0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan3 halaman
Ikatan logam terbentuk dari interaksi antar elektron valensi atom logam. Atom logam memiliki sedikit elektron valensi sehingga mudah membentuk ion positif. Ketika atom logam berdekatan, elektron valensinya akan terdelokalisasi membentuk "lautan elektron" yang membungkus ion-ion positif dan mengikat atom-atom logam. Kekuatan ikatan logam bergantung pada jumlah elektron valensi yang terkandung.
Ikatan logam terbentuk dari interaksi antar elektron valensi atom logam. Atom logam memiliki sedikit elektron valensi sehingga mudah membentuk ion positif. Ketika atom logam berdekatan, elektron valensinya akan terdelokalisasi membentuk "lautan elektron" yang membungkus ion-ion positif dan mengikat atom-atom logam. Kekuatan ikatan logam bergantung pada jumlah elektron valensi yang terkandung.
Ikatan logam terbentuk dari interaksi antar elektron valensi atom logam. Atom logam memiliki sedikit elektron valensi sehingga mudah membentuk ion positif. Ketika atom logam berdekatan, elektron valensinya akan terdelokalisasi membentuk "lautan elektron" yang membungkus ion-ion positif dan mengikat atom-atom logam. Kekuatan ikatan logam bergantung pada jumlah elektron valensi yang terkandung.
Kekuatan ikatan logam cenderung lebih besar, semakin besar jumlah orbital setengah
penuh yang mungkin, termasuk orbital d yang mendasari
Ikatan logam adalah ikatan antaratom dalam suatu unsur logam dengan menggunakan interaksi antar elektron valensi. Unsur logam memepunyai kecendrungan untuk menjadi ion positifkarena energi potensial ionisasi yang rendah dan mempunyai elektron valensi kecil. Ketika atom-atom logam yang bermuatan ini saling berdekatan, kemudian elektron valensinya akan terdelokalisasi membentuk ”lautan elektron” disekitar ion-ion positif. Lautan elektron ini akan bertindak sebagai perekat atom-atom logam. Hal ini mengakibatkan lautan elektron dalam atom- atom logam bebas bergerak dari atom satu keatom yang lain untuk membentuk suatu ikatan yang disebut ikatan logam. Kenyataan ini dapat menjelaskan alasan logam sebagai penghantar listrik yang baik. Kekuatan ikatan logam bergantung pada banyaknya elektron valensi yang terdapat pada atom logam tersebut. Unsur logam memiliki sedikit elektron valensi, sehinggga kulit terluar unsur logam relatif longgar (terdapat banyak ruang kosong). Keadaan seperti itu memungkinkan elektron valensi logam dapat berpindah dari satu atom keatom lain. Mobilitas elektron dalam logam semakin bebas, sehingga electron valensi logam mengalami delokalisasi, yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebuttidak tetap posisinya pada suatu atom, tetapi senantiasa berpindah- pindah dari satu atom keatom lain. Elektron-elektron valensi tersebut berbaur sehingga menyerupai awan atau lautan yang membungkus ion-ion positif logam didalamnya. Jadi, struktur logam dapat dibayangkan sebagai ion-ion positif yang dibungkus oleh awan atau lautan atau elektron valensi. Seperti gambar berikut : Adapun ciri-ciri ikatan logam adalah sebagai berikut : Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat satu sama lain. Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain. vobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain. Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam. Struktur logam seperti gambar di atas, dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu : 1) Berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam.\ 2) Dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus. 3) Penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron.Hampir semua logam transisi tampaknya memiliki ikatan yang lebih kuat daripada logam non transisi, menunjukkan utilitas orbital d yang lebih besar untuk tujuan ini. Dalam kedua jenis logam, seperti yang secara kasar ditunjukkan oleh panas atomisasi, kekuatan ikatan paling rendah di mana ada elektron valensi paling sedikit atau paling sedikit lowongan orbital dan bekerja menuju maksimum di mana semua orbital ikatan setengah terisi. Jelas semakin banyak ikatan elektron, semakin kuat ikatan, tersedia lowongan. Ini konsisten dengan fakta-fakta kovalensi, semakin kuat ikatannya. Secara umum, energi terendah dari masing-masing konfigurasi elektron dari logam transisi dihasilkan dengan pengisian elektron pada orbital 4s sebelum orbital 3d. Perlu disadari bahwa tidak ada satu pun urutan yang merepresentasikan secara akurat aturan pengisian orbital-orbtal yang berbeda menurut kenaikan nomor atom. Apalagi perbedaan energi-energi orbital adalah dekat (kecil) ketika nilai n lebih tinggi. Pada nilai n yang tinggi juga, energi dapat berubah secara signifikan pada pembentukan suatu ion. Berikut adalah urutan aproksimasi energi relatif (energi terendah) dari orbital dalam atom netral:
Kekuatan Ikatan Logam di Periode Keenam: Panas Atomisasi (kcal, mol-1)
Ca 18.7 Ta 187 Ir 150 Ti 43.3 Ba 41.7 W 200 Pt 135 Pb 46.8 La 99.6 Re 186 Au 85 Bi 47.5 Hf 168 Os 160 Hg 14.7 Po 34.5 Mangan dan, pada tingkat lebih rendah, kromium tampaknya memiliki ikatan yang lebih lemah dari yang diharapkan dibandingkan dengan tetangga mereka. Ini konsisten dengan stabilitas khusus dari set orbital d persis setengah terisi, dan menunjukkan bahwa electorns dari set seperti itu tidak bebas untuk berbagi secara umum. Sumber : https://www.kompasiana.com/lianovasari/55113042a333110642ba7ffd/ikatan-logam?page=all La Kilo, Akram. 2018. Kimia Anorganik : Struktur dan Kereaktifan. Gorontalo : UNG Press Gorontalo