Anda di halaman 1dari 13

BAB 11.

ZAT PADAT DAN SEMIKONDUKTOR


A. ZAT PADAT
Zat padat terdiri dari atom-atom, ion-ion, atau molekul-molekul yang letaknya
berdekatan dan tersusun secara teratur. Perbedaan sifat dalam berbagai zat padat
disebabkan oleh perbedaan gaya ikat antara atom-atom, ion-ion, atau molekul-
molekul penyusunnya.
A.1. Kristal dan Amorf
Berdasarkan struktur partikel penyusunnya, zat padat dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu:
1. Kristal
Kristal memiliki susunan partikel yang teratur dan berulang secara periodik dalam
rentang yang sangat panjang.Contoh zat padat yang memiliki struktur kristal antara
lain gula, garam dapur, belerang, silikon, germanium dan besi.
2. Amorf
Amorf adalah zat padat yang memiliki keteraturan susunan partikel dalam rentang
yang pendek. Contohnya antara lain: plastik, aspal dan kaca.
Sifat fisis zat padat yang mudah diamati untuk membedakan struktur kristal dan amorf
adalah titik lebur. Kristal memiliki titik lebur yang jelas, karena gaya ikat diantara
partikel penyusunnya hampir sama sehingga putusnya ikatan akibat pemanasan akan
tepat pada suatu temperatur tertentu. Sedangkan amorf akan melunak secara
berangsur-angsur karena ikatan yang paling lemah akan putus pada temperatur yang
paling rendah dari yang lainnya.
A.2. Jenis-Jenis Kristal
Sifat zat padat sangat dipengaruhi oleh jenis ikatan yang terjadi diantara
partikel-partikel penyusunnya.Oleh karena itu kita dapat membedakan jenis-jenis
kristal berdasarkan ikatan yang terjadi antara partikel-partikel pemyusunnya, yaitu:
1. Kristal Ionik
Krital ionik adalah kristal yang terbentuk berdasarkan ikatan ionik, yaitu
partikel-partikel penyusunnya saling memberi dan menerima elektron sehingga
terjadi gaya tarik-menarik antara ion positif dan ion negatif. Contoh kristal
ionik antara lain: NaCl dan CsCl
2. Kristal Kovalen
Adalah kristal yang terbentuk berdasarkan ikatan kovalen yaitu pemakaian
bersama elektron-elektron dan atom-atom penyusunnya. Contohnya: intan,
silikon, germanium dan silikon karbid (SiC).
3. Kristal Logam
Adalah kristal yang terbentuk berdasarkan ikatan logam, yaitu ikatan antara
elektron dengan ion positif penyusun logam tersebut. Contohnya: semua logam
termasuk besi,perak, seng dan tembaga.
4. Kristal Molekuler
Adalah kristal yang terbentuk berdasarkan ikatan van der walls, yaitu ikatan
antara molekul-molekul yang memiliki dipol listrik yang tidak permanen.
Contohnya: He, Ne, Ar, CH4 dan GeCl4 dalam bentuk padatan.
5. Kristal Ikatan Hidrogen
Adalah kristal yang terbentuk berdasarkan ikatan hidrogen. Contoh kristal H 2O
atau es.

Fisika SMA kelas 3 1


Created by Mr. Cuk Zagaloka
A.3. Kekerasan Zat Padat
Mengapa intan dan arang yang disusun oleh atom-atom yang sama yaitu atom
karbon memiliki kekerasan yang berbeda? Intan berwarna bening, sangat keras dan
merupakan batu perhiasan yang mahal. Sementara arang berwarna hitam, tidak keras,
mudah dibuat dan murah.
Seperti yang telah anda ketahui bahwa sifat zat padat tidak hanya ditentukan
oleh atom-atom pembentuknya, tetapi juga ditentukan oleh struktur kristalnya.
Melalui penelitian difraksi sinar X jelas terlihat bahwa struktur kristal intan berbeda
dengan struktur kristal arang. Atom-atom dalam kristal intan membentuk ikatan
dalam pola tertutup ke berbagai arah. Tiap atom diikat dengan gaya ikat yang kuat
oleh atom-atom tetangga terdekatnya. Itulah sebabnya kristal intan sangat keras.
Dalam kristal arang, atom-atom disusun dalam bidang yang menyerupai
lembaran-lembaran. Ikatan antar atom hanya cukup kuat pada atom-atom yang berada
pada lembaran yang sama. Atom-atom antar lembaran yang berdekatan hanya diikat
oleh gaya tarik menarik yang relatif lebih lemah.Ini menyebabkan atom-atom pada
lembaran yang satu dapat dengan mudah meluncur di atas lembaran lainnya. Karena
itu kristal arang mudah patah.

B. PITA ENERGI DAN SEMIKONDUKTOR


B.1. Konsep Pita Energi
Sebagaimana telah dijelaskan dalam teori atom, atom terdiri dari elektron-
elektron yang bergerak mengelilingi inti dalam tingkat-tingkat energi tertentu.
Semakin jauh dari inti atom, maka energi yang dimiliki oleh elektron akan semakin
besar. Pada umumnya, tingkat-tingkat energi elektron digambarkan dalam bentuk
garis-garis.
Tingkat-tingkat energi pada kristal dapat digambarkan dengan cara yang sama
dengan atom tunggal. Interaksi antar atom pada kristal hanya terjadi pada elektron
bagian luar, sehingga tingkat energi elektron pada orbit bagian dalam tidak berubah.
Pada orbit bagian luar terdapat elektron yang sangat banyak dengan tingkat-tingkat
energi yang berimpit satu sama lain. Berdasarkan asas larangan Pauli, dalam suatu
tingkat energi tidak boleh terdapat lebih dari satu elektron pada keadaan yang sama,
maka apabila ada elektron yang berada pada keadaan yang sama akan terjadi
pergeseran tingkat energi sehingga tidak pernah ada garis-garis energi yang
bertindihan.
Kumpulan garis pada tingkat energi yang sama akan saling berimpit dan
membentuk pita yang disebut pita energi

B.2. Jenis-Jenis Pita Energi


Berdasarkan pengisian elektron, kita dapat membedakan pita energi menjadi 2
jenis, yaitu pita valensi dan pita konduksi.
Pita valensi adalah pita energi teratas yang terisi penuh oleh elektron.
Pita konduksi adalah pita energi di atas pita valensi yang terisi sebagian atau tidak
terisi elektron.
Pada umumnya, antara pita valensi dan pita konduksi terdapat suatu celah yang
disebut celah energi atau celah terlarang atau pita terlarang karena celah ini
menyatakan energi yang tak dapat dimiliki oleh elektron dalam kristal.
Lebar pita energi ini menyatakan besar energi yang diperlukan untuk memindahkan
elektron dari pita di bawah celah (pita valensi) ke pita di atas celah (pita konduksi).

Fisika SMA kelas 3 2


Created by Mr. Cuk Zagaloka
Untuk memahamai pengertian tentang pita valensi, pita konduksi dan celah
energi, mari kita perhatikan pita energi yang terdapat pada atom Na (Natrium). Atom
natrium dengan nomor atom 11 memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s1.
Jadi: elektron dalam atom Natrium akan mengisi dalam 4 pita energi, yaitu pita
energi 1s terisi 2 elektron, pita energi 2s terisi 2 elektron, pita energi 2p terisi 6
elektron dan pita energi 3s hanya terisi 1 elektron.
Jika dalam kristal Na terdapat N atom, maka akan terdapat 7N elektron yang
tersebar pada pita 1s sebanyak 2N elektron, pita 2s sebanyak 2N elektron, pita 2p
sebanyak 6N elektron dan pita 3s sebanyak N elektron. Perhatikan gambar berikut:

Pita Konduksi 3s N elektron


Celah Energi
Pita Valensi 2p 6N elektron
2s 2N elektron
1s 2N elektron
Dari gambar di atas terlihat bahwa pita valensi adalah pita energi 2p, pita konduksi
adalah pita energi 3s dan jarak antara pita 2p dan 3s adalah celah energi.

B.3. Konduktivitas Zat Padat


Konduktivitas zat padat ditentukan oleh struktur pita energi dan pengisian
elektron pada pita energi tersebut. Berdasarkan konduktivitasnya, zat padat dapat
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu konduktor, isolator dan semikonduktor.
1. Konduktor
Logam dikenal sebagai konduktor yang baik. Konduktivitas logam dapat
dijelaskan dengan pita energi. Perhatikan kembali gambar di atas yang
menunjukkan pita-pita energi logam natrium. Pada umumnya konduktor
memiliki konduktor memiliki struktur pita energi seperti pada logam
natrium.Karena pita konduksi hanya terisi sebagian, maka elektron-elektron
pada pita konduksi dapat bergerak bebas. Pada saat ujung-ujung konduktor
dihubungkan dengan sumber tegangan listrik, akan terjadi aliran muatan (aliran
elektron pada pita konduksi) sesuai dengan arah medan listriknya.
2. Isolator
Isolator memiliki struktur pita energi seperti gambar berikut:
Pita Konduksi kosong
Celah Energi 5 eV
Pita Valensi terisi penuh
Pita konduksi tidak terisi oleh elektron, sedangkan celah energi antara pita
valensi dan pita konduksi cukup besar (sekitar 5 eV) sehingga tidak ada
elektron yang bebas bergerak. Oleh karena itu, apabila bahan isolator
dihubungkan dengan sumber tegangan listrik, tidak akan terjadi aliran muatan.
3. Semikonduktor
Struktur pita energi pada semikonduktor hampir sama dengan struktur pita
energi pada isolator. Akan tetapi celah energi antara pita valensi dan pita
konduksi pada semikonduktor relatif kecil (sekitar 1,1 eV). Pada suhu rendah,
semikonduktor akan berlaku seperti isolator sedangkan pada suhu tinggi akan
berprilaku seperti konduktor. Hal ini disebabkan karena pada suhu tinggi,
Fisika SMA kelas 3 3
Created by Mr. Cuk Zagaloka
elektron yang berada pada pita valensi akan memiliki energi kinetik yang
mampu untuk memindahkan elektron ke pita konduksi sehingga pada pita
konduksi terdapat elektron yang bebas bergerak.. Untuk lebih jelas perhatikan
gambar berikut ini:
Gambar pita energi semikonduktor pada suhu rendah
Pita Konduksi kosong
Celah Energi 1,1 eV
Pita Valensi terisi penuh
Gambar pita energi semikonduktor pada suhu tinggi
Pita Konduksi terisi sebagian
Celah Energi 1,1 eV
Pita Valensi hampir penuh

SOAL LATIHAN:
1. Perbedaan antara kristal dan amorf di bawah ini yang benar adalah....
a. Amorf memiliki ukuran besar sedangkan kristal ukurannya kecil.
b. Amorf memiliki titik lebur yang jelas sedangkan pada kristal tidak jelas.
c. Amorf mengkilap sedangkan kristal tidak mengkilap.
d. Amorf memiliki susunan partikel yang tidak teratur sedangkan kristal teratur.
e. Amorf terjadi pada intan sedangkan kristal terjadi pada es.
2. Kristal memiliki titik lebur yang jelas karena...
a. Kristal cukup keras
b. Ukuran kristal kecil
c. Terdapat dislokasi pada kristal
d. Gaya ikat antar partikel merata.
e. Struktur kristal berbentuk kubus
3. Pita energi paling atas yang terisi penuh elektron disebut...
a. Pita konduksi c. Pita terlarang e. Celah energi
b. Pita valensi d. Pita kosong
4. Apabila celah energi antara pita valensi dan pita konduksi pada bahan-bahan
isolator, semikonduktor dan konduktor berturut-turut adalah k, l dan m, maka...
a. k >l >m d. k > m > l
b. l > m > k e. m > l > k
c. m > k > l
5. Pernyataan yang benar mengenai pita energi semikonduktor pada suhu rendah
adalah....
a. Pita konduksi terisi penuh elektron, pita konduksi kosong.
b. Pita valensi penuh elektron, pita konduksi kosong, celah energi lebar.
c. Pita valensi penuh elektron, pita konduksi kosong, celah energi sempit.
d. Pita valensi penuh elektron, pita konduksi terisi sebagian.
e. Pita valensi dan pita konduksi terisi sebagian.

Fisika SMA kelas 3 4


Created by Mr. Cuk Zagaloka
BAB 12. FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

12.1. INTI ATOM


12.1.1. Partikel penyusun inti atom
Inti atom terdiri dari sejumlah proton bermuatan positif dan sejumlah neutron
tak bermuatan. Proton dan neutron sebagai partikel-partikel penyusun inti disebut
dengan nukleon.
Jumlah Proton dalam suatu inti atom disebut nomor atom, dilambangkan
dengan Z. Sedangkan jumlah nukleon (proton dan neutron) dalam inti atom disebut
nomor massa, dilambangkan dengan A.Jika unsur dilambangkan dengan X, maka inti
atom dengan nomor atom dan nomor massa tertentu disebut nuklida. Sebuah nuklida
dilambangkan dengan:
A
Z X
Misalnya nuklida dari unsur helium dengan nomor atom 2 dan nomor massa 4
dilambangkan dengan :
4
2 He
Dari lambang nuklida AZ X , kita dapat menentukan jumlah proton dan neutron dalam
inti sekaligus juga jumlah elektronnya, yaitu sebagai berikut:
Jumlah proton = Z
Jumlah neutron = A-Z
Jumlah elektron = Z untuk atom netral.
Contoh Soal 1:
Tentukan jumlah proton, neutron dan elektron dalam atom 56 26 Fe .

Diket: A = 56 dan Z = 26
Jawab:
Jumlah proton = Z= 26
Jumlah neutron = A –Z = 56 – 26 = 30
Jumlah elektron = 26

LATIHAN 1:
Tentukan jumlah proton, neutron dan elektron dalam atom-atom berikut ini:
7 127 109 238
a. 3 Li b. 53 I c. 47 Ag d. 92 U

12.1.2. Isotop, Isobar dan Isoton


a. Isotop
Isotop adalah nuklida-nuklida dengan jumlah proton sama tetapi jumlah neutron
berbeda. Setiap unsur kimia memiliki beberapa isotop.Misalnya atom hidrogen
1 2
memiliki 3 isotop yaitu: hidrogen biasa ( 1 H ), deuterium ( 1 H ) dan tritrium
3
( 1 H ).
b. Isobar
Isobar adalah nuklida-nuklida dengan jumlah nukleon sama tetapi jumlah proton
3
berbeda. Misalnya: 1 H dan 23 He

c. Isoton

Fisika SMA kelas 3 5


Created by Mr. Cuk Zagaloka
4
Isoton adalah nuklida-nuklida dengan jumlah neutron yang sama. Misalnya: 2 He
3
dan 1 H.

12.1.3. Muatan dan massa partikel-partikel pembentuk inti


Massa atom ditentukan dengan satuan u (atomic mass unit = satuan massa
atom) yang didefenisikan:

12
1 atomic mass unit (u) tepat sama dengan 121 massa isotop karbon –12 ( 6 C ).
Jadi 1 u = 1,66 x 10-27 kg
Satuan lain dari massa atom yang biasanya digunakan oleh ahli nuklir adalah MeV/c 2,
dengan faktor konversi:
1 u = 1,66 x 10-27 kg = 931,50 MeV/c2
Massa proton, neutron dan elektron adalah sebagai berikut:
Partikel muatan kg u MeV/c2
Proton +e 1,6267 x 10-27 1,007276 938,28
-27
Neutron 0 1,6750 x 10 1,008665 939,57
-31
elektron -e 9,109 x 10 0,000549 0.511

12.2. RADIOAKTIVITAS
Radioaktivitas atau peluruhan radioaktif adalah peristiwa pemancaran energi
dalam bentuk sinar radioaktif dari inti tidak stabil menjadi inti stabil. Peristiwa ini
berlangsung secara spontan dan biasanya disertasi dengan pemancaran partikel alfa
(), partikel beta () dan sinar gamma ().Pada umunya inti yang mengalami
peluruhan adalah inti dengan nomor atom besar karena memiliki energi ikat per
nukleon yang relatif kecil.
12.2.1. Pemancaran partikel 
Partikel  memiliki 2 proton dan 2 netron sehingga sering disimbolkan dengan
2  atau 2 He . Peristiwa peluruhan  secara umum digambarkan dalam reaksi:
4 4

A −4
A
Z X→ Z−2 Y + 42 
Contoh peluruhan partikel  adalah:
238
92 U → 234
90 Th + 4
2 
227
88 Ra → 222
86 Rn + 4
2 
12.2.2. Pemancaran partikel 
Partikel  memiliki sifat sama dengan elektron sehingga sering disimbolkan
dengan −01  atau −01 e . Peristiwa peluruhan  secara umum digambarkan dalam reaksi:
A
Z X→ A
Z+1 Y + 0
−1 
Contoh peluruhan partikel :
14
6 C → 14
7 N + 0
−1 
12.2.3. Pemancaran sinar 
Sinar  adalah radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi yang sangat
tinggi yang tidak mempunyai massa dan muatan sehingga sering disimbolkan dengan
0  .
0

A
Z X → A
Z Y + 0
0 

Fisika SMA kelas 3 6


Created by Mr. Cuk Zagaloka
Contoh Soal 2:
Inti 238
92 U memancarkan sebuah partikel alfa dan inti yang dihasilkan kemudian

memancarkan sebuah partikel beta. Tentukan nomor atom (Z) dan nomor massa (A)
inti terakhir. (Soal ujian masuk universitas di India tahun 1982).

12.3.Aktivitas dan Waktu Paro


12.3.1. Aktivitas Peluruhan
Aktivitas adalah laju peluruhan radioaktif (diberi lambang A). Aktivitas hanya
ditentukan oleh banyaknya inti yang meluruh per sekon. Jika peluang tiap inti untuk
meluruh disebut tetapan peluruhan (lambang ), maka aktivitas bahan bergantung
pada banyak inti radioaktif dalam bahan (N) dan . Secara matematis dituliskan:
A = . N
Karena peluruhan maka banyaknya inti radioaktif (N) berkurang terhadap waktu.
Karena N berkurang terhadap waktu dan  tetap, maka aktivitas A haruslah berkurang
terhadap waktu. Secara matematis dituliskan:
dN
A=−
dt
Apabila kita gabung kedua persaman di atas maka akan diperoleh:
dN dN
− = . N  = − . N
dt dt
dN
= −  . dt
N
N t

N N = −  0 dt  ln N N 0 = −  (t ) 0
dN N t

ln N − ln N 0 = −  .t
N
ln = − . t
N0
N = N 0 .e − .t
− .t
Jadi diperoleh persamaan: N = N 0 . e
Dengan:
No = banyak inti radioaktif mula-mula
N = banyak inti radioaktif setelah meluruh selama t
e = 2,718…..
 = konstanta peluruhan (s-1).
Aktivitas radioaktif dapat juga dituliskan dalam bentuk persamaan:
A = A 0 .e −  .t dengan:
A0 = aktivitas mula-mula
A = aktivitas setelah meluruh selama t
Dalam SI, satuan aktivitas dinyatakan dalam becquerel disingkat Bq, dimana:
1 Bq = 1 peluruhan/sekon
Satuan yang paling sering digunakan oleh alat pengukur aktivitas radiasi adalah curiei
(disingkat Ci). Satu Ci didefenisikan sebagai banyaknya peluruhan yang dilakukan
oleh satu gram radium dalam waktu 1 sekon. Ternyata diperoleh 3,7. 1010 peluruhan
dalam 1 sekon. Sehingga diperoleh hubungan:
1 Ci = 3,7. 1010 peluruhan/sekon = 3,7. 1010 Bq

Fisika SMA kelas 3 7


Created by Mr. Cuk Zagaloka
12.3.2.Waktu Paro
Waktu paro (T1/2) adalah waktu yang diperlukan untuk peluruhan sehingga
jumlah inti setelah peluruhan tinggal setengah dari jumlah inti mula-mula (N = ½ N0).
Ketika t = T1/2 maka aktivitasnya: A = ½ A0.Sehingga waktu paro suatu unsur
radioaktif dapat ditentukan sebagai berikut:
A = A 0 .e −  . t
−  . T 12
1
2 .A 0 = A 0 e
−  . T1
1
e 2
= = 2 −1
2
−  . T1
ln e 2
= ln 2 −1
−  .T1
ln e 2
= − ln 2
0 ,693
− . T1 / 2 = − 0 ,693  T1 / 2 =

0 ,693
atau :  =
T1 / 2
Jika suatu unsur radioaktif telah meluruh selama t , maka jumlah inti setelah
peluruhan (N) dapat ditentukan dengan persamaan:
0 ,693
− .t
N = N 0 .e T1 / 2

t
− 0 ,693.
N = N 0 .e T1 / 2

t
− ln 2.
N = N 0 .e T1 / 2

 N = N 0 . ( 12 ) T1 / 2
ln ( 1 / 2 ). t
N = N 0 .e T1 / 2

t t
1 T1 1 T1
Jadi diperoleh persamaan: N = N 0   2 atau A = A 0  2

2 2
No = banyak inti radioaktif mula-mula
N = banyak inti radioaktif setelah meluruh selama t
T1/2 = waktu paro
t = lamanya peluruhan
Contoh Soal 3:
Suatu unsur radioaktif memiliki waktu paro 80 tahun. Tentukan waktu yang
diperlukan agar unsur itu tersisa 25% dari semula.
Diket: N = 25% N0 = ¼ N0
T1/2 = 80 tahun
Dit: t =.............?
Jawab:

Fisika SMA kelas 3 8


Created by Mr. Cuk Zagaloka
t
1 T1
N = N0   2

2
t
1 1 80
.N 0 = N 0  
4 2
t t
2
1  1  80 1  1  80
=    = 
4 2 2 2
t
2= atau t = 160 tahun
80

Contoh Soal 4:
Waktu paro 198 Au adalah 2,70 hari.
198
a. Berapakah tetapan peluruhan Au ?
b. Misalkan terdapat 1 g
198
Au , tentukan aktivitasnya.
c. Tentukan aktivitasnya setelah 1 minggu.

Jawab:
a. Waktu paro T1/2 = 2,70 hari = 2,70 x 24 jam x 3600 sekon = 319680 sekon.
Maka tetapan peluruhannya:
0 ,693 0 ,693
= = = 2 ,97.10− 6 s −1
T1 / 2 319680
b. Diketahui Ar Au = 198 dan m= 1 g= 1. 10-6 gr, maka:
gram 1.10 −6
N= .N A = . 6 ,02.10 23 atom / mol
Ar 198 gr / mol
N = 3,04 .1015 atom
Maka aktivitasnya adalah:
A = . N = 2,97. 10-6 . 3,04. 1015
= 9,03. 109 atom/s
= 9,03. 109 Bq
c. Dari jawaban b diketahui aktivitas mula-mula: A0 = 9,03. 109 atom/s, maka
aktivitas setelah 1 minggu (7 hari) adalah:
t
1
A = A 0   2 = 9 ,03.10 (0 ,5) 70
T1 7
9
2 ,
2
A = 9 ,03.109 .0 ,166
A =1,50.109 Bq

Fisika SMA kelas 3 9


Created by Mr. Cuk Zagaloka
Soal :
1. Suatu unsur radioaktif tersisa 1/32 bagian setelah meluruh selama 2,5 jam.
Tentukan waktu paro dari unsur radioaktif tersebut.
13
2. Dalam sebuah laboratorium memiliki 1,43 g 7 N murni yang memiliki waktu
paro 10 menit (600 sekon). Tentukan:
a. Jumlah inti yang ada semula (N0).
b. Banyak aktivitas radiasi mula-mula (A0)
c. Banyak aktivitas setelah 1 jam.
d. Waktu yang diperlukan agar aktivitasnya menjadi 7,42. 109 Bq.
210
3. Unsur Bi memiliki waktu paro 5 hari. Jika mula-mula terdapat 72 gram,
tentukan massa sisanya setelah meluruh selama 15 hari.

BAB 13. MATAHARI DAN JAGAD RAYA

13.1. Matahari
13.1.1. Dimensi Matahari

Jarak matahari ke bumi adalah 149.600.000 km. Jarak ini dinamakan satu satuan
astronomi atau satu astronomical unit (disingkat AU). Dengan demikian:
1 AU = 149.600.000 km
Diameter matahari kira-kira 1.400.000 km sehingga jari-jarinya kira-kira 700.000
km.Dengan demikian volume matahari adalah:
V = 4/3  R3
= 4/3 3,14. (700.000 km)3 = 1,44. 1018 km3 = 1,44. 1027 m3
Massa matahari = 1,997. 1030 kg
Massa jenisnya = massa/volume
= 1,997. 1030/ 1,44. 1027 = 1. 382 kg/m3

13.1.2. Susunan Kimia Matahari


Matahari kira-kira mengandung 75% unsur hidrogen dan 20% unsur helium.
Unsur-unsur yang lebih berat kira-kira hanya 2% dan jumlah terbanyak adalah
oksigen, karbon dan neon. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini:
Unsur Lambang Persen dari Massa
Unsur Matahari
Hidrogen H 76,4
Helium He 21,8
Oksigen O2 0,8
Karbon C 0,4
Neon Ne 0,2
Besi Fe 0,1
Nitrogen N 0,1
Silikon Si 0,08
Magnesium Mg 0,07
Sulfur S 0,05
Nikel Ni 0,01

Fisika SMA kelas 3 10


Created by Mr. Cuk Zagaloka
13.1.3. Suhu Matahari
Kita tidak dapat mengukur suhu matahari secara langsung karena suhunya
sangat tinggi. Para astronom hanya menggabungkan metode-metode pengamatan dan
berbagai teori untuk menaksir kondisi-kondisi di dalam matahari, misalnya teori
penyusutan Hemholtz memperkirakan bahwa suhu pusat matahari mencapai 15 juta
kelvin.
Energi yang dipancarkan matahari memanaskan permukaan luarnya (fotosfer).
Suhu fotosfer bisa didapat dengan cepat dari Hukum Pergeseran Wien yaitu dengan
mengamati spektrum dari radiasi matahari. Ternyata pada spektrum matahari, hasil
radiasi matahari maksimum berwarna kuning dengan panjang gelombang 510 nm.
Penggunaan Hukum Pergeseran Wien menunjukkan suhu permukaan matahari
(fotosfer) kira-kira 5700 K.

13.1.4 Susunan Matahari


Matahari disusun oleh 4 lapisan. Berdasarkan urutannya dimulai dari pusat
matahari, keempat lapisan itu adalah:
1. inti
2. fotosfer
3. kromosfer
4. korona
1. Inti Matahari
Inti matahari adalah bagian dalam matahari yang merupakan pusat matahari.
Suhu inti 15 juta kelvin dan tekanannya 200 miliar kali tekanan permukaan bumi.
Tekanan ini membuat inti hidrogen dapat berfusi menjadi inti helium (melalui reaksi
fusi yang disebut rantai-rantai proton) menghasilkan energi matahari.
2. Fotofer
Lapisan matahari yang dapat kita lihat disebut fotosfer atau lapisan cahaya.
Fotosfer merupakan daerah yang agak tipis dengan kedalaman sekitar 500 km atau
kurang dari 1/2000 dari jari-jari matahari.Suhu fotosfer bagian dalam adalah 6000 K
dan berkurang menjadi 4300 K pada suhu bagian luar.
Gas-gas panas pada fotosfer memancarkan cahaya dengan intensitas sangat
kuat, sehingga cahaya fotosfer dapat terlihat dan berwarna kuning dari bumi.
3. Kromosfer
Lapisan yang terdapat di atas fotosfer disebut atmosfer matahari. Atmosfer
matahari tersusun atas dua lapisan. Lapisan bawah atau yang paling dekat dengan
fotosfer disebut kromosfer atau ‘bola warna’.Lapisan atas atau bagian luar disebut
korona atau’mahkota’.Lapisan kromosfer menjulang 12.000 km di atas fotosfer,
memiliki tebal kira-kira 2400 km dan suhu pada bagian atasnya lebih dari 10000 K.
4. Korona
Atmosfer matahari sebelah luar atau lapisan yang terdapat di atas kromosfer
adalah korona. Korona ini jauh lebih panas dibandingkan dengan kromosfer, para ahli
menaksir suhunya 2 juta K untuk daerah luarnya.

13.1.5. Kegiatan di Permukaan Matahari


Kegiatan-kegiatan yang terjadi di permukaan matahari (fotosfer) adalah:
1. Bintik Matahari
Bintik matahari atau noda matahari (sun spot) adalah daerah gelap pada
fotosfer. Bintik matahri tampak gelap karena suhunya 4000 K sampai 5000 K lebih

Fisika SMA kelas 3 11


Created by Mr. Cuk Zagaloka
rendah dari suhu fotosfer disekitarnya. Bintik matahari dapat tunggal atau
berkelompok. Ia bergerak melintasi fotosfer disebabkan oleh rotasi matahari pada
sumbunya.
Sebuah bintik bisa berukuran 10.000 km dari tepi ke tepi. Bintik besar bisa
mencapai 200.000 – 300.000 km dan bintik kecil atau disebut pori-pori kurang dari
3000 km. Sebuah pori-pori bisa bertahan di bawah 1 jam, sedangkan bintik yang
besar dapat bertahan selama 250 hari.
2. Gumpalan Matahari
Gumpalan matahri atau granulasi fotosfer merupakan gas fotosfer yang karena
lebih panas dari permukaan sekitarnya (suhu granulasi kira-kira 100 K lebih besar dari
permukaan sekitarnya) bergerak secara hebat dan berkesinambungan, sehingga
muncul seperti butiran cerah selebar 970 km (granulasi) dan 29.000 km (super
granulasi).
3. Fakula
Fakula atau ‘obor kecil’ merupakan daerah kecil yang panas dan cerah, yang
terbentuk di fotosfer bagian atas sesaat sebelum munculnya bintik matahari. Fakula
pertama kali ditemukan oleh C. Scheiner kira-kira tahun 1611.

Kegiatan-kegiatan yang terjadi di kromosfer adalah:


1. Prominensa
Prominensa (disebut juga protuberans atau lidah api matahari) terjadi pada
kromosfer bagian tepi. Prominensa merupakan gas panas yang tersembur dengan
dahsyat dari kromosfer, kadang-kadang dapat mencapai ketinggian ratusan ribu km
memasuki daerah korona.
Prominensa memiliki beragam bentuk, seperti pita, loop, spiral atau tabir.
2. Spikula
Kromosfer juga mempertunjukkan pancaran gas yang jauh lebih kecil disebut
spikula. Spikula ini mungkin terjadi akibat gerakan cepat dari gas kromosfer yang
panas.
3. Flare
Sebuah Flare adalah suatu kilatan cahaya yang berlangsung sangat cepat dan
terjadi dalam kromosfer. Sejumlah energi sangat besar dibebaskan, dan ini
mempengaruhi lapisan ionosfer bumi kita. Ini dapat menyebabkan gangguan
komunikasi radio.
Suatu flare yang dahsyat dapat menyemburkan partikel-partikel dengan
kelajuan 1500 km/s. Semburan ini dapat mencapai bumi dan menyebabkan badai
magnetik atau aurora.

Fisika SMA kelas 3 12


Created by Mr. Cuk Zagaloka
Fisika SMA kelas 3 13
Created by Mr. Cuk Zagaloka

Anda mungkin juga menyukai