Anda di halaman 1dari 6

Tidak mudah menyatakan bagaimana atom tersusun dalam padatan.

Namun ada hal-hal yang


diharapkan menjadi faktor penting yang menentukan terbentuknya polihedra koordinasi atom-atom.
Secara ideal, susunan polihedra koordinasi paling stabil adalah yang memungkinkan terjadinya energi
per satuan volume minimal.Keadaan tersebut dicapai apabila:

1. kenetralan listrik terpenuhi

2. ikatan kovalen diskrit dan terarah terpenuhi

3. meminimalkan gaya tolak ion-ion

4. susunan atom serapat mungkin

Jenis-jenis kristal:

Kristal Ionik

Dalam kristal ionik murni, polihedra anion atau polihedra koordinasi tersusun sedemikian rupa sehingga
kenetralan listrik terpenuhi dan energi ikat per satuan volume menjadi minimum tanpa menyebabkan
menguatnya gaya tolak antar muatan yang memiliki tanda yang sama.

Gaya tolak yang terbesar terjadi antar kation karena muatan listriknya terkonsentrasi dalam volume
yang kecil, oleh karena itu polihedra koordinasi harus tersusun sedemikian rupa sehingga kation saling
berjauhan.

Kristal Molekul

Jika dua atom terikat dalam ikatan primer, baik berupa ikatan ion maupun ikatan kovalen, maka akan
membentuk molekul yang diskrit. Jika ikatan primer tersebut kuat dalam suatu sub unit, maka ikatan
yang terjadi antar sub unit akan berupa bentuk ikatan yang berbeda dari ikatan primer. Kristal yang
terbentuk adalah kristal molekular dengan ikatan antar sub unit yang lemah.

Jika ikatan primernya adalah ikatan ion, maka molekul distrik akan terbentuk sama dengan hasil kali
muatan anion dengan bilangan koordinasi.

Contoh : sub unit SiF4 terbentuk dari ikatan ion, ikatan polihedra koordinasi, atau polihedra anion
berbentuk tetrahedral F mengelilingi kation Si.

Komposisi [2]

1. Konduktivitas padatan anorganik

2. Pembentukan pita melalui tumpang tindih orbital atom (kondisi kerapatan, insulator)

3. Semikonduksi

Struktur Elektronik Padatan

Dari 117 unsur yang telah ditemukan baik secara alami maupun sintesis, sebagian besar di antaranya
berada pada wujud padatan atau logam. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempelajari struktur
padatan terutama untuk mempelajari sifat-sifat logam seperti konduktivitas elektrik, kemagnetan,
kemampuannya untuk mengeluarkan warna-warna tertentu. Pada pembahasan kali ini akan difokuskan
untuk membahas struktur elektronik padatan sederhana pada unsur-unsur transisi dan hubungannya
terhadap sifat-sifat padatan itu sendiri.

Teori Orbital Molekul


<ref>Teori orbital molekul merupakan salah satu teori yang menjelaskan tentang sifat-sifatmolekul
berdasarkan pendekatan mekanika kuantum </ref. Teori ini lebih baik dalam menjelaskan beberapa sifat
pada senyawa seperti kemagnetan pada molekul O2 , yang tidak dapat dijelaskan dengan teori ikatan
valensi. Teori orbital molekul menggambarkan ikatan kovalen melalui interaksi orbital-orbital atom dari
atom-atom yang berikatan secara keseluruhan. Perbedaan antara orbital molekul dan orbital atom
adalah bahwa orbital atom terkait hanya dengan satu atom.

Ketika terjadi tumpag tindih antara orbital dari masing-masing atom, maka masing-masing orbital
tersebut akan memiliki dua orbital molekul yaitu satu orbital molekul ikatan dan satu orbital molekul
anti ikatan. Orbital molekul ikatan terbentuk antara elektron-elektron yang memiliki fasa gelombang
yang sama dan menghasilkan interferensi yang saling menguatkan atau interferensi konstruktif. Orbital
molekul ikatan ini memiliki energi yang lebih rendah dan kestabilan yang lebih besar dibandingkan
dengan orbital atom pembentuknya. Sedangkan pada orbital molekul anti ikatan terbentuk antara
elektron-elektron yang memiliki fasa gelombang yang berbeda dan menghasilkan penurunan kerapatan
elektron sehingga menghasilkan interferensi destruktif.

Secara sederhana, untuk membentuk orbital molekul ikatan yaitu cuping orbital atom penyusunnya
cocok untuk tumpang tindih, tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama, dan tingkat
energi orbital atom-atomnya dekat.

TEORI PITA

Setiap zat padat mengandung elektron. Hal yang penting untuk daya hantar

listrik adalah respon elektron jika ditempatkan pada medan listrik. Dapat terlihat

bahwa elektron pada kristal menyusun pita energi (gambar 1) yang dipisahkan

oleh daerah dalam energi dimana orbital elektron itu berada yang disebut celah

energi atau celah pita, dan hasil interaksi gelombang elektron konduksi dengan
inti ion dari kristal.Tingkat-tingkat energi elektron dalam atom makin rumit jika nomor

atom makin besar.

Kristal berkelakuan sebagai isolator jika pita energi terisi penuh atau kosong oleh elektron, sehingga
tidak ada elektron yang berpindah akibat adanya medan listrik. Kristal berkelakuan sebagai logam jika
satu atau lebih pita terisi sebagian oleh elektron, pita energinya terisi antara (10-90)% oleh elektron.
Kristal berkelakuan sebagai semikonduktor atau semilogam jika satu atau dua pita terisi sedikit penuh
atau sedikit kosong. Untuk memahami perbedaan antara isolator dengan konduktor, kita harus
memberikan model elektron bebas untuk menjelaskan kisi periodik zat padat. Kemungkinan celah pita
sangat penting untuk menjelaskan adanya konduktor,

semikonduktor, dan isolator.

Kita akan menemukan sifat lain pada elektron yang sangat luar biasa pada kristal, sebagai contoh respon
elektron pada medan listrik atau medan magnet jika elektron dibantu dengan massa efektif m*, dimana
bisa lebih besar atau kecil dari massa elektron bebasnya atau bisa jadi negatif. Elektron dalam kristal
dapat bergerak jika diberikan medan listrik.

P.V= Pita Valensi = pita energi yang terisi oleh elektron valensi

P.K= Pita Konduksi = pita energi diatas pita valensi,yang akan terisi elektron

konduksi

E.g= celah energi = energi yang diperlukan elektron untuk loncat ke pita

konduksi
Kristal dapat dikelompokkan dalam 4 golongan berdasarkan konduktivitasnya:

Ø Konduktor

ρ<<

Ø Semikonduktor

0≤ρ≤∞

Ø Isolator

ρ≈∞

Ø Superkonduktor

ρ=0

Teori medan ligan

Teori medan ligan adalah satu dari teori yang paling tepat

untuk menjelaskan struktur

elektronik kompleks. Awalnya teori ini adalah aplikasi teori medan kristal pada sistem

kompleks.
Kompleks oktahedral berbilangan koordinasi enam

Lima orbital d dalam kation logam transisi terdegenerasi dan memiliki energi yang sama.Medan listrik
negatif yang sferik di sekitar kation logam akan menghasilkan tingkat energi total yang lebih rendah dari
tingkat energi kation bebas sebab ada interaksi elektrostatik. Interaksi repulsif antara elektron dalam
orbital logam dan medan listrik mendestabilkan sistem dan sedikit banyak mengkompensasi
stabilisasinya.

Anda mungkin juga menyukai