Anda di halaman 1dari 8

BAB 7.

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Oerstead telah melakukan percobaan yang menghasilkan medan magnet dari arus listrik.
Beberapa ilmuan sesudah Oerstead melakukan percobaan untuk proses kebalikannya, yaitu
menghasilkan arus listrik dari medan magnet. Percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday di
Inggris pada tahun 1831 dan secara terpisah oleh Joseph Henry di Amerika Serikat pada tahun yang
sama menunjukkan bahwa perubahan medan magnetik dapat menghasilkan arus listrik.
Gejala timbulnya arus listrik pada suatu penghantar karena pengaruh perubahan medan
magnetic disebut dengan Induksi Elektromagnetik. Gaya gerak listrik yang timbul di ujung-ujung
penghantar karena perubahan medan magnetic disebut gaya gerak listrik induksi (ggl induksi). Arus
listrik yang ditimbulkan oleh ggl induksi dinamakan arus induksi.

A. Konsep Induksi Elektromagnetik


1. Konsep Fluks Magnetik
Dalam bab 6 Anda telah mempelajari tentang garis-garis khayal yang disebut garis-garis
medan magnet. Untuk memudahkan Anda mengerti konsep fluks magnetic maka fluks magnetik
divisualkan sebagai sejumlah garis medan magnetic yang memotong tegak lurus suatu bidang .

Fluks magnetic () didefenisikan sebagai


hasil kali antara komponen induksi
magnetic B yang tegak lurus bidang dengan
luas A.
Fluks Secara Matematis, fluks magnetic dapat
Magnetik dinyatakan dalam persamaan:

 = B. A cos 

Dengan  = fluks magnetic (Wb) , B = induksi magnetic (T) dan  = sudut antara arah medan magnet
dengan garis normal bidang (lihat gambar berikut).

 Arah normal
bidang

Apabila arah medan magnet tegak lurus bidang atau  = 00 , maka fluks magnetic menjadi:
Φ = B. A
Contoh Soal 1:
Sebuah kumparan dengan luas 25 cm 2 berada dalam medan magnet 0,24 T. Hitunglah fluks magnetic
pada kumparan tersebut jika arah medan magnet:
a. sejajar bidang,
b. membentuk sudut 300 dengan bidang,
c. membentuk sudut 600 dengan bidang
d. tegak lurus bidang
Diket: A= 25 cm2 = 25. 10-4 m2
B = 0,24 T
Dit:  =…….?
Jawab:
a. Jika medan magnet sejajar bidang, maka  = 900 , sehingga:
 =B.A. cos 900 = 0,24. 25. 10-4 .0 = 0 Wb
b. Jika medan magnet membentuk sudut 300 dengan bidang, maka  =  sehingga;
 =B.A. cos 600 = 0,24. 25. 10-4 .0,5 = 3. 10-4 Wb
c. Jika medan magnet membentuk sudut 600 dengan bidang, maka  =  sehingga;
 =B.A. cos 300 = 0,24. 25. 10-4 .0,53 = 33. 10-4 Wb
d. Jika medan magnet tegak lurus bidang, maka  = 00, sehingga:
 =B.A. cos 00 = 0,24. 25. 10-4 .1 = 6. 10-4 Wb

Fisika SMA kelas XII 1


USWATUN HASANAH, S. Pd SMAN 3 BOLO
Contoh Soal 2:
Sebuah bangun seperti tampak pada gambar di samping
berada dalam medan magnet 0,1 T. Tentukan besar
fluks magnetik yang menembus bidang:
120 cm 50 cm a. ABCD b. EBCF c. ADFE d. ABE

30 cm Arah B

40 cm

2. Hukum Faraday
Berkaitan dengan induksi elektromagnetik, Faraday telah melakukan serangkaian percobaan
sebagai berikut:
Hasil Percobaannya:
a. Batang magnet U-S digerakkan menuju kumparan.
Selama gerakannya jarum galvanometer
menyimpang ke kanan. Bila gerakannya berhenti,
jarum galvanometer kembali ke posisi semula
(arus mengalir dari a ke b).
b. Batang magnet U-S digerakkan menjauhi
kumparan. Selama gerakannya jarum
galvanometer menyimpang ke kiri. Bila
gerakannya berhenti, jarum galvanometer kembali
ke posisi semula (arus mengalir dari b ke a).

Jadi : arus listrik timbul karena bergeraknya batang magnet atau akibat berkurang atau bertambahnya
fluks magnetik yang memasuki kumparan. Arus listrik yang timbul disebut arus listrik induksi dan
tegangan listrik yang timbul disebut gaya gerak listrik induksi (ggl induksi).
Kesimpulan dari percobaan tersebut selanjutnya disebut Hukum faraday yang menyatakan bahwa:
“GGL induksi yang timbul antara ujung-ujung suatu penghantar berbanding lurus dengan laju
perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh penghantar tersebut”.Secara matematis dapat
dituliskan:

 =−N Jika Perubahan fluks magnetic terjadi dalam waktu yang sangat singkat maka:
t
d Dengan:
=−N  = ggl induksi (volt)
dt N = jumlah lilitan
= perubahan fluks magnetik (Wb)
t = selang waktu (s)

Contoh Soal 3:
1. Sebuah penghantar berupa kumparan dengan 30 lilitan digerakkan menjauhi sebuah medan magnet
sehingga terjadi perubahan fluks magnetik sebesar 2. 10-3 T selama 0,5 sekon. Hitunglah ggl
induksi antara ujung-ujung penghantar tersebut.
Diket: N = 30
 = 2.10-3 T , t = 0,5 sekon
Dit:  = 
 2.10− 3
Jawab:  =N = 30.
t 0,5
 = 0,12 volt

3. Hukum Lenz
Hukum Lenz Memberikan ketentuan tentang arah arus induksi yang mengalir dalam suatu rangkaian
tertutup yang dihubungkan dengan ggl induksi selama perubahan fluks terjadi. Bunyi Hk Lenz adalah
sbb:

Fisika SMA kelas XII 2


USWATUN HASANAH, S. Pd SMAN 3 BOLO
“Arah arus induksi akibat ggl induksi pada suatu rangkaian adalah sedemikian rupa sehingga
menimbulkan medan magnet induksi yang menentang perubahan medan magnet yang
menimbulkannya (arus induksi berusaha mempertahankan agar fluks magnetik total adalah konstan)”.
Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian sebagai berikut:

i u

1. Kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan sehingga fluks magnetik u yang
menembus kumparan ke kiri menjadi bertambah. Berdasarkan hukum Lenz maka pada
kumparan akan timbul fluks magnetik induksi i yang menetang perubahan u yang
menembus kumparan sehingga arah i berlawanan dengan arah u. Selanjutnya arah i
menunjukkan arah kutub utara magnet pada kumparan dan dengan aturan tangan kanan maka
diproleh arus listrik mengalir dari a ke b.

i u

2. Kutub utara magnet digerakkan menjauhi kumparan sehingga fluks magnetik u yang
menembus kumparan ke kanan menjadi berkurang. Berdasarkan hukum Lenz maka pada
kumparan akan timbul fluks magnetik induksi i yang menetang perubahan u yang
menembus kumparan sehingga arah i berlawanan dengan arah u. Selanjutnya arah i
menunjukkan arah kutub utara magnet pada kumparan dan dengan aturan tangan kanan maka
diproleh arus listrik mengalir dari b ke a.

4. GGL Induksi Akibat Berbagai Faktor Perubahan Fluks Magnetik

Fluks Magnetik memenuhi hubungan  = B. A. cos  sehingga perubahan fluks magnetic 


atau dapat disebabkan oleh 3 faktor, yaitu:
a. perubahan luas bidang kumparan. A
b. perubahan besar induksi magnetic B
c. perubahan sudut antara B dan arah normal bidang ( ).
Mengingat bahwa ggl induksi timbul akibat adanya perubahan fluks magnetic. Maka ketiga
factor di atas dapat dilakukan untuk menghasilkan ggl induksi.

4.1. GGL Induksi Akibat Perubahan Luas Bidang Kumparan


Untuk menentukan ggl induksi akibat perubahan luas bidang kumparan, perhatikan kawat PQ
yang panjangnya l digerakkan ke kanan dengan kecepatan v dan tegak lurus medan magnet seperti
gambar berikut:

x
Fisika SMA kelas XII 3
USWATUN HASANAH, S. Pd SMAN 3 BOLO
Persamaan Faraday untuk kasus perubahan luas bidang kumparan (A) berubah (B dan  tetap) adalah
sebagai berikut:
 d d (B . A )
=−N =−N =− N ingat  = B. A
t dt dt
Karena B konstan, maka :
dA
=−NB
dt
Untuk kasus perubahan luas bidang (dA/dt) konstan (tidak bergantung pada waktu), persamaan di atas
menjadi
A
 = − N.B.
t
Karena penghantar terdiri dari satu maka N =1 dan perubahan luas bidang kumparan A = l.x , maka
persamaan di atas dapat kita tuliskan:
l.x x
 = N.B. = (1). B. l . ,
t t
Kecepatan gerak penghantar didefenisikan oleh persamaan v = x / t, sehingga ggl induksi yang timbul
pada ujung-ujung penghantar PQ dapat dituliskan:
 = B.l.v dengan :  = ggl induksi pada ujung-ujung penghantar (volt)
B = induksi magnetic (T)
l = panjang penghantar(m)
v = kecepatan gerak penghantar (m/s)
Apabila arah gerak penghantar membentuk sudut  dengan medan magnetic maka:
 = B. l. v sin 
Contoh Soal 4:
Dalam daerah medan magnet B = 0,25 T sebuah kawat penghantar yang panjangnya 60 cm digerakkan
membentuk sudut 300 antara bidang gerak dengan arah medan magnet dengan kecepatan 3 m/s.
Tentukan ggl induksi yang timbul di ujung-ujung penghantar.
Diket: B = 0,25 T
l = 60 cm = 0,6 m
v = 3 m/s
 = 300
Dit: =
Jawab:
 = B. l . v sin  = 0,25. 0,6 . 3 sin 300 = 0,45. 0,5 = 0,225 volt

 GGL Induksi Akibat Perubahan Besar Induksi Magnetik


Contoh ggl induksi yang ditimbulkan oleh perubahan besar induksi magnetic adalah pada
transformator. Dalam kasus sederhana dapat diamati pada loop (rangkaian tertutup) Q yang tidak
dihubungkan dengan sumber tegangan seperti gambar berikut ini:
Sesaat setelah saklar S ditutup, terjadi perubahan
Kumparan besar induksi magnetic yang memasuki loop Q dari
Loop Q tidak ada (nol) menjadi suatu nilai yang bernilai
P
konstan Perubahan besar induksi magnetic B ini
menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung loop Q.
Persamaan Faraday untuk kasus besar induksi
magnetic berubah (A tetap dan  tetap) adalah
sebagai berikut:
S  B 2 − B1 
 = − N A. 
 Δt 
 
Persamaan inilah yang menjadi dasar prinsip kerja
trafo.
 GGL Induksi Akibat Perubahan Besar Sudut Antara Induksi Magnetik dengan Normal
Bidang Kumparan (Generator).
GGL induksi yang timbul akibat perubahan sudut antara medan magnetic B dan normal
bidang kumparan merupakan prinsip dasar pembuatan generator dan dinamo.

Fisika SMA kelas XII 4


USWATUN HASANAH, S. Pd SMAN 3 BOLO
Gambar Dinamo Gambar Generator

Perubahan sudut dilakukan dengan cara memutar kumparan yang memiliki luas bidang A dan medan
magnet homogen B dengan kecepatan sudut  seperti pada gambar berikut:
Dengan demikian fluks magnetik yang dilingkupi
kumparan adalah:
 = B.A cos  = B. A cos t
 Sehingga ggl induksi yang timbul, pada ujung-ujung
kumparan adalah:

(B. A cos t )
dΦ d
=−N =−N
dt dt
ε = − N ( − B.A.ω sin ωt)
ε = N.B.A. ω sin ω.t
Karena N. B.A. =  mak
Atau  =  mak sin .t Dengan : E = ggl induksi sesaat (volt)
Emak = ggl induksi maksimum (volt)
N = jumlah liitan kumparan
A = luas bidang kumparan (m2)
B = induksi magnetic (T)
 = kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (sekon)
Contoh Soal 5:
Sebuah generator terdiri dari sebuah kumparan melingkar dengan jari-jari 10 cm berputar dengan
kecepatan 3600 rotasi per menit (rpm) di dalam medan magnetic 0,5 T. Hitunglah jumlah lilitan
kumparan agar dihasilkan ggl induksi maksimum sebesar 2,4 kV ( = )
Diket: r = 10 cm =0,1 m → A = r2 =  0,12 =0,01 m2
 = 3600 rpm = 3600 .(2 rad)/(60 sekon)
B = 0,5 T
mak = 2400 V
Dit: N =……?
Jawab:  mak = N. B.A.

Atau N = mak = 2400
= 400 lilitan
B. A. (0,5).(0,01).(120)
B. Penerapan Induksi Elektromagnetik (Transformator)
Dalam bagian ini hanya akan dibahas transformator karena generator sudah dibahas
sebelumnya.
Transformator adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah (memperkecil atau memperbesar)
tegangan AC berdasarkan pada prinsip kerja induksi elektromagnetik.
1. Prinsip Kerja Transformator
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik. Oleh karena itu trafo hanya dapat
mengubah arus arus bolak-balik . Arus bolak-balik
pada kumparan primer menimbulkan induksi magnetic
yang berubah-ubah. Fluks magnetic yang terjadi akan
mengalir melalui inti besi melewati kumparan
sekunder.

Karena induksi magnetic berubah-ubah maka fluks magnetic juga akan berubah-ubah. Akibatnya akan
timbul ggl induksi pada kumpran sekunder (s) dan p pada kumparan primer yang perumusannya
adalah:

Fisika SMA kelas XII 5


USWATUN HASANAH, S. Pd SMAN 3 BOLO
 
s = − Ns. dan p =− NP
t t
Karena laju perubahan fluks magnetic pada kedua kumparan sama, maka berlaku hubungan:
S NS V N VS = tegangan sekunder (keluaran) (volt)
= atau S = S VP = tegangan primer (masukan) (volt)
P NP VP N P NS = Jumlah lilitan sekunder
NP = jumlah lilitan primer

Pada trafo yang efisiensinya 100%, daya pada kumparan primer sama dengan daya pada kumparan
sekunder karena semuanya dipindahkan tanpa adanya energi yang hilang. Oleh karena itu berlaku:
PS =Pp
VS i P IP = arus pada kumparan primer (A)
VS.iS = VP.iP atau: = IS = arus pada kumparan sekunder (A)
VP iS

2. Efesiensi Transformator
Efisiensi trafo adalah perbandingan antara daya keluaran dengan daya masukan. Efisiensi
menunjukkan seberapa besar daya masukan dapat dipindahkan ke kumparan sekunder. Secara
matematis daya trafo dituliskan:
PS
η= x 100 %
PP
= efesiensi trafo
PS = daya pada kumparan sekunder (watt)
PP = daya pada kumparan sekunder (watt)
Contoh Soal 6:
Sebuah trafo penurun tegangan dengan lilitan sekunder 150 lilitan digunakan untuk menurunkan
tegangan 240 V menjadi 6 V dan digunakan menyalakan lampu 6 volt. Tentukan:
a. lilitan pada kumparan primer (NP)
b. arus yang mengalir pada kumparan primer jika pada kumpran sekunder mengalir arus 2 A dan
efisiensi trafo 80%.
Diket: NS = 150 Dit: a. NP
VP = 240 V b. iP
VS = 6 V
IS = 2 A
 =  =
Jawab:
N S .V P 150. 240
a. NP = = = 6000 lilitan
VS 6
VS . i S V .i 6. 2 12
b. = atau i P = S S = = = 0,0625A
VP . i P . VP 0,8. 240 192

Contoh Soal 7:
Sebuah trafo penurun tegangan, kumparan primernya dihubungkan dengan sumber tegangan 5000 volt.
Tegangan sekundernya ternyata menjadi 150 volt. Jika daya keluaran trafo 15 kW dengan efisiensi
80% dan jumlah lilitan perimernya 5000 lilitan, tentukan:
a. Jumlah lilitan sekundernya.
b. Besar daya masukannya.
c. Besar arus primer dan arus sekunder.

C. Induktansi Diri
1. Induktansi
Untuk memahami tentang induktansi, perhatikan gambar berikut yang menunjukkan sebuah
kumparan dan sebuah lampu neon yang disusun secara paralel dan terhubung dengan sumber tegangan
arus searah.

Fisika SMA kelas XII 6


USWATUN HASANAH, S. Pd SMAN 3 BOLO
Pada saat saklar ditutup ternyata neon tidak
menyala. Akan tetapi setelah saklar dibuka neon
justru menyala. Bagaimanakah hal ini terjadi?
Ketika saklar ditutup sebagian besar arus
listrik mengalir ke kumparan. Akibatnya arus
yang mengalir ke neon hanya sebagian kecil saja,
bahkan hampir tidak ada arus yang lewat karena
hambatan neon sangat besar.

Arus yang melewati kumpran akan menimbulkan medan magnet. Pada saat saklar dibuka
mengakibatkan arus yang mengalir pada kumparan hilang secara tiba-tiba. Hal ini menimbulkan
perubahan fluks magnetic dari ada menjadi tidak ada. Akibat perubahan ini, akan timbul ggl baru yang
dapat menyalakan neon. Ggl yang timbul disebut ggl induksi (induktansi) diri kumparan (karena
timbul oleh kumpran itu sendiri). Besar ggl induksi diri dinyatakan oleh persamaan:
di Dengan:
ε=−L  = ggl induksi (volt)
dt L = induktansi diri (henry) atau (H)
di
= laju perubahan arus (A/s)
dt
Persamaan di atas dikenal juga dengan Hukum Henry. Dari sinilah satuan induktansi suatu
inductor didefenisikan. Suatu induktor memiliki induktansi diri 1 henry apabila perubahan arus listrik
1 A dalam waktu 1 sekon menimbulkan ggl induksi diri sebesar 1 volt.
Ggl induksi yang terjadi pada kumparan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
d di
=−N atau =−L
dt dt
Dengan menyamakan kedua persamaan di atas maka diperoleh persamaan induktansi diri sebagai
berikut:
di d
L =N
dt dt
i 

L  di = N  d
0 0

L .i = N .

N. 
Atau : L=
i

Induktansi diri Pada Kumparan (Selenoida)


Dari persamaan induksi magnetic di pusat selenoida dan persamaan fluks magnetic:
 0 .i . N
B= dan  = B. A
l N  N .B . A
diperoleh: L= =
i i
N . A   0 .i . N 
L=  
i  l 
 0 . A. N 2 Dengan:
atau: L= L = induktansi diri kumpran (selenoida) (H)
l A = luas penampang selenoida (m2)
N = jumlah lilitan
l = panjang selenoida (m)
0 = permeabilitas vakum (4 10-7 Wb/A.m)

Fisika SMA kelas XII 7


USWATUN HASANAH, S. Pd SMAN 3 BOLO
2. Energi Yang Tersimpan Dalam Induktor
Apabila energi dalam suatu kapasitor tersimpan energi dalam bentuk medan listrik, maka
energi dalam suatu inductor (kumparan) tersimpan dalam bentuk medan magnet. Energi total W akibat
beda potensial  dan arus I yang mengalir selama selang waktu t adalah:
W =  i. t
Energi sesaat dalam selang waktu dt adalah:
dW =  . i. dt
 di 
dW =  L.  i.dt
 dt 
dW = L.i. di
Untuk memperolehpersamaannya maka kedua ruas diintegralkan :
W i

 dW = L.  i. di
0 0

1
atau: W = . L.i 2
2
W = energi yang tersimpan dalam inductor (J)
L = induktansi inductor (H)
i = kuat arus listrik (A)

Contoh Soal 8:
Sebuah inductor terbuat dari kumparan kawat dengan 50 lilitan. Panjang kumparan 5 cm dengan luas
penampang 1 cm2. Hitunglah:
a. induktansi inductor
b. energi dalam inductor jika arus yang mengalir 2 A.
Diket : N = 50
l = 5 cm = 0,05 m
A = 1cm2 = 10-4 m2
Dit: a. L b. W jika i = 2 A
Jawab:
a. L =  0 . A . N = 4.10 .10 . 50 = 6 ,28 .10 − 6 H
2 −7 −4 2

l 0 ,05
1 1
b. W = . L.i 2 = . 6,28.10 − 6 . 2 2 = 12,56.10 − 6 J
2 2

SOAL LATIHAN:
1. Suatu kawat membentuk persegi panjang dengan luas 10 cm 2 diletakkan dalam medan magnet 0,1
T. Tentukan fluks magnetic yang memasuki bidang kawat jika medan magnetic membentuk sudut
450 dengan bidang kawat.
2. Sebuah kawat penghantar digerakkan dalam medan magnet 2,2 T. Jika panjang kawat 0,5 m dan
kecepatan geraknya 0,2 m/s. Hitunglah:
a. ggl induksi yang timbulpada kawat.
b. Bila hambatan kawat 2  , berapakah arus induksinya?
3. Fluks magnetic yang memasuki suatu kumparan berkurang dari 12. 10 -3 Wb menjadi 2. 10-3 Wb
dalam waktu 5 milisekon. Apabila kumparan terdiri dari 20 lilitan dengan hambatan 10 ohm,
tentukan kuat arus listrik yang mengalir melalui kumpran (ingat persamaan ;: V = i.R atau  = i.R)
4. Sebuah generator mempunyai kumparan dengan luas penampang 100 cm 2 berputar dengan
kecepatan sudut 20 rad/s di dalam medan magnet 1,5 T. Jika Ggl induksi maksimum yang
dihasilkan 45 V, tentukan banyak lilitan kumparan dalam generator tersebut.
5. Sebuah trafo memiliki 180 lilitan primer dan 30 lilitan sekunder. Trafo tersebut akan dihubungkan
dengan lampu 220 V, 40 watt. Apabila efisiensi trafo 80%, tentukan kuat arus yang melalui
kumparan primer dan kumparan sekunder trafo tsb.
6. .Sebuah induktor dengan induktansi 10 mH dialiri arus listrik yang memenuhi persamaan i = 10
cos 100t ampere. Hitung ggl induksi diri maksimum antara ujung-ujung inductor.
7. Selenoida yang panjangnya 20 cm dengan 100 lilitan dan luas penampang 2 cm 2 berada dalam
medan magnetik yang berubah-ubah. Jika pada inductor mengalir arus 2 A. Tentukan:
a. induktansi diri selenoida.
b. Energi yang tersimpan dalam selenoida.

Fisika SMA kelas XII 8


USWATUN HASANAH, S. Pd SMAN 3 BOLO

Anda mungkin juga menyukai