Anda di halaman 1dari 15

DIKTAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL

INSAN GEMILANG INDONESIA

www.insangemilangindonesia.com

IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL


A. Jenis dan Karakteristik Ikatan Kimia
Ikatan kimia adalah interaksi yang mengkombinasikan atom-atom sehingga menjadi zat baru.
Tujuan atom berikatan: untuk mencapai kestabilan
Umumnya, kestabilan tercapai jika konfigurasi elektron tiap atomnya penuh di tiap kulit.
Gas mulia (golongan VIII A) berada di alam dalam keadaan monoatomik (tidak bersenyawa) karena
sudah cukup stabil sendirian. Tiap kulitnya penuh elektron.

Jenis-jenis ikatan kimia yang ada yaitu:


1. Ikatan Ionik = ikatan akibat gaya tarik menarik elektrostatik antara muatan positif kation dan
muatan negatif anion
- Gaya elektrostatik merupakan gaya terkuat dari 4 gaya fundamental di alam. Secara natural,
suatu muatan positif akan menarik muatan negatif dari arah manapun dan jarak berapapun.
- Contoh: senyawa NaCl  Na memiliki 1 e.valensi , menjadi Na+ maka konfig.e. penuh
 Cl- memiliki 7 e.valensi, menjadi Cl- maka konfig e. penuh
Secara natural terjadi tarik menarik antara ion Na+ dan Cl-
Sebuah ion Na+ tidak hanya menarik ion Cl- di kanan atau kirinya saja, tetapi juga atas, bawah,
depan, dan belakangnya.
# Karena itulah pada senyawa ionik, ion-ion tersusun rapi dan teratur (kristalin). Senyawa ionik
disebut memiliki kisi (lattice)
# Artinya, senyawa ionik selalu ditulis dalam rumus empiriknya, bukan rumus molekulnya. Tidak
ada molekul dalam senyawa ionik!
- Faktor yang mempengaruhi gaya elektrostatik
𝑘𝑞1 𝑞2
Karena gaya Coulomb, 𝐹 𝐶 = 𝑟2
, maka besar gaya Coulomb akan:
 Berbanding lurus dengan muatan ion (q)
 Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar pusat ion (jumlah jari-jari ion)
# Energi kisi = energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan ionik, berbanding lurus dengan
𝐹𝐶

2. Ikatan kovalen = ikatan yang terbentuk ketika atom-atom saling menggunakan bersama
pasangan elektron dalam orbital yang saling overlap.
- Nonlogam membutuhkan tambahan elektron untuk mencapai konfigurasi elektron penuh.
Karena itu, jika sesama nonlogam yang berikatan, elektronnya harus dipakai bersama-sama.
- Biasa disimbolkan dengan garis antar atom.
Jika yang dipakai bersama 1 pasang: ikatan tunggal X-X
Dipakai bersama 2 pasang: ikatan rangkap 2 X=X
Dipakai bersama 3 pasangL ikatan rangkap 3 X≡X
- Molekul dan ikatan di dalamnya sering digambarkan dalam struktur Lewis (diagram titik-
silang)
Struktur Lewis menggambarkan banyaknya elektron valensi yang mengelilingi atom
Contoh:
 Molekul hidrogen fluorida (HCl)  H-Cl
DIKTAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL
INSAN GEMILANG INDONESIA

www.insangemilangindonesia.com

H (1 e.v.) butuh 1 e untuk penuh. Cl (7 e.v.) butuh 1 e untuk penuh.


H dan F masing-masing memberi 1 e valensi untuk dipakai bersama
Setelah overlap orbital: ikatan kovalen tunggal dari
e.valensi di sekitar H = 2 (penuh) 1 pasang elektron yang
e.valensi di sekitar Cl = 8 (penuh) dipakai bersama

 Molekul karbon dioksida (CO2)  O=C=O


C (4 e.v.) butuh 4 e untuk penuh. O (6 e.v.) butuh 2 e untuk penuh
C menyumbangkan 4 e valensi
masing-masing O menyumbangkan 2 e valensi untuk dipakai bersama
2 pasang elektron dipakai
Pasangan elektron bebas milik
bersamaikatan rangkap 2
atom O

Ikatan Kovalen Polar dan non-Polar:


Meski disebut pemakaian bersama pasangan elektron, distribusi elektron pada ikatan tersebut tidak
merata. Analoginya adalah dua orang yang duduk bersama di 1 bangku, orang yang gemuk
mengambil tempat lebih banyak.
 Atom yang lebih elektronegatif lebih kuat menarik elektron ke arahnya, sehingga menjadi
kutub negatif. Polar dari kata pole = kutub
 Ikatan kovalen terbagi menjadi 2:
- Ikatan kovalen polar : bila perbedaan elektronegativitas antar 2 atom besar, 0,5-1,7
- Ikatan kovalen non-polar : bila perbedaan elektronegativitas antar 2 atom kecil, kurang dari
0,5. Semua angka menggunakan skala Pauling

Proses terbentuknya ikatan kovalen:

Bila kedua atom hidrogen


didekatkan, total potensial
energi akan menjadi kecil
karena gaya tarik antara
elektron dan proton
menstabilkan muatan.
Namun bila kedua atom
terlalu dekat, terjadi gaya
tolak antar proton di kedua
atomtidak
stabillonjakan energi

Gambar 3. 1 Proses terbentuknya molekul H2

Dalam kasus ini, 75 pm adalah panjang ikatan


435 kJ/mol adalah energi ikatan = energi disosiasi ikatan (D)
DIKTAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL
INSAN GEMILANG INDONESIA

www.insangemilangindonesia.com

Definisi energi ikatan = energi yang dibutuhkan untuk memutuskan 1 mol ikatan kovalen dari
molekul fasa gas menjadi atom-atomnya

3. Ikatan kovalen koordinasi = ikatan di mana satu atom menyumbang sepasang (2 buah)
elektron untuk dipakai bersama. Atom lainnya tidak menyumbang apa-apa.
- Biasanya menyebabkan penggabungan molekul-molekul atau molekul-ion
 Molekul 1 sudah penuh konfigurasi elektronnya dan mengandung atom A yang memiliki
minimal 1 pasangan elektron bebas
 Molekul atau ion 2 memiliki atom B yang belum penuh konfigurasi elektronnya
- A akan berikatan koordinasi dengan B
Sifat ikatan A-B sama dengan ikatan kovalen biasa
Contoh1: NH3 + H+  NH4+

Contoh2: Ikatan antara ligan dan logam pada senyawa kompleks


 Logam memiliki orbital yang belum terisi elektron. Bisa menerima elektron sejumlah 2, 4,
atau 6 pasang.
 Ligan memiliki atom A yang memiliki pasangan elektron bebas untuk berikatan. ATOM A
disebut ATOM DONOR
- Jika ligan memiliki 1 atom donor  monodentat.
- Jika ligan memiliki 2 atom donor  bidentat.
Contoh: C2O42- (oksalat=ox) atom donornya O dan O.
H2NCH2CH2NH2 (etilenadiamina=en) atom donornya N dan N
- Jika ligan memiliki banyak atom donor  polidentat = agen pencapit = chelating agent
Contoh: Etilenadiaminatetraasetat (EDTA=Y4-). Heksadentat dengan atom donor 4 O pada 4 gugus
asetat dan 2 N dari gugus amina
EDTA memiliki ciri khas berikatan 1:1 dengan kation logam apapun

4. Ikatan Logam = ikatan akibat tarik menarik antara kation-kation logam dengan awan
elektron
- Suatu sampel logam pasti terdiri dari atom-atom logam.
Atom logam mengion melepaskan elektron valensinya menjadi kation.
Elektron2 valensi dapat bergerak bebas (terdelokalisasi) di antara kation-kation (diibaratkan awan e)
- Tarik menarik elektrostatis antara kation2 dan awan elektron valensi menyatukan logam
dalam suatu struktur rapat dan teratur (kristalin)
- Faktor yang mempengaruhi kekuatan ikatan logam:
 Jumlah elektron valensi yang terdelokalisasi (berbanding lurus)
 Muatan kation logam yang dapat terbentuk (berbanding lurus)
DIKTAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL
INSAN GEMILANG INDONESIA

www.insangemilangindonesia.com

 Ukuran kation logam (berbanding terbalik)

5. Jaringan Kovalen (Kovalen Raksasa) = struktur khusus di mana atom-atomnya terus


berikatan kovalen satu sama lain membentuk jaringan.
Contoh terkenal: Intan (diamond), Silika (SiO2)

Gambar 3. 2 Intan. Tiap Gambar 3. 3 Grafit. Tiap bulatan adalah atom C. TIDAK KERAS karena
bulatan adalah atom C tiap lapisan mudah lepas

#Menariknya di sini, jika biasanya senyawa kovalen harus terdiri dari triliunan molekul, satu
molekul yang memiliki struktur jaringan kovalen akan sangat besar sehingga bisa terlihat! Satu
butir intan adalah 1 molekul

Karakteristik senyawa yang memiliki masing-masing ikatan:


Tabel 3. 1 Sifat fisik yang ditimbulkan berbagai jenis ikatan
Sifat Ionik Kovalen Logam Jaringan kovalen
Titik didih Umumnya tinggi Umumnya Umumnya Sangat tinggi
dan leleh rendah tinggi
Konduktivitas Padatan: buruk buruk Baik Biasanya buruk, kecuali
listrik Lelehan: baik ada delokalisasi
Larutan (aq): cukup baik elektron (grafit)
Kekerasan Keras tapi umumnya Umumnya Menengah. Sangat keras
rapuh lunak Cukup keras
tapi masih bisa
ditempa

B. Struktur Lewis dan Resonansi


Aturan oktet: Aturan bahwa setiap atom harus dikelilingi 8 elektron valensi agar stabil
Asalnya dari pengamatan bahwa gas mulia (8 e.v.) selalu stabil
Pengecualian aturan oktet:
• H dan He aturan duet (membutuhkan 2 e.v.)  karena hanya memiliki orbital 1s
• B biasanya hanya memiliki 6 elektron pengeliling
• Be biasanya hanya dikelilingi 4 elektron pengeliling
• Unsur periode 3 dan yang lebih tinggi memiliki orbital d, sehingga dapat dikelilingi lebih dari
8 elektron (boleh lebih dari octet)

Karena pengecualiannya sangat banyak, yang mutlak harus


mengikuti oktet dalam bersenyawa hanya atom:
C, N, O, F
DIKTAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL
INSAN GEMILANG INDONESIA

www.insangemilangindonesia.com

Langkah-langkah menggambar struktur Lewis:


Aturan memilih atom pusat:
• Tentukan atom pusat
Umumnya yang paling
• Susun atom di sekitar atom pusat
kurang elektronegatif
• Gambarkan elektron valensi sebagai dot berpasangan
H selalu paling ujung
• Ikat atom pengeliling ke atom pusat secara tunggal C selalu di tengah
– Pasangan elektron ikatan disimbolkan garis; non-
bonding e- are shown as dots
• Lengkapi oktet atom pengeliling
• Distribusikan elektron untuk melengkapi atom pusat agar sesuai aturan dan pengecualian
– Masukkan elektron ekstra
– Buat ikatan rangkap KALAU perlu
– Lengkapi muatan formal

Panjang Ikatan dan Orde Ikatan:


 Panjang ikatan adalah jarak antar inti jika 2 atom berikatan
Berbanding terbalik dengan kekuatan ikatan (energi disosiasi ikatan)
 Orde ikatan adalah jumlah pasangan elektron yang dipakai bersama antara 2 atom
Berbanding lurus dengan kekuatan ikatan (energi disosiasi ikatan)
Contoh: ikatan karbon-karbon
Tabel 3. 2 Perbandingan orde panjang, dan energi ikatan karbon-karbon
Ikatan Orde Panjang ikatan (pm) Energi ikatan (kJ/mol)
C-C 1 154 348
C=C 2 134 615
C≡C 3 120 812

Muatan Formal:
Bukan benar-benar muatan yang dipegang atom tersebut, hanya kecenderungan dibandingkan
keadaan tak berikatannya. Bisa menjadi indikasi kestabilan struktur
 Dihitung per atom. Jumlah muatan formal masing-masing atom = muatan spesi
mf = [∑ e- valensi] –[∑ ikatan + ∑ e- milik sendiri]
 Struktur yang baik, harus memiliki :
– Nilai mutlak muatan formal yang kecil (0 paling baik)
– Sesedikit mungkin atom yang memiliki muatan formal tidak nol
– Unsur yang elektronegatif muatan formalnya 0 atau negatif
– Tidak ada muatan sejenis (+ dan + atau - dan -) bersebelahan

Resonansi: terjadi pada molekul yang dapat memiliki lebih dari 1 struktur Lewis
Jika atom-atom berada dalam konfigurasi geometri yang sama, namun elektron-elektronnya
tersusun berbeda, struktur2 tersebut disebut struktrur resonansi
Contoh:
Struktur resonansi yang homogen: Ion nitrat, NO3-
DIKTAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL
INSAN GEMILANG INDONESIA

www.insangemilangindonesia.com

• Ada 3 cara menulis

• Semua struktur memiliki distribusi muatan formal yang sama baik


• Pengukuran dengan alat menunjukkan semua ikatan panjangnya sama
• Struktur molekul yang nyata adalah gabungan ketiganya
• Orde ikatan = total pasangan elektron ikatan/jumlah ikatan = 4/3
Struktur resonansi yang tidak homogen: dinitrogen monoksida (N2O)

kedua struktur tidak homogen, yang kiri lebih stabil karena muatan formal negatif ada pada atom O
struktur resonansi N2O tidak hanya 2, ada yang lain lagi yg lebih tak stabil. Silakan dicari

C. Geometri Molekul (Senyawa Kovalen)


Teori yang umum digunakan adalah teori VSEPR: Valence Shell Electron Pair Repulsion (tolakan
pasangan elektron kulit valensi)
Isi teori: “Susunan atom-atom yang terhubung pada atom pusat mencapai susunan paling stabil bila
pasangan-pasangan elektronnya (ikatan atau tidak berikatan) terpisah sejauh mungkin”

Sehingga, langkah yang perlu dilakukan untuk menentukan bentuk molekul adalah:
Langkah 1 : Gambar struktur Lewis lengkap
Sudah dibahas pada subbab sebelumnya

Langkah 2 : Tentukan berapa domain elektron atom pusat dan/atau hibridisasinya


Domain adalah area elektron. Ada 2 jenis domain:
• Bonding domains (Domain ikatan) :area elektron di antara 2 inti atom
• Non-bonding domains (domain non ikatan) : area yang ditempati pasangan
elektron bebas
Umumnya, domain non-ikatan membutuhkan tempat yang lebih besar daripada
domain ikatan (karena pasangan elektronnya tidak distabilkan di antara 2 inti
atom)
Pengecualian:

Contoh:

senyawa H2O. Struktur Lewis . Banyak domain elektron atom pusat = 4 (2 B, 2 NB)
DIKTAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL
INSAN GEMILANG INDONESIA

www.insangemilangindonesia.com

O
C
H H
senyawa CH2O. Struktur Lewis . Banyak domain elektron atom pusat = 3 (3 B)

Langkah 3 : Tentukan bentuk molekul dasar

Tabel 3. 3 Bentuk molekul dasar bagi tiap hibridisasi


Banyak Hibridis Nama Struktur dasar 3 D Catatan tambahan
domain asi struktur
elektron dasar
2 sp linear Contoh:
BeCl2

3 sp2 Trigonal Contoh: BF3


Planar
(Segitiga
datar)

4 sp3 Tetrahedral

5 sp3d Trigonal Posisi aksial dan equatorial


bipiramida NON-EKIVALEN
(Bipiramida sudut e = 120⁰
segitiga) sudut a = 90⁰
Jika ada domain PEB,
tempatkan di equator dulu

6 sp3d2 oktahedral Posisi aksial dan equatorial


ekivalen
Jika ada 1 domain PEB,
tempatkan di manapun
sama. Jika ada 2
tempatkan di arah
berlawanan (segaris lurus)

Langkah 4 : Tentukan bentuk molekul nyata


Bentuk dasar hanya berlaku apabila semua domain elektron adalah domain ikatan, dan yang dikat
atom pusat hanya atom atau gugus yang tidak jauh berbeda besarnya.
DIKTAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL
INSAN GEMILANG INDONESIA

www.insangemilangindonesia.com

Elektron sangat kecil dan tidak terlihat. Karena itu, domain yang diisi pasangan elektron bebas,
dianggap kosong saat hendak melihat bentuk molekul nyata

Tabel 3. 4 Geometri VSEPR (bentuk nyata berdasarkan banyaknya pasangan elektron bebas)

Sudut Ikatan:
- Adanya pasangan elektron bebas (PEB) biasanya memperkecil sudut ikatan di bagian lain.
Sebenarnya bukan cuma keberadaan PEB, melainkan semua yang butuh ruangan besar, yaitu:
1. PEB. Butuh ruangan besar karena medan listriknya besar (tidak diapit 2 inti atom seperti pada
elektron ikatan)
2. Atom yang berikatan phi (ikatan rangkap). Butuh ruangan besar karena elektronnya lebih banyak--
> muatan lebih besar --> medan listrik lebih besar
3. Gugus-gugus besar, terlebih yang kaya elektron bebas atau memiliki resonansi
- Keberadaan 1 PEB umumnya hanya mengecilkan sudut 2-3 derajat (kalau tidak ada poin 2
dan 3), pengaruhnya relatif kecil.
Contoh 1: BF3 dan COF2 O
120o
F
120o 126o 126o
Ikatan rangkap (poin 2) membutuhkan ruang lebih besar.
B C
Sehingga sudut dasar 120⁰ (sp2) : F
F F F
membesar di bagian yang dekat ikatan phi (menjadi 126⁰) 108o
120o
mengecil di bagian lain
DIKTAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL
INSAN GEMILANG INDONESIA

www.insangemilangindonesia.com

Contoh 2: CH4 dan NH3 ..


H
 CH4 domainnya ada 4, semuanya ikatan N
C H
Atom yang diikat identik dan kecil H H
H H H
3
Sudut ikatan = sudut dasar sp = 109,5⁰
HNH = 107.3o
 NH3 domainnya ada 4, 1 di antaranya PEB HCH = 109.5o
Sudut ikatan mengecil sedikit menjadi 107,3⁰
Bentuk molekulnya disebut piramida segitiga (PEB-nya tidak terlihat)

Hibridisasi dan orbital hibrida


Jika untuk berikatan suatu atom pusat harus menggunakan lebih dari 1 orbital, akan terjadi
penggabungan orbital menghasilkan orbital yang bentuknya baru (beda dari bentuk orbital s,p,d
yang kita ketahui)
• Orbital bentuk baru ini disebut orbital hibrida
• Jumlah orbital hibrida = banyak domain ikatan + banyak domain non ikatan
• Orbital yang tidak terhibridisasi berkontribusi dalam pembentukan ikatan rangkap

baca: s + pz + py  3 orbital hibrida sp2 . Orbital px tak


terhibridisasi

baca: s + px + py + pz  4 orbital hibrida sp3

Contoh: molekul HCHO di samping  C harus memiliki 3 domain elektron


O
- Padahal konfigurasi elektron C: [He] 2s2 2p2 2s↑↓ 2p ↑ _ ↑ ___
- Hanya ada 2 elektron tak berpasangan untuk berikatan! C
H H
- Setarakan tingkat energi orbital 2s dan 2p dengan membuat orbital hibrida
- Yang dibutuhkan 3 domain = 3 orbital hibrida  3 orbital sp2
(2s↑ 2p ↑ _ ↑ ) _ ↑

Ikatan Sigma dan Ikatan Pi:


Ikatan kovalen yang dibentuk dari overlap orbital hibrida disebut ikatan sigma
Ikatan kovalen yang dibentuk dari overlap orbital yang tak-terhibridisasi disebut ikatan phi
(overlapnya umumnya tidak sesempurna ikatan sigma. Perkecualian dapat dijelaskan oleh teori
orbital molekul)
DIKTAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL
INSAN GEMILANG INDONESIA

www.insangemilangindonesia.com

Gambar 3. 4 Ikatan pada molekul etena (H2C=CH2). Atas: overlap orbital sp2-sp2 membentuk ikatan sigma C-C. Bawah:
orbital p yang tak terhibridisasi pada atom C membentuk ikatan phi

D. Gaya Antar Molekul


Adalah interaksi tarik menarik yang menyebabkan partikel-partikel penyusun senyawa (disebut
molekul pada senyawa kovalen) saling berkumpul.
Perubahan fasa dari padat  cair  gas mengharuskan partikel makin menjauh. Artinya harus
melawan gaya antar molekul

Kepolaran:
Molekul non-polar simetris, sehingga momen dipolnya saling meniadakan (NOL)
Molekul polar asimetris (ada momen dipol)
- Arah momen dipol digambarkan dengan simbol , arah
tanda panah ke bagian yang lebih padat elektron (jika
ikatan ke atom yang lebih elektronegatif)
- Perlakukan momen dipol sebagai vektor, meniadakan
atau tidak harus dilihat dari bentuk moldekul nyata
- Gambar di samping menunjukkan bahwa H2O dan NH3
adalah molekul polar Gambar 3. 5 Penentuan vektor momen dipol

Gaya Antar Molekul dalam Senyawa Kovalen:


Disebut sebagai gaya-gaya Van der Waals (Van der Waals’ Forces)
Terdiri atas 3 jenis gaya (1 molekul memiliki sedikitnya 1 di antaranya):
1. Gaya London atau Gaya dipol-dipol terimbas/terinduksi/sesaat
Dimiliki semua atom dan molekul. Kekuatannya berbanding lurus dengan:
- Jumlah elektron  contoh: gaya pada C5H12 lebih kuat daripada C3H8
- Luas permukaan kontak molekul  contoh: gaya pada n-pentana lebih kuat dari neopentana
2. Gaya Dipol-dipol (Permanen)
Hanya dimiliki semua molekul polar
3. Ikatan Hidrogen
Adalah gaya dipol-dipol yang khusus
Hanya dimiliki molekul yang punya atom H terikat ke atom F/O/N
DIKTAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL
INSAN GEMILANG INDONESIA

www.insangemilangindonesia.com

Untuk molekul dengan Mr yang tidak jauh berbeda, kekuatan gaya-gaya tersebut adalah 3>2>1
Yang sering disebut adalah gaya antar molekul yang paling dominan
Contoh: H2O juga mempunyai gaya London, tapi yang dominan adalah ikatan hidrogen

Gaya Antar Molekul dalam Senyawa Ionik dan Logam


Tidak ada gaya antar molekul karena tak ada satu molekul terpisah yang berdiri sendiri, keseluruhan
senyawanya berupa kisi. Untuk membuat molekul berubah fasa harus mengatasi ikatan kimianya
(ikatan ion dan ikatan logam)

Gaya Antar Molekul dalam Campuran: Ion dan Molekul Polar


Ion dapat larut (bercampur homogen) dengan beberapa pelarut yang sangat polar karena pelarut
sangat polar mampu mensolvasi ion.
- Solvasi adalah proses di mana ion-ion dikelilingi oleh molekul pelarut. Ion positif dikelilingi
ujung dipol negatif sementara ion negatif dikelilingi ujung dipol positif.
- Interaksi ini disebut interaksi ion-dipol
- Yang lebih baik adalah pelarut yang memiliki ikatan hidrogen
Contoh paling sederhana dan meluas penggunaannya adalah air. Air dapat melarutkan banyak
garam (garam = senyawa ionik)

Pengaruh Gaya Antar Molekul ke Sifat Fisis Zat:


Kekuatan gaya antar molekul
- Berbanding lurus dengan: Titik leleh, titik didih, densitas, tegangan permukaan, viskositas
- Berbanding terbalik dengan: Tekanan uap, laju evaporasi
Pengaruh jenis gaya antar molekul
“Like dissolves like” = yang sejenis melarutkan yang sejenis
Contoh:gula akan mudah larut dalam air karena dapat saling berikatan hidrogen
I2 sulit larut di air, tapi larut di eter karena sama-sama non-polar

E. Geometri Senyawa Kompleks


Senyawa kompleks berikatan dengan ikatan koordinasi.
bilangan koordinasi (BK): banyaknya ikatan koordinasi yang dimiliki ion logam pusat
Bilangan koordinasi yang umum adalah bilangan genap 2, 4, dan 6 (bukan berarti yang lain tidak
mungkin)
Isomer: struktur-struktur dengan rumus molekul yang sama, tetapi penataan atom yang berbeda
- Isomer koordinasi: memiliki struktur yang berbeda karena ada atom atau anion yang pada 1
struktur menjadi ligan, sementara pada struktur yang lain menjadi anion bebas atau hidrat
(pada air)
Contoh: [Cr(H2O)6]Cl3 ungu. 6 H2O sebagai ligan. 3 Cl- sebagai anion bebas
CrCl(H2O)5Cl2·H2O biru-hijau. 2 Cl- sebagai anion bebas. H2O sebagai hidrat
[CrCl2(H2O)4]Cl·2H2O hijau. 1 Cl- sebagao anion bebas. 2 H2O sebagai hidrat
DIKTAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL
INSAN GEMILANG INDONESIA

www.insangemilangindonesia.com

- Isomer ruang/ stereoisomer: Ligan-ligan memiliki penataan ruang yang berbeda di sekeliling
atom pusat.
Tabel 3. 5 Geometri senyawa kompleks untuk bilangan koordinasi 2 dan 4

Tabel 3. 6 Geometri dan isomeri senyawa kompleks untuk bilangan koordinasi 6

F. Teori Medan Kristal pada Senyawa Kompleks


Teori ini memodelkan tingkat-tingkat energi orbital pada logam setelah adanya ikatan dengan ligan.
Karena orbital yang paling berperan adalah orbital d, yang ditinjau hanya orbital d saja.
DIKTAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL
INSAN GEMILANG INDONESIA

www.insangemilangindonesia.com

Beda teori medan kristal dan teori medan ligan:


Teori medan kristal, sesuai namanya “kristal” mengasumsikan interaksi logam dan ligan adalah ionik
(logam muatan positif, ligan pembawa muatan negatif dari PEB). Walaupun tidak benar bahwa
interaksinya ionik, PENYEDERHANAAN ini efektif. Teori yang menggunakan pendekatan ikatan
kovalen (overlap orbital) adalah Teori Medan Ligan. Teori ini lebih rumit karena harus merumuskan
penjumlahan orbital berdasarkan teori orbital molekul. Kita akan membatasi bahasan ke teori
medan kristal karena silabus OSN juga hanya sampai teori medan kristal.

Perubahan tingkat energi orbital d dengan penambahan ligan:


Orbital d dikatakan degenerate (tingkat energinya sama) saat terisolasi
• Ketika ligan masuk, ligan (muatan negatif) berinteraksi dengan medan listrik orbital d
• Orbital d yang berbeda dapat mengalami perbedaan interaksi karena posisi elektron
berbeda pada tiap orbital d
• Orbital d yang elektronnya bertemu langsung dengan elektron ligan akan lebih tidak stabil
(tingkat energi tinggi)
Tingkat energi pada geometri oktahedral
- Ligan masuk sepanjang sumbu x, y, dan z, maka orbital 𝑑𝑥 2 −𝑦2 dan 𝑑𝑧 2 akan lebih tinggi
energinya.
- Perbedaan tingkat energi orbital d disebut ”crystal field splitting energy” atau energi
pembelahan medan kristal, disimbolkan Δ

Gambar 3. 6 Tingkat energi orbital d pada kompleks oktahedral

Tingkat energi pada geometri tetrahedral


- Ligan masuk di antara sumbu x, y, dan z,
maka orbital 𝑑𝑥 2 −𝑦2 dan 𝑑𝑧2 akan lebih rendah
energinya. Orbital d lain yang cupingnya berada di
antara sumbu akan tinggi energinya.
- Energi pembelahan medan kristal,
disimbolkan Δ, lebih rendah dari oktahedral untuk
Gambar 3. 7 Tingkat energi orbital d pada kompleks
ligan dan logam yang sama.
tetrahedral - Secara empiris Δt = 4/9 Δoct

Besarnya Δ berbanding lurus dengan:


1. kekuatan ligan yang terangkum dalam deret spektrokimia. Untuk ligan-ligan umum diberikan
sebagai berikut:
DIKTAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL
INSAN GEMILANG INDONESIA

www.insangemilangindonesia.com

2. Bilangan oksidasi logam: Untuk logam dan ligan yang sama, Δ lebih besar jika biloks
logamnya lebih tinggi. Contoh: Fe(CN)63- > Fe(CN)64-
3. Periode logam dalam tabel periodik:
untuk ligan dan biloks yang sama, jika logam 1 golongan, besarnya Δ naik dengan periode.

Kegunaan Δ:
1. Menjelaskan fenomena warna senyawa kompleks
Transisi elektron dapat terjadi antara kedua tingkat energi jika ion logamnya memiliki orbital d yang
belum penuh. Elektron mengasorbsi sebagian sinar tampak untuk tereksitasi ke orbital d yang lebih
tinggi. Warna kompleks yang terlihat adalah warna komplemen dari yang diserap.
# Perlu diingat transisi elektron yang mungkin terjadi tidak hanya antar orbital d, belum akan dibahas
di sini. Karena itu penentuan warna sering tidak dapat straight-forward

2. Menjelaskan sifat magnet senyawa kompleks


Sifat paramagnetik (terpengaruh medan magnet) timbul jika ada elektron yang tidak berpasangan.
Besarnya diperkirakan dengan persamaan berikut:
𝜇 (𝑠𝑝𝑖𝑛 𝑜𝑛𝑙𝑦) = √𝑁(𝑁 + 2)
Di mana 𝜇 (𝑠𝑝𝑖𝑛 𝑜𝑛𝑙𝑦) = momen magnet dari spin elektron (satuan Bohr Magneton)
N = banyak elektron tak berpasangan
# Lawan dari paramagnetik adalah diamagnet, yaitu jika seluruh elektronnya berpasangan
# Tentu saja ada sifat magnet lain yang menyimpang/perkecualian dari teori ini.
Ferro/ferri/antiferro-magnetik tidak menjadi silabus OSN sementara ini

Pilihan elektron berpasangan atau tidak bergantunga pada nilai Δ (splitting energy) dan P (energi
untuk memaksa elektron berpasangan)
- High spin: elektron ada di tingkat energi tinggi dalam keadaan tak berpasangan
Terjadi jika P > Δ. Biasanya pada ligan lemah karena Δ kecil
- Low spin: elektron berpasangan di tingkat energi rendah
Terjadi jika P < Δ. Biasanya pada ligan kuat karena Δ besar
# Istilah low spin atau high spin biasanya hanya terjadi pada kompleks oktahedral karena pada
tetrahedral, splittingnya kecil dan elektron dengan mudah ke tingkat energi yang lebih tinggi (high
spin)

3. Menghitung Energi Penstabil (CFSE=Crystal Field Stabilization Energy)


Cara penghitungan CFSE
DIKTAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL
INSAN GEMILANG INDONESIA

www.insangemilangindonesia.com

Kompleks di kiri spinnya tinggi (high spin) karena ligan lemah (H2O)
menghasilkan Δ kecil.
Kompleks ini paramagnetik.
CFSE = 4 x (-0,4 Δ) + P + 2 x (+0,6 Δ) = -0,4 Δ + P

Kompleks di kanan spinnya rendah (low spin) karena ligan kuat (CN-)
menghasilkan Δ besar
Kompleks ini diamagnetik
CFSE = 6 x (-0,4 Δ) + 3 P = -2,4 Δ + 3 P
Nilai eksak dari CFSE hanya diketahui jika Δ dan P nya diberikan.
Makin negatif nilai CFSE artinya kompleks makin stabil

Tingkat energi pada geometri segi4 planar:


- Geometri segi 4 planar bisa dibayangkan sebagai
geometri oktahedral yang dihilangkan 2 ligannya yang
berada di sumbu z.
- Karena tidak ada ligan di sumbu z, maka tingkat
energi orbital 𝑑𝑧2 turun drastis sementara tingkat energi
orbital yang berdekatan dengan sumbu z seperti 𝑑𝑥𝑧 dan
𝑑𝑦𝑧 turun sedikit.
- Sebaliknya, orbital yang tidak mengandung
komponen arah z makin tak stabil karena menanggung
muatan negatif ligan sendirian. Tingkat energinya naik.
- Menghasilkan diagram energi seperti di samping
Gambar 3. 8 Tingkat energi orbital d pada
kompleks segi4 planar

Anda mungkin juga menyukai