
DASAR TEORI

A. Induksi Elektromagnetik
Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya gaya gerak listrik pada suatu
penghantar atau kumparan karena mengalami perubahan garis-garis gaya magnet
(fluksmagnetik). Induksi elektromagnetik juga merupakan proses pengubahan energi gerak
(energi kinetik) menjadi energi listrik, yang mana merupakan hasil dari efek interaksi dengan
medan magnet. Apabila semakin cepat perubahan medan magnetik, maka GGL induksi yang
timbul juga semakin besar (Giancoli, 2001).
Dalam suatu percobaan yang dilakukan Faraday-Henry diketahui bahwa ketika batang
magnet dimasukkan ke dalam lilitan kawat, terjadi arus yang terukur oleh Galvanometer,
namun arus tersebut setelah beberapa saat kemudian hilang. Hal yang sama terjadi ketika
batang magnet dikeluarkan dari lilitan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan medan
magnet yang konstan menimbulkan listrik yang disebut dengan induksi elektromagnetik atau
induksi magnetik.

Gambar 2.A.1 Percobaan Faraday


Sumber : myelectronicnote.blogspot.com

Menurut Hukum Biot – Savart, sebuah kawat berarus dapat menimbulkan medan magnet
disekitarnya sesuai dengan aturan tangan kanan. Medan magnet adalah ruang disekitar
magnet atau ruang yang masih memungkinkan adanya interaksi magnet. Medan magnet
merupakan daerah disekitar magnet yang terdapat gaya - gaya magnet. Medan magnet
merupakan besaran vektor disebut dengan vektor induksi magnet B. Medan magnet
dilukiskan dengan garis-garis yang arah garis singgungnya pada setiap titik garis-garis
induksi magnet menunjukan arah vektor induksi magnet. Banyaknya garis magnet dinamakan
dengan fluks magnet sedangkan banyaknya garis induksi magnet persatuan luas dinamakan
rapat fluks magnet (Dosen-Dosen Fisika, 2012).

B. Fluks Magnetik

Kuat medan magnetik dinyatakan dengan lambang 𝐵 yang disebut dengan induksi
magnet, induksi magnetik menyatakan kerapatan garis gaya magnet. Sedangkan fluks
magnetik menyatakan banyaknya jumlah garis gaya yang menembus permukaan bidang
secara tegak lurus, yang dapat dinyatakan dalam persamaan, sebagai berikut.

ϕ= ⃗
B.⃗
A …(2.B.1)
Dalam hal ini , fluks magnetik didefinisikan sebagai pekalian medan magnetik B dengan
luasan A yang dibatasi oleh rangkaiannya. Karena medan magnetik sebanding dengan jumlah
garis medan magnetik per satuan luas, fluks magnetik tersebut sebanding dengan jumlah garis
yang melalui luasan tersebut.

(a) (b)

Gambar 2.B.2 garis garis medan yang menembus bidang. (a) tegak lurus terhadap bidang (b)
membentuk sudut terhadap bidang

Sumber : fisikazone.com
Jika medan magnetik tidak tegak lurus terhadap permukaannya, seperti pada gambar 2.2
(b), fluks magnetik didefinisikan sebagai :

ϕ=B . A . cos θ …(2.B.2)

𝝓 = fluks magnetik (Wb = weber)


B = induksi magnet (T atau WB.m-2 )
A = luas permukaan bidang (m2 )
θ = sudut yang dibentuk antara arah B dengan garis normal (radian atau derajat)

C. Hukum Faraday
Percobaan yang telah dilakukan faraday menghasilkan kesimpulan bahwasannya arus
listrik dapat diinduksikan dari satu rangkaian ke rangkaian lain dengan adanya perubahan
medan magnet.Pernyataan diketahui sebagai Hukum Induksi Faraday : “GGL yang terjadi
pada rangkaian sebanding dengan perubahan waktu dari fluks magnetik yang terjadi pada
rangkaian”. Pernyataan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
−dϕB
ε= …(2.C.1)
dt

Jika gulungan pada rangkaian terdiri dari beberapa gulungan, senilai N pada area yang
sama, maka 𝑑𝜙B melewati satu gulungan, maka ggl akan terinduksi ke tiap tiap gulungan.
Total GGL induksi dalam kumparan adalah jumlah dari masing-masing GGL induksi individu
ini. Jika kumparan dililitkan secara rapat, sehingga fluks magnet 𝜙 yang sama melalui semua
lilitan, total GGL yang diinduksikan dalam kumparan adalah total induksi dari ggl pada
gulungan dapat dinyatakan dengan rumus berikut :
dϕB
ε =−N …(2.C.2)
dt
Apabila luas permukan yang dilalui medan magnet diketahui senilai 𝐴, yang seragam
pada setiap luasannya dan diketahui fluks magnetik 𝐵 𝐴 cos 𝜃 , maka dapat diketahui total
induksi magnetik dengan persamaan :
dϕB
ε =−N B A cos θ …(2.C.3)
dt

Dari persamaan diatas, dapat diketahui bahwasannya besarnya B berubah terhadap waktu.
Area yang dilingkupi kumparan bisa berubah terhadap waktu. Sudut antara B dan permukaan
yang dilewati medan magnet bisa berubah terhadap waktu (Raymond A. Serway : 2004)

Dimana, 𝝓 = ∫ B. dA = BA untuk medan magnet (B) yang konstan di atas bidang (A) dan
tegak lurus dengan area tersebut. N adalah jumlah putaran kawat di koil. Bidang kumparan
bernilai konstan dan ketika kumparan masuk atau keluar dari medan magnet, ada GGL rata-
rata yang diberikan oleh :
∆B
ε =−N A …(2.C.4)
∆t
Keterangan :

ɛ = GGL Induksi (V)


t = waktu (s)
N = Jumlah Lilitan
B = Medan Magnet (T)
A = Luas Penampang (m2)

D. GGL Induksi
GGL adalah usaha yang dilakukan per satuan muatan untuk menghasilkan arus induksi
(untuk memindahkan elektron induksi yang menyebabkan arus). Arus induksi adalah arus
yang dihasilkan dalam loop kawat dan proses memproduksi arus dan GGL disebut induksi.
Faraday menyadari bahwa ggl dan arus dapat diinduksikan dalam sebuah loop, hal ini sudah
dibuktikan oleh Faraday pada kedua percobaannya dengan memberi variasi terhadap jumlah
medan magnet yang melalui loop. Jumlah medan magnet digambarkan dalam bentuk garis
medan magnet yang melalui loop. Banyaknya garis-garis medan yang melalui loop tidak
mempengaruhi nilainilai GGL dan arus induksi. Yang menentukan nilai-nilai ggl dan arus
induksi adalah laju perubahan jumlah garis medan magnet. Dalam suatu percobaan, garis-
garis medan magnet bergerak dari kutub utara magnet. Dengan demikian, ketika kita
menggerakkan utara magnet mendekati loop, jumlahn garis medan yang melewati loop
meningkat. Peningkatan tersebut menyebabkan elektron-elektron konduksi dalam loop
bergerak (arus induksi) dan menyediakan energi (GGL induksi) untuk gerakan elektron-
elektron tersebut. Ketika magnet berhenti bergerak, jumlah garis medan yang melalui loop
tidak lagi berubah dan arus induksi serta ggl induksi menghilang. (David Hallidday, 2010)

E. Hukum Lenz
Pada Hukum Faraday menunjukkan bahwa ggl induksi dan perubahan dalam fluks
memiliki tanda sebaliknya. Hal ini mendatangkan suatu penafsiran fisik yang nyata, biasanya
dikenal sebagai hukum Lenz : Arus induksi dalam satu lingkaran berada dalam arah yang
menciptakan medan magnet yang menentang perubahan fluks magnetik melalui daerah
tertutup oleh lingkaran. Artinya, arus induksi cenderung untuk menjaga perubahan fluks
magnetik asli melalui loop. (Serway, Jewet : 2010).
H. F. E. Lenz (1804-1864) adalah seorang ilmuan Jerman, yang tidak mengetahui
pengetahuan tentang kerja dari Faraday dan Henry. Hukumnya dinamakan dari namanya, dan
hukum tersebut merupakan peraturan yang sangat berguna untuk memprediksi arus induksi.
Bunyinya: “arah dari arus yang terinduksi adalah lawan dari penyebab dari terjadinya arus
tersebut”. (Sears, Francis W.; Zemansky, Mark W.; Young, Hugh D : 1976)

Gambar 2.E.3 Percobaan Hukum Lenz


Sumber : https://golengku.blogspot.com

Ketika kedudukan magnet dan kumparan diam, tidak ada perubahan fluks magnet dalam
kumparan. Tetapi ketika kutub utara magnetdigerakkan mendekati kumparan, maka timbul
perubahan fluks magnetik. Dengan demikian pada kumparan akan timbul fluks magnetik
yang menentang pertambahan fluks magnetik yang menembus kumparan. Oleh karena itu,
arah fluks induksi harus berlawanan dengan fluks magnetik. Dengan demikian fluks total
yang dilingkupi kumparan selalu konstan. Begitu juga pada saat magnet digerakkan menjauhi
kumparan, maka akan terjadi pengurangan fluks magnetik dalam kumparan, akibatnya pada
kumparan timbul fluks induksi yang menentang pengurangan fluks magnet, sehingga selalu
fluks totalnya konstan. Arah arus induksi dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan yaitu
jika arah ibu jari menyatakan arah induksi magnet maka arah lipatan jari-jari yang lain
menyatakan arah arus.
BAB III
METODE PERCOBAN
A. Alat dan Bahan

1. Tongkat Induksi (1buah)


2. Perangkat lab pemisah magnet (1buah)
3. Batang besar tegak (1buah)
4. Batang baja Panjang 45cm (1buah)
5. Penjepit (1buah)
6. Sensor tegangan (1buah)
7. Sensor medan magnet (1buah)
8. Sensor gerak putar (1buah)

B. Gambar percobaan

Gambar 3.B.2 Lilitan dilewatkan melalui


Gambar 3.B.1 Set alat
magnet
Sumber: Buku panduan Praktikum
Sumber: Buku panduan Praktikum
Unesa
Unesa

C. Variable percobaan

Percobaan 1
Variabel kontrol : jarak magnet (a), Jumlah lilitan (N), jari-jari (r)
Variabel manipulasi : Sudut (θ)
Variabel respon : waktu (t), GGL (ԑ), dan medan magnet (B)

Percobaan 2
Variabel kontrol : Sudut (θ), Jumlah lilitan (N), jari-jari (r)
Variabel manipulasi : jarak magnet (a)
Variabel respon : waktu (t), GGL (ԑ), dan medan magnet (B)

D. Langkah percobaan

Percobaan 1
Langkah pertama yang dilakukan adalh menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
Menghubungkan rotary motion sensor ke chanel 1 dan 2 pada interface. Kemudian
menghubungkan tegangan ke saluran A, dan menghubungkan magnetic field sensor ke
saluran B. Langkah selanjutnya membuka data studio induksi EMF untuk mempermudahkan
dalam pengambilan data. Lalu mengukur jarak antar magnet gap dengan penggaris.
Memastikan koil berada di tengah magnet gap. Setelah itu mengukur medan magnet
menggunakan magnetic field sensor dan memastikan sensor berada ditengah. Menentukan
sudut dengan menekan start pada data studio. Kemudian mengayunkan koil. Ketika koil
diayunkan akan mencul grafik pada data studio. Setelah muncul grafik Langkah selanjutnya
adalah mengatur grafik dengan mart cusor hingga mendapatkan data. Mendokumentasikan
data yang telah terbaca. Mengulangi Langkah sebelumnya dengan jarak antar magnet gap
yang berbeda.

Percobaan 2
Langkah pertama yang dilakukan adalh menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
Menghubungkan rotary motion sensor ke chanel 1 dan 2 pada interface. Kemudian
menghubungkan tegangan ke saluran A, dan menghubungkan magnetic field sensor ke
saluran B. Langkah selanjutnya membuka data studio induksi EMF untuk mempermudahkan
dalam pengambilan data. Lalu mengukur jarak antar magnet gap dengan penggaris.
Memastikan koil berada di tengah magnet gap. Setelah itu mengukur medan magnet
menggunakan magnetic field sensor dan memastikan sensor berada ditengah. Menentukan
sudut dengan menekan start pada data studio. Kemudian mengayunkan koil. Ketika koil
diayunkan akan mencul grafik pada data studio. Setelah muncul grafik Langkah selanjutnya
adalah mengatur grafik dengan mart cusor hingga mendapatkan data. Mendokumentasikan
data yang telah terbaca. Mengulangi Langkah sebelumnya dengan besar sudut yang berbeda.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Tabel 4.A.1 Percobaan 1
r = 0,0075m; B = 0,0311 T; A = 0,000176 m2; jarak magnet=0,05m
θ(°) Δt (s) Σԑ (v)
0,064 0,017
15
0,063 0,017
0,052 0,020
25
0,051 0,021
0,040 0,027
35
0,042 0,026

Tabel 4.A.2 Percobaan 2


θ = 25°; A = 0,000176 m2; jarak magnet=0,05m

Jarak antar magnet


B (T) Δt (s) Σԑ (v)
(m)
0,064 0,035
0,030 0,055
0,063 0,035
0,052 0,027
0,035 0,047
0,051 0,026
0,040 0,021
0,040 0,042
0,042 0,020

B. Analisis
Praktikum yang berjudul “Faraday Law” ini dilakukan bertujuan untuk memahami
bagaimana hubungan perbahan sudut simpangan ( θ ) terhadap GGL induksi dan perubahan
waktu (∆t ) serta hubungan antara perubahan jarak antar keping magnet terhadap medan
magnet dan GGL induksi. Dari data-data yang telah diperoleh pada tabel 4.A.1 dan 4.A.2,
kemudian dapat dianalisis untuk mencapai tujuan dari praktikum. Praktikum ini dilakukan
sebanyak 2 kali percobaan yaitu pada saat memanipulasi sudut simpangan dan saat
memanipulasi jarak antar keping magnet.
Pada percobaan pertama dilakukan dengan memanipulasi sudut simpangan sebanyak 3
kali dan dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali yaitu pada sudut 15°, 25°, dan 35° serta
mengontrol jumlah lilitan sebanyak 200 lilitan, jari jari sebesar 0,0075m dan jarak antar
keping magnet sebesar 0,05m. sehingga dari percobaan tersebut akan diperoleh nilai GGL
induksi dan perubahan waktu. Perubahan waktu diperoleh melalui grafik yang terproyeksi
pada data studio, sedangkan GGL induksi diperoleh melalui perhitungan. Ketika koil
diayunkan, maka data akan otomatis tercatat dalam data studio dan ditampilkan dalam bentuk
grafik dengan sumbu y menunjukkan voltage dan sumbu x menunjukkan waktu.
Pada percobaan 2 dilakukan dengan memanipulasi jarak antar keping magnet sebanyak 3
kali yaitu pada jarak 0,03m; 0,035m; dan 0,040m serta mengontrol jumlah lilitan sebanyak
200 lilitan, jari-jari sebesar 0,0075 serta sudut simpangan sebesar 25°. Dari percobaan kedua
akan diperoleh nilai perubahan waktu, medan magnet serta GGL listrik. Perubahan waktu
diperoleh melalaui grafik yang terproyeksi pada komputer saat koil di ayunkan, medan magnet
diperleh saat meletakkan magnetic field sensor pada tengah-tengah keping magnet yang
kemudian besar medan magnet akan ditampilkan pada data studio, sedangkan besar GGL
listrik diperoleh melalui perhitungan.

C. Pembahasan
Dari percobaan pertama yang telah dilakukan, diperoleh data seperti pada tabel 4.A.1.
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai GGL cenderung naik pada setiap
pertambahan sudut. Sehingga apabila data tersebut diubah ke dalam bentuk grafik, maka akan
terbentuk grafik naik seperti pada grafik 4.B.1

Grafik 4.B.1 pengaruh sudut simpangan terhadap GGL induksi

Berdasarkan grafik 4.B.1 dapat diketahui bahwa hubungan antara simpangan sudut
terhadap GGl Induksi adalah berbanding lurus. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik yang
terbentuk merupakan grafik naik. Semakin besar simpangan sudut yang terbentuk antara
bidang dan garis garis medan, maka semakin besar GGL induksi yang dihasilkan.
Selain itu diperoleh juga nilai perubahan waktu yang semakin turun pada setiap
pertambahan sudut simpangan. Apabila data antara sudut simpangan dan perubahan waktu
diubah ke dalam bentuk grafik, maka akan terbentuk grafik seprti pada grafik 4.B.2. grafik
yang ditunjukkan merupakan grafik turun.

Grafik 4.B.2 pengaruh sudut simpangan terhadap perubahan waktu

Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui hubungan antara simpangan sudut terhadap
perubahan waktu. Hubungan antara sudut simpangan terhadap perubahan waktu adalah
berbanding terbalik. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik yang terbentuk yaitu grafik turun.
Sehingga semakin besar simpangan sudut pada koil, maka perubahan waktu yang terjadi
semakin kecil.
Berdasarkan percobaan kedua yang telah dilakukan, maka akan diperoleh data seperti
pada tabel 4.A.2. Dapat dilihat pada tabel tersebut bahwa nilai medan magnet terus berkurang
seiring dengan semakin jauhnya jarak antar dua keping magnet. Ketika data antara jarak dua
keping magnet dengan besar medan magnet diubah kedalam bentuk grafik, maka akan
terbentuk grafik seperti pada grafik 4.B.3

Grafik 4.B.3 pengaruh jarak antar keping magnet terhadap medan magnet

Berdasarkan grafik 4.B.3 di atas dapat diketahui pengaruh jarak antar keping magnet
terhadap medan magnet. Pengaruh jarak terhadap medan adalah semakin besar jarak antar
magnet, maka besar medan dintara dua magnet tersebut akan semkin kecil. Hal tersebut terjadi
karena jika jarak magnet semakin besar, maka menyebabkan garis gaya magnet semakin
renggang yang menunjukkan medan magnet semakin kecil. Sehingga hubungan antara jarak
antar keping magnet terhadap medan magnet yaitu berbanding terbalik yang diunjukkan
dengan grafik yang membentuk grafik turun.
Selain itu pada percobaan kedua juga diperoleh pengaruh jarak antar keping magnet
terhadap besar GGL lisrik. Berdasarkan tabel 4.B.2 Dapat dilihat bahwa besar GGL iduksi
semakin turun seiring dengan bertambahnya jarak antar dua keping magnet. Sehingga apabila
data antara jarak magnet dengan GGL induksi diubah ke dalam bentuk grafik, maka akan
terbentuk grafik seperti pada grafik 4.B.4

Grafik 4.B.4 pengaruh jaran antar kepig magnet terhadap GGL induksi

Berdasarkan grafik 4.B.4 diatas dapat diketahui pegaruh jarak antar keping magnet
dengan medan magnet. Pengaruh jarak antar keping magnet terhadap GGL induksi adalah
semakin jauh jarak dua keping magnet, maka GGL yang dihasilkan akan semakin kecil. Untuk
∆B
mencari nilai GGL secara teori menggunakan rumus, ε =−N A . Oleh karena medan
∆t
magnet sebanding dengan GGL, maka hubungan jarak magnet dengan GGL adalah berbandig
terbalik. Hal tersebut terjadi karena jika jarak magnet semakin jauh, maka fluks magnetik akan
semakin kecil. Perubahan fluks magnetk inilah yang menyebabkan adanya GGL. Sehingga
jika fluks magnetik kecil, maka GGL yang ditimbulkan juga akan semakin kecil.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan untuk percobaan pertama hubungan antara
simpangan sudut terhadap GGl Induksi adalah berbanding lurus. Semakin besar simpangan
sudut yang terbentuk antara bidang dan garis garis medan, maka semakin besar GGL induksi
yang dihasilkan. hubungan antara simpangan sudut terhadap perubahan waktu. Hubungan
antara sudut simpangan terhadap perubahan waktu adalah berbanding terbalik. Sehingga
semakin besar simpangan sudut pada koil, maka perubahan waktu yang terjadi semakin kecil.
Pada percobaan kedua dapat disimpulkan bahwa pengaruh jarak terhadap medan adalah
semakin besar jarak antar magnet, maka besar medan dintara dua magnet tersebut akan semkin
kecil. Sehingga hubungan antara jarak antar keping magnet terhadap medan magnet yaitu
berbanding terbalik. Pengaruh jarak antar keping magnet terhadap GGL induksi adalah
semakin jauh jarak dua keping magnet, maka GGL yang dihasilkan akan semakin kecil. Oleh
karena medan magnet sebanding dengan GGL, maka hubungan jarak magnet dengan GGL
adalah berbanding terbalik.

B. Saran
Saran dari praktikum ini adalah untuk praktikan sebaiknya berhati-hati dalam mengambil
data dan menganalisis, karena data yang didapat bisa dipengaruhi oleh human error yang
menyebabkan hasil data yang kurang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Halliday dan Resnick. 2010. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Tim Dosen Fisika. 2018. Fisika: Listrik-Magnet, Gelombang, Optika, dan Fisika Modern.
Surabaya: Departemen Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Tipler P A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Young, H. D. dan R. A. Freedman. 2008. University Physics : With Modern Physics. 12th
Edition. San Fransisco : Pearson Educa.

Anda mungkin juga menyukai